Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN KACANG EDAMAME DAN JAGUNG

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir


Mata Kuliah Praktikum Proteksi Tanaman

Dosen Pengampu:
Ir. Junaidi M.Si

Disusun Oleh:

Kelompok 4

1. Muhammad Ilham Ramdani 11170920000006


2. Widi Septia Wijaya 11170920000049
3. Suci Larasati 11170920000060
4. Muhammad Rifqi Zuhdi 11170920000072
5. Eko Saputro 11170920000100
6. Kiki Susilawati 11170920000134

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI

BAB 1................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2
BAB II.................................................................................................................................. 3
LANDASAN TEORI ........................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Hama ...................................................................................................... 3
2.2 Pengertian Penyakit ................................................................................................... 4
2.3 Pentingnya Perlindungan Tanaman Terhadap Hama dan Penyakit....................... 4
BAB III ................................................................................................................................ 6
METODE PENELITIAN ................................................................................................... 6
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan………………………………………………………………………………..………6
3.2 Alat dan Bahan ......................................................................................................... 6
3.3 Metode Pelaksanaan .................................................................................................. 6
BAB IV ................................................................................................................................ 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................ 7
4.1 Hama pada Tanaman Jagung dan Edamame serta Pengendaliannya .................... 7
4.2 Penyakit Pada Tanaman jagung dan Edamame serta Pengendaliannya .............. 12
BAB V ................................................................................................................................ 17
PENUTUP ......................................................................................................................... 17
5.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 17
5.2. Saran ....................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 18

i
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang kedelai edamame merupakan tanaman yang berasal dari negara China dan telah
dibudidayakan sejak tahun 2500 SM lalu mulai menyebar ke negara-negara lain melalui
jalur perdagangan pada abad ke-19. Tanaman edamame merupakan tanaman semusim yang
tumbuh tegak dan berbentuk perdu/semak. Organ target yang dipanen pada tanaman
Edamame yaitu kacangnya. Kacang edamame biasanya dikomsumsi sebagai makanan
kecil, bahan sayuran, ataupun menjadi manisan. Kualitas kacang edamame ditunjukkan dari
kondisi fisik, aroma, rasa, dan ketahanan tekstur saat dimasak. Tanaman edamame
memerlukan curah hujan yang cukup tinggi dan memiliki iklim tropis. Ketinggian tempat
yang optimal untuk pertumbuhan tanaman edamame yaitu pada ketinggian 500 mdpl.
Tanah yang mendukung pertumbuhan tanaman edamame yaitu tanah yang gembur, subur,
dan memiliki kandungan organik yang tinggi.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain
gandum dan padi. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan
ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari
bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung bulir dan tepung tongkolnya). Bagian yang dipanen dari tanaman jagung merupakan
tongkolnya. Tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1 m sampai 3 m, namun ada
varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari
dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800
m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang
baik bagi pertumbuhan tanaman jagung. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang
khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
Gangguan hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah satu kendala dalam usaha
pertanian. Keberadaan hama dan penyakit merupakan factor yang pertumbuhan tanaman
dan pembentukan hasil. Serangannya pada tanaman mendadak dan dapat bersifat eksplosif
(meluas) sehingga dalam waktu yang relative dapat mematikan seluruh tanaman dan
menggagalkan panen. Pemberantasan hama dan penyakit secara total tidak mungkin dapat
perkembangannya yang sangat cepat dan sulit dikontrol. Namun dengan pengamatan
lapangan sejak awal penanaman sampai penen, serangan hama dan penyakit dapat Hama

1
adalah binatang yang dianggap dapat mengganggu atau merusak dan memakan bagian
tanaman yang disukainya.
Kendala dalam budidaya jagung yang menyebabkan rendahnya produktivitas jagung
antara lain adalah serangan hama. Hama merupakan salah satu kendala utama dalam
budidaya jagung. Banyak jenis hama dilaporkan pada tanaman jagung, namun ada beberapa
yang menjadi hama utama, yaitu yang dapat menimbulkan kerusakan secara ekonomis.
Budi daya jagung kadang terdapat beberapa hama dan penyakit yang menyebabkan
penurunan hasil panen sampai bisa menyebabkan kegagalan pada budidaya jagung. Dalam
budidaya jagung terdapat hama yang selalu ada dimanapun dan menyebabkan kerugian
secara ekonomi dengan persentase yang lebih bersar daripada hama lainnya yaitu hama
utama jagung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja hama dan penyakit yang menyerang tanaman edamame dan jagung?
2. Bagaimana cara mengendalikan tanaman yang terserang penyakit dan hama?

1.3 Tujuan Penulisan


Praktikum ini bertujuan agar mahaiswa dapat mengidentifikasi hama dan penyakit apa yang
menyerang tanaman edamame dan jagung di lapangan dan bagaimana cara pengendaliannya

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Hama


Pengertian hama adalah hewan yang merupakan merugikan kepentingan manusia.
Rumput yang sengaja ditanam dirusak belalang, belalang disehut hama. Padi ditanam dan
diserang penggerek batang, penggerek batang disebut hama. Bunga warna putih yang indah,
dikotori feces kumbang, kumbang disebut hama dan masih banyak lagi contoh lainnya. Kiranya
persaingan manusia dengan serangga yang disebut hama dimulai jauh sebelum adanya
peradaban manusia, yang terus berlangsung tanpa ada waktu istirahat sampai sekarang dan
akan berlanjut selama manusia itu ada. Suatu kenyataan bahwa manusia dan serangga secara
tetap menginginkan hal yang serupa dalam waktu yang sama. Perang terjadi, akan tetapi tidak
satupun dari keduanya ada yang menang.
Apabila pengertian hama itu hewan yang merugikan, maka serangga hama
didefinisikan sebagai serangga yang mengganggu dan atau merusak tanaman haik secara
ekonomis atau estetis. Definisi hama itu tidak harus dihubungkan dengan pengendaliannya.
Pada populasi serangga yang rendah sehingga kerugian yang diderita tanaman kecil, tetap
serangga itu dikatakan serangga hama tetapi bukan memerlukan strategi pengendalian.
Umumnya kelompok serangga terdiri dari serangga berguna (Helful or beneficial insect) dan
serangga merugikan (Harmful or injerious insect) Serangga merugikan terdiri dari :
 Poisonous insect seperti ulat bajra/ulat api, lebah
 Pest, yaitu crop pest seperti serangga hama pada tanaman yang dibudidayakan, Plant
pest seperti serangga hama pada tanaman hutan atau tanaman sayuran lainnya.
 Stored groin pest seperti serangga hama gudang
 House hold pest seperti serangga hama pada rumah tangga, contohnya serangga kecoa
 Dometic animal pest seperti serangga hama pada luka yang diderita hewan ternak.
 Disease pests seperti serangga yang menyebabkan berbagai penyakit ataupun vektor
penyakit.

3
2.2 Pengertian Penyakit
Penyakit sebenarnya adalah suatu proses dimana bagian-bagian tertentu dari organisme
tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal dengan sebaik-baiknya karena adanya suatu
gangguan. Tanaman dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu secara biologi dan ekonomi
maka penyakit tanamanpun mengandung unsur dua sudut pandang ini.
Dari segi biologi, tanaman adalah organisme yang melakukan kegiatan fisiologis, sehingga
dari segi ini penyakit tanaman adalah penyimpangan dari sifat normal sehingga tanaman tidak
dapat melakukan kegiatan fisiologis seperti biasanya. Rangkaian proses fisiologi itu dapat
berupa :
 Pembentukan cadangan makanan bahan dalam bentuk biji (busuk biji), akar dan tunas.
 Pertumbuhan juvenile baik pada semai maupun perkembangan tunas (penyakit layu
pucuk dan daun)
 Perpanjangan akar dalam usaha untuk mendapatkan air dan mineral (busuk akar),
 Transportasi air (layu vaskuler)
 Fotosintesis (klorosis, bercak daun)
 Translokasi fotosintat untuk dimanfaatkan oleh sel (kanker)
 Integritas structural (busuk gubal, busuk pangkal batang).

2.3 Pentingnya Perlindungan Tanaman Terhadap Hama dan Penyakit


Gangguan terhadap tanaman telah terjadi sejak berabad-abad lamanya. Dalam sejarah
telah tercatat berbagai kejadian yang telah mempengaruhi perekonomian negara seperti antara
lain.
 Penyakit daun kentang (Phytophtora infestans) di Irlandia pada pertengahan abad ke
19.
 Penyakit karat daun kopi (Hemileia vastatrix) di Srilangka, Indonesia dan negara-
negara sekitarnya pada akhir abad ke 19.
 Penyakit cacar daun teh (Exobasidium vexans) di India, Srilangka, Indonesia dan
negara-negara disekitarnya pada pertengahan abad ke 20.
 Penyakit denegerasi pada jeruk yang lebih terkenal dengan CPVD pada tahun 1950-an.

4
Selain itu masih banyak lagi penyakit yang menjadi bahaya potensial diwaktu yang
akan datang biak yang sekarang sudah berada di negara lain dan belum rnasuk ke Indonesia
atau sudah berada di negara kita, tapi rnasih tergolong penyakit yang belum mempunyai arti
ekonomi penting. Gangguan tersebut akan masih terasa jika digunakan kultivar tanaman
tertentu secara luas dengan teknologi maju.
Banyak diantara kultivar tanaman yang dapat berproduksi tinggi tidak tahan terhadap
penyakit-penyakit penting. Atau walaupun dapat diketemukan kultivar yang tahan hanya
terbatas terhadap satu atau beberapa macam penyakit saja sedangkan sering terjadi, satu macam
tanaman dapat terganggu pertumbuhannya oleh berbagai macam penyakit.
Gangguan penyakit tidak saja terbatas di pertanaman, tetapi terdapat pula diternpat
penyimpanan, ditempat pemasaran dan sebagainya. Jadi akan sangat berbahaya sekali usaha
peningkatan produksi pertanian, tidak memperhatikan terhadap kemungkinan adanya
gangguan oleh penyakit tumbuhan. Jika keadaan lingkungan memungkinkan untuk
perkembangan penyakit, maka kerugian akan lebih besar lagi sehingga dapat menggagalkan
panen. Banyaknya kerugian karena penyakit ini disebabkan antara lain, karena kemungkinan
penggunaan benih yang kurang baik, pemeliharaan tanaman yang tidak memadai, cara
penyimpanan dan pengangkutan yang kurang sempurna, serta kurangnya usaha
penanggulangan penyakit.
Akibat dari kerugian penyakit tumbuhan tersebut tidak saja mempengaruhi bidang
ekonomi, tapi jika menyangkut kepentingan masyarakat luas akan mengakibatkan
ketenteraman hidupnya terganggu. Dengan demikian perlu selalu diperhatikan terhadap
kemungkinan terjadinya gangguan dibidang produksi pertanian termasuk gangguan yang
disebabkan oleh penyakit tumbuhan.

5
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan


Percobaan dilaksanakan di kebun Praktikum Agribisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Percobaan di lapangan dilaksanakan dari bulan Oktober 2019 sampai dengan
Desember 2019.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Kamera
2. Pulpen
3. Buku
4. Alat tulis
5. Spidol
6. Sterofoam
7. Jarum
8. Wadah plastik (kantung plastik dan botol)

3.3 Metode Pelaksanaan


Metode pelaksanaan dan prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa/i dibagi dalam kelompok kecil sesuai dengan pembagian dalam tiap
kelompok
2. Mahasiswa/i turun ke lapangan untuk mengamati dan mencari sampel hama dan
penyakit
3. Ambil salah satu sampel tanaman yang telah terserang penyakit atau yang telah
terserang hama.
4. Amati gejala dan penyebab dari tanaman tersebut, kemudian tentukan apakah tanaman
tersebut terserang penyakit atau hama tanaman.
5. Catat hasil pengamatan di dalam buku
6. Sebagai bukti konkrit ambil foto dari sampel tanaman yang kita amati.
7. Ambil sampel tanaman yang terserang penyakit atau hama untuk diperiksa kembali.

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hama Pada Tanaman Jagung dan Edamame
1. Kutu Kebul

Kutu kebul (Bemisia tabaci) dikenal juga dengan kutu putih.


Kutu kebul yang ketika dewasa memiliki sepasang sayap
putih dan bertepung ini dapat merusak tanaman secara
langsung maupun tidak langsung. Kerusakan secara langsung
berupa serangan kutu kebul yang menghisap cairan daun dan
batang tanaman yang mengakibatkan tanaman tumbuh
kerdil, daun mengkerut dan kemudian tanaman akan mati
secara perlahan. Kerusakan secara tidak langsung adalah
kutu kebul menjadi serangga yang menyebar virus gemini dan virus mosaik yang dapat
mengakibatkan tanaman menjadi menguning, kerdil atau bahkan keriting.

Gejala serangan

Serangga muda dan dewasa mengisap cairan daun. Tanaman yang terserang daunnya menjadi
keriting dan pada serangan parah yang disertai dengan infeksi virus daun keriting berwarna
hitam dan pertumbuhan tanaman terhambat. Serangan berat pada usia tanaman muda
menyebabkan tanaman kerdil, daun keriput dan polong tidak berisi.

Pengendalian Hama Kutu Kebul


 Budidaya tanaman sehat
 Pelestarian musuh alami
 Pemantauan keberadaan dan atau populasi serangga hama
 Petani sebagai ahli PHT
 Penggunaan agensia hayati (pengendalian biologis).
 Pestisida nabati atau kimiawi secara selektif untuk mengembalikan populasi hama pada
asas keseimbangannya

7
2. Ulat Grayak (Spodoptera litura F., Mythimna separata)

Hama baru tersebut, dikenal dengan sebutan ulat grayak (Spodoptera frugiperda J.E.
Smith) atau Fall Armyworm. Ulat grayak merupakan serangga ngengat asli daerah tropis yang
sebelumnya hanya ditemukan pada pertanaman jagung di Amerika Serikat, Argentina, dan
Afrika.
Gejala Kerusakan Dari Hama Ulat Grayak
Berdasarkan nama hama ini, yakni ulat grayak, diketahui bahwa fase yang paling
merusak dari hama jagung ini yaitu fase larva atau ulat. Hama ulat grayak merusak pertanaman
jagung dengan cara menggerek daun tanaman jagung.
Bahkan, pada kerusakan berat, kumpulan larva hama ini seringkali menyebabkan daun tanaman
hanya tersisa tulang daun dan batang tanaman jagung saja. Apabila kumpulan larva hama
jagung ini mencapai kepadatan rata-rata populasi 0.2 – 0.8 larva per tanaman. Akibatnya, itu
menjadikan pengurangan hasil produksi sebanyak 5 – 20%.
Tanaman jagung yang diserang oleh hama jagung ulat grayak kerusakannya ditandai dengan:
 Adanya bekas gesekan dari larva atau ulat.
 Pada permukaan atas daun atau disekitar pucuk tanaman jagung, ditemukan serbuk
kasar seperti serbuk gergaji.
 Ulat grayak ini merusak bagian pucuk, daun muda, maka tanaman jagung dipastikan
akan mati.
 Ketika populasi ulat grayak ini sangat tinggi, maka bagian tongkol jagung juga akan
diserang oleh hama ini.

8
Pencegahan dan Pengendalian Ulat Grayak
a. Tindakan Pencegahan
1. Pengunaan benih dan varietas yang memiliki daya kecambah yang baik dan bebas dari
penyakit.
2. Lakukan waktu penanaman yang tepat waktu dan hindari waktu penanaman yang tidak
seragam pada satu lahan. Itu untuk menghindari ketersediaan tanaman ianang hama ini
ini secara terus menerus.
3. Kondisi tanah yang baik dengan penggunaan pupuk anorganik secara seimbang untuk
mengurangi intesitas serangan hama ulat grayak ini.
4. Lakukan sistem tumpang sari tanaman jagung dengan tanaman lain yang tidak disukasi
oleh hama ini.
5. Lakukan pengamatan setidaknya seminggu sekali untuk mengamati, mempelajari, dan
mengambil keputusan yang tepat jika ditemukan gejala serangan hama ini.
b. Tindakan Pengendalian
1. Secara mekanis, dapat dilakukan adalah dengan cara mencari dan membunuh larva dan
telur hama ini secara mekanis, yakni dengan dihancurkan dengan tangan.
2. Secara biologis, dengan penggunaan musuh alami yang berperan sebagai agen
pengendali hayati untuk mengurangi populasi hama ulat grayak. Beberapa contoh
musuh alami dari hama ini yaitu jenis parasitoid Trichogramma spp. dan
jenis predator cecopet, kumbang kepik, dan semut.

3. Kutu daun

Kutu daun disebut juga apids. Hama ini terdiri atas beberapa spesies, di
antaranya Myzus persicae Sulz. dan Aphis gossypii. Hama ini dapat menyebabkan
kerugian secara langsung dengan cara mengisap cairan daun atau batang tanaman. Daun

9
yang terserang menjadi keriput, berwarna kekuningan, dan terpuntir sehingga
pertumbuhan tanaman terhambat (kerdil). Bahkan, tanaman menjadi layu dan mati.
Kutu daun juga dapat menyebabkan kerugian secara tidak langsung karena
menjadi vektor virus tertentu. Virus yang dapat ditularkan oleh kutu daun antara lain
virus menggulung daun kentang (PLRV) dan virus kentang (PVY). Intensitas serangan
penyakit virus lebih tinggi pada musim kemarau, yaitu saat populasi kutu daun tinggi.
Kutu daun mengeluarkan cairan manis (madu) yang dapat ditumbuhi cendawan
berwarna hitam (embun jelaga). Embun jelaga dapat menutupi seluruh permukaan daun
sehingga menghambat proses fotosintesis. Serangan hebat dapat menyebabkan semua
daun gugur dan tanaman merana.

 Gejala : Hama ini mengisap cairan tanaman jagung terutama pada daun muda,
kotorannya berasa manis sehingga mengundang semut serta berpotensi menimbulkan
serangan sekunder yaitu cendawan jelaga. Serangan parah menyebabkan daun tanaman
mengalami klorosis(menguning), serta menggulung. Kutu daun Mysus juga menjadi
serangga vektor penular virus mosaik

 Pengendalian: dapat menggunakan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid,


asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk di kemasan.

4. Ulat Tanah

 Gejala : menyerang tanaman jagung muda di malam hari, sedangkan siang harinya
bersembunyi di dalam tanah. Ulat tanah menyerang batang tanaman jagung muda
dengan cara memotongnya, akhirnya tanaman jagung mati.

10
 Pengendalian :

1. Dapat dilakukan menggunakan insektisida biologi dari golongan bakteri seperti


Bacilius thuringiensis atau insektisida biologi dari golongan jamur seperti
Beauvaria bassiana
2. insektisida Dursban 20 EC, dengan dosis 2 ml tiap 1 liter air. Tiap hectare dapat
digunakan 500 liter larutan

5. Penggerek Tongkol

 Gejala : Imago betina akan meletakkan telur pada silk (rambut) jagung. Rata-rata
produksi telur imago betina adalah 730 butir, telur menetas dalam tiga hari setelah
diletakkan dan sesaat setelah menetas larva akan menginvasi masuk ke dalam tongkol
jagung lalu memakan biji yang sedang mengalami perkembangan. Infestasi serangga ini
akan menurunkan kualitas mupun kuantitas tongkol jagung. Pada lubang–lubang bekas
gorokan hama ini terdapat kotoran–kotoran yang berasal dari hama tersebut, biasanya
hama ini lebih dahulu menyerang bagian tangkai bunga.

 Pengendalian :

1. Kultur teknis dengan pengolahan tanah yang baik akan merusak pupa yang
terbentuk dalam tanah dan dapat mengurangi populasi H. Armigera berikutnya
2. Pengendalian Hayati dengan musuh alami yaitu Parasit, Trchogramma spp yang
merupakan parasit telur dan Eriborus argentiopilosa (Ichneumonidae) parasit
pada larva muda. Cendawan, Metarhizium anisopliae.menginfeksi larva. Bakteri,

11
Bacillus thuringensis dan Virus Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus
(HaNPV).menginfeksi larva
3. Kimiawi Untuk mengendalikan larva H. Armigera pada jagung, penyemprotan
insektisida Decis dilakukan setelah terbentuknya rambut jagung pada tongkol dan
diteruskan (1-2) hari hingga rambut jagung berwarna coklat.

4.2 Penyakit Pada Tanaman Jagung dan Edamame


1. Penyakit Bercak

Penyebab dan gejala penyakit. Penyakit bercak target disebabkan


oleh Corynespora cassiicola. Jamur ini menginfeksi tanaman muda
hingga pengisian polong. Gejala serangan khas, yaitu bercak
melingkar dengan garis pusat lingkaran (konsentris) yang jelas.
Kumpulan bercak yang menyatu menyebabkan daun mengalami
nekrotik (mengering) dalam waktu yang sangat cepat kemudian
robek . Infeksi C. cassiicola dengan kategori berat mengakibatkan daun tanaman kedelai
menguning dan rontok.
Perkembangan penyakit. Patogen berkembang baik pada kelembaban udara 80% atau lebih,
dan suhu tanah 15-18 °C. Patogen dapat bertahan pada sisa tanaman kedelai yang terinfeksi,
pada biji, dan mampu bertahan hidup dalam tanah selama lebih dari 2 tahun.
Pengendalian:
• Menanam benih yang sehat, tidak terinfeksi penyakit.
• Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang, seperti jagung dan sorgum
• Membersihkan lahan dari sisa tanaman yang terinfeksi.
• Aplikasi fungisida yang berbahan aktif mankozeb, klorotalonil, dan azosxystrobin.

12
2. Penyakit Karat Pada Edamame

Penyebab dan gejala penyakit. Penyakit disebabkan oleh jamur


Phakopsora pachyrhizi. Patogen menginfeksi daun kedelai
terutama pada musim kemarau mulai tanaman berumur 14-21
hari hingga menjelang panen. Gejala serangan pada daun berupa
bercak kecil berwarna coklat kemerahan mirip karat yang berisi
kumpulan uredia (Gambar 4). Bercak mulai terlihat pada daun
bagian bawah. Penyakit berkembang cepat pada saat tanaman mulai berbunga. Serangan yang
parah menyebabkan daun gugur, dan biji mengalami pemasakan lebih awal.
Perkembangan penyakit. Serangan penyakit bermula dari bawah, kemudian berkembang ke
daun bagian atas dengan bantuan percikan air atau terbawa angin. Kelembaban udara yang
sangat tinggi (>90%) selama lebih dari 12 jam, dan suhu malam hari 20-25 °C sangat sesuai
bagi perkembangan penyakit. Tanaman inang selain kedelai antara lain adalah kacang gude,
koro pedang, orokorok (Crotalaria), koro, buncis, kacang panjang, dan tanaman kacang-
kacangan lainnya. Pengendalian:
• Menanam varietas toleran, seperti Wilis, Dena
• Tanam serempak.
• Rotasi tanaman dengan tanaman bukan inang.
• Aplikasi fungisida berbahan aktif triadimefon dan mankozeb.

3. Penyakit Hawar Daun (Curvularia sp.)


Penyakit hawar daun disebabkan oleh Curvularia
sp. Patogen ini menyerang bagian daun tanaman
dengan gejala mula-mula terlihat bercak daun yang
tidak teratur pada ujung daun, pusat bercak
berwarna coklat keputih-putihan dan tepinya
berwarna coklat tua, kemudian akan meluas ke arah
pangkal daun sehingga seluruh daun mengering.
Biasanya gejala ini akan cepat menyebar dengan
cepat pada cuaca yang lembab dan curah hujan
yang tinggi. Penyakit ini dapat berkembang dengan bantuan curah hujan yang tinggi, suhu yang
relatif rendah dan intensitas penyinaran matahari yang kurang (Sudjono 1989 dalam Subandi
et al. 1988).

13
Cendawan ini dapat menginfeksi tanaman dengan dua cara, infeksi pertama konidia dapat
disebarkan jauh oleh angin atau percikan air hujan sampai pada tanaman jagung. Infeksi kedua
terjadi diantara tanaman jagung disekitarnya karena adanya bercak-bercak yang terbentuk pada
daun.
Hingga saat ini telah diketahui beberapa cara pengendalian penyakit hawar daun yang
disebabkan oleh Curvularia sp. yaitu dengan penggunaan varietas tahan, perbaikan drainase
tanah, sanitasi kebun dan memusnahkan tanaman atau bagian tanaman yang terserang berat,
dan fungisida jika diperlukan (Pabbage et al. 2007).

 Gejala : Awal terinfeksinya hawar daun, menunjukkan gejala berupa bercak kecil,
berbentuk oval kemudian bercak semakin memanjang berbentuk ellips dan berkembang
menjadi nekrotik (disebut hawar), warnanya hijau keabu-abuan atau coklat. Panjang
hawar 2,5-15 cm, bercak muncul di mulai dari daun terbawah kemudian berkembang
menuju daun atas. Infeksi berat akibat serangan penyakit hawar daun dapat
mengakibatkan tanaman jagung cepat mati atau mengering. Cendawan ini tidak
menginfeksi tongkol atau klobot jagung, cendawan dapat bertahan hidup dalam bentuk
miselium dorman pada daun atau sisa-sisa tanaman di lahan.

 Pengendalian :

1. Menanam varietas tahan hawar daun, seperti : Bisma, Pioner-2, pioner-14,


Semar-2 dan semar-5
2. Pemusnahan seluruh bagian tanaman sampai ke akarnya (Eradikasi tanaman)
pada tanaman terinfeksi bercak daun
3. Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mankozeb atau
dithiocarbamate. Dosis/konentrasi sesuai petunjuk di kemasan
4. Busuk Pelepah

14
 Gejala : Penyakit busuk pelepah pada budidaya jagung umumnya terjadi di pelepah
daun, gejalanya terdapat bercak berwarna agak kemerahan kemudian berubah menjadi
abu-abu, selanjutnya bercak meluas, seringkali diikuti pembentukan sklerotium
berbentuk tidak beraturan, berwarna putih kemudian berubah menjadi cokelat.

 Pengendalian :

1. Menggunakan varietas/galur tahan sampai agak tahan terhadap penyakit hawar


pelepah seperti : Semar-2, Rama, Galur GM 27
2. Diusahakan agar penanaman jagung tidak terlalu rapat sehingga kelembaban
tidak terlalu tinggi
3. Lahan memiliki drainase baik
4. Pergiliran tanaman, tidak menanam jagung terus menerus di lahan yang sama
5. Penyemprotan fungisida menggunakan bahan aktif mancozeb atau
karbendazim. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.

5. Busuk Batang

 Gejala : Tanaman jagung terserang penyakit ini tampak layu atau kering seluruh
daunnya. Umumnya gejala tersebut terjadi pada stadia generatif, yaitu setelah fase
pembungaan. Pangkal batang terserang berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan,
bagian dalam batang busuk, sehingga mudah rebah, serta bagian kulit luarnya tipis.
Pangkal batang teriserang akan memperlihatkan warna merah jambu, merah kecoklatan
atau coklat.

Penyakit busuk batang jagung dapat disebabkan oleh delapan spesies/cendawan seperti
Colletotrichum graminearum, Diplodia maydis, Gibberella zeae, Fusarium

15
moniliforme, Macrophomina phaseolina, Pythium apanidermatum, Cephalosporium
maydis, dan Cephalosporium acremonium.

 Pengendalian :

1. Menanam varietas tahan serangan penyakit busuk batang seperti BISI-1, BISI-
4, BISI-5, Surya, Exp.9572, Exp. 9702, Exp. 9703, CPI-2, FPC 9923, Pioneer-
8, Pioneer-10, Pioneer-12, Pioneer-13, Pioneer-14, Semar-9, Palakka, atau J1-
C3
2. Melakukan pergiliran tanaman
3. Melakukan pemupukan berimbang, menghindari pemberian N tinggi dan K
rendah
4. Drainase baik
5. Pengendalian penyakit busuk batang (Fusarium) secara hayati dapat dilakukan
dengan cendawan antagonis Trichoderma sp.

16
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pada hasil pengamatan dilapangan sampel tanaman dan penyakit yang diamati
khususnya pada tanaman edamame dan jagung terdapat beberapa jenis hama dan penyakit yang
kami temui, diantaranya : hama kutu daun, kutu kebul yang ditemui pada tanaman edamame
dan jagung, sedangkan ulat tanah, penggerek tongkol kami jumpai pada lahan tanaman jagung,
dan hasil turun lapang kami juga menemui hama ulat grayak pada tanaman jagung.

Selain hama kami juga mengamati penyakit yang menyerang tanaman edamame dan
jagung, diantaranya : penyakit bercak, karat daun yang kami temui pada tanaman edamame,
sedangkan penyakit hawar daun, busuk pelepah, dan busuk batang dijumpai pada tanaman
jagung dilahan praktikum.

5.2. Saran

Pada saat mahasiswa melakukan observasi untuk melakukan pengamatan hama dan
penyakit pada jenis tanaman lain harus lebih terfokus lagi akan tujuan penelitian yang tertera
dalam modul dan lebih fokus dalam melakukan observasi turun lapang hama dan penyakit.

17
DAFTAR PUSTAKA

Baco, D. dan J Tandiabang. 1998. Hama utama jagung dan pengendaliannya. Jagung. Balai
Penelitian dan Pe-ngembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Hal. 185-204.
Bedjo dan Marwoto. Identifikasi hama dan pengendaliannya secara terpadu pada tanaman
kedelai. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi.
Djafarudin. 2001. Dasar-dasar Perlindungan Tanaman (Umum). Bumi Aksara. Jakarta.
Martoredjo, T. 1984. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan Bagian dari Perlindungan Tanaman.
Andi Offset. Yogyakarta

18

Anda mungkin juga menyukai