Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KAJI TERAP

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 4 : 1


PADA TANAMAN PADI SAWAH

DI KELOMPOK TANI SUMBER JAYA JINANGKAH DESA TEJA TIMUR


KECAMATAN PAMEKASAN

OLEH :
ERIS WULANDARI, S.TP
PENYULUH PERTANIAN PERTAMA

DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN


KABUPATEN PAMEKASAN
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

I.1.     LATAR BELAKANG
Sasaran pembangunan pertanian saat ini diarahkan untuk meningkatkan
produktivitas hasil pertanian yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan
petani dan keluarganya. Peningkatan kesejahteraan petani merupakan salah satu
tujuan penyuluhan pertanian, yang ditegaskan dalam UU RI No.16 Tahun 2006
bahwa penyuluhan juga ditujukan untuk memberdayakan pelaku utama dan pelaku
usaha dalam peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif,
penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan
kesadaran dan pendampingan serta fasilitasi. Pencapaian sasaran penyuluhan salah
satunya dilakukan melalui pengembangan dan diseminasi inovasi pertanian serta
penumbuhan motivasi pada petani menggunakan inovasi teknologi (Ruswendi dan
Honorita B, 2011).
Tujuan pembangunan pertanian dapat dicapai dengan membangun sistem
dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan, dan
terdesentralisasi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani.
Salah satu faktor yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah
ketersediaan inovasi teknologi spesifik lokasi yang bermutu pada setiap subsistem
agribisnis dan diterapkannya teknologi inovasi tersebut oleh para petani.
Sejalan dengan semakin berkembangnya inovasi teknologi, maka perlu
dilakukan akselerasi adopsi teknologi inovasi tersebut sampai ke tingkat pengguna
melalui perbaikan materi, metode dan media diseminasi sesuai dengan spesifik
lokalita disuatu daerah. Pentingnya diseminasi teknologi inovasi ini dilakukan,
antara lain disebabkan karena proses adopsi suatu teknologi sangat erat kaitannya
dengan teknik atau cara penyampaian informasi teknologi inovasi baik inovasi teknis
(varietas, benih/bibit, alat, teknologi, pruduk) maupun inovasi sosial (kelembagaan,
permodalan, pemasaran), kepada petani pengguna, Sumarno, (2000).
Dalam percepatan diseminasi teknologi inovasi, beberapa permasalahan yang
dihadapi antara lain adalah sifat/ karakteristik teknologi, karakteristik petani dan
kemampuan (kapasitas) penyuluh dalam memahami informasi teknologi inovasi
litkaji untuk ditransfer menjadi informasi teknologi yang dapat dipahami dan
diterapkan oleh petani. Penggunaan model tanam jajar legowo saat ini sudah banyak
diterapkan oleh petani. Para petani di  wilayah kecamatan  Pamekasan mengenal model
tanam ini dengan sebutan tanam dengan garis. Menurut Sekretariat Badan Koordinas
Penyuluh, (2012) tanam jajar legowo adalah pengaturan jarak tanam padi dengan pola
berselang-seling dengan mengosongkan satu baris. Umumnya yang digunakan adalah
model jajar legowo 2:1.
Kelebihan  penerapan tanam model jajar legowo dibandingkan dengan tananm
tegel yaitu: 1) rumpun tanaman yang berada dipinggir lebih banyak, 2)terdapat ruang
kosong sebagai tempat pengaturan air dan saluran pengendalian keong mas,
3)pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah, 4)pada tahap awal areal
pertanaman lebih terang sehingga kurang disukai tikus, 5) pengunaan pupuk lebih berdaya
guna.
Pola yang utuh sebenarnya adalah dengan menyisipkan tanaman pada baris yang
dikosongkan kebaris yang di sebelahnya. Manfaat dari penyisipan ini adalah  seolah-olah
tanaman berada pada barisan pinggir pematang dan rumpun tanaman menjadi lebih banyak.
Berbeda dengan teorinya, penerapan dilapangan oleh petani yang menerapkan model
tanam jajar legowo sangat jarang membuat sisipan. Dari beberapa kesempatan berdiskusi
dengan petani hal disebabkan beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut: 1) petani
belum banyak mengetahui bahwa pada model tanam jajar legowo untuk memperbanyak
rumpun tanaman harus ada sisipan, 2) ada anggapan bahwa dengan atau tanpa sisipan
produksinya sama, 3) pola jajar legowo yang digunakan masih beragam, misal ;  7:1, 8:1
ataupun 10:1.
Bersadarkan pada permasalahan di atas  maka Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
Pamekasan melaksanakan demonstrasi kaji terap dilahan sawah percontohan kelompok tani
Sumber jaya Jingkah di Desa Teja Timur, Kecamatan Pamekasan. Kaji Terap ini
dilaksnakan dengan menitikberatkan pada model tanam jajar legowo 4:1. Dan
membandingkan produksi antara jajar legowo 4:1 dengan sisipan dan , jajar legowo tanpa
sisipan dan tanam menggunkan sistim tegel. Semua model tanam ini dilakukan pada  satu
areal dan waktu yang sama. Varietas padi yang digunakan adalah Inpari 32.

I.2. RUMUSAN MASALAH


1. Berapa peningkatan produktivitas tanaman padi pada penerapan sisitem tanam jajar
legowo 4 : 1
2. Berapa keuntungan finansial pada penerapan sisitem tanam jajar legowo 4 : 1

I.3. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan kaji terap ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada petani cara sederhana dan mudah dilaksanakan,
namun dapat memberikan keuntungan yang lebih baik lagi melalui jajar legowo 4 :
1
2. Mengetahui peningkatan produktivitas tanaman padi pada penerapan sisitem tanam
jajar legowo 4 : 1
3. Mengetahui keuntungan finansial pada penerapan sistem tanam jajar legowo 4 : 1

I.4. MANFAAT
Manfaat yang ingin dicapai dari kegiatan kaji terap ini adalah:
1. Memberikan informasi kepada petani bahwa penerapan sisitem tanam jajar legowo
4 : 1 sudah sesuai dan bisa dilakukan di wilayah sekitar Kelompok tani Sumber
Jaya Jinangkah
2. Memberikan informasi kepada petani bahwa produktivitas tanaman padi pada
penerapan sisitem tanam jajar legowo 4 : 1 meningkat dibandingkan sistem tanam
tegel
BAB II
LANDASAN TEORITIS

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) telah


menghasilkan berbagai teknologi guna mewujudkan ketahanan pangan, khususnya
program peningkatan produksi padi nasional. Teknologi tersebut antara lain varietas
unggul baru, sistem tanam Jajar Legowo, biodekomposer yang mampu mempercepat
pengomposan jerami, pupuk hayati dan pemupukan berimbang, pestisida hayati dan alat
mesin pertanian. Padi merupakan tanaman pangan utama penduduk Indonesia, sebagian
besar ditanam di lahan sawah. Permasalahan padi yang ditanam lahan sawah diantaranya
serangan hama, penyakit dan gulma. Perkembangan pengganggu tanaman ini sering
didukung oleh cara tanam. Kegiatan dalam padi meliputi pembibitan, persiapan lahan,
pemindahan bibit atau tanam, pemupukan, pemeliharaan (pengairan, penyiangan,
pengendalian hama dan penyakit) dan panen. Dewasa ini telah diperkenalkan berbagai
teknologi budidaya padi, antara lain budidaya sistem tanam benih langsung (Tabela),
sistem tanam tanpa olah tanah (TOT), sistem tanam Jajar Legowo). Pengenalan dan
peggunaan sistem tanam untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimal juga
ditujukan untuk meningkatkan hasil dan pendapatan petani.
Pada umumnya, padi pada kondisi jarak tanam sempit akan mengalami
penurunan kulitas pertumbuhan, seperti jumlah anakan dan malai lebih sedikit, panjang
malai yang lebih pendek, dan tentunya jumlah gabah per malai berkurang dibandingkan
pada kondisi jarak tanam lebar (potensial). Beberapa kemungknan yang menyebabkan
rendahnya produktivitas pada jarak tanam rapat : (a) umumnya akan tumbuh tidak optimal
apabila menerima sinar matahari yang rendah akibat adanya persaingan antar individu
tanaman dalam jarak tanam rapat, (b) terjadinya kahat hara tertentu terutama N, P dan K
serta air akibat pertanaman yang rapat, perakaran yang intensif sehingga pengurangan hara
juga intensif, dan (c) terjadinya serangan penyakit endemik setempat, akibat kondisi 2
iklim mikro yang menguntungkan bagi perkembangan penyakit pada jarak tanam rapat.
Secara umum pengertian jajar legowo adalah suatu sistem penanaman padi dengan
cara mengatur jarak tanam. Jajar legowo bertujuan meningkatkan hasil produksi padi.
Pemakaian sistem ini sudah terbukti mampu meningkatkan produksi dibanding sistem
tradisonal (tegel) yang sudah lama dipakai oleh para petani, metode jajar legowo pertama
kali di perkenalkan pada tahun 1996 oleh pejabat dinas pertanian Kabupaten Banjarnegara
Jawa Tengah, setelah melaui kajian yang panjang oleh Departemen Pertanian untuk
melihat seberapa efektif sistem ini dalam meningkatkan hasil produksi padi, akhirnya jajar
legowo direkomendasikan dan di perkenalkan untuk diterapkan untuk petani Indonesia.
Prinsip utama sistem jajar legowo adalah memanipulasi lahan yang ada dengan cara
mengatur jarak tanam agar mampu menampung populasi tanaman lebih banyak dengan
tanaman efek pinggir yang lebih banyak.
Manfaat dan Keuntungan Jajar Legowo :
1. Jumlah populasi tanaman meningkat
2. Memudahkan perawatan dan pemeliharaan
3. Menekan serangan hama dan penyakit
4. Hemat biaya pemupukan
5. Meningkatkan produksi dan kualitas gabah
Ada bebrapa tipe sistem jajar legowo yang biasa di gunakan oleh petani : Legowo
2 : 1, legowo 3 : 1, legowo 4 : 1, legowo 5 : 1, legowo 6 : 1 dan legowo 7 : 1. Dari hasil
penelitian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) sistem jajar legowo 4 : 1 adalah
tipe yang terbaik untuk meningkatkan jumlah produksi, sedangkan untuk mendapatkan
gabah yang berkualitas menggunakan jajar legowo 2 : 1, untuk keperluan produksi benih
disarankan menggunakan legowo 2 : 1 ini.
Sistem tanam legowo 4:1 tipe 1 merupakan pola tanam legowo dengan
keseluruhan baris mendapat tanaman sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan
yang kurang subur. Dengan pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha
dengan peningkatan populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25x25) cm. Sistem tanam
legowo 4:1 tipe 2 merupakan pola tanam dengan hanya memberikan tambahan tanaman
sisipan pada kedua barisan tanaman pinggir. Populasi tanaman 170.667 rumpun/ha dengan
persentase peningkatan hanya sebesar 6,67% dibanding pola tegel (25x25) cm. Pola ini
cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Meskipun
penyerapan hara oleh tanaman lebih banyak, tetapi karena tanaman lebih kokoh sehingga
mampu meminimalkan resiko kerebahan selama pertumbuhan.
BAB III
WAKTU DAN LOKASI DEMONSTRASI KAJI TERAP

Demonsttrasi kaji terap akan dilaksanakan di lahan percobaan milik Kelompok


tani Sumber Jaya Jinangkah, Desa Teja Timur, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten
Pamekasan. Lama pelaksanaan adalah satu musim tanam, MT I tahun 2021-2022.
Pelaksanaan kaji terap menggunakan 3 petak lahan dan akan dimulai pada bulan November
2021 hingga panen pada Maret 2022.

3.1. BAHAN DAN ALAT


            Bahan yang digunakan adalah benih padi varietas Inpari 32 dengan pemupukan
berimbang. Alat yang digunakan seperangkat alat tanam/ ukur jajar legowo.

3.2. METODE
            Semaian padi yang telah berumur 18 hari ditanam dengan 3 model tanam dilahan
sawah yang sudah siap tanam. Model tanam yang digunakan adalah:
1.      Tanam jajar legowo 4:1 dengan sisipan (50x(25x12,5))
2.      Tanam jajar legowo 4:1 tanpa sisipan (50(25x25))
3.      Tanam tegel (25x25)
DAFTAR PUSTAKA

Badan Litbang Pertanian. 2013. Jajar Legowo. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Kementerian Pertanian

BPTP Jambi. 2010. Petunjuk Teknis Pengelolaan Tanaman Terpadu. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Kementerian Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai