Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PROJECT BASED LEARNING

PERBANYAKAN BENIH BAYAM MERAH HIJAU (Amaranthus gangeticus)


DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM HIDROPONIK TOWER

MATA KULIAH TEKNOLOGI BENIH

Disusun Oleh:

Kelompok 2:

Ayu Nindita Nuraini (48416505)

Eva Proditus Sianturi (48416507)

Muhammad Irvan Chairunnur Fajar (48416509)

Dosen Pengampu:

Fitri Yulianti, SP., Msi.

TB. Kiki Kawakibi Azmi, SP., Msi.

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA

JAKARTA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Project Based Learning
(PBL) “Perbanyakan benih bayam merah hijau (Amaranthus gangeticus) dengan
menggunakan sistem hidroponik tower ” ini dengan baik. Laporan ini disusun guna
melengkapi tugas Mata Kuliah Teknologi Benih.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama untuk dosen
pengampu mata kuliah Teknologi Benih yang telah membantu sehingga laporan ini
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini masih jauh dari sempurn. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
sempurnanya laporan ini.

Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat


untuk pengembangan wawasan dan pengetahuan kita semua.

Jakarta, 8 Agustus 2018

Tim Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Budidaya pertanian merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek
ekonomi yang menjanjikan di masa yang akan datang. Perkembangan teknologi
dalam bidang pertanian saat ini sangat cepat dengan terciptanya inovasi-inovasi
baru yang dapat meningkatkan produktivitas kualitas hasil pertanian. Saat ini
perkembangan pertanian bukan hanya di sektor tanaman pangan berbasis
karbohidrat seperti padi, jagung, gandum serta tanaman serealia lainnya, namun
perkembangan juga terjadi pada sektor sayuran dan buah-buahan.
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang
mudah diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar
swalayan.Harganyapun dapat terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat.Tumbuhan bayam ini awalnya berasal dari negara Amerika beriklim
tropis, namun sekarang tersebar keseluruh dunia (Bandini dan Nurudin 2001).
Hidroponik adalah suatu teknologi budidaya tanaman dalam larutan
nutrisi dengan atau tanpa media buatan (pasir, kerikil, rockwool, perlite,
peatmoss, coir, atau sawdust) untuk penunjang mekanik. Selain untuk
meminimalisasi dampak karena keterbatasan iklim, hidroponik juga dapat
mengatasi luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan penyakit yang
tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, bisa ditanggulangi dengan sistem
hidroponik (Wibowo dan Asriyanti, 2013).
Pada sistem hidroponik substrat, sistem pengairan yang digunakan
bersifat terbuka, yaitu air bersama larutan nutrisi dialirkan ke tanaman dengan
jumlah tertentu, sehingga dapat langsung diserap akar tanaman (Indriyati, 2002).
Menurut Roidah (2014) keunggulan budidaya tanaman secara hidroponik antara
lain keberhasilan tanaman untuk tumbuh dan berproduksi lebih terjamin, produksi
tanaman lebih tinggi, hasil panen kontinyu, serangan hama dan penyakit
berkurang, serta terbebas dari banjir.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui perbanyakan benih bayam hijau dengan menggunakan
hidroponik tower.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Morfologi Bayam


Tanaman bayam sangat mudah dikenali, yaitu berupa perdu yang
tumbuh tegak, batangnya tebal berserat dan ada beberapa jenis yang
mempunyai duri. Daunnya bisa tebal atau tipis, besar atau kecil, berwarna
hijau atau ungu kemerahan (pada jenis bayam merah). Bunganya berbentuk
pecut, muncul di pucuk tanaman atau pada ketiak daunnya. Bijinya
berukuran sangat kecil berwarna hitam atau coklat dan mengkilap.
Tanaman bayam sangat toleran terhadap perubahan keadaan iklim. Bayam
banyak ditanam di datara n rendah hingga menengah, terutama pada
ketinggian antara 5 -2000 meter dari atas permukaan laut. Kebutuhan sinar
matahari untuk tanaman bayam adalah tinggi, dimana pertumbuhan optimum
dengan suhu rata-rata 20-300C, curah hujan antara 1000-2000 mm, dan
kelembaban di atas 60 %. Oleh karena itu, bayam tumbuh baik bila
ditanam di lahan terbuka dengan sinar matahari penuh atau berawan dan
tidak tergenang air (Bandini dan Nurudin, 2001).
2.2. Klasifikasi Bayam
Menurut Bandini dan Nurudin (2001),dalam taksonomi tanaman,
bayam diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Seper Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magniliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllases
Famili : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus gangeticus L.
2.3. Hidroponik
Hidroponik adalah suatu teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan
media tanah. Berdasarkan jenis medianya dikenal dua jenis sistem hidroponik
yaitu hidroponik kultur air dan substrat. Hidroponik kultur air menggunakan air
sebagai media tanamnya, sedangkan pada sistem hidroponik substrat, tanaman
ditumbuhkan pada suatu media inert yang bisa berupa pasir, rockwool, kerikil,
perlit dan sebagainya. Pada sistem hidroponik substrat, sistem pengairan yang
digunakan bersifat terbuka, yaitu air bersama larutan nutrisi dialirkan ke tanaman
dengan jumlah tertentu, sehingga dapat langsung diserap akar tanaman (Indriyati,
2002).
2.4. Kelebihan dan Kekurangan Hidroponik
Kelebihan sistem hidroponik antara lain penggunaan lahan lebih efisien,
tanaman berproduksi tanpa menggunakan tanah, tidak ada resiko untuk
penanaman terus menerus sepanjang tahun, kuantitas dan kualitas produksi lebih
tinggi dan lebih bersih, penggunaan pupuk dan air lebih efisien, periode tanam
lebih pendek, pengendalian hama dan penyakit lebih mudah (Rosliani dan
Sumarni, 2005).
Kekurangan sistem hidroponik, antara lain membutuhkan modal yang
besar, pada “Close System” (nutrisi disirkulasi), jika ada tanaman yang terserang
patogen maka dalam waktu yang sangat singkat seluruh tanaman akan terkena
serangan tersebut dan pada kultur substrat, kapasitas memegang air media
substrat lebih kecil daripada media tanah, sedangkan pada kultur air volume air
dan jumlah nutrisi sangat terbatas sehingga akan menyebabkan pelayuan tanaman
yang cepat dan stres yang serius (Rosliani dan Sumarni, 2005).
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Kegiatan Project Based Learning (PBL) “Perbanyakan benih bayam
merah hijau (Amaranthus gangeticus) dengan menggunakan sistem hidroponik
tower” Mata Kuliah Teknologi Benih dilaksanakan pada Kamis, 02 Agustus
2018 pukul 09.00 – 12.00 WIB di Seameo Biotrop Bogor.

3.2. Alat dan Bahan

1. Alat tulis
2. Kamera

3.3. Prosedur Kerja

Metode pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara


kepada karyawan di seameo biotrop mengenai produksi benih bayam yang
menggunakan sistem hidroponik tower.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Sumber: Dokumentasi pribadi.

4.2. Pembahasan
Berdasarkan hasil wawancara umur tanaman bayam adalah 14 HST
dengan menggunakan sistem hidroponik sistem tower. Hidroponik merupakan
metode penanaman tanaman tanpa menggunakan media tumbuh dari tanah yang
secara harafiah berarti penanaman dalam air yang mengandung campuran hara
agar potensi maksimum tanaman untuk berproduksi dapat tercapai dengan cara
mengoptimalkan pertumbuhan perakaran tanaman. Hal ini akan menghasilkan
pertumbuhan tunas atau bagian atas yang sangat tinggi sehingga tanaman akan
tumbuh dengan optimal (Rosliani dan Sumarni 2005). Budidaya tanaman secara
hidroponik memiliki beberapa keuntungan yaitu pertumbuhan tanaman dapat di
kontrol, tanaman dapat berproduksi dengan kualitas dan kuantitas yang tinggi,
tanaman jarang terserang hama penyakit karena terlindungi, pemberian air irigasi
dan larutan hara lebih efisien, dapat diusahakan terus menerus tanpa tergantung
oleh musim, dan dapat diterapkan pada lahan yang sempit (Susila, 2013).
Bunga bayam berukuran kecil, berjumlah banyak, terdiri dari daun bunga
1- 5, dan bakal buah 2- 3 buah. Bunga keluar dari ujung- ujung tanaman ketiak
daun yang tersusun seperti malai yang tumbuh tegak. Tanaman dapat berbunga
sepanjang musim. Perkawinannya bersifat universal yaitu dapat menyerbuk
sendiri maupun menyerbuk silang. Penyerbukan berlangsung dengan bantuan
angin. Perkembangbiakan tanaman bayam umumya generatif (biji), biji
berukuran sangat kecil dan halus, berbentuk bulat, dan berwarna coklat tua
mengkilap seperti hitam kelam. Namun, ada beberapa jenis bayam yang
mempunyai warna biji putih sampai merah, misalnya bayam maksi yang bijinya
merah. Setiap tanaman dapat menghasilkan biji kirakira 1200- 3000 biji/ gram.
Pada tanaman bayam tahunan, perbanyakan dapat juga dilakukan secara vegetatif
dengan stek batang. Caranya potong bagian cabang muda dengan panjang stek
sekitar 15- 20 cm dan daun- daunnya di buang, kecuali yang masih kuncup
(Hasibuan, 2005). Dari hasil wawancara, perbanyakan tanaman bayam secara
generatif masih dalam tahap percobaan.
Umur atau waktu panen juga banyak menentukan mutu benih yang
dihasilkan oleh tanaman. Menurut Sutopo (2003) waktu atau saat panen harus
disesuaikan agar benih benar benar masak yang biasanya ditunjukan dengan
kadar air atau keragaannya. Jika panen dilakukan terlalu dini, biasanya benih
menjadi keriput pada saat pengeringan. Benih yang demikian, walaupun daya
kecambahnya sangat tinggi pada saat panen, tetapi sangat cepat mengalami
penurunan pada saat penyimpanan, disamping itu juga banyak yang hilang pada
saat proses pembersihan. Jika panen dilakukan terlambat mengakibatkan benih
terlalu kering, banyak yang hilang atau rontok atau mengalami kerusakan. Saat
panen yang tepat adalah hal yang terpenting dalam mendapatkan kualitas benih.
Mutu benih dipengaruhi oleh umur panen dan penanganan pasca panen (Gardner,
1991).
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Perbanyakan tanaman bayam secara generatif melalui biji yang
menggunakan hidroponik sistem tower masih dalam tahap percobaan. Sehingga
mutu benih yang dihasilkan belum diketahui. Untuk perawatannya mengandalkan
nutrisi dan pH sebagai acuan pada pertumbuhan tanamannya.

5.2. Saran
Akan lebih baik sistem tower di perbaiki dalam penggunaanya seperti
pemasangan IOT agar mendapat nilai lebih dibandingkan sistem hidroponik
lainnya dan perlu adanya studi lebih lanjut mengenaik keefektifan pada sistem
tersebut. Perlu penelitian lebih lanjut tentang teknik perbanyakan tanaman bayam
tersebut untuk mendapatkan data yang lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA

Bandini,Y., dan Nurudin, A. 2001. Bayam. Jakarta: Penebar Swadaya.

Gardner, 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI Press: Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Bumi
Aksara, Jakarta.

Indriyati, D.J. 2002. Kajian Karakteristik Termal Aliran Larutan Nutrisi Sepanjang
Pipa Lateral pada Sistem Hidroponik Substrat. Teknik Pertanian. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Roidah, I.S. 2014. Pemanfaatan Lahan dengan Menggunakan Sistem Hidroponik.


Jurnal Universitas Tulung Agung Bonorowo Vol 1 (2): 43-50.

Rosliani, R., dan Sumarni, N. 2005. Budidaya Tanaman Sayuran dengan Sistem
Hidroponik. Monografi (27) : ISBN : 979-8403-36-2. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran. Bandung.

Susila, A.D. 2013. Sistem Hidroponik. Departemen Agronomi dan Hortikultura.


Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Sutopo, L. 2003. Teknologi Benih. CV. Rajawali: Jakarta.

Wibowo, S., dan Asriyanti, A.S. 2013. Aplikasi Hidroponik NFT pada Budidaya
Pakcoy. Jurnal Penelitian Terapan Vol.13 No.3 :159-167.

Anda mungkin juga menyukai