1
BUDIDAYA PADI DI LAHAN KERING
Varitas gogo yang dianjurkan untuk diusahakan
secara gogo/ladang : seratus malam, dayang
rindu, genjah lampung, synta, dewi ratih,
sigadis, dara, pulut nangka, genjah
lampung, Impago
2
BUDIDAYA PADI DI LAHAN KERING
Varitas gogo yang dianjurkan untuk diusahakan Impago
3
BUDIDAYA PADI DI LAHAN KERING
A. Pengolahan tanah, sebaiknya dilakukan pada
musim kering
Tanah dibajak/dicangkul 2 kali
Pupuk organik ± 20 ton/ha diberikan pada
olah tanah kedua
Tanah digaru (tanah gembur) dan dibuat
bedengan lebar 5 m
Tanah dibiarkan sampai menunggu
ditanam
4
BUDIDAYA PADI DI LAHAN KERING
B. Pemilihan benih
Benih berkualitas dan direndam satu malam
Benih yang ditanam adalah benih yang
tenggelam
C. Penanaman
Dilakukan setelah 2 - 3 hari turun hujan
Bersamaan dengan musim hujan, benih dapat
terbawa air dan berakibat kurang baik untuk
tanaman muda
5
BUDIDAYA PADI DI LAHAN KERING
D. Cara penanaman
1. Disebar langsung
2. Membuat alur dengan, jarak antar alur 60 cm
sedalam 3 cm
3. Ditugal, jarak tanam 15 cm x 20 cm sampai 15 cm x
40 cm
yang umum (20 x 20) cm
kedalam tugal 3-5 cm,
ditanam 5 – 7 butir benih/lobang tugal.
Tumpangsari dengan jagung,
jarak tanam jagung 150 x 60 cm
6
BUDIDAYA PADI DI LAHAN KERING
E. Pemupukan
Pupuk organik
Pupuk hijau (LCC) ditanam 4 – 6 bulan
sebelum penanaman (padi)
ditanam berbaris, jarak antar barisan 90 –
120 cm
diselanya dapat ditanam tanaman lain
pada permulaan musim hujan pupuk hijau
ditebang (dipanen) dan dibenam waktu
pengolahan tanah
7
BUDIDAYA PADI DI LAHAN KERING
E. Pemupukan
Pupuk anorganik
60 - 90 kg N/ha
30 kg P2O5/ha
Waktu tanam
30 kg K2O/ha
Pupuk N diberikan 2 kali
50% umur 3 – 4 mst
50% umur 6 – 7 mst
Cara pemberian semua pupuk dengan cara
membuat larikan sepanjang barisan tanaman.
8
BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
Bercocok tanam padi di sawah pada musim hujan dengan
menggunakan cara gabungan antara sistim gogo dan padi
sawah
Dilakukan pada sawah tadah hujan
Awal tanam – umur 40/60 hst, (sistem gogo) dan
dilanjutkan dengan sistem sawah (air cukup) atau tetap
gogo (air tidak cukup)
Keuntungan :
o mengolah tanah dapat diangsur
o kebutuhan air lebih sedikit
o tidak memerlukan pesemaian
o tidak banyak tegantung pada curah hujan
o dapat dipanen lebih awal
9
BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
Persiapan lahan (olah tanah, pemberian pupuk organik, dan
parit drainase)
Penanaman dengan sistem tugal (5-7 benih/lobang tanam),
jarak tanam (25 x 25) cm atau (40 x 15) cm
Pemeliharaan
a. Menyulam, pada umur 5 hari setelah tanam
b. Menyiang, fase gogo pada umur 15 dan 30 hst dan pada
fase sawah 1 dan 3 minggu setelah penggenangan
c. Pemupukan (N diberikan 3x yaitu :
20% U_21 hst ;
50% U_1 minggu setelah penggenangan ;
30% (sisanya) U_50 hari setelah pupuk II
P dan K diberikan awal tanam.
10
POLA TANAM
1. Monokultur; menanam hanya satu jenis tanaman
pada lahan produksi
2. Multiple cropping; penanaman beberapa jenis
tanaman pada lahan produksi untuk
mendapatkan hasil pemanenan lebih dari satu kali
dari satu jenis atau beberapa jenis tanaman dalam
setahun.
11
POLA TANAM
Keuntungan monokultur;
1. lebih mudah dan sederhana pengelolaannya,
2. berpeluang memberi keuntungan maksimal
(tanaman bernilai ekonomis dan tepat budidaya).
Kerugian monokultur;
3. kemungkinan gagal panen secara total
4. menciptakan kondisi yang menunjang hama dan
penyakit melengkapi siklus hidupnya
5. harga produk tanaman rendah pada waktu panen
6. tidak memenuhi kebutuhan gizi keluarga
(keanekaragaman gizi)
12
POLA TANAM
Multiple cropping; Frekuensi panen
dapat ditingkatkan
Mengurangi resiko
gagal panen
Pola Tanam
Memperbaiki
Campuran kesuburan tanah
(Tumpang Gilir)
Pengolahan tanah
minimum
Mengurangi erosi
13
POLA TANAM
Multiple cropping_sambungan;
Bentuk/macam pola tanam campuran;
1. Tumpang sari; menanam 2 jenis tanaman atau lebih,
ditanam serentak dengan membentuk
barisan lurus. Tanaman yang ditanam
berumur pendek (annual crops)
a. Tumpangsari seumur (inter cropping)
Padi gogo dengan jagung
b. Tumpangsari beda umur (inter planting)
Padi gogo dengan ubi kayu
Biasa dilakukan dengan: (jagung, kacang-kacangan,
dan palawija lainnya)
14
POLA TANAM
17
POLA TANAM
Budidaya lorong (alley cropping); dapat mengurangi aliran
permukaan (erosi permukaan lahan) dan
hasil tanaman tidak terlalu terpengaruh
Penerapan budidaya lorong dan pengaruhnya terhadap laju
erosi dan hasil tanaman jagung
Teknik budidaya Erosi Hasil jagung
(ton/ha/thn) (ton/ha)
Olah tanah biasa 14,9 4,2
Leucaena, jarak 4 m 0,2 3,9
Leucaena, jarak 2 m 0,1 4,0
Gliciridia, jarak 4 m 1,7 4,0
Gliciridia, jarak 2 m 3,3 3,8
C B D
A F E
Tumpang sari, ditanam bersamaan
A B C
Rotasi (tanam beruntun)
A C
B A
Relay planting 19
POLA TANAM
Campuran (tumpang gilir), dapat meningkatkan intensitas tanam
Intensitas tanam; ukuran total waktu aktual dalam
setahun untuk memanfaatkan lahan
budidaya per satuan luas lahan
Kasus, jika lahan 1 ha seluruhnya ditanami dengan 1 jenis
tanaman (umur sampai panen 4 bulan) dan
selanjutnya lahan dibiarkan kosong
Intensitas tanam = 4/12 x 100% = 33,3% (ditanam semua)
Jika lahan ditanam hanya 0,75 ha ........ IP = 4/12 x 75% = ....%
Jika ditanam terus dengan beberapa tanaman
(1 tahun terisi 75%) ........................IP = 12/12 x 75% = 75%
Jika seluruh lahan (1 ha) terisi sepanjang
tahun, ...................IP = 12/12 x 100% = 100%
20
POLA TANAM
21
POLA TANAM
Tumpangsari dengan tanaman tua (hutan dan perkebunan)
22
POLA TANAM
24
POLA TANAM
Tumpangsari dengan tanaman tua (hutan dan perkebunan)
Melalui sistim tumpangsari dengan tanaman hutan :
Masyarakat sekitar hutan dapat menarik manfaat
meningkatkan produksi dan penghasilannya.
Pada pihak kehutanan juga terbantu dalam persiapan
lahan untuk penanaman ulang dan mengurangi
pengembalaan ternak liar serta kebakaran hutan.
Berdasarkan batas naungan tanaman pokok 50%
a. untuk peremajaan tanaman karet sistim tumpangsari
dapat dilakukan sampai tahun ketiga dan
b. untuk kelapa sawit dapat dilakukan sampai tahun
keempat.
25