Anda di halaman 1dari 27

Budidaya

Tanaman
Kedelai
Budidaya Tanaman Pertanian

Fakultas Pertanian
Universitas Jember
2018

1
Pendahuluan

• Kedelai merupakan tanaman asli Daratan Cina dan telah


dibudidayakan oleh manusia sejak 2500 SM.
• Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antarnegara yang
terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedalai juga
ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu
Jepang, Korea, Indonesia, India, Australia, dan Amerika.
• Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula
penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa,
kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara, dan pulau-pulau
lainnya.

2
Klasifikasi Botani
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta
• Super Divisi : Spermatophyta
• Divisi : Magnoliophyta
• Kelas : Magnoliopsida
• Sub Kelas : Rosidae
• Ordo : Fabales
• Famili : Fabaceae
• Genus : Glycine
• Spesies : Glycine max (L.) Merr.
3
Syarat Tumbuh

• Pengembangan kedelai dapat dilakukan di lahan sawah maupun lahan


kering, bergantung pada iklim dan kebutuhan petani setempat.
• Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah asal
drainease (tata air) dan aerasi (tata udara) tanah cukup baik.
• Curah hujan 100-400 mm/bulan.
• Suhu udara 23-30 ℃.
• Kelembaban 60-70%.
• pH tanah 5.8-7.
• Ketinggian kurang dari 600 m dpl
4
Stadia pertumbuhan tanaman kedelai

1. Stadia pertumbuhan vegetatif


Dihitung sejak tanaman mulai muncul ke permukaan tanah sampai saat
mulai berbunga. Stadia perkecambahan dicirikan dengan adanya
kotiledon, sedangkan penandaan stadia pertumbuhan vegetatif
dihitung dari jumlah buku yang terbentuk pada batang utama. Stadia
vegetatif umumnya dimulai pada buku ketiga
2. Stadia pertumbuhan reproduktif
Dihitung sejak tanaman kedelai mulai berbunga sampai pembentukan
polong, perkembangan biji, dan pemasakan biji.

5
Stadia pertumbuhan tanaman kedelai
(Sumber : University of Illinois. 1992.)
Keterangan :
• VE : Stadium kecambah awal
• VC : Stadium kecambah akhir
• V1 : Stadium vegetatif 1
• V2 : Stadium vegetatif 2
• V3 : Stadium vegetatif 3
• R1 : Stadium reproduktif awal
• R3 : Stadium reproduktif
• R5 : Stadium pembentukan
polong
• R8 : Senesens
6
Budidaya Tanaman Kedelai
Pemilihan Bahan tanaman
Persiapan lahan
Penanaman
Pemupukan
Pemeliharaan: Penyiangan dan Pengairan
Pengendalian Hama/ Penyakit
Panen dan Pasca Panen
7
Pemilihan Bahan Tanam (1)
Varietas unggul kedelai rakitan Badan Litbang Pertanian.
Varietas Umur Bobot Potensi Warna Sifat-sifat Tahun
(hari) 100 biji Hasil biji penting
(gr) (ton/ha)

Wilis 85-90 10,0 3,00 Kuning Adaptasi luas 1983

Burangrang 80-82 17,0 1,2-2,50 Kuning Tahan 1999


penyakit karat
rendemen
susu tinggi
Kaba 85 10,4 3,25 Kuning 2001

Anjasmoro 83 14-15,3 2-2,25 Kuning Tahan karat, 2001


tidak mudah
pecah

8
Pemilihan Bahan Tanam (2)
Varietas unggul kedelai rakitan Badan Litbang Pertanian.
Varietas Umur Bobot Potensi Warna Sifat-sifat Tahun
(hari) 100 biji Hasil biji penting
(gr) (ton/ha)

Sinabung 88 11,0 2,16 Kuning Agak tahan 2001


karat, tidak
mudah pecah
Ijen 83 11,2 2,15-2,49 Kuning Tahan ulat 2003
grayak

Tanggamus 88 11,5 2,5 Kuning Agak tahan 2001


karat, adaptif
lahan masam
Lawit 84 10,5 1,90 Kuning Adaptif pada 2001
lahan rawa
tipe B & C
9
Pemilihan Bahan Tanam (3)
Varietas unggul kedelai rakitan Badan Litbang Pertanian.
Varietas Umur Bobot Potensi Warna Sifat-sifat Tahun
(hari) 100 biji Hasil biji penting
(gr) (ton/ha)

Cikuray 82-85 11,5 1,70 Hitam 1993


Merapi 85-90 8,8 1,50 Hitam 1999
Mallika 90 9,0 2,40 Hitam

10
Persiapan Lahan (1)

• Pada lahan kering, tanah dibajak 2 kali sedalam 30 cm, sedangkan


pada lahan sawah dengan tanaman monokultur, tanah dibersihkan
dari jerami, kemudian tanah diolah dua kali.
• Kemudian dibuat saluran drainase setiap 4 m, sedalam 20-25 cm,
lebar 20 cm.
• Pembuatan saluran drainase dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
penggenangan air, karena tanaman kedelai tidak tahan terhadap
genangan.

11
Persiapan Lahan (2)

• Jika keadaan lahan masam, perlu diberi kapur bersamaan dengan


pengolahan lahan yang kedua atau paling lambat seminggu sebelum
tanam.
• Pengapuran menggunakan dolomit dilakukan dengan cara menyebar
rata dengan dosis 1,5 ton/ha.
• Jika ditambah pupuk kandang 2,5 ton/ha, maka dosis kapur dapat
dikurangi menjadi 750 kg/ha.

12
Penanaman

• Pilihlah waktu yang tepat, sehingga tidak mengalami kebanjiran atau


sebaliknya kekeringan.
• Penanaman dilakukan dengan tugal, dengan jarak tanam 40 cm x 15
cm atau 40 cm x 20 cm, dua biji per lubang.
• Semakin subur lahan, sebaiknya jarak tanam semakin lebar.

13
Pemupukan (1)

• Untuk lahan kering masam, dosis pupuk yang diberikan 75 kg Urea +


100 kg SP36 + 100 kg KCl/ha + 500 kg CaO/ha (setara 1500 kg
dolomit).
• Untuk lahan sawah, dosis pupuk 50 kg Urea + 50 kg SP36 + 100 kg
KCl/ha.
• Pupuk diberikan dengan cara ditugal atau dilarik 5-7 cm dari tanaman,
kemudian ditutup tanah.

14
Pemupukan (2)
• Pupuk urea, SP36 dan KCl diberikan paling lambat saat tanaman berumur
14 hari.
• Kapur (dolomit) ditebar sebelum tanam saat pengolahan lahan kedua.

Pemberian kapur pada lahan masam


Lahan kering masam sebaiknya menggunakan kapur pertanian (dolomit atau
kalsit) dengan dosis :
• pH 4,8 - 5,3 -> 2,0 t/ha.
• pH 5,3 - 5,5 -> 1,0 t/ha.
• pH 5,5 - 6,0 -> 0,5 t/ha.

15
Penyiangan

• Penyiangan dilakukan pada umur 15 dan 30 hari.


• Bila rumput masih banyak, maka penyiangan dilakukan lagi pada
umur 55 hari.

16
Pengairan (1)

• Fase kritis tanaman kedelai terhadap kekeringan mulai pada saat


pembentukan bunga hingga pengisian biji (fase reproduktif).
• Pemberian air dilakukan mulai dari fase pertumbuhan hingga
pengisisn biji.
• Frekuensi pemberian air 1 - 4 kali per bulan tergantung dari kondisi
iklim dan jenis tanah.

17
Pengairan (2)

• Pada jenis tanah berpasir, kedelai diairi 3-4 kali per bulan pada kondisi
musim kemarau.
• Pada tanah yang mengandung bahan organik tinggi cukup 1 - 2 kali
per bulan pada kondisi musim kemarau.

18
Hama/ Penyakit Kedelai

Hama Kedelai
1. Lalat bibit ( Ophiomya phaseoli )
2. Hama Grayak (Spodoptera litura)
3. Hama penggerek polong (Helicoverpa armigera, Etiella sp.).

Penyakit Kedelai
Ada beberapa penyakit utama yang dominan pada tanaman kedelai,
yaitu karat daun (Phakopsora pachyrhizi), hawar batang (Sclerotium
rolsii) dan Virus.
19
Pengendalian Hama (1)

Pengendalian hama dapat dilakukan secara terpadu (PHT) dengan


komponen pengendalian sebagai berikut:
1. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan kedelai atau bukan
kacang-kacangan. Pergiliran kedelai dengan padi, jagung, atau ubi
jalar, merupakan salah satu cara dalam pengendalian hama kedelai.
2. Tanam seawal mungkin dan serempak dengan beda waktu tanam
kurang dari 10 hari dalam satu hamparan/wilayah.
3. Penggunaan varietas berumur genjah agar tanaman tidak terlalu
lama menjadi sasaran hama.

20
Pengendalian Hama (2)

4. Penanaman secara tumpangsari atau strip cropping dengan


tanaman bukan kedelai atau bukan kacang-kacangan.
5. Menghindari penanaman tanaman inang diluar musim tanam,
seperti kacang panjang, kacang guda dan kacang hijau.
6. Penanaman varietas tahan hama, seperti varietas Kerinci dan Tidar.
7. Penggunaan mulsa jerami untuk mengurangi serangan hama lalat
kacang.
8. Pengumpulan dan pemusnahan kelompok telur, ulat dan serangga
hama dewasa secara mekanis/fisik.

21
Panen
• Waktu, cara dan alat panen yang
digunakn dalam pemanenan dapat
mempengaruhi jumlah dan mutu hasil
kedelai.
• Bila dipanen terlalu awal akan banyak
biji muda dan perontokan biji relatif
sulit dilakukan.
• Sebaliknya, kalau terlambat panen
menyebabkan tercecernya biji di
lapang.

22
Panen
Hal-hal yang dianjurkan dalam pemanenan yaitu:
• Panen dilakukan apabila semua daun tanaman telah rontok, polong
berwarna kuning/coklat dan mengering.
• Panen dimulai sekitar pukul 09.00 pagi saat air embun sudah hilang.
Pangkal batang tanaman dipotong menggunakan sabit bergerigi atau
sabit tajam.
• Hindari pemanenan dengan cara mencabut, agar tidak tanah/kotoran
terbawa.
• Brangkasan tanaman (hasil panenan) dikumpulkan di tempat yang
kering dan diberi alas terpal/plastik.

23
Pasca Panen
Penanganan pasca panen yang terdiri dari:
• Penjemuran brangkasan tanaman,
• Pembijian,
• Pengeringan,
• Pembersihan, dan penyimpanan.

Penyimpanan biji perlu mendapat perhatian yang cukup, sebab kegiatan ini
mempengaruhi kualitas biji atau benih yang dihasilkan. Kedelai sebagai
bahan konsumsi dipetik pada umur 75 -100 hari, sedangkan untuk benih
umur 100 - 110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata.

24
Penyimpanan biji kedelai untuk konsumsi
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
• Biji disimpan dalam kantong plastik berukuran 30 - 40 kg, ketebalan
0,2 mm dan kedap udara.
• Setelah biji dimasukkan ke dalam kantong plastik, bagian atas kantong
diikat kuat dengan tali rafia.
• Kantong-kantong yang telah berisi biji-biji kedelai tersebut, kemudian
dimasukkan ke dalam karung plastik (seperti karung pupuk), dan
bagian atas karung diikat dengan tali rafia. Kemudian disusun rapi
ditempat penyimpanan/gudang.

25
Referensi
• TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI. BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PERTANIAN LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI BARAT.
NO.003/DIS-LPTP/2016.
• BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI. BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUH
PERTANIAN ACEH BEKERJA SAMA DENGAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI
PERTANIAN NAD. 2009.
• BUDIDAYA TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merill). Aep Wawan Irwan.
JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
PADJADJARAN. JATINANGOR. 2006.
• TEKNOLOGI BUDIDAYA KEDELAI. BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN. BADAN PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PERTANIAN. 2008.

26
27

Anda mungkin juga menyukai