Anda di halaman 1dari 25

Pengelolaan Hama Terpadu (PHT)

Pada Tanaman Cabai

Sunaryo Syam

Badan Standardisasi Instrumen Pertanian


Kalimantan Timur
2023
PROFIL

Sunaryo Syam
Badan Standardisasi Instrumen Pertanian Kalimantan Timur

Parepare, 14 Desember 1990

S1: Ilmu Hama Tanaman UNHAS (2008-2014)


S2: Entomologi /Ilmu Serangga IPB (2014-2018)

- Staff Pengajar Universitas Andi Djemma Palopo (2018-2020)


- BPTP Kaltim/BSIP Kaltim; Kementan RI (2020-sekarang)
Kendala
Budidaya Cabai
HAMA
• Salah satu penyebab
rendahnya produksi Cabai
• Kehilangan hasil panen
tanaman hortikultura yang
diakibatkan serangan hama
berkisar antara 46 sampai
100% atau gagal panen.
• Perlindungan Tanaman
dilaksanakan dengan sistem
Pengendalian Hama
Terpadu (PHT).
Mengapa harus
PHT ???
Sejarah Perlindungan Tanaman
(Metcalf 1980)
Era Prapestisida
• Diawali dengan pola hidup berpindah dan berburu: tidak ada pertanaman,
tidak ada rumah, tidak ada kepemilikan. Hama terbatas pada kutu, nyamuk,
dan sejenisnya.

• Setelah ada perkembangan pertanian dan ada gudang penyimpanan (10.000


tahun yang lalu). Pengendalian OPT mulai diperlukan

• Kebanyakan metode pengendalian didasarkan pada mistik dan takhayul


(sesajen, tarian, dsb).

• Berkembang pengendalian OPT yang didasarkan pada pemahaman biologi:


kulturteknik (bercocok tanama), pemanfaatan musuh alami dsb.
Era Optimisme (1945-1962)
• Dimulai tahun 1940an dengan ditemukannya DDT (dichlorodiphenyl-tri-
chloroethane) oleh Muller.
• Selama perang dunia II, tentara sekutu menggunakan DDT untuk membasmi
nyamuk dan kutu.
• Muller memperoleh hadiah Nobel dalam bidang kedokteran
• Setelah Perang Dunia II selesai, DDT kemudian digunakan di bidang pertanian.
Era PHT (1972 - sekarang)

Penggunaan pestisida Review Kelahiran


yang berlebihan
PHT

Resistensi, Resurgensi, Reaksi balik


Hama sekunder ekologi

Efisiensi masukan
Pertimbangan
produksi
ekonomi

Kesehatan manusia,
Kepedulian
Mahluk bukan sasaran,
sosial
Pencemaran lingkungan

PHT
PHT DI INDONESIA

Berkembang sejak terjadinya peledakan populasi hama wereng coklat akibat


penggunaan pestisida yang tidak bijaksana pada tahun 1986.

Dasar pelaksanaan:
• Inpres No. 3/1986: Pelarangan 57 jenis insektisida di sawah
• 1989: subsidi pestisida dicabut pemerintah. Menghemat uang negara sebesar
Rp. 240 Milyar
• UU No. 12 tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman, pasal 15: perlindungan
tanaman dilaksanakan dengan sistem pengendalian hama terpadu

SLPHT (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu):


Melatih petani menjadi pelaksana dan “ahli” PHT di lahannya sendiri
Mengapa bisa terjadi ledakan
hama ?
 Kondisi lingkungan yang sesuai
untuk perkembangan hama
 Hama menyebar melalui berbagai
cara seperti melalui angin, terbang
dari satu tempat ke tempat yang
lain
 Tanaman yang rentan
 Pertanaman Monokultur
 Penggunaan pestisida yang
berlebihan
 Kurangnya musuh alami disekitar
tanaman
 Tidak dilakukan monitoring hama
Jenis Hama Komoditi yang diserang Gejala Serangan

 Cabai, tomat, kacang


Panjang , Mentimun,
terung
 Bagian tanaman yang
banyak diserang adalah
pucuk tanaman dan
daun muda
Kutu Daun Daun keriput, keriting, dan
tanaman kerdil. Serangan
berat menyebabkan daun
gugur, buah kecil, dan mati.
• Cabai dan tomat

Thrips Daun kekuningan,


melengkung dan menebal,
Bentuk daun (malformasi).
Jenis Hama Komoditi yang diserang Gejala Serangan

 Cabai, tomat,
Mentimun, terung

Menularkan virus kuning/


Kutu Kebul gemini
• Cabai, tomat,
mangga, nangka,
rambutan, melon,
semangka, jeruk,
jambu, pisang susu

Lalat buah
ditandai dengan adanya
noda-noda kecil bekas
tusukan
Jenis Hama Komoditi yang diserang Gejala Serangan

• Cabai, tomat, sawi, kol,


jagung, bawang merah.
Hampir semua jenis
sayur-sayuran

Ulat grayak menyisakan tulang daun


saja. Larva yang besar
merusak tulang daun dan
buah.
• Melon, timun, terung,
tomat, daun bawang

Penggorok daun Mengorok daun dan


meletakkan telur di dalam
jaringan daun.
Pengendalian Pengendalian
Rekomendasi Kultur teknik Hayati
Teknik
Pengendalian Pengendalian
Kimiawi
Mekanik
1. Pengendalian Mekanik
 Pengendalian dengan
menggunakan alat atau
tangan untuk mematikan
atau menghalangi hama.

16
2. Pengendalian Hayati
• Pengendalian dengan
memanfaatkan musuh alami
(predator, parasitoid, patogen
serangga).
3. Pengendalian Kultur Teknik
Pengendalian dengan memanipulasi lingkungan
pertanaman dengan tujuan untuk mengekang
perkembangan populasi hama dan tingkat kerusakan
yang ditimbulkannya.

18
19
4. Pestisida
• Pestisida Nabati
(Kenikir, Nimba, Lengkuas, Serai, daun Sir

• Pestisida Kimia Sintetik


(Abamektin, Imidakloprid, Fipronil, Permetrin,
Lamda sihalotrin, Deltametrin )
Dampak Pestisida Sintetik
Bahaya residu pestisida pada
sayuran

Residu pestisida mempunyai


pengaruh yang merugikan
terhadap kesehatan manusia
dalam jangka panjang.

Dapat menyebabkan kanker


dan cacat kelahiran, merusak
atau mengganggu sistem
syaraf, reproduktif, kekebalan.
Bijak Gunakan Pestisida
Tepat Jenis

Tepat Dosis Tepat Cara

Tepat waktu Tepat Alat

SOCATA TEMPLATE 23
Falsafah dalam Kedokteran.

“Lebih baik menjaga tubuh


tetap sehat, daripada
mengobati saat sakit”.

• Pengelolaan hama pada


tanaman yang diutamakan
adalah tindakan
preventif/pencegahan. Kalau
tidak berhasil, lalu responsif.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai