I
PENDAHULUAN
pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran Penyuluh Pertanian yang sangat strategis dan kualitas
sumberdaya manusia yang mendukungnya, yaitu SDM yang menguasai serta mampu memanfaatkan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengelolaan sumberdaya pertanian
secara berkelanjutan.
penurunan karena memasuki usia purna tugas. Karena itu salah satu upaya yang dilakukan
adalah dengan meningkatkan peran penyuluh pertanian swadaya disetiap desa, agar tujuan
teknologi dapat dilaksanakan lebih cepat dan memberikan dampak terhadap peningkatan
Salah satu penunjang dalam rangka Peningkatan produktivitas padi yaitu melalui pendekatan
Demonstrasi Plot yang merupakan salah satu strategi yang diharapkan mampu memberikan
kontribusi yang lebih besar terhadap produksi padi, sehingga pelaku utama dapat menerapkannya
sehingga dapat mendukung peningkatan produktivitas padi secara nasional. Pendekatan ini akan
berhasil meningkatkan produksi dan pendapatan petani apabila didukung oleh semua pihak,
termasuk pemangku kepentingan baik di hulu, onfarm, maupun hilir dan pelaksanaannya
terkoordinasi secara sinkron dan sinergis di setiap tingkat mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota,
kegiatan percontohan/ demplot agar bisa menjadi sarana belajar petani dan saran pembuktian paket
teknologi penggunaan pupuk organik Cair yang diterapkan dalam kegiatan Demplot penyuluh
1.2 Tujuan
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam Budidaya Padi yang baik
3. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman padi sawah melalui penerapan teknologi
4. Sebagai tempat pembelajaran para penyuluh PNS/THL, penyuluh swadaya dan petani di
secara umum
PELAKSANAAN KEGIATAN
2. 3 Sumber Dana
Pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada anggaran Dana Dekonsentrasi berdasarkan Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian
Satuan Kerja Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Provinsi
Paket untuk kegiatan Demfarm Padi Sawah sesuai DPA BP4K Tahun 2012 (per hektar) meliputi:
e. Pestisida : 2 Kg / Unit
Padi merupakan sumber pangan utama penduduk Indonesia, yang sebagian besar
dibudidayakan sebagai padi sawah. Kegiatan dalam bercocok tanam padi secara umum meliputi
pembibitan, persiapan lahan, pemindahan bibit atau tanam, pemupukan, pemeliharaan (pengairan,
penyiangan, pengendalian hama dan penyakit) dan panen. Dewasa ini telah diperkenalkan teknologi
budidaya padi, budidaya sistem tanam Jajar Legowo. Pengenalan dan penggunaan sistem tanam
tersebut disamping untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimal juga ditujukan untuk
meningkatkan hasil dan pendapatan petani. Beberapa kemungkinan yang menyebabkan rendahnya
produktivitas pada jarak tanam rapat sebagai berikut: (a) varietas umumnya akan tumbuh tidak optimal
apabila menerima sinar yang rendah akibat adanya persaingan antar individu tanaman dalam jarak
tanam rapat, (b) terjadinya kahat hara tertentu terutama N, P dan K serta air akibat pertanaman yang
rapat, perakaran yang intensif sehingga pengurasan hara juga intensif, dan (c) terjadinya serangan
penyakit endemik setempat, akibat kondisi iklim mikro yang menguntungkan bagi perkembangan
penyakit pada jarak tanam rapat.
Sistem tanam legowo adalah pola bertanam yang berselang-seling antara dua atau lebih
(biasanya dua atau empat) baris tanaman padi dan satu baris kosong. Pada awalnya tanam jajar legowo
umum diterapkan untuk daerah yang banyak serangan hama dan penyakit, atau kemungkinan terjadinya
keracunan besi. Jarak tanam dua baris terpinggir pada tiap unit legowo lebih rapat daripada baris yang di
tengah (setengah jarak tanam baris yang di tengah), dengan maksud untuk mengkompensasi populasi
tanaman pada baris yang dikosongkan. Pada baris kosong, di antara unit legowo, dapat dibuat parit
dangkal. Parit dapat berfungsi untuk mengumpulkan keong mas, menekan tingkat keracunan besi pada
tanaman padi atau untuk pemeliharaan ikan kecil (muda). Sistem tanam jajar legowo pada arah barisan
tanaman terluar memberikan ruang tumbuh yang lebih longgar sekaligus populasi yang lebih tinggi.
Dengan sistem tanam ini, mampu memberikan sirkulasi udara dan pemanfaatan sinar matahari lebih
baik untuk pertanaman. Selain itu, upaya penanggulangan gulma dan pemupukan dapat dilakukan
dengan lebih mudah.
Kesimpulan
Dari hasil analisa usaha terlihat bahwa budidaya padi dengan sistem jajar legowo dapat
memperoleh keuntungan yang besar. Sehingga demplot ini dapat menjadi contoh bagi petani
disekitarnya. Hanyalah kendala tenaga kerja yang selalu dikeluhkan petani maka penyuluh harus lebih
giat untuk memberikan penjelasan untuk merubah pola pikir petani yang masih malas untuk
menerapkan teknologi ini. Dan tentunya penerapan demplot ini perlu harus slalu dilakukan, karena
petani akan terpengaruh setelah melihat contoh langsung daripada hanya mendengarkan penjelasan
dari penyuluh.