Anda di halaman 1dari 32

Good Agricultural Practices

Komoditas Padi Sawah

agricultural
insurance
solution 1
GAP sebagai Mitigasi Risiko Budidaya

Perhatikan skor pada masing-masing alur budidaya! 2


PRA-TANAM
1. Persiapan & Pengolahan Lahan
2. Penggunaan Benih Berkualitas
3. Pemilahan/Seleksi Benih
4. Persemaian
agriculture
insurance
solution

3
Persiapan Pengolahan Lahan
Bahan organik (kompos jerami, hijauan, & pupuk kandang)
• Bahan organik disebar di atas hamparan sawah
selama 2 minggu sebelum pengolahan tanah agar
terjadi pelapukan dan mudah dibenamkan
• Jerami dilapukkan di pinggiran sawah selama satu
musim sebelum digunakan sebagai bahan organik.
• Penambahan mikrobia seperti Stardex/Starbio/EM4
dapat mempercepat dekomposisi jerami.

Pengapuran untuk sawah bersifat masam (pH rendah)


• Dosis kapur pertanian 2 ton/ha untuk
menaikkan 1 poin pH tanah
• Pemberian kapur pertanian dilakukan
saat kondisi air macak-macak agar
tidak hanyut terbawa arus.

4
Pengolahan Tanah Sempurna
• Pemberian bahan organik &
atau kapur pertanian
• Penggenangan lahan 7 hari agar
tanah melunak
• Pengolahan tanah I :
pembalikan tanah dengan bajak
singkal (15-20 cm)
• Inkubasi/penggenangan
kembali selama 7 hari
• Pengolahan tanah II : bajak
rotari untuk melembutkan &
melumpurkan tanah

5
Kelas Benih dalam Sistem Sertifikasi di Indonesia
Karakteristik benih berkualitas:
• Murni – hanya satu varietas, bukan campuran.
• Bersih – tidak mengandung benih gulma, batu, sampah,
gabah tidak berubah warna karena penyakit.
• Memiliki daya berkecambah yang tinggi.

Kelas Benih Bermutu yang diedarkan untuk petani


6
Penggunaan Benih Berkualitas

• Menghemat biaya karena penggunaan


benih lebih sedikit (daya berkecambah
tinggi).
• Meminimalkan penyulaman, bibit lebih
kuat, dan tumbuh seragam.
• Meningkatkan ketahanan terhadap
cekaman lingkungan dan penyakit.
• Kematangan seragam dan hasil gabah
berkualitas baik (harga jual tinggi).

• Kantong dalam keadaan baik dan utuh.


• Kantong biasanya ukuran 5 kg.
• Ada sertifikat atau label.
• Ada keterangan masa berlakunya sertifikat.
• Ada keterangan produsen.

7
Pemilihan/Seleksi Benih Padi
Ambil telurnya, lalu
masukkan gabah yang
akan diseleksi ke dalam
3 larutan garam tersebut

Gabah mengapung
disaring & dibuang,
Masukkan air ke wadah sedangkan gabah
plastik transparan kira-kira 4 tenggelam sesegera
2 kali volume benih, lalu mungkin dibilas air
1 bersih. Gabah tenggelam
masukkan telur ayam
adalah bernas dan bagus

Tambahkan garam
5 6
dapur sedikit demi
sedikit, aduk perlahan,
2 sampai ujung telur
terangkat 45O dari dasar
wadah
Peram benih 24 jam Benih siap semai
8
TANAM
1. Persemaian
2. Manajemen Transplantasi
3. Sistem Penanaman Tegel
4. Sistem Penanaman Jajar Legowo

agriculture
insurance
solution

9
Pemilihan Lokasi Lahan Persemaian

• Lahan persemaian dipersiapkan seminggu sebelum benih disebar, seluas 4 –


5% dari total luasan lahan
• Apabila areal yang ditanami luas sebaiknya lokasi persemaian tidak
berkumpul (hemat biaya atau tenaga pengangkutan).
• Lahan persemaian sebaiknya mempunyai struktur tanah gembur, lokasi
terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, dan dekat dengan sumber air
• Persemaian tidak dekat lampu, maupun lokasi bekas serangan tungro dan
penggerek batang
• Untuk daerah yang banyak serangan hama tikus, buat pagar plastik
mengelilingi tempat pembibitan dan pasang bubu perngkap. Hal ini akan
lebih efektif apabila tempat pembibitan masing-masing petani berdekatan,
atau bahkan bersama dalam satu lokasi pembibitan.
10
Pengolahan Lahan Persemaian
• Ukuran bedengan 5-6 m x 1-1,2 m x 20-30 cm
(PxLxT). Di antara bedengan dibuat selokan
drainase dengan lebar 30 cm untuk keperluan
pemeliharaan.
• Gunakan bahan organik (kompos, pupuk kandang,
sekam padi), tabur rata 3 – 4 kg/m2 sebelum olah
tanah agar tanah gembur & akar tidak rusak saat
dicabut
• Olah tanah (15 -20 cm) : digenangi, dibajak,
digaru hingga melumpur sampai halus / gembur
dan bebas gulma.
• Setelah melumpur, biarkan selama 1 – 2 hari
untuk ditebari benih dengan ukuran 70 – 100 gram
atau 2 – 3 genggam per m2
• Benih dibenamkan & ditepuk telapak tangan
hingga tertutup lumpur, dan ditaburi abu sekam
(melindungi benih dari burung, bebek, serta
memudahkan pencabutan bibit).

11
Manajemen Transplanting (Pindah Tanam)
• Tanam bibit muda dengan umur 15-
25 hari setelah sebar (HSS)
• Persemaian digenangi 2 hari
sebelum dicabut, sehingga saat
mencabut bibit satu persatu dengan
cara miring/diagonal dari bedengan,
akar terbawa semua (tidak rusak)
dan batang tidak patah
• Bibit yang sudah dicabut harus
segera ditanam, jangan sampai
bermalam
• Saat menanam bibit padi jangan
terlalu dalam, cukup dengan
kedalaman 1-2 cm, agar jumlah
anakan produktif tanaman padi
meningkat saat fase vegetatif

12
Sistem Tanam Tegel
Jarak Tanam

20 cm x 20 cm 25 cm x 25 cm

13
Sistem Jajar Legowo
Jenis Jajar Legowo

4 : 1 (Tipe 1) 2:1

Iklim mikro sistem jajar legowo tidak terlalu


lembab dan aerasi baik (tidak kondusif bagi
perkembangan hama penyakit), serta
kondisi terang tidak disenangi tikus.

14
VEGETATIF-GENERATIF-RIPENING
1. Pemupukan Berimbang
2. Manajemen Air & Gulma
3. Pengendalian Hama-Penyakit
4. Penggunaan Pestisida Secara Bijak

agriculture
insurance
solution

15
Pemupukan : Rekomendasi* Pemerintah Setempat

Rekomendasi
Campuran Pupuk
Kimia Tunggal +
Majemuk

NPK 250 kg/ha Urea 200 kg/ha

Rekomendasi
7-10 HST**
Penggunaan
Pupuk Kimia
Tunggal
Urea 75 SP36 100 KCL 50
kg/ha kg/ha kg/ha

* Rekomendasi dapat berbeda pada masing-masing daerah, ** HST : hari setelah tanam 16
Pemupukan N : Bagan Warna Daun (BWD)

• BWD digunakan untuk menentukan


kebutuhan tanaman padi terhadap
unsur hara N
• Terdapat 4 warna pada panel dengan
skala 2, 3, 4, dan 5

• Penggunaan BWD dengan tepat


dapat menghemat biaya
pemakaian pupuk N sebanyak
15-20% dari takaran yang umum
digunakan petani, tanpa
menurunkan hasil

17
Jadwal Pemupukan N Ke-2 & Ke-3 : Stadia Pertumbuhan

1 2
Respon pupuk N
Sangat
Rendah Sedang Tinggi
tinggi
Rekomendasi Pembacaan
Tingkat hasil (GKG)
BWD sesaat
Pemupukan 5 ton/ha 6 ton/ha 7 ton/ha 8 ton/ha
sebelum
Urea dari pemupukan
Pembacaan Takaran urea (kg/ha)
BWD
BWD < 3,5 75 100 125 150
BWD = 3,5 50 75 100 125
BWD > 4 0 0 – 50 50 50 18
Jadwal Kelola Air Intermitten & Penyiangan Gulma

Umur Tanaman
Pengelolaan Air
(HST)
1 - 10 Macak-macak
11 - 20 3 - 5 cm (penyiangan I)
21 - 27 Macak-macak
28 - 35 3 - 5 cm
36 - 38 Macak-macak
39 - 46 5 - 7 cm
47 - 49 Macak-macak (penyiangan II)
50 - 80 5 - 7 cm
> 80 5 - 7 cm sampai 10 hari sebelum panen
19
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Padi

Hewan

kus, Cacin Walang Ulat Pengg Hama


Sangit, OPT kelompok hewan dapat Wer
Buru g, Kepindi Graydimangsaerek Putih
oleh musuh alami
ng Keong ng ak Batang
(predator maupun parasitoid).
Palsu
Musuh alami juga berkembang
eng
biak di lingkungan
persawahan.
20
Musuh Alami Tipe Predator di Ekosistem Sawah

Kepik
Hama Putih
Wereng Palsu
Penggerek

21
Musuh Alami (Predator & Parasitoid) di Sawah

Kepik Air
Jika populasi musuh alami tinggi,
Hama
Wereng maka serangan OPT dapat ditekan.
Penggerek
Pengamatan OPT & musuh alami
Putih Palsu
dilakukan intensif, agar pengendalian
dengan pestisida lebih bijak
22
Pengendalian Hama Utama Tanaman Padi

Gejala : terbakar Hama : Wereng Batang Coklat Pengendalian


• Jajar legowo (iklim mikro &
aerasi baik), wereng suka
kelembapan tinggi
• Jika ditemukan 20 ekor/m2
(veg) dan 10 ekor/m2 (gen),
pengendalian dengan
penyemprotan insektisida

Gejala : mudah dicabut Hama : Penggerek Batang Pengendalian


• Jadwal tanam dihitung, menghindari
penerbangan ngengat saat padi
bunting
• Pengumpulan kelompok telur (KT)
secara intensif sejak dipersemaian
• Aplikasi insektisida, jika > 1 KT /3 m2
 atau intensitas serangan sundep >
5% dan beluk 10 % (paling lambat 3
minggu sebelum panen).

23
Pengendalian Hama Tikus Tanaman Padi
Serangan : memotong dan memakan bagian
tanaman padi (Persemaian, Vegetatif, Generatif)

Pengendalian
Sebelum tanam
• Lakukan geropyokan
• Pengumpanan beracun
• Pembersihan/sanitasi lingkungan tempat
persembunyian tikus, buat pematang yang
kecil (30 cm) agar tikus tidak membuat lubang
Persemaian
• Tanam serempak pada luasan 300 Ha
• Pemagaran plastik tinggi 50 cm dengan
kombinasi bubu 2 - 4 bubu
Vegetatif - Generatif
• Pemagaran plastik pada daerah masuknya
tikus yang dikombinasikan pemasangan bubu
dengan jarak 10 s/d 20 m
• Pemasangan rumah musuh alami (burung
hantu)
• Fumigasi atau pengemposan dengan asap
beracun

24
Pengendalian Penyakit Utama Tanaman Padi
Penyakit Blast (belah ketupat (veg), membusuk, patah) Penyakit Jamur Oncom

Manajemen Pengendalian Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur

• Pemupukan berimbang, N jangan terlalu tinggi


• Sanitasi lingkungan Praktikan
• Penggunaan bibit yang sehat Good
• Jajar legowo, aerasi baik, pengairan intermitten, agar Agricultural
kelembapan tidak tinggi Practices
• Jika intensitas >25%, pengendalian dengan fungisida secara 6 dari awal
tepat
25
Penggunaan Pestisida secara Benar & Bijak
13 Jenis Pestisida

Pengamatan intensif dilakukan untuk


mengetahui populasi dan intensitas serangan
OPT. Jika sudah mencapai ambang batas
ekonomi, penggunaan pestisida kimia
merupakan solusi yang harus diterapkan secara
bijak.
5 Tepat dalam Penggunaan Pestisida
1. Tepat Jenis dan Mutu (terdaftar, wadah dan label
asli, masih berlaku/tidak kedaluarsa)
2. Tepat Waktu (mencapai ambang pengendalian)
3. Tepat Konsentrasi dan Dosis
4. Tepat Alat dan Cara (jenis sprayer, ketinggian
Dosis Konsentrasi semprot)
5. Tepat Sasaran (sesuai OPT)

Rekomendasi Volume Semprot (Insektisida & Fungisida)


untuk tanaman padi 600 L/Ha
26
PANEN - PASCAPANEN

1. Kriteria Panen
2. Cara Pemanenan
3. Pengelolaan Pascapanen

agriculture
insurance
solution

27
Kriteria Panen
10 hari 7hari 7hari 7hari

Fase
berbunga
penuh

28
Panen padi
Serangkaian kegiatan yang meliputi pemungutan
(pemanenan) malai, perontokan gabah, penampian,
pengeringan, pengemasan, penyimpanan, dan
pengolahan sampai siap dipasarkan atau dikonsumsi.
Proses pascapanen memiliki tujuan untuk mengurangi
kehilangan hasil, menekan tingkat kerusakan.
(Bahan Belum Lengkap)

29
Tiga cara panen berdasarkan
jenis & cara perontokan yang
digunakan, antara lain :
1. potong bawah (gebot)
2. potong tengah (thresher)
3. potong atas (combine)
(Bahan Belum Lengkap)

30
GAP sebagai Mitigasi Risiko Budidaya

Perhatikan skor pada masing-masing alur budidaya! 31


Terima Kasih

agriculture
insurance
solution 32

Anda mungkin juga menyukai