Anda di halaman 1dari 8

FAKTOR TRADISI DAN

SOSIAL DALAM
PENENTUAN POLA TANAM
A. Struktur Sosial Agraris di Pedesaan

a. Ciri-ciri umum struktur agraris pedesaan di Jawa


(Wiradi dan Ibrahim, 2003) :
1. Pertanian yang luasnya sempit.
2. Pemilikan lahan yang sempit dan relatif merata.
3. Status dan bentuk lahan yang beragam.
4. Usaha tani dikerjakan oleh pemilik tanah.
5. Penggunan tenaga kerja keluarga untuk pra-panen dan
pasca panen cenderung besar.
6. Terdapat masyarakat yang tidak mempunyai tanah
7. Pendapatan non-pertanian merupakan pendapatan
yang sangat penting
8. Terdapat kelembagaan hubungan kerja tradisional
yang rumit
b. Sistem nilai budaya masyarakat pedesaan :

1. Objek kebudayaan materil seperti baju, peralatan tani, rumah.


2. Objek kebudayaan non materil seperti ide-ide, kepercayaan, tradisi, nilai,
hukum, norma dll (Horton, 1982)
3. Kebudayaan berasal dari total pikiran dan hasil karya manusia yang berasal
dari naluri dan dicetuskan setelah proses belajar (Koentjaningrat, 1987).
4. Masyarakat tradisional yang belum mengacu pada gambaran masyarakat yang
belum dirasuki teknologi modern dan ekonomi uang.
5. Pola kebudayaan tradisonal besarnya produk tergantung kondisi alam
terhadap masyarakat yang hidupnya tergantung dari alam.
6. Seiring perkembangan teknologi masyarakat desa memiliki kemampuan
mengendalikan alam serta tujuan produksi pertanian yang mengarah pada
produksi komersil.
B. Sistem Nilai Budaya Masyarakat di Pedesaan

a. Contoh tradisi yang masih dilakukan :

1. Pranoto Mongso yaitu jadwal dan ketentuan


bercocok tanam berdasarkan kalender tradisonal
Jawa).
2. Di Tasikmalaya terdapat sebuah kampung budaya
yaitu Kampung Naga memegang tradisi tata wilayah
(pemanfaatan lahan), tata wayah (pengaturan waktu
pemanfaatan) dan tata lampah (pengaturan
perilaku/perbuatan)
b. Karakteristik ekonomi dan dinamika agraria :

 Karakteristik ekonomi pedesaan berkaitan dengan


pengalokasian sumber daya alam yang dimiliki
petani dalam proses produksi.
 Pengalokasian sumber daya meliputi proses
penyediaan sarana produksi, modal, organanisir
tenaga kerja, panen dan pemasaran.
 Sistem pertanian merupakan cara masyarakat hidup
c.Karakteristik Proses produksi dan pengolahan pertanian

Aktifitas Masyarakat Masyrakat


tradisional Modern
Pembiayaan Keluarga, Keluarga,
produksi saudara, tetangga. lembaga
keuangan modern
(Koperasi, bank)
Sarana produksi Produksi sendiri Membeli input
dari luar
Sumber tenaga Keluarga Keluarga, buruh
kerja upahan
Pemanenan Bawon Tebasan
Pemasaran Konsumsi sendiri Konsumsi sendiri,
dijual.
Teknologi Tradisional Modern (traktor,
pestisida dll)
d. Transformasi Kelembagaan :

 Kelembagaan ekonomi di pedesaan yang dibentuk dari


nilai tradisional memiliki akses yang kecil terhadap
kelembagaan modern sehingga interaksi antar
kelembagaan rendah.
 Usaha perubahan pertanian tradisional ke arah modern
merupakan perubahan prilaku, sistem norma, orientasi,
tujuan dll).
 Penguatan kelembagaan pedesaan harus mempunyai
makna peningkatan daya saing ekonomi pertanian di
pedesaan.
Kesimpulan
Faktor tradisi dan sosial merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pola tanam dalam
pertanian di Indonesia, di dalam terdapat
struktur sosial agraris, sistem budaya
masyrakat pedesaan serta karakter ekonomi
yang mampu menjadikan faktor tradisi dan
sosial masih digunakan sampai saat ini

Anda mungkin juga menyukai