Anda di halaman 1dari 75

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

Materi : Pertemuan ke 3
Tanggal :31/03/2022
Silabus :
Arti penting mempelajari Teknologi Budidaya
Penanaman Tanaman Pangan ,Pengertian
Pangan,Tanaman Pangan dan Komoditas
Pangan,Faktor-faktor yg mempengaruhi pertumbuhan
tanaman,secara umum ,dan mempelajari budidaya
tanaman pangan kelompok serealia (padi dan
jagung),kelompok kacang (kacang tanah dan kacang
hijau), kelompok ubi (Ubi jalar, ubi kayu dan talas).
PENGERTIAN PANGAN,KOMODITAS PANGAN DAN
TANAMAN PANGAN

Pangan : Segala sesuatu yang bersumber dari


sumber hayati dan air
Komoditas pangan : harus mengandung zat gizi yg
terdiri atas
karbohidrat,protein,lemak,vitamin,mineral yang
bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia
Tanaman pangan Dalam arti sempit tan semusim) :
kelompok tanaman yang mengandung karbohidrat
dan protein
KOMODITAS PANGAN
Penyebaran Tanaman dan Peluang Pasar

Penyebaran : merata meskipun sentra beberapa jenis


tanaman pangan terdapat di daerah tertentu
Peluang pasar : kebutuhan pangan akan selalu ada,
ketersediaan harus terjaga ,pada beberapa jenis
tanaman pangan import
Seperti: kedelai,beras, jagung, ubikayu,ubi jalar
,talas,kacang hijau ,kacang tanah dls
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAN
 FAKTOR GENETIK
 FAKTOR IKLIM
 CH,SUHU,KELEMBABAN,Cahaya matahari,KUALITAS
ADMOSFER
 FAKTOR TANAH
 KESUBURAN TANAH DAN PENGAMBILAN UNSUR HARA
 FAKTOR BIOTIK
 TUMBUHAN DAN ORGANISME
 FAKTOR FISIOGRAFI
 GEOLOGI DAN TOPOGRAFI
 FAKTOR TEKNOLOGI
SIFAT-SIFAT UMUM KELOMPOK
TANAMAN SEREALIA
PADI :Famili Graminae, Genus Oryza
Berakar serabut,monokotil,batang silindris
berlubang,pada buku tumbuh tunas ,anakan tumbuh
pada pangkal batang,bunga tersusun pada malai
tidak bermahkota dan kelopak
Menurut sifat morfologi ada dua yaitu cere dan bulu
Menurut keadaan berasnya:ketan dan padi biasa
Menurut cara budidayanya: padi sawah,padi
gogo,gogorancah,pasang surut
Menurut umurnya :genjah,tengahan dan padi dalam
Jagung
Morfologi Tanaman Padi
Varietas Unggul Baru Padi

Inbrida padi rawa (INPARA) merupakan varietas


yang tahan rendaman/genangan
Inbrida padi sawah irigasi (INPARI) rata- potensi
hasi 9 ton/ha
Inbrida padi gogo (INPAGO) cocok di lahan podsolid
merah kuning dengan tingkat keracunan Al sedang di
ketinggian kurang dari 700 m dpl rata-2 . 5-7 ton/ha
Silugonggo dan Situbagendit selain genjah juga
bisa ditanam di sawah dan padi gogo mudah
beradaptasi dengan cuaca ekstrim
System of rice intensification

Prinsip-prinsip budidaya padi organik metode SRI 


Tanaman bibit muda berusia kurang lebih 14 hari setelah semai (hss)
ketika bibit masih berdaun 2-4 helai
Bibit ditanam satu pohon perlubang dengan jarak 30 x 30, 35 x 35 atau
lebih jarang
Pindah tanam harus sesegera mungkin (kurang dari 30 menit) dan harus
hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal
Pemberian air maksimal 2 cm (macak-macak) dan periode tertentu
dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang/terputus)
Penyiangan sejak awal sekitar 10 hari dan diulang 2-3 kali dengan interval
10 hari
Sedapat mungkin menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk
hijau) 
 menurut Bp Dr. Ir Widodo prinsip dari metode SRI ini adalah 
Akhir dari Pertanian adalah Awal dari Peternakan,,dan
Akhir dari Peternakan adalah Awal dari Pertanian"
Keunggulan metode SRI 
Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai
panen memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5
mm dan ada periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi terputus)
Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya
pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam
kurang dll.
Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan
lebih awal
Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan
dengan mempergunakan pupuk  organik (kompos, kandang dan Mikro-
oragisme Lokal), begitu juga penggunaanpestisida.
Fase pertumbuhan tanaman padi
Anakan tanaman padi
TANAM PADI JAJAR LEGOWO
3. Disemaikan di Media Tanah Gembur dan Lembab
Tidak Tergenang
 Persemaian dengan nampan yang dilapisi daun pisang.

 Isi dengan tanah yang sudah dicampur dengan


pupuk organik ( Tanah : Bahan Organik = 1 : 1 )
 Taburkan benih ( 5 sendok makan )
 Tutup dengan tanah Tanah+
Bahan Organik/ abu dapur.
Model Persemaian Di Nampan/ Baki

BENIH DITABURKAN TUTUP DENGAN TANAH UMUR 3 HARI DARI KECAMBAH

UMUR 5 HARI DARI KECAMBAH UMUR 6 HARI DARI KECAMBAH UMUR 7 HARI DARI KECAMBAH
Penyiangan dilakukan 4 Kali

PENYIANGAN SELAIN DIMAKSUDKAN MEMBAKLIKAN RUMPUT JUGA


MEMBERIKAN KONDISI AERASI DI ZONA PERAKARAN LEBIH BAIK, SEHINGGA
ALIRAN ENERGI DAN DAUR MATERI BERJALAN MANTAP
SRI
(System of Rice Intensification)

CARA CARA BIASA CARA


Pengendalian Tikus

Pengendalian Hama Tikus terpadu dengan :


Tanam dan panen serentak
Sanitasi Habitat
Gropyokan masal
TBS dan LTBS
Fumigasi
Pemanfaatan dengan musuh alami
Teknologi setempat obor malam,bunyi-an
rodentisida
Budidaya tanaman jagung

Tahapan teknik budidaya nya


1.Varietas
2.Pengolahan tanah
3. Jarak Tanam
4. Pemupukan
5. Pengairan
6.Pengendalian hama
7.Panen
Varietas

Varietas jagung terbagi menjadi dua yaitu


Bersari bebas dan Hibrida
Bersari bebas diperoleh dengan seleksi massa
Hibrida diperoleh dengan menyilangkan dua atau lebih
tetua yg memiliki sifat unggul
VARIETAS UNGGUL yaitu: jagung hibrida dan jagung
bersari bebas . a.l.: Abimanyu, Arjuna, Bromo, Bastar
Kuning, Bima, Genjah Kertas, Harapan, Harapan Baru,
Hibrida C 1 (Hibrida Cargil 1), Hibrida IPB 4, Kalingga,
Kania Putih, Malin, Metro, Nakula, Pandu, Parikesit,
Permadi, Sadewa, Wiyasa, Bogor Composite-2.
JENIS JAGUNG

JENIS JAGUNG MENURUT UMUR: Pendek 75-90


hari : Genjah Warangan, Genjah Kertas, Abimanyu
dan Arjuna. Sedang 90-120 hari : Hibrida C 1,
Hibrida CP 1 dan CPI 2, Hibrida IPB 4, Hibrida
Pioneer 2, Malin,Metro dan Pandu . P anjang: > 120
hari : Kania Putih, Bastar, Kuning, Bima dan
Harapan
MENURUT BENTUK BIJI : Dent ; Flint Sweet ;
Pop ; Flour ; Pod ; & Waxy
PENGOLAHAN TANAH

 Pengolahan tanah d ilakukan dengan membalik tanah dan di


gemburkan untuk memperbaiki aerasi . Dicangkul sedalam 15-20
cm , lalu diratakan. Tanah yang keras dicangkul/dibajak lalu
dihaluskan dan diratakan. Pengolahan lahan diawali dengan
membersihkan lahan dari sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila
perlu sisa tanaman dibakar, abunya dikembalikan ke dalam
tanah, kemudian pencangkulan dan pengolahan tanah dengan
bajak. Setiap 3 meter dibuat saluran drainase sepanjang barisan
tanaman. Lebar saluran 25-30 cm dengan kedalaman 20 cm .
Bila pH kurang dari 5 , tanah harus dikapur . 1-3 ton tiap 2-3
tahun . Kapur disebar merata atau pada barisan tanaman, sekitar
1 bln sebelum tanam. Dapat pula digunakan dosis 300 kg/ha per
musim tanam dengan cara disebar pada barisan tanaman.
DOSIS PEMUPUKAN

Dosis pupuk yang dibutuhkan sangat bergantung pada


kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran dosis
rata-rata adalah : Urea=200-300 kg/ha, TSP=75-100 kg/ha
dan KCl=50-100 kg/ha . Adapun cara dan dosis pemupukan
untuk setiap hektar: Pemupukan dasar: 1/3 bagian pupuk Urea
dan 1 bagian pupuk TSP diberikan saat tanam, 7 cm di parit
kiri dan kanan lubang tanam sedalam 5 cm lalu ditutup tanah;
Susulan I: 1/3 bagian pupuk Urea ditambah 1/3 bagian pupuk
KCl diberikan setelah tanaman berumur 30 hari , 15 cm di
parit kiri dan kanan lubang tanam sedalam 10 cm lalu di tutup
tanah; Susulan II: 1/3 bagian pupuk Urea diberikan saat
tanaman berumur 45 hari .
PENANAMAN DAN JARAK TANAM

WAKTU PENANAMAN Di lahan sawah irigasi , jagung


biasanya ditanam pada musim kemarau . Di sawah tadah
hujan , ditanam pada akhir musim hujan . Di lahan kering
ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan .
PEMBUATAN LUBANG TANAM Lubang tanam dengan alat
tugal . Kedalaman lubang 3-5 cm , dan tiap lubang hanya
diisi 1 butir benih. Jarak tanam u/ waktu panen > 100 hari
sejak penanaman, jarak tanamnya 40x100 cm (2 tanaman
/lubang). Panen 80-100 hari , jarak tanamnya 25x75 cm (1
tanaman/lubang). Jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang
ditanam satu tanaman . Dapat juga digunakan jarak tanam
75 x 50 cm , setiap lubang ditanam dua tanaman
PANEN

 Hasil panen jagung dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu,


masak lunak, masak tua dan masak kering/masak mati. Ciri dan Umur
Panen Ciri jagung yang siap dipanen adalah: a) Umur panen adalah 86-
96 hari setelah tanam. b) Tongkol atau kelobot mulai mengering yang
ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga. c) Biji
kering, keras, dan mengkilat , apabila ditekan tidak membekas. Jagung
untuk sayur (jagung muda) dipanen saat diameter tongkol baru
mencapai 1-2 cm . Jagung untuk direbus dan dibakar, dipanen ketika
matang susu. Tanda-tandanya kelobot masih hijau , dan bila biji dipijit
tidak terlalu keras serta akan keluar cairan putih . Jagung untuk
makanan pokok (beras jagung), pakan ternak, benih, tepung dan
berbagai keperluan lainnya dipanen jika sudah matang fisiologis .
Tanda-tandanya: sebagian besar daun dan kelobot telah menguning.
Kacang tanah
Fase Vegetatif Kacang Tanah
Fase vegetatif pada tanaman kacangtanah dimulai
sejak perkecambahanhingga awal pembungaan yang
berkisar antara 26 hingga 31 hari setelah tanamdan
selebihnya adalah fase reproduktif.Fase vegetatif
tersebut dibagi menjadi 3stadia
yaitua.perkecambahan,b.pembukaan kotiledonc.
perkembangan daun bertangkai empat(tetrafoliate).
Fase Reproduktif
 Penandaan fase reproduktif didasarkanatas adanya
bunga, buah dan biji.Trustinah (1986) membagi fase
reproduktif kacang tanah menjadi 9 stadia yaitu:
mulaiberbunga (R1), pembentukan gynophore(R2),
pembentukan polong (R3), polongpenuh/maksimal
(R4), pembentukan biji(R5), biji penuh (R6), biji
mulai masak (R7),masak panen (R8) dan polong
lewatmasak (R9).
Identifikasi kendala hasil

Masing-2 daerah berbeda


Di lahan subur pengendalian penyakit daun lebih
intensif
Di tanah vertisol atau regosol faktor kekurangan
hara kalium sering menurunkan hasil
Drainase jelek, tanah padat
Tanaman mengalami kekeringan pada akhir musim
kemarau
Pola tanam

Pada tanah sawah kc ditanam pada musim kemarau


I(Maret/April-Juni Juli),KemarauII(Juni/Juli-
Sept/Oktober),musim hjan (Nov/Des-Feb/Maret)
sepanjang tahun
Pergiliran tanaman sangat dianjurkan karena dapat
meningkatkan efisiensi pemupukan,mengurangi
kehilangan hasil krn hama penyakit dan dapat
mengurangi pertumbuhan gulma
Pola pergiliran : Tnh sawah, Padi-padi- kcng tnh
Padi-kcn tnh-kcng hijau ,Tnh tegal :Ubi kayu-jagng-kcng
tnh,Jagng-kcng tnh-kcng hijau ,kedelai-kcng tanah
Pembintilan dan Penambatan N pada tanaman Kcng Tanah

Salah satu usaha meningkatan penambatan nitrogen


secara hayati adalah dengan inokulasi rhizobium
Manfaat inokulasi : menyediakan N,meningkatkan
hasil terutama tanaman yg kandungan N nya
rendah,memperbaiki kualitas protein
Hal-hal yg perlu diperhatikan : kondisi
tanah,Kualitas Inokulasi, metode inokulasi
Faktor yg mempengaruhi pembintilan dan
penambatan N2 adalah Rhizobiumnya,Tanaman
legum dan lingkungannya
UBI Jalar

Tanaman ubi jalar dapat diperbanyak secara generatif dengan biji dan
secara vegetatif berupa stek batang atau stek pucuk. Perbanyakan tanaman
secara generatif hanya dilakukan pada skala penelitian untuk menghasilkan
varietas baru.
Persyaratan Bibit
Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.
Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-
tunas ubi yang secara khusus disemai atau melalui proses penunasan.
Perbanyakan tanaman dengan stek batang atau stek pucuk secara terus-
menerus cenderung menurunkan hasil pada generasi-generasi berikutnya.
Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus diperbaharui
dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.
BIBIT

Penyiapan Bibit
Pilih tanaman ubi jalar yang sudah berumur 2 bulan atau
lebih, pertumbuhannya sehat dan normal tidak terlalu
subur.
Stek dipotong sepanjang 25-30 cm atau 3-4 ruas, diambil
dari ujung batang atau cabang dan maksimal 3 stek
untuk setiap cabang atau batang bagian tanaman bibit,
pemotongan menggunakan pisau yang tajam, dan
dilakukan pada pagi
Setelah dipotong, bibit direndam dalam larutan fungisida
dengan konsentrasi 2 g/L larutan selama 5 menit
Penyetekan
KACANG HIJAU
MORFOLOGI DAN SYARAT TUMBUH

Famili leguminosae
Batang kecil berbulu warna hijau kecoklatan
Tinggi 30-110 cm
Akar bercabang banyak dan membentuk bintil
Bunga sempurna, berbentuk kupu-2
Syarat Tumbuh
Dataran rendah s.d 500 m dpl
CH,50-200 mm/bulan,suhu 25-27 oC
Tanah liat berlempung,pH 5,8-6,5
VARIETAS DAN PENGOLAHAN TANAH

Varietas
Benih : gunakan varietas unggul : murai, perkutut,
kenari, sriti, fore belu
Pengelolaan tanah
a. pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak
dilakukan oleh tanah (TOT)
b. pada tanah bertekstur ringan tidak perlu
dilakukan pengolahan tanah
Kebutuhan benih dan Penanaman

B= L/d1.d2 x S/1000 x n


Kebutuhan benih dipengaruhi oleh berat 1000
biji,banyak benih perlubang dan daya
tumbuh,musim tanam dan varietas dan cara tanam
Perhektar berkisar 15-60 kg/ha
Penanaman; di tegalan ditanam awal sampai akhir
musim penghujan, di tanah sawah pada musim
kemarau
Sebelum ditanam diinokulasi dulu benihnya
PEMUPUKAN

Pemupukan
a. Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu
dilakukan pemupukan.25kg urea,32kgTSP,25kg KCl
b. Pada tanah yang kurang subur dilakukan
pemupukan 45 kg urea + 45-90 kg TSP + 50 kg
KCL/ha
c. Bila ada, tambahkan pupuk organik, seperti pupuk
kompos dan pupuk kandang.
POLA TANAM

Pola tanam satu tahun pada lahan sawah atau lahan


kering tadah hujan:
 Padi gora-kacang hijau
Padi gora-jagung+kacang hijau
Pola tanam semusim baik pada lahan sawah maupun
lahan kering tadah hujan adalah tumpangsari:
Jagung dengan kacang hijaudan tanaman sisipan kacang
tunggak (jagung 75x40cm dan kcnghijau 40x10cm)
Kacang hijau ditumpangsarikan dengan ubi kayu,
jagung+Kacang hijau
Proses Infeksi dan pembentukan bintil

Infeksi :ada 4 tahap yaitu kolonisasi rhizobia di daerah


rhizofir,penempelan di permukaan akardan percabangan
rambut akar dan pembengkokan rambut akar
Perkembangan dan Struktur bintil akar
Bakteri masuk ke dalam akar menempati ruang diantara
dinding rambut akar dng epidermal dengan sel-sel kortek
Membentuk zone infeksi interseluler, memperbanyak diri
terjadi perkembangan bintil berkali kali membelah
setelah berhenti membelah bkteri berubah menjadi
bentuk bakteroid perubahan ini menghasilkan sistem
enzim yang diperlukan untuk menambat nitrogen
KEDELAI

• Kendala-kendala yang dihadapi budidaya kedelai

• Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman

• Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi petani 


berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum, pertanian maupun
manusia

• Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam pengendalian


OPT Pengendalian berbasis PHT  mencukupi kebutuhan kedelai dalam
negeri dan dapat mencapai target swasembada kedelai
PENANAMAN

Benih kedelai ditanam dengan tugal. Pada kondisi


musim kemarau, sebaiknya lubang tanam lebih dalam
untuk menghindari kekeringan, sedangkan pada
musim hujan lubang tanam sebaiknya lebih dangkal
untuk menghindari pembusukan akar akibat tanah
becek.
MODEL SALURAN AIR

Tanah bekas penanaman padi tidak perlu diolah (tanpa olah


tanah = TOT), namun jerami padi perlu dipotong pendek.
Untuk memberantas gulma perlu disemprot dengan herbisida
kontak atau sistemik.
Saluran drainase/irigasi dibuat dengan kedalaman 25-30 cm
dan lebar 20 cm setiap 3-4 m. Saluran ini berfungsi
mengurangi kelebihan air bila lahan terlalu becek, dan
sebagai saluran irigasi pada saat tanaman perlu tambahan air.
 Latar Belakang (Lanjutan)

• Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman

• Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi petani 


berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum, pertanian
maupun manusia

• Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam


pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT  mencukupi
kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target
swasembada kedelai pada tahun 2014.
 Latar Belakang (Lanjutan)

• Penurunan produktivitas kedelai Hama dan penyakit tanaman

• Penggunaan pestisida sintetik menjadi pilihan utama bagi petani 


berdampak negatif baik terhadap lingkungan umum, pertanian
maupun manusia

• Inovasi teknologi pengendalian yang ramah lingkungan dalam


pengendalian OPT Pengendalian berbasis PHT  mencukupi
kebutuhan kedelai dalam negeri dan dapat mencapai target
swasembada kedelai pada tahun 2014.
UBI KAYU
Syarat Tumbuh

Iklim:

Curah hujan : 750 -1.000 mm/thn


Tinggi tempat : 0 -1.500 m dpl


Suhu : 25 derajat - 28 derajat Celsius


Tanah:

Tekstur : berpasir hingga liat, tumbuh baik pada tanah lempung


berpasir yang cukup hara


Struktur : gembur

pH Tanah : 4,5 - 8 , optimal 5,8



PERSIAPAN BIBIT

Tanaman ubi kayu dibudidayakan dengan menggunakan stek batang.


Teknik pengambilan stek:
1. Stek diambil dari batang bagian tengah tanaman ubi kayu yang
berumur 8-12 bulan.
2. Batang dapat digunakan sebagai stek apabila masa
penyimpanannya kurang dari 30 hari setelah panen.
3. Penyimpanan stek yang baik adalah dengan cara posisi batang
tegak, disimpan di bawah naungan. Panjang stek optimum adalah
20-25 cm, dengan jumlah mata tunas paling sedikit 10 mata.
4. Sebelum tanam, stek dapat diperlakukan dengan insektisida dan
fungisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit .
Syarat bibit dan Jarak tanam

1. Produksi Tinggi


2. Kadar tepung tinggi
3. Umur genjah ( 7 - 9 bulan )
4. Rasa enak
5. Tahan terhadap Hama dan Penyakit
Jarak tanam tanaman ubi kayu secara monokultur: 100 x
100 ; 100 x 60 ; 100 x 40.
Jarak tanam tanaman ubi kayu secara tumpang sari:
1. Ubi kayu dengan kacang tanah 200 x 60 cm.
2.Ubi kayu dengan jagung 100 x 60 cm.
POLA TANAM

- Pola monokultur
- Pola tumpangsari

Pemupukan
Untuk pola tanam monokultur, pupuk yang dianjurkan adalah 200 kg
Urea + 100 kg KCl + 100 kg SP-36/ha.
Untuk pola tanam tumpangsari, dosis pupuk yang dianjurkan berbeda,
yaitu:
Ubi kayu : 200 kg Urea/ha + 100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha Jagung :
300 kg Urea/ha + 100 kg SP36/ha + 100 kg KCl/ha Kacang tanah,
kedelai, kacang hijau: Acuan dosis pemupukan seperti pada budidaya
monokultur (50 kg urea, 100 kg SP36, 50 kg KCl per ha).
Sistem tanam double row
VARIETAS UNGGUL

Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi


hasil tinggi, disukai
konsumen, dan sesuai untuk daerah penanaman.
Sebaiknya varietas unggul yang
dibudidayakan memiliki sifat toleran kekeringan,
toleran lahan pH rendah dan/atau
tinggi, toleran keracunan Al, dan efektif
memanfaatkan hara P yang terikat oleh Al dan
Ca, seperti: varietas Adira-4, Malang-6, UJ3, dan
UJ5.
Untuk Tapioka

Jika produksi ubikayu ubikayu ditujukan untuk


bahan baku industri tapioka atau
tepung/serbuk ubikayu atau dikonsumsi langsung
dalam bentuk ubikayu goreng atau
rebus, disarankan menggunakan varietas unggul
yang dilepas tahun 1978 yang memiliki
rasa enak dan kualitas rebus yang baik, seperti:
Adira-1, Malang-1, dan Darul Hidayah.
UNTUK BIOETHANOL

Jika produksi ubikayu ditujukan untuk bahan baku


bioethanol, harus memenuhi
kriteria, yaitu: (1) berkadar pati tinggi; (2) Potensi
hasil tinggi; (3) Tahan cekaman biotik
dan abiotik; dan (4) Fleksibel dalam usahatani dan
umur panen. Dari 16 varietas unggul
ubikayu yang telah dilepas Departemen Pertanian
hingga saat ini, Adira-4, Malang-6,
UJ-3, dan UJ-5 memiliki karakter yang sesuai
dengan kriteria tersebut.
BIBIT

PAPAN
PARTIKEL

BATANG KERAJINAN

BRIKET

ARANG

MAKANAN

DAUN FARMASI

UBI PAKAN
KAYU TERNAK

BIJI MINYAK

PAKAN
KULIT TERNAK GLUKOSA

TAPIOKA FRUKTOSA
PEARL
ALKOHOL
DEKSTRIN
TAPIOKA ASAM
MALTOSA ORGANIK
UMBI
PEREKAT SORBITOL

SENYAWA
KIMIA LAIN
BAHAN MAKANAN
GAPLEK
PELLET PAKAN
DAGING TERNAK

TEPUNG UBI KAYU BAHAN MAKANAN

PAKAN
TERNAK
ONGGOK
ASAM/Ca
SITRAT
MAKANAN RINGAN
TALAS
TALAS
Sistematika

Famili Araceae
Genus Colocasia dan Xanthosoma
Colocasia ada dua tipe : Dasheen dan Eddoe
Dasheen : Subang pusatnya besar dan dikelilingi
umbi-umbi kecil
Eddoe: Subang pusatnya kecil dan dikelilingi umbi
besar
Tipe eddoe lebih toleran kekeringan
Morfologi tanaman

Talas (Colocasia esculenta L. Schoot)


1 Ciri-Ciri
•      Umbinya berbentuk silinder sampai agak membulat dengan
diameter ±10cm berat 4kg daunya seperti perisai tinggi
tanaman 1m,bunga terpisah bunga jantan di atas sedang bunga
betina di bawah
•      Kulit kemerahan dan kasar karena terdapat bekas
pertumbuhan akar. Warna daging umbi putih keruh
 Jenis Talas Belitung (Xanthosoma sagitifolium),talas
bogor,talas sutera, talas bentul dan talas ketan
Merupakan tumbuhan menahun yang memiliki umbi batang
maupu batang palsu yang sebenarnya adalah tangkai daun
Syarat Tumbuh dan syarat BIBIT

Ketinggian : dataran rendah hingg 1.300 m dpl


Tanah gembur kaya bahan organik pH 5,5-6,5
Tanaman tlah berumur 5-7 bulan
Bibit diperoleh dari anakan yg kedua yg baik
Turus kedua dan kettiga ,kalau berasal dr umbi dr
umbi yg dekat dengan titik tumbuh diiris dan
ditinggalkan satu mata bakal tunas
Jarak antar tanaman berkisar 40-50cm
BUDIDAYA TALAS
SISTEM TUMPANG GILIR (panen berganda)

Multiple cropping: usaha pertanian untuk


mendapatkan hasil panenan lebih dari satu kali dari
satu jenis atau beberapa jenis tanaman dalam
setahun pada lahan yang sama
Cropping system Jenis dan tata urutan tanaman
yang diusahakan pada sebidang lahan tertentu
selama satu jangka waktu
Meliputi : Monokulture, Strip cropping, conture
cropping,mixed farming dan multiple cropping
TUMPANG GILIR

Tumpang gilir adalah budidaya tanaman dalam setahun


atau lebih yang terdiri dari beberapa kali bertanam satu
atau beberapa jenis tanaman secara bergiliran atau secara
bertumpangan atau bersisipkam dengan tujuan
meningkatkan produksi pertanian
Tumpang gilir adalah dalam satu lahan selama satu tahun
terjadi panen lebih dari satu kali pada lahan yang sama.
Tumpang gilir berasal dari dua kata yaitu sistem
Tumpang sari dan sistem Pergiliran Tanaman
Tumpang sari adalah penanaman dua jenis tanaman atau
lebih ditanam pada sebidang lahan
Tujuan dan keuntungan Tumpang gilir

Frekwensi panen / pendapatan petani meningkat


Mengurangi kegagalan panen
Memperbaiki kesubursn tanah dan adanya stabilitas
biologis
Adanya pengolahan tanah minimal
Mengurangi erosi
Bentuk-bentuk Tumpang gilir

Tanaman Campuran ( mixed cropping)


Tumpang sari seumur (inter cropping)
Tumpang sari berbeda umur (Inter planting)
Tanaman sela (inter culture)
Tanaman beruntun (sequential planting)
Tanaman sisipan ( relay planting)
KODE DAN CARA PENULISAN TUMPANG
GILIR
Tumpang sari ditulis dengan kode ( ....../......) artinya 2
jenis tanaman jika tumpang sari 3 jenis tanaman maka
ditulis (..../...../......)
Bersisipan ditulis dengan kode (....+....), artinya tanaman
yg dimuka disisipi dengan tanaman yg dibelakangnya
Bila pertanaman tumpangsari disisipi dengan
pertanaman tumpang sari maka ditulis (..../....)+
(..../....)
Bergiliran ditulis dengan ( ....-....) artinya tanaman
dimuka digilir oleh tanaman berikutnya
RASIO SETARA TANAH
(LAND EQUIVALEN RATIO)
Pertanaman tumpangsari dapat dinilai produktivitas
tanahnya yang meningkat bila dibanding dengan
pertanaman monokulture dengan besaran rasio
setara tanah
Untuk menghasilkan jagung 3000 kg dan 900 kg
kacang hijau dibutuhkan tanah seluas 1 Ha bila
ditanam secara tumpang sari, sedangkan secara
monokultur tanaman jagung menghasilkan 4000
kg/Ha dan Kacang hijau 1200 kg/Ha maka
 RST = 3000/4000+900/1200 = 1,5
INDEK TUMPANG GILIR

Untuk menampung pengaruh


tumpangsari,bersisipan dan bergiliran sekaligus
terhadap penggunaan lahan oleh masing-masing
jenis tanaman dalam pola tanam tumpang gilir
maka dipakai kisaran indeks tumpanggilir
Indeks tumpanggilir adalah jumlah luas masing
masing jenis tanaman dalam pola tanam tumpang
gilir kali 100 dibagi luas lahan

Anda mungkin juga menyukai