Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

EVALUASI PENYULUHAN PERTANIAN


“ SISTEM PERSEMAIAN KERING PADA KELOMPOK TANI TANI SEHAT DI
DESA DESA SIRAPAN KECAMATAN MADIUN KABUPATE MADIUN “

Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Abdul Farid, MP
Dr. Ir. Suhirmanto, SP.,
M.Si

Disusun Oleh :
Hendro Setiyono Swardoyo

NIRM :
04.01.01.21.044

Kelas :
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan B 11

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Sirapan merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Madiun,


Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur. Potensi lahan pertanian di Desa Desa Sirapan
sangat besar. Potensi lahan terdiri dari lahan sawah. Lahan sawah untuk budidaya
tanaman padi dan hortikultura. Potensi peternakan yang banyak diusahakan oleh
masyarakat Desa Desa Sirapanantara lain adalah ternak ayam kampung, ayam
pedaging, itik, kambing, kelinci, dan sapi.Wilayah Binaan Desa Desa Sirapan meliputi 2 (
Dua ) Dusun yaitu Dusun Desa Sirapan 1, Dusun Desa Sirapan 2,Bringkil, mbulu yang
terbagi atas 4 kelompok tani yaitu tani jaya,tani maju, tani makmur, tani sehat .
Sedangkan Luas lahan pertanian keseluruhan ha, yang tediri atas : sawah tehnis 50 ha,
sawah ½ tehnis 4,58 ha, sawah tadah hujan 61 ha, tegal 17,3 ha, perkarangan 9,5 ha,
dan lain - lain 4,52ha.
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian
sebagai sumber pendapatan bagi sebagian besar penduduknya. Kemampuan sektor
pertanian dapat ditunjukan dengan aktivitas dalam meningkatkan pendapatan petani.
Salah satu subsektor pertanian yang sangat penting adalah subsektor tanaman pangan,
karena pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Kebutuhan akan
pangan terus meningkat dikarenakan setiap tahun jumlah peduduk Indonesia terus
meningkat, sementara produksi pangan dari periode ke periode semakin lama semakin
menurun (Khairuddin, 2003).

Sistem Persemian kering adalah Teknologi persemaian padi sistem kering


adalah teknologi persemaian dalam kotak semai plastik yang dilapisi filter berupa
kertas koran. Keuntungan menerapkan teknologi sistem persemaian ini di antaranya;
tidak perlu melakukan pengolahan tanah dan daut (pencabutan), hemat lahan dan
air, sesuai untuk lahan garapan yang sempit (<1000 m2), pemeliharaan mudah dan
efisien serta biaya lebih murah dibandingkan teknologi persemaian padi sawah
secara konvensional atau persemaian basah..
Langkah awal untuk membuat persemaian kering adalah menyiapkan kotak
semai berupa kotak plastik berukuran 40x30x3 cm. Kotak plastik dilubangi 4 titik pada
dasar kotak kemudian dilapisi kertas koran. Kertas koran berfungsi sebagai filter untuk
mengatur air infiltrasi dan kelembaban dalam kotak semai. Setelah dilapisi kertas koran
pada kotak plastik, selanjutnya masukkan tanah/media tanam ke dalamnya. Media
tanam yang digunakan berupa tanah gembur yang kaya unsur hara.

Setelah media tanam disiapkan, benih disebarkan secara merata dan ditutup lagi
dengan media tanam yang sama setebal ±1cm, kemudian disiram air sampai menetes
melalui keempat lubang tersebut. Pada umur 7 hari setelah semai bibit padi sudah
muncul (vigor). Penyiraman dilakukan 2 hari sekali sampai umur 7-12 hari. Pada umur
13-15 hari disiram setiap hari pada sore hari. Bibit padi siap ditanam di sawah pada
umur 15 hari. Untuk persemaian padi dalam jumlah besar diperlukan rumah bibit yang
dilengkapi rak- rak yang disusun secara bertingkat.
Manfaat teknologi persemaian ini antara lain persemaian dapat dilakukan di luar
areal produksi, hemat kebutuhan benih (±10 kg/ha), hemat lahan dan air, mengurangi
resiko kegagalan karena banjir, serangan OPT, pertumbuhan bibit lebih cepat, dan sapat
mengikuti percepatan musim tanam. Selain itu, perlakuan benih dapat dilakukan pada
tanah kahat Zn, tanaman dan tidak mengalami stres. Dengan cara ini juga tidak
dibutuhkan tenaga kerja untuk cabut, serta menguntungkan bagi pemilikan lahan sempit.
Pengalaman petani, teknik ini dapat mempercepat tanam 10-15 hari dibandingkan
dengan sistem persemaian basah, dan kelayakan finansialnya cukup tinggi yaitu benefit
cost ratio (B/C) adalah 2,66. Adapun keuntungan dari Sistem Persemaian kering ini
dapat memberikan ruang tumbuh yang longgar sekaligus populasi lebih tinggi, mampu
memberikan sirkulasi udaradan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk
pertanaman. Selain itu upaya pengendalian gulma dan pemupukan dapat dilakukan
dengan lebih mudah serta yang terpenting sistem ini dapat meningkatkan produktivitas
padi sebesar 12-22%.

1.2 Tujuan Evaluasi

1) Untuk mengetahui persepsi petani terhadap inovasi tekhnologi Sistem Persemian


kering di Kelompok Tani Tani sehat.
2) Untuk mengetahui sikap petani terhadap inovasi tekhnologi Sistem
Persemian keringdi Kelompok Tani Tani sehat desa sirapan.
3) Untuk mengetahui hubungan persepsi dengan sikap petani terhadap inovasi
tekhnologi Sistem Persemian kering di Kelompok Tani Tani sehat desa sirapan .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Padi merupakan jenis tanaman rumput berumpun. Terdapat 25 spesies Oryza, yang
terkenal adalah O. sativa dengan sub spesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di
Indonesia. Kegiatan dalam bercocok tanam padi secara umum meliputi pembibitan, persiapan
lahan, tanam, pemupukan, pemeliharaan (pengairan, penyiangan, pengendalian hama dan
penyakit) dan panen. Menurut Kementerian Pertanian (2015) ciri khusus padi sawah adalah
adanya penggenangan selama masa pertumbuhan tanaman. Budidaya padi sawah dilakukan
pada tanah yang berstruktur lumpur. Oleh sebab itu, tanah yang ideal untuk sawah harus
memiliki kandungan liat minimal 20%. Waktu pengolahan tanah yang baik kurang lebih 4
minggu sebelum penanaman. Pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu, dan perataan.
Sebelum diolah lahan terlebih dahulu digenangi air sekitar 7 hari untuk mempermudah proses
pengolahan lahan. Kemudian untuk benih disarankan menggunakan benih bersertifikat atau
berlabel biru dan pada setiap musim tanam perlu adanya pergiliran varietas benih yang
digunakan untuk memperlihatkan ketahanan terhadap serangan hama sawah.
Menurut Syakir (2016) terkait dengan upaya untuk meningkatkan produksi padi nasional,
Balitbangtan pada tahun 2008 telah menghasilkan dan memperkenalkan inovasi Pengelolaan
Tanam Terpadu (PTT) padi sawah. Inovasi ini kemudian di adopsi dan dikembangkan oleh
Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan di implementasikan dalam bentuk Sekolah Lapang
PTT (SL-PTT). Komponen teknologi penyusun PTT terus dikembangkan dan disempurnakan
dari waktu ke waktu. Berbagai komponen teknologi yang dihasilkan dirakit menjadi paket
teknologi yang salah satunya disebut “Teknologi Persemain Kering”.
Teknologi persemaian padi sistem kering adalah teknologi persemaian dalam kotak
semai plastik yang dilapisi filter berupa kertas koran. Keuntungan menerapkan teknologi sistem
persemaian ini di antaranya; tidak perlu melakukan pengolahan tanah dan daut (pencabutan),
hemat lahan dan air, sesuai untuk lahan garapan yang sempit (<1000 m2), pemeliharaan
mudah dan efisien serta biaya lebih murah dibandingkan teknologi persemaian padi sawah
secara konvensional atau persemaian basah.
Manfaat teknologi persemaian ini antara lain persemaian dapat dilakukan di luar areal
produksi, hemat kebutuhan benih (±10 kg/ha), hemat lahan dan air, mengurangi resiko
kegagalan karena banjir, serangan OPT, pertumbuhan bibit lebih cepat, dan sapat mengikuti
percepatan musim tanam. Selain itu, perlakuan benih dapat dilakukan pada tanah kahat Zn,
tanaman dan tidak mengalami stres. Dengan cara ini juga tidak dibutuhkan tenaga kerja untuk
cabut, serta menguntungkan bagi pemilikan lahan sempit..
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu

Penyuluhan dan pengambilan data evaluasi hasil penyuluhan tentang Sistem


Persemaian kering di Poktan Tani Sehat Desa Desa Sirapan Kecamatan Madiun
Kabupaten Madiun. Evaluasi ini diawali dengan identifikasi potensi wilayah, pengumpulan
data, mengolah data, dan penulisan laporan.

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Menentukan Topik Evaluasi

Materi evaluasi penyuluhan yang digunakan adalah Sistem Persemaian kering

3.2.2 Metode Pelaksanaan

Berikut uraian metode pelaksanaan evaluasi tentang Sistem Persemaian


kering adalah sebagai berikut :

No Variabel Sub Variabel Indikator

1. Pengetahuan Petani Terhadap Memahami Memahami cara penerapan Sistem


Sistem Persemaian kering Persemian Kering
Mengetahui Mengetahui penerapan Sistem
Persemian Kering
Aplikasi Mampu menerapkan Sistem Tanam
Persemian Kering
Analisis Mampu menganalisa penyuluhan
Sistem Persemian Kering
Evaluasi Mampu melakukan penilaian
terhadap materi yang telah
diberikan.
Sintesis Mampu membuat formulasi baru
Sikap Petani Terhadap Sistem setelah diberikan penyuluhan
2. Persemian Kering Merespon Kelompok Tani mampu menilai
Sistem Tanam Persemian
Kering
Menerima a. Kelompok Tani tertarik
mengenai Sistem Persemaian
kering
b. Kelompok Tani mengetahui
kelebihan dan manfaat Sistem
Persemain Kering
c. Kelompok Tani mau melihat
dan menerapkan Sistem
Persemain Kering

Tanggung Kelompok Tani tetap


Jawab menggunakan dan menerapkan
Sistem Persemain Kering
meskipun banyak petani yang
masih seenaknya menanam padi
tanpa
menggunakan sistem tanam.
Menghargai Kelompok Tani mampu mengajak
dan mempengaruhi orang lain
mengenai Sistem Persemain
Kering

3.2.3 Merancang Kegiatan Evaluasi

1) Melakukan konsultasi dan koordinasi dengan BPP Kecamatan Madiun.


2) Koordinasi dengan ketua kelompok tani dan melakukan survey lokasi.
3) Merancang instrumen sesuai program yang di evaluasi.
4) Melakukan kegiatan evaluasi dengan pemberian kuesioner ke petani.

3.2.4 Penetapan Sasaran

Dalam evaluasi ini ditetapkan populasi sasaran evaluasi program Sistem


Persemaian kering adalah Kelompok Tani Tani sehat, Desa Desa Sirapan,
Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun yang yang sudah mendapatkan
penyuluhan tentang program penerapan sIstem Persemain Kering. Jumlah
angggota aktif Kelompok Tani Tani sehat adalah 52 orang dan seluruhnya akan
menjadi populasi sekaligus sampel dalam evaluasi ini.
3.2.5 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder,
data primer diperoleh melalui wawancara dan pembagian kuesioner kepada petani
yang telah mendapat penyuluhan dan telah menerapkan sistem Persemain Kering,
juga melakukan wawancara kepada penyuluh pertanian. Sedangkan data
sekunder didapat dari instansi atau lembaga terkait seperti Balai Penyuluhan
Pertanian,dan Kantor Kepala Desa Sirapan .

3.2.6 Evaluasi Data

Rencana Pelaksanaan Kegiatan dilakukan pada tanggal 22 agustus 2022 di


desa Sirapan KelompokTani Tani sehat Kecamatan Madiun Kabupaten Madiun.

3.2.7 Jenis Evaluasi

Jenis evaluasi penyuluhan pertanian yang dilaksanakan yaitu On Going.

3.2.8 Metode Analisis Data

Untuk membuktikan terdapat keberhasilan evaluasi program, pelaksanaan


program dan hasil program dianalisis secara deskriptif. Untuk mengetahui evaluasi
program dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan Model CIPP (Context,
Input, Process, Product), yang berguna untuk mengetahui indikator penilaian
program Sistem Tanam Jajar Legowo.

3.2.9 Data Pembanding

Data pembanding yang digunakan merupakan data yang ada pada BPP
setempat.

3.2.10 Instrumen Evaluasi

Pada intrumen evaluasi ini, untuk pembagian kuesioner dengan penilaian


skala nilai untuk mengetahui pemahaman petani terhadap materi yang telah
disampaikan.
Kuesioner Pengetahuan

KUESIONER PENGETAHUAN PETANI


TERHADAP SISTEM PERSEMAIAN KERING
DI DESA DESA SIRAPAN KECAMATAN MADIUN KABUPATEN
MADIUNPROVINSI JAWA TIMUR

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ......................................................................................
2. Umur : ......................................................................................
3. Jenis Kelamin : ......................................................................................
4. Pendidikan Terakhir : ......................................................................................
5. Status Perkawinan : ......................................................................................
6. Jumlah Anak : ......................................................................................
7. Status dalam Kelompok : .....................................................................................
8. Lama Menjadi Anggota : ......................................................................................

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling
sesuai dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.
2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali kepada
yang menyerahkan kuesioner ini pertama kali.
3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.
 Y = Ya / Benar
 T = Tidak / Salah
4. *) Coret yang tidak perlu
Peryataan Tertutup ( PENGETAHUAN : SKALA GUTTMAN )

Alternatif
NO PERNYATAAN Jawaban
Y T
Saya telah mengetahui Sistem Persemaian kering
1.

Saya mengetahui tentang manfaat dari Sistem


2.
Persemaian kering
Saya telah mengetahui apa saja tahapan dalam penerapan
3.
Sistem Persemaian kering
Saya telah mengetahuai anjuran jarak pada Sistem Persemaian
4. kering

Saya menyatakan selain pestisida nabati dari daun pepaya juga


5.
bisa menggunakan bahan dari tanaman lainnya
Saya menyimpulkan bahwa Sistem Persemaian kering
6.
mudah untuk dilakukan
Saya mengetahui bahwa Sistem Persemaian kering
7.
mempunyai prinsip Ketika bercocok tanam
TOTAL
A. Kuesioner Sikap

KUESIONER SIKAP PETANI


TERHADAP SISTEM PERSEMAIAN KERING
DI DESA DESA SIRAPAN KECAMATAN MADIUN KABUPATEN
MADIUNPROVINSI JAWA TIMUR

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ......................................................................................
2. Umur : ......................................................................................
3. Jenis Kelamin : ......................................................................................
4. Pendidikan Terakhir : ......................................................................................
5. Status Perkawinan : ......................................................................................
6. Jumlah Anak : ......................................................................................
7. Status dalam Kelompok : ......................................................................................
8. Lama Menjadi Anggota : ......................................................................................

II. PETUNJUK PENGISIAN

1. Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai
dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.
2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali kepada
yang menyerahkan kuesioner ini pertama kali.
3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
4. *) Coret yang tidak perlu
Peryataan Tertutup ( SIKAP : SKALA LINKERT )

Alternatif Jawaban
NO PERNYATAAN
STS TS S SS
Penerapan Sistem Persemaian kering
1.
bukan merupakan kegiatan yang sulit di lakukan
Tahap penerapan Persemaian kering yang baik
2. dapat mempengaruhi hasil
produksi padi
Ketepatan penerapan Sistem Persemaian kering
3. akan berpengaruh dalam hasil akhir
produksi tanaman padi
Waktu penerapan Sistem Persemaian kering
4.
akan mempengaruhi hasil panen padi
Penyampaian materi Sistem Persemaian kering
5. oleh penyuluh sesuai dengan kebutuhan
petani
Dalam tahapan proses penerapan Sistem

7. Persemaian kering tidak ada langkah yang rumit


dilakukan

Penerapan Sistem Persemaian kering dibutuhkan


oleh masyarakat dalam kegiatan pertanian dalam
8.
peningkatan produksi hasil
tanam
Perlu adanya evaluasi materi tentang penerapan
9. Sistem Persemaian kering terhadap
baik buruknya program yang di jalankan.
TOTAL
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari desain evaluasi yang sudah dilakukan diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan
yaitu rekomendasi kegiatan yang diberikan untuk kegiatan penerapan sistem Persemain
Kering. Kinerja penyuluh pertanian dalam menyelesaikan tugas pokok termasuk kategori
tinggi, Selain itu faktor internal dan eksternal menentukan kinerja penyuluh pertanian
secara berturut dari yang paling menentukan.

4.2 Saran

Sarannya yaitu sebaiknya ada peningkatan kualitas hasil produksi hasil tanam padi yang
berguna untuk meningkatkan pendapatan petani.

Anda mungkin juga menyukai