Anda di halaman 1dari 52

HAMA PADI

PENGENALAN HAMA TANAMAN PADI


DAN PENGENDALIANNYA
OLEH
HAFIZ FAUZANA
HAMA PADI :
1. Penggerek batang padi (Tryporiza sp.)
2. Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
3. Wereng hijau (Nephotettix virescens)
4. Tikus sawah (Rattus argentiventer)
5. Hama ganjur (Orseolia oryzae)
6. Hama putih (Nymphula depunctalis)
7. Ulat grayak pemotong malai (Spodoptera separata)
8. Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
9. Kepinding tanah (Scotinophora coarctata)
10. Anjing tanah (Gryllotalpa orientalis)
11. Keong Mas (Pomacea canaliculata)
1. Hama pengerek batang
padi, yellow stem borer
Terdapat enam spesies penggerek :
1. Penggerek batang padi kuning
(Scirpophaga incertulas)
2. penggerek batang padi putih
(Scirpophaga innotata)
3. penggerek batang padi bergaris
Chilo suppressalis
4. Penggerek batang padi kepala
hitam Chilo polychrysus
5. Penggerek batang padi berkilat
(Chilo auricilius)
6. Penggerek batang padi merah
jambu Sesamia inferens
Telur
- Jumlah telur 50-150
butir/kelompok
- Stadium telur 6-7 hari
- Keperidian 100-600 butir/betina
Larva
- Stadium larva 28-35 hari
- Terdiri 5-7 instar
Pupa
- Stadium pupa 6-13 hari
Imago
- Stadium imago 5-10 hari
Siklus hidup 39-58 hari
1. Pengendalian secara kultur teknis
Trichogramma sp.
Pengendalian :
1. Penggunaan varietas tahan
Varietas yang tidak direspon baik oleh penggerek batang padi (terutama
PBP Kuning dan PBP Bergaris) adalah IR40 dan IR72.
2. Penentuan waktu tanam
Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau
populasi larva di tunggul padi 15 hari sesudah puncak penerbangan
ngengat generasi pertama dan atau 15 hari sesudah puncak
penerbangan ngengat generasi berikutnya.
3. Rotasi tanaman
Di daerah tropis yang mengenal dua musim dalam setahun biasanya
mempunyai pola tanam Padi-Padi-Bera atau Padi-Padi-Palawija.
Pergiliran tanaman dengan menanam komoditas selain padi dilakukan
untuk memutus siklus hidup serangga penggerek batang, misalnya pola
Padi-Palawija-Bera, Padi-Palawija-Palawija atau Padi-Sayur-Palawija.
4. Pengolahan tanah dan penggenangan
Pengolahan tanah yang sempurna yaitu membalikkan lapisan olah tanah
sampai sisa-sisa tanaman terpendam, lalu digenangi selama beberapa
hari sehingga larva dan pupa yang tertinggal di dalam batang bisa mati.
5. Sanitasi lahan
Cara ini dilakukan dengan memotong sisa-sisa tanaman hingga pangkal
batang dan membakarnya.
6. Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik
• Mekanik yaitu dengan mengumpulkan kelompok telur di persemaian
dan di pertanaman
. Menggunakan lampu perangkap adalah teknik ini cukup efektif untuk
pengendalian dan peramalan serangan penggerek batang padi. Lampu
ditempatkan di pertanaman, di bawahnya terdapat bak/baki berisi air
sehingga ngengat yang sampai ke lampu akan terjatuh ke air. Saat ini
telah ditemukan Water Electric Light Trap (WELT) yaitu perangkap
lampu menggunakan cahaya violet dengan jaring kawat di sekelilingnya
yang dialiri listrik (seperti pada raket nyamuk).
7. Pengendalian Biologi (Biological Control)
Pengendalian secara biologi dengan menggunakan predator yang
memakan kelompok telur adalah jangkrik, sedangkan yang memangsa
ngengat PBK adalah kelelawar dan laba-laba.
Parasitoid Trichogramma sp. juga memparasiti telur PBK. Musuh alami
lain adalah virus dan jamur entomopatogenik, yaitu Metharrizium
anisopliae menginfeksi larva PBK.
Sebagai tindakan preventif memantau populasi penggerek
batang padi perlu dilakukan secara rutin
8. Penggunaan insektisida
Pestisida merupakan alternatif terakhir dalam Pengendalian Hama Terpadu (PHT) penggunaan
pestisida sebaiknya memperhatikan 5+1 (lima plus satu) tepat, yaitu : tepat jenis, tepat sasaran,
tepat waktu, tepat dosis, tepat cara atau tepat aplikasi dan tepat.

Berikut ini contoh insektisida yang direkomendasikan untuk PBK


No Nama dan formulasi Bahan aktif Bentuk
1. Agripo 290 WSC Bisultap Cair
2. Bancol 50 WP Bensultap Tepung
3. Calypso 240 SL Tiakloprid Cair
4. Curaterr 3 G Karbofuran Butiran
5. Centa-dine Dimehipo Butiran
6. Darmafur 3 G Karbofuran Butiran
7. Dipho 290 AS Dimehipo Cair
8. Furadan 3 GR Karbofuran Butiran
9. Kempo 400 SL Dimehipo Cair
10. Marshal 5 G Karbosulfan Butiran
11. Manuver 400 WSC Dimehipo Cair
12. Poryza 400 WSC Dimehipo Cair
13. Regent 50 SC Fipronil Cair
14. Regent 0,3 G Fipronil Butiran
15. Spontan 400 SL Dimehipo Cair
16. Trisula Bisultap Cair
17. WinGran 0,5 G Imidakloprid Butiran
2. Wereng coklat, brown planthopper (Nilaparvata lugens:
Hemiptera)
Telur diletakan di
- Jantan 2- 3 mm,
jaringan pelepah
betina 3-4 mm
daun, spt buah
- Siklus hidupnya
pisang,
18 – 28 hari
berkelompok 8-16
butir, lama stadia
telur 7 -10 hari
Telur
Brakhiptera
- 5 instar
- Nimfa muda
berwarna putih,
makin tua
semakin coklat
- Lama stadia
nimfa 12 -15 hari

Nimfa Makroptera
Menghisap
Pengendalian Hama Wereng Coklat :
1. Penanaman serentak, mengatur pola tanam, dan pergiliran tanaman
2. Penggunaan varietas tahan (PB 30, 32, 34, Sicantik, Bengawan, dan
lain-lain)
3. Pergiliran varietas tahan
4. Pengeringan petak sawah
5. Sanitasi terhadap gulma dan lingkungan
6. Penggunaan musuh alami.
Predator-predator yang secara alami menjadi pemangsa wereng
batang coklat (Nilaparvata lugens) antara lain beberapa jenis laba-laba,
kumbang Coccinellid, belalang, kepik, hingga capung, seperti:
Laba-laba serigala (Pardosa pseudoannulata)
Laba-laba bermata jalang (Oxyopes javanus)
Laba-laba berahang empat (Tetragnatha maxillosa).
Kepik permukaan air (Microvellia douglasi)
Kepik mirid (Cyrtorhinus lividipennis)
Kumbang stacfilinea (Paederus fuscipes)
Kumbang koksinelid (Synharmonia octomaculata)
Kumbang tanah atau kumbang karabid (Ophionea nigrofasciata)
Belalang bertanduk panjang (Conocephalous longipennis)
Capung kecil atau kinjeng dom (Agriocnemis spp.)
7. Pemakaian insektisida alternatif terakhir
3. Wereng hijau, green leaf hopper
(Nephotettix virescens; Hemiptera)

instar
- Pada fase persemaian dan vegetatif
mencabut bibit dan memotong pelepah
daun membentuk 450C, menyisakan
helaian
- Fase generatif tunas dipotong, malai
dimakan dan berserakan di bawah
rumpun padi
4. Tikus sawah (Rattus argitiventer)

Pengendalian tikus sawah :


1. Sanitasi lingkungan
2. Memperkecil ukuran pematang sawah (tinggi dan lebar ±30
cm)
3. Kultur teknis : bertanam serentak dimana penanaman
varietas yang sama setiap musim (waktu panennya sama),
pengaturan pola tanam, waktu tanam, dan jarak tanam
(jarang seperti sistem tanam jajar legowo ( bershaf ) kurang
disukai tikus.
4. Gropyokan massal atau berburu tikus bersama
5. Alat perangkap : bubu perangkap untuk menangkap tikus
dalam keadaan hidup, dan umpan beracun untuk menangkap
tikus sampai tikus tersebut mati.
6. Membunuh tikus dengan solder dan emposan.Solder untuk
menyeburkan api dan udara panas ke dalam lubang atau
sarang tikus sehingga tikus keluar atau mati dalam sarangnya.
Untuk lebih efektifnya alat ini dapat digunakan belerang.
7. Musuh alami tikus : burung hantu, ular, anjing, dan kucing.
Namun, musuh alami ini pada sawah irigasi sudah jarang
ditemukan. Penyemprotan bahan-bahan alami yg berasal dari
ekstrak daun mindi, brotowali, tembakau seperti yang
terkandung dalam PESTONA dicampur dengan buah cabai
dan AERO 810 disemprotkan melingkar secara merata di
pertanaman (terutama padi ).

Memadukan komponen teknologi pengendalian


menentukan keberhasilan pengendalian.
Penerapan sistem SPBL dan SPB di daerah endemis
1. Sistem perangkap bubu (SPB) atau Trap Barrier System (TBS). Tanaman
perangkap adalah padi yang ditanam pada lahan berukuran 20 x 20 m
atau 50 x 50 m di tengah hamparan yang dipagar dengan plastik setinggi
60 cm. Setiap sisi pagar ditaruh satu unit perangkap bubu berukuran 25 x
25 x 60 cm. Perangkap bubu dapat dibuat dari ram kawat atau kaleng
bekas minyak goreng. Di sekeliling tanaman perangkap dibuat parit agar
bagian bawah pagar selalu tergenang air, sehingga tikus diharapkan tidak
dapat melubangi pagar atau menggali lubang di bawah pagar.
Penanaman dilakukan 3 minggu lebih awal, pada saat petani di sekitarnya
membuat pesemaian.
Perangkap bubu perlu diperiksa setiap hari sehingga tikus yang
terperangkap tidak mati dalam bubu. Setiap SPB mempunyai pengaruh
sampai radius 200 m ( hallo effect ) sehingga satu unit SPB mampu
mengamankan pertanaman padi seluas 10-15 ha dari serangan tikus.
2. Sistem perangkap bubu linier (SPBL) atau LTBS (Linear Trap Barrier
System). Terdiri dari pagar plastik setinggi 50 cm sepanjang minimal 100
m dan pemasangan perangkap bubu setiap jarak 20 m. SPBL dipasang
diantara pertanaman padi untuk jangka waktu 3 – 5 hari. SPBL dapat di
pindahkan ke lokasi lain. SPBL digunakan untuk penangkapan tikus
migran yang berasal dari sekitar sawah bera, saluran irigasi
Perangkap bubu yang dipasang rapat dengan pagar plastik dan
diletakkan gundukan tanah sebagai jalan masuk tikus di depan
pintu perangkap.
5. Hama Ganjur, rice gall midge (Orseolia oryzae)

Ganjur (Orseolia oryzae: Diptera)


- Ngengat betina hanya kawin satu kali seumur hidupnya, bertelur antara
100-250 telur.
- Telur berwarna coklat kemerahan dan menetas setelah 3 hari.
- Masa larva selama 6 – 12 hari.
- Siklus hidup keseluruhan 19 – 26 hari.
- Menyerang fase vegetatif
- Larva makan jaringan tanaman diantara
lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi
jadi tidak normal.
- Larva memakan titik tumbuh sehingga daun
tumbuh berbentuk gulungan spt daun
bawang (puru)
- Timbulnya puru disebabkan senyawa kimia
yang dihasilkan larva pada saat memakan titik
tumbuh, puru mulai nampak 3-7 hari setelah
larva mencapai titik tumbuh
- Akibatnya daun termuda jadi puru dan tidak
menghasilkan malai
- Anakan bertambah banyak dan menjadi
sasaran serangan berikutnya
- Pucuk menjadi kering dan mudah dicabut.
Contoh : Petrofur 3G

3. Penanaman varietas yang resisten seperti varietas RP 352-28-1-1-4


4. Penggenangan areal pertanaman sesudah panen agar pupanya mati
5. Musuh alami : predator Ophionea indica, parasitoid Platygaster oryzae
6. Hama putih, rice caseworm (Nymphula depuntalis)

Telur
- Bentuk bulat berwarna kuning muda
- Telur diletakkan berkelompok pada daun atau pelepah yang berdekatan
dengan permukaan air, jumlah telur 10-20 butir/kelompok.
Satu ekor ngengat dapat menghasilkan 50 butir telur
- Stadium telur 2-6 hari
Larva/Ulat
- Instar pertama berwarna krem dengan ukuran rerata panjang
1,2 mm dan lebar 0,2 mm dan kepala berwarna kuning
- Larva membuat gulungan dari daun yang dipotong dan tinggal
dalam gulungan (tabung)
- Setiap ganti kulit berganti tabung
- Rerata stadium 20 hari dan mengalami 5 instar. Instar dua
berwarna hijau
- Pada pertumbuhan maksimum panjang larva mencapai 14 mm
dan lebar 1,6 mm

Pupa/Kepompong
- Warna krem, menjelang menjadi ngengat warna menjadi putih
- Pupa terbentuk dalam tabung, rerata stadium 7 hari.
- Parasit pupa adalah Tetrastichus sp dan Apsilops cintroticus.
Menyerang tanaman yang berumur lebih dari 6 minggu. Ciri khas yang bisa
dilihat sebagai tanda hama putih adalah adanya tabung-tabung yang
terbuat dari daun tanaman padi yang tergerek (terpotong) yang berisi larva
dan kepompong yang digunakan untuk perlindungan diri dan penyebaran
dalam mencari makan. Biasanya tabung-tabung tersebut banyak terapung
di areal persawahan. Berbeda dengan hama putih palsu yang hanya
menggulung tanaman tanpa memotongnya dan menggerek klorofilnya.
Cara pengendalian yang paling efektif dengan cara mengeringkan lahan
selama 5-7 hari, karena larva dari hama putih ini bernafas dengan cara
mengambil oksigen dari dalam air sehingga kalau dikeringkan hama ini
akan kehilangan oksigen/ tidak bisa bernafas.
4. Membersihkan rumput-rumputan yang merupakan tanaman inang hama
putih ( Nymphula depuntalis ). Tanaman inang hama putih diantaranya
adalah rumput lempuyangan dan rumput asinan.
5. Menggunakan musuh alami. Lalat Tabanidae dan semut Solenopsis
gemitata, laba-laba Argiope sp. dan parasitoid Trichogramma sp. dan
Apanteles sp.
7. Ulat grayak pemotong malai, Army worms (Spodoptera
separata: Noctuidae)
Musuh alami : Parasitoid Apanteles sp. ,
Trichogramma sp., dan predator laba-laba
Lycosa sp., Paederus sp., patogen Beauveria,
Metharizium sp.
Lampu perangkap untuk menangkap ngengat Spodoptera sp.
Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara dimasukkan kedalam
botol bekas air mineral ½ liter yang diberi lubang kecil sebagai sarana
masuknya kupu jantan. Karena UGRATAS adalah zat perangsang sexual pada
serangga jantan dewasa dan sangat efektif untuk dijadikan perangkap.
Alternatif terakhir atasi serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC, Curacron
500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion 40 EC, Penyemprotan kimia
8. Walang sangit, rice bug (Leptocorisa oratorius: Alydidae)
- Walang sangit dewasa
meletakkan telur pada
bagian atas daun
tanaman khususnya
pada area daun
bendera tanaman
padi.
- Telur walang sangit
berbentuk bulat dan
pipih berwarna coklat
kehitaman. Telur
diletakkan berbaris,
dalam satu atau dua
baris telur berjumlah
12-16 butir
- Total produksi telur per
induk + 200 butir.
- Lama stadia telur 7
hari
Walang sangit muda berwarna hijau yang menyerupai
warna daun untuk mengelabuhi musuh dan tidak
mempunyai kemampuan untuk terbang. Sedangkan
pada Walang sangit dewasa berwarna coklat dan
mempunyai kemampuan terbang yang baik. Secara
umum bentuk tubuh walang sangit langsing, kaki dan
antenna panjang.
- Nimfa terdapat lima instar pertumbuhan nimfa yang total lamanya + 19
hari.
- Lama preoviposition + 21 hari, sehingga lama satu siklus hidup hama
walang sangit + 46 hari (Balai Besar Penelitian tanaman padi, 2009).
- Telur setelah menetas menjadi nimfa aktif bergerak ke malai mencari
bulir padi yang masih stadia masak susu sebagai makanan.
- Nimfa-nimfa dan dewasa pada siang hari yang panas bersembunyi di
bawah kanopi tanaman. Serangga dewasa pada pagi hari aktif terbang
dari rumpun ke rumpun sedangkan penerbangan yang relatif jauh
terjadi pada sore atau malam hari
- Selain padi, walang sangit juga mempunyai inang alternatif yang berupa
tanaman rumput-rumputan antara lain : Panicum spp; Andropogon
sorgum; Digitaria consanguinaria; Eleusine coracoma; Setaria italica;
Cyperus polystachys, Paspalum spp; dan Pennisetum typhoideum
Pengendalian :
1. Penanaman dengan serentak pada areal yang cukup luas
2. Sanitasi terhadap tanaman gulma di tengah pertanaman padi serta di
pematang, dapat mengurangi habitat bagi nimfa dan walang sangit
dewasa.
3. Menangkap walang sangit pagi hari dengan menggunakan jala
penangkap. Penangkapan menggunakan umpan bangkai kodok,
ketam sawah, alga.
4. Pengendalian dengan musuh alami, dua jenis parasitoid telur yaitu
Gryon nixoni dan O. malayensis. Parasitasi kedua parasitoid ini di
lapangan dibawah 50%.
Berbagai jenis laba-laba dan jenis belalang famili Gryllidae dan
Tettigonidae menjadi predator hama walang sangit. Jamur Beauveria
sp. menyerang stadia nimfa dan dewasa walang sangit.
5. Pengendalian dengan insektisida. Pengendalian dengan insektisida
yang dianjurkan harus dilakukan secepatnya bila dijumpai populasi
walang sangit yang sudah melampaui ambang pengendaliannya.
Perlu dicatat bahwa untuk walang sangit pestisida butiran tidak
efektif. Ambang pengendalian walang sangit adalah 10 per 20
rumpun.
9. Kepinding tanah (Scotinophora coarctata)
(Hemiptera: Pentatomidae)

- Telur berbentuk lonjong, diletakan


berkelompok pada pangkal rumpun padi
- Lama stadia telur 4-7 hari

Nimfa berwarna coklat dan kuning, lama


stadia nimfa 20-30 hari

Umur Imago 4-7 bulan

Hama ini merusak tanaman dengan cara


menghisap cairan pada tanaman sehingga tanaman
menjadi kering, serangan hama ini hamprr sama
dengan wereng. Gejala serangan dari hama ini
adalah :
1. Di sekitar lubang bekas hisapan berubah warna
menjadi cokelat menyerupai penyakit blas / patah
leher;
2. Daun menjadi kering dan menggulung membujur;
3. Gabah yang terbentuk umumnya hanya berisi
Pengendalian :
1. Awal penanaman pada tunggul-tunggul dibersihkan
2. Sanitasi lahan dari tanaman inang dan rerumputan

3. Pembajakan tanah segera setelah panen untuk mematikan


telur, nimfa dan imago yang tinggal pada pangkal padi
4. Kepinding tanah bertelur pada pelepah daun di ketinggian
10 cm dari permukaan lumpur. Oleh karena itu
pengendalian dapat dilakukan dengan menggenang lahan
setinggi 15 cm selama semalam
5. Memasang lampu petromak yang digantungkan diatas
bejana yang telah diisi minyak tanah (kerosin), sehingga
kepinding yang jatuh dari lampu dapat ditampung dalam
bejana.
6. Musuh alami :parasitoid telur Scelionid, predator
Carabidae, katak dan kadal Aplikasi dengan Beauveria
bassiana atau Metarhizium anisopliae
10. Anjing tanah, mole cricket. (Gryllotalpa orientalis :
Gryllotalpidae)
Anjing tanah mempunyai sepasang tungkai
depannya yang besar dan bergerigi, bentuk
kepalanya khas yang besar dan bercangkang
keras. Hewan ini juga memiliki sepasang
sayap kecil. Warna tubuhnya mulai dari
kecoklatan hingga hitam dengan panjang
tubuh berkisar antara 27-35 mm.

Orong-orong jarang menjadi masalah pada budidaya padi sawah, tapi sering
ditemukan di lahan pasang surut dan biasanya hanya terdapat di sawah
kering tidak digenangi. Penggenangan lahan menyebabkan orong-orong
pindah ke pematang.

Orong-orong mampu bertelur 30 sampai 50 butir per tiap kelompok telur,


telur hama ini disimpan disela-sela tanah dan paling cepat telur menetas
selama 15 hari dan paling lambat sekitar 40 hari. hama ini sendiri mampu
hidup sampai umur 6 bulan.
Stadia tanaman yang rentan terhadap serangan hama ini adalah fase
pembibitan sampai anakan. Benih di pembibitan juga dapat dimakannya.
Hama merusak akar muda dengan cara memotong tanaman padi pada
pangkal batang yang berada di bawah tanah. Gejala kerusakan demikian
terkadang sering dikira orang disebabkan oleh penggerek batang (sundep).
Pertanaman padi muda yang diserangnya mati sehingga terlihat adanya
spot-spot kosong di sawah.
Pengendalian :
- Pengolahan lahan. Dengan cara pengolahan lahan yang
baik dan benar dapat membantu membunuh telur dan
nimfa dari hama anjing tanah.
- Penggenangan sawah 3-4 hari untuk membunuh telur
orong-orong di tanah.
- Pemangsa alami orong-orong bermacam-macam, mulai
dari burung, ayam, tikus, sigung, hingga rubah, parasitoid,
dan patogen Beuveria sp.
- Penggunaan umpan (sekam dicampur insektisida berbahan
aktif metomil), jika diperlukan bisa dengan aplikasi
insektisida berbahan aktif fipronil atau karbofuran.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk kemasan.
11. Keong mas
(Pomacea canaliculata)
Telur : menetas 1- 2 minggu, keong bertelur 1000-1200 butir dalam
sebulan
Keong : 60 hari – 3 tahun masih bereproduksi dengan cepat
Siklus hidup 60 hari
Kerusakan :
Jaringan padi perbatasan dengan air dimakan, diparut sehingga batang
patah

Pengendalian :
1. Pungut keong dan hancurkan telurnya. Hal ini paling baik dilakukan di pagi
dan sore hari ketika keong berada pada keadaan aktif.
2. Tempatkan tongkat bambu untuk menarik keong dewasa meletakkan
telurnya.
3. Tempatkan dedaunan dan pelepah pisang untuk menarik perhatian keong
agar pemungutan keong lebih mudah dilakukan.
4. Keong bersifat aktif pada air yang menggenang dan karenanya, perataan
tanah dan pengeringan sawah yang baik dapat menekan kerusakan.
5. Buat saluran-saluran kecil (misalnya, lebar 15-25 cm dan dalam 5 cm)
untuk memudahkan pengeringan dan bertindak sebagai titik fokus untuk
mengumpulkan keong atau membunuh keong secara manual.
6. Pengelolaan air yang baik, pengeringan dan pengaliran air ke sawah dilakukan
hingga stadia anakan (misalnya, 15 hari pertama untuk tanam pindah dan 21 hari
pertama untuk tabela).
7. Memasang saringan pada saluran masuk dan keluar air diperlukan untuk
mencegah keong masuk ke petak sawah. Penyaring seperti layar jaring kawat
diletakan di titik-titik saluran masuknya air untuk mencegah penyebaran melalui
aliran air. Untuk mempermudah pengambilan keong mas yang lolos dari jaring
kawat, pada petakan sawah yang memiliki pengairan terkendali dapat dibuat caren.
Keong mas akan menuju caren dan berkumpul di dalamnya, sehingga mudah
diambil. Pengambilan keong mas dilakukan pada pagi hari.
8. Tanaman Atraktan
Beberapa jenis tanaman dapat bersifat atraktan seperti daun pepaya, kulit nangka,
kulit mangga, daun talas, dan daun singkong. Keong akan berkumpul pada bahan
atraktan yang diletakkan di petak sawah sehingga mudah dipungut. Peletakan
bahan atraktan sebaiknya sore hari.
9. Pengendalian Secara Biologi
Predator keong mas yang potensial adalah beberapa spesies kepiting, penyu, dan
tikus. Musuh alami keong mas adalah semut merah Solenopsis geminata dan
belalang Conocephalous longipennis yang memakan telur keong. Bebek juga
merupakan predator keong mas sebagai pakannya, terutama untuk memenuhi
kebutuhan protein dan kalsium. Menggembalakan 200 ekor bebek/ha lahan sawah
dua hari sebelum tanam selama 8 jam/hari dapat mengurangi populasi keong mas
sampai 89,2% dan mengurangi kerusakan rumpun padi hingga 47%.

Anda mungkin juga menyukai