Dosen Pengampu :
Dr. Ir. Tri Mujoko, MP.
Disusun oleh :
1. Inas Arifatun Nisa 18024010049
2. Alifiah Putty Agustia 18024010050
3. Frida Fabriane 18024010051
4. Defitasari 18024010054
5. Shofiyatul Jannah 18024010057
6. Renanda Pramitha 18024010060
7. Yudha Eka W 18024010086
8. Ellip Fauzan Adhim 18024010093
AGRIBISNIS B
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “Veteran” JAWA TIMUR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan daripihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman untuk para pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis sangat
mengharapkankritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dalam dunia pertanian titik berat masalah terletak pada
bidang penanaman, karena akhir-akhir ini areal penanaman semakin
sempit. Mengingat hal tersebut, dalam usaha peningkatan produksi
pertanian, pemerintah menganjurkan adanya suatu program yang
disebut “Intensifikasi”, yaitu usaha untuk melipatgandakan hasil
pertanian dengan cara menanam pada setiap daerah.
2
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hama
3
Yang termasuk ordo ini adalah sebangsa belalang, jangkerik,
gangsir, Sebangsa lebah dengan tipe mulutnya penggigit
pengunyah.
e. Ordo Diptera
Yang termasuk ordo ini adalah sebangsa lalat. Tipe mulutnya
adalah penjilat pengisap dan penusuk pengisap.
f. Ordo Tisanoptera
Hama yang termasuk ordo ini sebangsa kutu, tipe alat mulutnya
pengisap dan berujung tajam.
2. Penyakit
3. Gulma
4
Nama lainnya adalah herba atau rumput. Dalam dunia pertanian,
istilah yang populer adalah gulma, sedangkan para petani banyak yang
menamakan Jadi gulma adalah tanaman liar yang mengganggu
pertumbuhan tanaman yang ditanam manusia sehingga manusia
berusaha untuk mengatasinya. Gulma diberantas karena gulma
mengganggu tanaman dalam mengambil makanan, sehingga
mengakibatkan turunnya hasil pertanian. Selain itu juga merugikan
manusia karena gulma ada yang mengandung racun.
Gulma adalah suatu tanaman yang nilai negatifnya melebihi
nilai positifnya. Suatu tumbuhan memiliki nilai negatif apabila
tumbuhan tersebut merugikan manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung dan sebaliknya tumbuhan bernilai positif apabila
mempunyai daya guna bagi manusia. Tumbuhan dapat bersifat tanaman
di suatu tempat tapi dapat bersifat gulma di tempat lain.
Misalnya: Lantana camara pada padang rumput ia sebagai gulma, tetapi
bila tumbuh di pagar ia bersifat ruderal (tidak diperhitungkan) dan jika
dibudidayakan ia menjadi tanaman hias.
Hama mengadakan interaksi pada tanaman umumnya secara
tidak kontinyu (membuat luka, membuat lubang, dsb). Penyakit
mengadakan interaksi dengan tanaman umumnya secara kontinyu (gejala
menguning sistematik, hawar, layu, fliodi, dsb). Gulma mengadakan
interaksi dengan tanaman umumnya secara kompetisi (gulma dan
tanaman terpengaruh secara negatif oleh interaksi dalam bentuk
penurunan kegiatan pertumbuhan termasuk peristiwa alelopati. Dalam
perkembangannya ilmu hama tumbuhan, ilmu penyakit tumbuhanm dan
ilmu gulma dapat berdiri sendiri-sendiri, dan ketiganya merupakan
perkembangan dari agronomi.
5
1. Dampak utama yang diakibatkan oleh perubahan dan anomali iklim
bagi petani dan produktivitas pertanian nasional adalah terjadinya
banjir dan
2. Akhir-akhir ini intensitas dan bobot ancaman iklim makin meningkat
dengan adanya banjir dan kekeringan yang mengganggu pencapaian
sasaran produksi pertanian khususnya tanaman pangan.
3. Dampak fenomena iklim dapat terjadi untuk semua kelompok
tanaman (pangan, hortikultuira dan perkebunan), namun lebih
banyak dirasakan oleh petani pangan, khususnya produksi padi dan
kurang begitu dirasakan oleh petani-petani hortikultura dan
perkebunan, kecuali pada kasus ekstrim bencana El Nino yang kita
alami pada tahun 1997-1998.
• Terjadinya El-Nino
6
1. El Nino adalah gejala alam munculnya arus panas atau naiknya suhu
permukaan laut di Pasifik tropik bagian timur, yaitu sepanjang
pesisir Amerika Selatan (pesisir equador sampai Peru). Ketika muncul
gejala El Nino terjadi pergeseran pembentukan awan dari perairan
Indonesia kearah timur atau Pasifik tengah. Dengan bergesernya
lokasi pembentukan awan ini muncul kekeringan di wilayah
Indonesia
2. Terjadi penurunan tekanan udara di Pasifik Tengah dan sepanjang
pantai Amerika Selatan. Sistem tekanan rendah diganti dengan
tekanan tinggi- lemah di pasifik barat (SO).
3. Perubahan pola tekanan udara ini menyebabkan kecepatan angin pasat
4. Akibatnya air hangat yang menumpuk di barat kembali ke timur, dan
tidakbanyakair dingin yang naik ke permukaan lautan. Suhu permukaan laut
di Pasifik timur meningkat.
5. Lautan jadi lebih panas mengakibatkan angin melemah. Akumulasi air
hangat tersebut menghentikan proses gerakan air dingin dari dalam ke
permukaan di pantai Peru seperti yang terjadi dalam keadaan normal.
Akumulasi awan terjadi di Pasifik Tengah dan tidak terjadi di pantai Utara
Australia dan Indonesia
7
B. KERUGIAN DAN KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN HAMA DAN
PENYAKIT PADA TANAMAN
Hama adalah organisme yang dianggap merugikan dan tak diinginkan
dalam kegiatan sehari-hari manusia. Walaupun dapat digunakan untuk semua
organisme, dalam praktek istilah ini paling sering dipakai hanya kepada hewan.
Suatu hewan juga dapat disebut hama jika menyebabkan kerusakan pada ekosistem
alami atau menjadi agen penyebaran penyakit dalam habitat manusia.
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang
menimbulkan kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan
yang menyebabkan kerugian dalam pertanian.
Dampak Kerugian Akibat Seranga Hama pada Tanaman
Hama adalah sekelompok organisme pengganggu tanaman yagn dapat
merusak tanaman budidaya baik secara fisik maupun fisiologisnya. Dampak
kerugian akibat serangan hama tersebut adalah :
1. Gagal Panen
Akibat serangan hama yang paling ditakuti oleh para petani adalah
terjadinya gagal panen. Kegagalan ini dikarenakan hama yang menyerang
tanaman menjadikan tanaman sebagai bahan makanan, dan tempat tinggal bagi
mereka. Hama merusak tanaman dengan cara :
a) Menghisap cairan tanaman
b) Memotong batang tanaman baik yang muda maupun tua
c) Memakan daun muda dan tua serta tunas-tunas muda pada tanaman
d) Menghisap cairan dan memakan daging buah yang dapat menurunkan nilai
ekonomis buah
e) Memnbuat rumah atau sarang sebagai tempat tinggal dan berkembang biak
baik pada batang, daun maupaun buah
2. Menurunnya Jumlah Produksi Tanaman
Dengan serangan yang dilakukan oleh hama pada tanaman maka tanaman
tidak akan mampu menghasilkan produksi secara maksimal karena terjadinya
pembatasan pertumbuhan akibat hama yang berada pada tanaman budidaya. Hal
ini disebabkan karena proses fisiologi tanaman yang terganggu. Dengan daun
dan batang serta tunas-tunas muda yang habis dimakan oleh hama secara tidak
langsung tanaman tidak dapat melaukan proses fotosintesis untuk menghasilkan
8
produksi dengan baik bahkan tidak dapat melakukan fotosentesis.
3. Pertumbuhan Tanaman yang Terganggu
Serangan hama dapat meyebabkan pertumbuh tanaman menjadi terhambat
dan bahkan tidak jarang mengalami stagnan pertumbuhan atau kerdil. Seperti
serangan hama wereng pada tanaman padi yang dapat mengakibatkan tanaman
padi menjadi kerdi dan tidak dapat berproduksi.
4. Menurunkan Nilai Ekonomis Hasil Produksi
Hama yang menyerang pada buah atau bagian tanaman yang memiliki nilai
ekonomis akan menjadi menurun. Hal ini disebabkan, hama merusak bagian-
bagian buah mupun daun tanaman. Dimana penurunan ini karena adanya bagian
yang diseranga oleh hama mengalami cacat dan busuk serta mengandung ulat
atau larva-larva hama. Sehingga produksi tidak dapat dikonsumsi.
5. Kerugian bagi para Petani
Dampak ini timbul karena tidak adanya produksi yang dihasilkan oleh
tanaman atau gagal panen serta turunnya nilai ekonomis hasil produksi.
Kerugian ini disebabkan tidak adanya pendapatan petani sedangkan biaya
budidaya tanaman telah mereka keluarkan dalam jumlah yang sangat besar baik
dari segi pengolahan lahan, benih, penanaman serta perawatan. Sedangkan
hasilnya tidak meraka dapatkan. Hal ini semakain memperpuruk kondisi dan
iklim pertanian di indonesia
6. Terjadinya Alih Fungsi Lahan
Alih fungsi lahan dilakukan oleh para petani dikarenakan pendapatan yang
mereka dapatkan tidak sesuai dengan pengeluaran yang dilakakan dalam usaha
pertanian. Sehingga muncul pemikiran untuk mengalih fungsikan lahan
pertanian yagn subur ke bidang usaha lain yang lebih menjanjikan keuntungan
bagi mereka. Kondisi seperti ini semakin memperpuruk iklim pertanian di
indonesia serta ketahan bahan pangan dalam negri.
7. Degradasi Agroekosistem
Degradasi ekosistem terjadi karena adanya usaha yng dilakukan oleh para
petani dalam penaggulangan serangan hama yang tidak memikirikan dampak
negatif terhadap lingkungan serta komponen-komponen penyusun
agroekosistem. Pencemaran lingkungan tersebut kerena adanya zat-zat yang
9
berbahaya akibat digunakannya pestisida. Dengan adanya penanggulanag
serangan hama yang tida sesuai ini menyebabkan terjadinya degradasi ekosistem
alami.
8. Munculnya resistensi dan returgensi hama
Dengan penanggulangan serangan hama yang tidak sesuai akan
menyebabkan resistensi atau kekebalan hama terhadap pestisida dan returgensi
atau ledakan jumlah populasi hama yang berakibat pada damapa kerugian aygn
lebih komplek dalam usaha budidaya tanaman itu sendiri.
10
di musnahkan dan diganti dengan tanaman baru yagn merupakan kerugian besar
bagi para petani karena harus mengeluarkan biaya yang besar.
4. Penurunan nilai ekonomis
Disebakan terjadinya kerusakan pada bagian-bagian hasil produksi
tanaman. Seperti terjadi busuk, polong yang tida berisi pada tanaman legum dan
lain-lain. Dengan dampak ini akan semakin mempersulit kehidupan para petani.
11
pengendaliannya terutama untuk komoditas tertentu.
12
kemudian segera dimusnahkan; pada gulma langsung disiangi.
13
dengan golongan air yang sama. Tujuannya untuk membatasi
perkembangbiakan larva. Pengendalian ini secara tidak langsung
mengurangi populasi, yaitu memeratakan serangan per petak
(dikonsentrasikan pada petak yang banyak makanannya).
iv. Rotasi/ pergiliran tanaman
Tujuannya untuk mematikan kehidupan hama dengan
menghilangkan tanaman inang. Sangat efektif pada serangga-
serangga monofag.
v. Penanaman tanaman perangkap atau bertani secara jalur (Strip
farming) Varietas tanaman perangkap adalah tanaman paling
rentan yang ditanam terlebih dahulu. Menanam minimal dua jenis
tanaman di lahan yang sama dalam bentuk baris-barisan (tumpang
sari).
Contoh: tumpang sari kubis dan tomat dapat mengurangi populasi
Plutella xylostella.
e) Pengendalian Hayati
Definisi: pengendalian hama dengan menggunakan musuh-
14
musuh alaminya (dengan campur tangan manusia). Jika tidak ada
campur tangan manusia disebut pengendalian alami.
Musuh alami serangga hama: predator, parasitoid, patogen. Teknik atau
cara pengendalian hayati:
i. Inokulasi: pelepasan musuh alami dalam jumlah sedikit, diharapkan
musuh alami mampu berkembang biak.
ii. Inundasi: pelepasan musuh alami dalam jumlah besar secara
periodik.
iii. Konservasi: menciptakan lingkungan yang mendukung dan
menguntungkan untuk perkembangan musuh alami.
15
1) Tujuan utama PHT bukanlah pemusnahan, pembasmian atau
pemberantasan hama, tetapi pengendalian populasi hama agar
tetap berada di bawah satu tingkatan atau aras yang dapat
mengakibatkan kerusakan atau kerugian ekonomi. Strategi
PHT bukanlah eradikasi hama tetapi pembatasan. PHT
mengakui adanya suatu jenjang toleransi manusia terhadap
polpulasi hama
2) Kendala ekologi yang berarti bahwa dalam penerapan PHT harus
dapat dipertanggungjawabkan secara ekologi dan tidak
menimbulkan kegoncangan dalam kerusakan lingkungan yang
mertugikan bagi binatang yang berguna, margasatwa, manusia
dan lingkungan pada umumnya baik pada saat ini maupun pada
masa mendatang.
16
tepat.
d. Penetapan dan pengembangan Ambang Ekonomi (AE)
e. Ambang ekonomi atau ambang pengendalian atau ambang
toleransi ekonomi merupakan ketetapan tentang pengambilan
keputusan kapan harus dilaksanakan penggunaan pestisida.
Apabila populasi atau kerusakan hama belum mencapai aras
tersebut penggunaan pestisida masih belum diperlukan.
f. Untuk menentukan ambang ekonomi diperlukan banyak
informasi,baik data biologi maupun ekologi serta ekonomi.
Penetapan kerusakan hasil dalam hubungannya dengan populasi
hama merupakan bagian yang penting dalam penetapan ambang
ekonomi, demikian pula analisis biaya / manfaat pengendalian
sangat diperlukan. Meskipun ambang ekonomi perlu ditetapkan
secara sistematik, namun ketetapan sementara berdasarkan data
empirik dapat digunakan, sambil dilakukan perbaikan
terhadapnya.
17
menyadari dan mengerti tentang cara pendekatan PHT dan bagaimana
penerapannya di lapangan.
18
BAB III
PENUTUP
19
DAFTAR PUSTAKA
20
Hasil analisis jurnal berjudul
“POPULASI dan PERSENTASE SERANGAN LARVA Spodoptera spp.
(LEPIDOPTERA:NOCTUIDAE) pada TANAMAN BAWANG DAUN di
KECAMATAN MODOINDING ”
21
pola monokultur, penggunaan pestisida juga sangat berpengaruh dalam
pengendalian hama ini. Di Desa Kakenturan penggunaan pestisida sangat tinggi
sehingga populasi hama sangat sedikit, dan sebaliknya di Desa Mokobang yang
sangat minim dalam hal pengendalian dengan menggunakan pestisida.
Selain itu juga dikarenakan Kurangnya perhatian/pemeliharaan tanaman
diduga menjadi salah satu factor penyebab tingginya serangan hama Spodoptera
spp. pada tanaman bawang daun di lokasi sampel Desa Mokobang. Kurangnya
perawatan dengan membiarkan rumput liar (gulma) tumbuh disekitar pertanaman
menyebabkan tingginya serangan hama Selain sebagai kompetitor dalam
penggunaan hara tanaman, kehadiran rumput liar/gulma pada areal pertanaman
dapat dimanfaatkan oleh hama sebagai sumber pakan alternatife, dan sebagai
tempat berlindung dari terik matahari maupun dari serangan predator.
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33