Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Abdul Farid, MP
Dr. Ir. Suhirmanto, SP.,
M.Si
Disusun Oleh :
Hendro Setiyono Swardoyo
NIRM :
04.01.01.21.044
Kelas :
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan B 11
PENDAHULUAN
Setelah media tanam disiapkan, benih disebarkan secara merata dan ditutup lagi
dengan media tanam yang sama setebal ±1cm, kemudian disiram air sampai menetes
melalui keempat lubang tersebut. Pada umur 7 hari setelah semai bibit padi sudah
muncul (vigor). Penyiraman dilakukan 2 hari sekali sampai umur 7-12 hari. Pada umur
13-15 hari disiram setiap hari pada sore hari. Bibit padi siap ditanam di sawah pada
umur 15 hari. Untuk persemaian padi dalam jumlah besar diperlukan rumah bibit yang
dilengkapi rak- rak yang disusun secara bertingkat.
Manfaat teknologi persemaian ini antara lain persemaian dapat dilakukan di luar
areal produksi, hemat kebutuhan benih (±10 kg/ha), hemat lahan dan air, mengurangi
resiko kegagalan karena banjir, serangan OPT, pertumbuhan bibit lebih cepat, dan sapat
mengikuti percepatan musim tanam. Selain itu, perlakuan benih dapat dilakukan pada
tanah kahat Zn, tanaman dan tidak mengalami stres. Dengan cara ini juga tidak
dibutuhkan tenaga kerja untuk cabut, serta menguntungkan bagi pemilikan lahan sempit.
Pengalaman petani, teknik ini dapat mempercepat tanam 10-15 hari dibandingkan
dengan sistem persemaian basah, dan kelayakan finansialnya cukup tinggi yaitu benefit
cost ratio (B/C) adalah 2,66. Adapun keuntungan dari Sistem Persemaian kering ini
dapat memberikan ruang tumbuh yang longgar sekaligus populasi lebih tinggi, mampu
memberikan sirkulasi udaradan pemanfaatan sinar matahari lebih baik untuk
pertanaman. Selain itu upaya pengendalian gulma dan pemupukan dapat dilakukan
dengan lebih mudah serta yang terpenting sistem ini dapat meningkatkan produktivitas
padi sebesar 12-22%.
Padi merupakan jenis tanaman rumput berumpun. Terdapat 25 spesies Oryza, yang
terkenal adalah O. sativa dengan sub spesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di
Indonesia. Kegiatan dalam bercocok tanam padi secara umum meliputi pembibitan, persiapan
lahan, tanam, pemupukan, pemeliharaan (pengairan, penyiangan, pengendalian hama dan
penyakit) dan panen. Menurut Kementerian Pertanian (2015) ciri khusus padi sawah adalah
adanya penggenangan selama masa pertumbuhan tanaman. Budidaya padi sawah dilakukan
pada tanah yang berstruktur lumpur. Oleh sebab itu, tanah yang ideal untuk sawah harus
memiliki kandungan liat minimal 20%. Waktu pengolahan tanah yang baik kurang lebih 4
minggu sebelum penanaman. Pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu, dan perataan.
Sebelum diolah lahan terlebih dahulu digenangi air sekitar 7 hari untuk mempermudah proses
pengolahan lahan. Kemudian untuk benih disarankan menggunakan benih bersertifikat atau
berlabel biru dan pada setiap musim tanam perlu adanya pergiliran varietas benih yang
digunakan untuk memperlihatkan ketahanan terhadap serangan hama sawah.
Menurut Syakir (2016) terkait dengan upaya untuk meningkatkan produksi padi nasional,
Balitbangtan pada tahun 2008 telah menghasilkan dan memperkenalkan inovasi Pengelolaan
Tanam Terpadu (PTT) padi sawah. Inovasi ini kemudian di adopsi dan dikembangkan oleh
Direktorat Jendral Tanaman Pangan dan di implementasikan dalam bentuk Sekolah Lapang
PTT (SL-PTT). Komponen teknologi penyusun PTT terus dikembangkan dan disempurnakan
dari waktu ke waktu. Berbagai komponen teknologi yang dihasilkan dirakit menjadi paket
teknologi yang salah satunya disebut “Teknologi Persemain Kering”.
Teknologi persemaian padi sistem kering adalah teknologi persemaian dalam kotak
semai plastik yang dilapisi filter berupa kertas koran. Keuntungan menerapkan teknologi sistem
persemaian ini di antaranya; tidak perlu melakukan pengolahan tanah dan daut (pencabutan),
hemat lahan dan air, sesuai untuk lahan garapan yang sempit (<1000 m2), pemeliharaan
mudah dan efisien serta biaya lebih murah dibandingkan teknologi persemaian padi sawah
secara konvensional atau persemaian basah.
Manfaat teknologi persemaian ini antara lain persemaian dapat dilakukan di luar areal
produksi, hemat kebutuhan benih (±10 kg/ha), hemat lahan dan air, mengurangi resiko
kegagalan karena banjir, serangan OPT, pertumbuhan bibit lebih cepat, dan sapat mengikuti
percepatan musim tanam. Selain itu, perlakuan benih dapat dilakukan pada tanah kahat Zn,
tanaman dan tidak mengalami stres. Dengan cara ini juga tidak dibutuhkan tenaga kerja untuk
cabut, serta menguntungkan bagi pemilikan lahan sempit..
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu data primer dan sekunder,
data primer diperoleh melalui wawancara dan pembagian kuesioner kepada petani
yang telah mendapat penyuluhan dan telah menerapkan sistem Persemain Kering,
juga melakukan wawancara kepada penyuluh pertanian. Sedangkan data
sekunder didapat dari instansi atau lembaga terkait seperti Balai Penyuluhan
Pertanian,dan Kantor Kepala Desa Sirapan .
Data pembanding yang digunakan merupakan data yang ada pada BPP
setempat.
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ......................................................................................
2. Umur : ......................................................................................
3. Jenis Kelamin : ......................................................................................
4. Pendidikan Terakhir : ......................................................................................
5. Status Perkawinan : ......................................................................................
6. Jumlah Anak : ......................................................................................
7. Status dalam Kelompok : .....................................................................................
8. Lama Menjadi Anggota : ......................................................................................
1. Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling
sesuai dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.
2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali kepada
yang menyerahkan kuesioner ini pertama kali.
3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.
Y = Ya / Benar
T = Tidak / Salah
4. *) Coret yang tidak perlu
Peryataan Tertutup ( PENGETAHUAN : SKALA GUTTMAN )
Alternatif
NO PERNYATAAN Jawaban
Y T
Saya telah mengetahui Sistem Persemaian kering
1.
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : ......................................................................................
2. Umur : ......................................................................................
3. Jenis Kelamin : ......................................................................................
4. Pendidikan Terakhir : ......................................................................................
5. Status Perkawinan : ......................................................................................
6. Jumlah Anak : ......................................................................................
7. Status dalam Kelompok : ......................................................................................
8. Lama Menjadi Anggota : ......................................................................................
1. Mohon memberi tanda silang (√) pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap paling sesuai
dan mohon mengisi bagian yang membutuhkan jawaban tertulis.
2. Setelah mengisi kuesioner ini mohon Bapak/Ibu dapat memberikan kembali kepada
yang menyerahkan kuesioner ini pertama kali.
3. Keterangan Alternatif Jawaban dan Skor.
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
4. *) Coret yang tidak perlu
Peryataan Tertutup ( SIKAP : SKALA LINKERT )
Alternatif Jawaban
NO PERNYATAAN
STS TS S SS
Penerapan Sistem Persemaian kering
1.
bukan merupakan kegiatan yang sulit di lakukan
Tahap penerapan Persemaian kering yang baik
2. dapat mempengaruhi hasil
produksi padi
Ketepatan penerapan Sistem Persemaian kering
3. akan berpengaruh dalam hasil akhir
produksi tanaman padi
Waktu penerapan Sistem Persemaian kering
4.
akan mempengaruhi hasil panen padi
Penyampaian materi Sistem Persemaian kering
5. oleh penyuluh sesuai dengan kebutuhan
petani
Dalam tahapan proses penerapan Sistem
4.1 Kesimpulan
Dari desain evaluasi yang sudah dilakukan diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan
yaitu rekomendasi kegiatan yang diberikan untuk kegiatan penerapan sistem Persemain
Kering. Kinerja penyuluh pertanian dalam menyelesaikan tugas pokok termasuk kategori
tinggi, Selain itu faktor internal dan eksternal menentukan kinerja penyuluh pertanian
secara berturut dari yang paling menentukan.
4.2 Saran
Sarannya yaitu sebaiknya ada peningkatan kualitas hasil produksi hasil tanam padi yang
berguna untuk meningkatkan pendapatan petani.