Anda di halaman 1dari 68

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Serangga adalah binatang terbanyak di dunia. Serangga mempuyai nama

lain insekta dan hexapoda. Kata insekta atau insect berasal dari kata insecare.

Kata tersebut mengandung dua arti, yaitu in berarti “menjadi” dan secare berarti

“memotong” atau “membagi”. Jadi, insekta berarti binatang yang mempunyai

tubuh terbagi-bagi atau bersegmen-segmen. Sedangkan hexapoda terdiri dari dua

kata hexa dan poda. ekosistem alami, umumnya telah terjadi kestabilan populasi

antara hama dan musuh alami sehingga keberadaan serangga hama tidak lagi

merugikan (Widiarta, Kusdiaman, dan Suprihanto, 2006).

Hama merupakan organisme pengganggu tanaman yang mengakibatkan

kerusakan secara fisik pada tanaman dan kerugian secara ekonomis, golongan

hama terbesar berasal dari kelas serangga (insecta). Penyakit-penyakit yang

diderita tanaman disebabkan oleh patogen bakteri dan virus yang mneyerang

tanaman.  Adanya penyakit yang diderita tanaman dapat menyebabkan tanaman

tidak bisa memberikan hasil yang baik secara kualitas dan kuantitas.  Sehingga

mengakibatkan kerugian hasil panen yang diharapkan oleh orang yang

membudidayakan tanaman tersebut. Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu

dengan ukuran sangat kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan

mikroskop. Bakteri berkembang biak dengan cara membelah diri, serta

mengambil bahan makanan secara parasitis dengan cara menghisapnya melalui

dinding sel. Bakteri diketahui memiliki empat bentuk, diantaranya berbentuk

batang (baksilus), bulat (kokkus), koma (vibrion),dan spiral (spirilum).


Virus merupakan organisme subselular yang berukuran sangat kecil,lebih

kecil dari bakteri sehingga hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop elektron

dan hanya dapat membiak di dalam sel yang hidup sehingga virus disebut parasit

yang biotroph. Gejala serangan penyakit virus sering tidak dapat dibedakan

dengan gejala kekurangan unsur hara,pengaruh faktor lingkungan yang ekstrim

ataupun pengaruh pencemaran bahan kimia. Yang membedakan penyakit tanaman

karena serangan virus dengan penyakit tanaman Non-patogenik (yang bukan

disebabkan oleh patogen) adalah bahwa penyakit tanaman yang terserang virus

dapat ditularkan pada tanaman yang sehat, sedangkan tanaman Non-patogenik

tidak dapat ditularkan.Agar terhindarnya tanaman dari penyakit, maka

pengetahuan lebih lanjut tentang bakteri dan virus harus dikembangkan untuk

mendapatkan pengendalian peyakit yangefektif (Triharso, 2005).

Penyakit yang terjadi pada tumbuhan dapat disebabkan oleh

mikroorganime dari berbagai jenis yang tidak bisa dilihat dengan menggunakan

mata telanjang. Mikroorganisme yang menyebabkan terjadinya penyakit pada

tumbuhan seperti jamur, bakteri, virus dan nematoda. Nematoda termasuk filum

hewan, didalamnya termasuk nematoda parasit tanaman dan hewan, serta spesies

nematoda yang hidup bebas. Nematoda parasit tanaman merupakan parasit

obligat, mengambil nutrisi hanya dari sitoplasma sel tanaman hidup. Beberapa

nematoda parasit tanaman adalah ektoparasit, hidup di luar inangnya sehingga

menyebabkan kerusakan berat pada akar dan dapat menjadi vektor virus yang

penting. Spesies lain, ada yang hidup di dalam akar, bersifat endoparasit migratori

dan sedentari. (Dian, 2005).

2
1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum Pengenalan Bagian-Bagian Morfologi Serangga

yaitu untuk mengetahui bagian-bagian morfologi serangga dan fungsinya masing-

masing. Kegunaan dari praktikum ini agar praktikan mengetahui bagian-bagian

morfologi serangga dan fungsinya masing-masing.

Tujuan dari praktikum Pengenalan Ordo-Ordo Serangga yaitu untuk

mengetahui ordo-ordo dari setiap serangga dan morfologinya serta dapat

mengetahui gejala tanaman yang terserang serangga. Kegunaan dari praktikum ini

yaitu agar praktikan dapat mengetahui morfologi serangga dan gejala serangan

Yng ditimbulkan akibat hama dan agar memudahkan pengklasifikasikan serangga

hama tersebut.

Tujuan dari praktikum Pengenalan Hama Gudang yaitu untuk mengetahui

jenis-jenis hama yang menyerang pada tempat-tempat penyimpanan hasil

pertanian. Kegunaan praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui

morfologi serangga dan gejala serangga yang ditimbulkan akibat hama gudang.

Tujuan dari praktikum Pengenalan Penyakit Jamur yaitu untuk mengetahui

gejala-gejala penyakit pada tumbuhan yang disebabkan oleh jamur, dan cara

menginokulasi dan mengisolasi pada edia PDA. Kegunaan dari prktikum ni agar

praktikan dapat membedakan jenis-jenis jamur pada tanaman inangnya, dan

mengetahui bagaimana cara mengikolasi dan mengisolasi mikroorganisme

khususnya jamur pada media.

Tujuan dari praktikum Pengenalan Penyakit Bakteri dan Virus yaitu untuk

mengetahui ciri morfologi tanaman yang terserang oleh bakteri dan virus pada

3
tanaman, serta mengetahui dan memahami cara isolasi mikroorganisme terutama

bakteri dan virus secara baik dan benar. Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar

praktikan dapat membedakan ciri morfologitanaman yang terserng oleh bakteri

dan virus, serta dapat melakukan bagaimana cara mengisolasi bakteri.

Tujuan dari prakatikum Pengenalan Nematoda yaitu untuk mengetahui ciri

morfologi, gejala serangan, teknik ekstraksi, dan tekniki pengendalian nematoda

pada tanaman. Kegunaan dari praktikum ini agar praktikan dapat mengetahui ciri

morfologi, gejala serangan, teknik ekstraksi, dan tekniki pengendalian nematoda

pada tanaman.

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengenalan Morfologi Serangga

2.1.1. Caput

Caput merupakan bagian depan dari tubuh serangga dan berfungsi untuk

pengumpulan tanaman dan manipulasi, penerima rangsang dan otak (perpaduan

syaraf). Struktur kerangka kepala yang mengalami sklerotisasi disebut sklerit.

Sklerit-sklerit ini dipisahkan satu sama lain oleh sutura yang tampak sebagai alur.

Kutikula pada kepala mengalami penonjolan kearah dalam, membentuk rangka

kepala bagian dalam, yang disebut tentorium.

2.1.2. Toraks

Dada (thoraks) terdiri atas tiga segmen yaitu prothoraks (anterior) adalah

bagian depan dari thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi sepasang tungkai

depan, mesothoraks (tengah) bagian tengah dari thoraks dan sebagai tempat atau

dudukan bagi sepasang tungkai tengah dan sepasang sayap depan dan metathoraks

(posterior) bagian belakang bagi thoraks dan sebagai tempat atau dudukan bagi

sepasang tungkai belakang dan sepasang sayap belakang. Karena pada toraks

terdapat tiga pasang kaki dan dua atau satu pasang sayap (kecuali ordo Thysanura

tidak bersayap).Toraks bagian dorsal disebut notum.

2.1.3. Abdomen

Abdomenserangga merupakan bagian tubuh yang memuat alat pencernaan,

ekskresi, dan reproduksi. Abdomen serangga terdiri dari beberapa ruas, rata-rata
9-10 ruas. Bagian dorsal dan ventral mengalami sklerotisasi sedangkan bagian

yang menghubungkannya berupa membran. Bagian dorsal yang mengalami

sklerotisasi disebut tergit, bagian ventral disebut sternit, dan bagian ventral berupa

membran disebut pleura. Perkembangan evolusi serangga menunjukkan adanya

tanda-tanda bahwa evolusi menuju kepengurangan banyaknya ruas abdomen.

Serangga betina dewasa yang tergolong apterygota, seperti Thysanura, memiliki

ovipositor yang primitive dimana bentuknya terdiri dari dua pasang embelan yang

terdapat pada bagian bawah ruas abdomen kedelapan dan kesembilan.

Sesungguhnya, terdapat sejumlah serangga yang tidak memiliki ovipositor,

dengan demikian serangga ini menggunakan cara lain untuk meletakkan telurnya.

Jenis serangga tersebut terdapat dalam ordo Thysanoptera, Mecoptera,

Lepidoptera, Coleoptera, dan Diptera. Serangga ini biasanya akan menggunakan

abdomennya sebagai ovipositor. Beberapa spesies serangga dapat memanfaatkan

abdomennya yang menyerupai teleskop sewaktu meletakkan telur-telurnya

2.2. Ordo Serangga

2.2.1. Pengenalan Ordo Secara Umum

2.2.1.1 Ordo Orthoptera

Ordo Orthoptera berasal dari kata orthos yang artinya ”lurus” dan pteron

artinya “sayap”. Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap dua pasang.

Sayap depan lebih sempit dari pada sayap belakang dengan vena-venal menebal

atau mengeras dan disebut Tegmina. Sayap belakang membraneus dan melebar

dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di

6
bawah sayap depan. Seringkali ini disebut juga belalang (Valanganigricornis)

(Rioardi, 2009).

            Pada ordo ini, alat-alat tambahan lain pada caput antara lain dua buah

(sepasang) mata facet, sepasang antena, serta tiga buah mata sederhana (occeli).

Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas)

pertama abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut

Tympanum. Spiralukum yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-

tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada

ujung abdomen (segmen terakhir abdomen). beberapa jenis serangga anggota ordo

Orthoptera antara lain yaitu kecoa (Periplaneta sp.), belalang sembah/mantis

(Otomantis sp.) dan belalang kayu (Valanga nigricornis).Ada mulutnya bertipe

penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang

mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus

maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya (Agus, 2006).

2.2.1.2 Ordo Hemiptera

Ordo hemiptera hemi  artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. Ordo

Hemiptera atau bangsa kepik memiliki anggota yang besar dan sebagian besar

anggotanya bertindak sebagai pemakan tumbuhan (baik nimfa atau imago),

namun beberapa diantaranya ada yang bersifat predator yang menghisap cairan

tubuh serangga lain, anggota ordo ini umumnya memiliki dua pasang sayap

(beberapa spesies ada yang tidak bersayap). Sayap depan menebal pada bagian

pangkal dan bagian ujung membranus yang disebut  Hemelytra. Pada bagian

kepala dijumpai adanya mata facet dan occeli (Agus, 2006).

7
Golongan serangga ini mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap

depannya mengalami modifikasi, yaitu setengah didaerah pangkal menebal,

sebagiannya mirip selaput, dan sayap belakang seperti selaput tipis. Metamorfose

bertipe sederhana (paurometabola) yang dalam perkembangannya melalui stadia :

telur, menjadi nimfa, lalu menjadi dewasa. Bentuk nimfa memiliki sayap yang

belum sempurna dan ukuran tubuh lebih kecil dari dewasanya. Tipe alat mulut

pencucuk pengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan alat

pencucuk dan pengisap berupa stylet. Pada ordo hemiptera, rostum tersebut

muncul pada bagian anterior kepala (bagian ujung). Rostum tersebut beruas-ruas

memanjang yang membungkus stylet. Pada alat mulut ini terbentuk dua saluran,

yakni saluran makanan dan saluran ludah (Rioardi, 2009).

2.2.1.3 Ordo Coleoptera

Ordo Coleoptera artinya coleos berarti “seludang” dan pteron berarti

“sayap”. Tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras  dan tebal seperti

seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian

tubuh. Metamorfose bertipe sempurna (holometabola) yang perkembangannya

melalui stadia : telur kemudian larva lalu kepompong (pupa) dan menjadi dewasa

(imago). Alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, umumnya mandibula

berkembang dengan baik (Rioardi, 2009).

Ordo Coleoptera adalah ordo yang terbesar dari serangga dan dapat

ditemui pada bagian habitat subcortical (dibawah kulit kayu dan fungi). Anggota

ordo ini ada yang bertindak sebagai hama namun ada pula yang bertindak sebagai

8
predator bagi serangga lain termasuk hama, memiliki sayap depan yang menebal

serta tidak memiliki vena (Rioardi, 2009).

2.2.1.4 Ordo Lepidoptera

Ordo Lepidoptera berasal dari kata lepidos “sisik” dan pteron artinya

“sayap”. Tipe alat mulut dari ordo lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada

imagonya bertipe mulut menghisap. Metamorfose bertipe sempurna

(Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia yaitu telur kemudian larva

lalu kepompong dan menjadi dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki

thoracal maupun abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Tipe alat mulut

seranga bertipe pengisap, sedang larvanya memiliki tipe penggigit. Pada serangga

dewasa, alat mulut berupa tabung yang disebut Proboscis, palpus maxillaris dan

mandibula biasanya mereduksi, tetapi palpus labialis berkembang sempurna

Sayap terdiri dari dua pasang, membranus dan tertutup oleh sisik-sisik yang

berwarna-warni. Pada kepala dijumpai alat mulut serangga bertipe pengisap,

sedang larvanya memiliki tipe penggigit.Pada serangga dewasa, alat mulut berupa

tabung yang disebut proboscis, palpusmaxillaris dan mandibula biasanya

mereduksi, tetapi palpuslabialis berkembang sempurna. Metamorfose bertipe

sempurna (Holometabola) yang perkembangannya melalui stadia :telur-larva-

kepompong-dewasa. Larva bertipe polipoda, memiliki baik kaki thoracal maupun

abdominal, sedang pupanya bertipe obtekta. Beberapa jenisnya antara lain

:Penggerek batang padi kuning (TryporizaincertulasWlk), Kupu gajah (Attacus

atlas L), Ulat grayak pada tembakau (Spodopteralitura)(Rioardi, 2009).

9
2.2.1.5 Ordo Homoptera

Ordo Homoptera homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap”

serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen. Sebagian

dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak

bersayap. Tipe metamorfose sederhana (paurometabola) yang perkembangannya

melalui stadia : telur menjadi nimfa dan menjadi dewasa. Baik nimfa maupun

dewasa umumnya dapat bertindak sebagai hama tanaman. Alat mulut juga bertipe

pencucuk pengisap dan rostumnya muncul dari bagian posterior kepala. Ordo

Homoptera atau bangsa wereng dan kutu, anggota ini secara morfologi mirip

dengan anggota ordo hemiptera namun yang membedakannya yaitu pada bagian

sayap depan dan tempat pemuncuan rostumnya. Sayap depan ordo ini memiliki

tekstur yang homogeny biasa keras semua atau membranus semua, sedangkan

sayap belakang bersifat membranus. Anggota ordo Homoptera memiliki

morfologi yang mirip dengan ordo Hemiptera. Perbedaan pokok antara keduanya

antara lain terletak pada morfologi sayap depan dan tempat pemunculan

rostumnya. Sayap depan anggota ordo Homoptera memiliki tekstur yang

homogen, bias keras semua atau membranus semua, sedang sayap belakang

bersifat membranus (Rioardi, 2009).

2.2.1.6 Ordo Odonata

Odonata merupakan serangga purba yang dapat dijadikan model dalam

penelitian filogenetik yang mempelajari garis kekerabatan antara fosil dengan

serangga modern. Fosil serangga menyerupai Odonata yang sangat terkenal

adalah Meganeura yang hidup pada periode karbon yaitu kira-kira 300 juta tahun

10
yang lalu. Meganeura monyi merupakan serangga terbesar yang diketahui pernah

ada di bumi yaitu panjang bentangan sayapnya mencapai 75 cm(Rioardi, 2009).

Ordo Odonata terdiri atas  Capung (Dragonflies) dan Capung Jarum

(Damselflies) yang terbagi menjadi tiga subordo yaitu Anisoptera (8 famili),

Zygoptera (17 famili), dan Anisozygoptera (1 famili; 10 famili telah punah).

Spesies Odonata di dunia yang telah terindetifikasi sekitar ± 7.000 spesies.

Banyaknya spesies serangga ini di bumi telah mengilhami para peneliti

melakukan berbagai research yang digunakan untuk kepentingan manusia dengan

model Odonata (Rioardi, 2009).

2.2.1.7 Ordo Diptera

Serangga anggota ordo Diptera meliputi serangga pemakan tumbuhan,

pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu

pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat

keseimbangan berbentuk gada dan disebut halter . Pada kepalanya juga dijumpai

adanya antene dan mata facet. Metamorfosenya sempurna (holometabola) yang

perkembangannya melalui stadia : telur - larva - kepompong - dewasa. Larva tidak

berkaki (apoda biasanya hidup di sampah atau sebagai pemakan daging, namun

ada pula yang bertindak sebagai hama, parasitoid dan predator. Pupa bertipe

coartacta. Beberapa contoh anggotanya adalah : lalat buah ( Dacus spp.) lalat

predator pada Aphis ( Asarcina aegrota F) lalat rumah ( Musca domestica Linn.)

lalat parasitoid ( Diatraeophaga striatalis )(Rioardi, 2009).

11
2.2.1.8 Ordo Hymenoptera

Kata hymenoptera berasal dari bahasa yunani yaitu uman

atau hymen (kulit tipis, membrane) dan ptera (sayap) yang berarti sayap serangga

ini tipis seperti membrane yg halus, sayap depan lebih besar dari satap belakang.

Sebagian besar ordo ini merupakan pemakan serangga lain. Hymenoptera terbagi

menjadi dua subordo yaitu, chalastogastra dan clistogastra. Hymenoptera

Mengalami metamorfosis sempurna, tipe alat mulut mandibulata yang dilengkapi

flabellum sebagai alat pengisapnya. (Rioardi, 2009).

2.2.1.9 Ordo Darmaptera

Dermaptera berasal dari bahasa yunani yaitu derma (kulit) dan ptera

(sayap). Dermaptera mudah dikenali dengan ciri ujung belakangnya seperti sapit

serta badannya datar, sempit dan berwarna coklat atau hitam. Serangga ini banyak

terdapat didaerah lembab seperti batang pisang atau dibawah kulit tanaman yang

telah mati. Spesies darmaptera banyak berfungsi sebagai predator mereka

menggunakan capit untuk menangkap lalu memakannya (Roma, 2009).

2.2.1.10. Ordo Isoptera

Isoptera berasal dari kata isos (sama)dan pteron (sayap). Anai – anai atau

rayap adalah serangga-serangga sosial pemakan selolusa yang berukuran sedang

merupakan ordo Isoptera, secara relatif kelompok kecil dari serangga yang terdiri

kira-kira 1900 jenis di dunia. Mereka hidup dalam masyarakat-masyarakat dengan

organisasi yang tinggi dan terpadu , atau koloni – koloni, dengan individu –

individu yang secara morfologi dibedakan menjadi bentuk –bentuk berlainan atau

kasta–kasta yaitu reproduktif, pekerja, dan serdadu yang melakukan fungsi –

12
fungsi biologi yang berbeda. Rayap adalah serangga social yang hidup dalam

suatu komunitas yang disebut koloni.Mereka tidak memiliki kemampuan untuk

hidup lebih lama bila tidak berada dalam koloninya.Komunitas tersebut

bertambah efisien dengan adanya spesialisasi (kasta) dimana masing-masing kasta

mempunyai bentuk dan peran yang berada dalam kehidupannya. Dibandingkan

dengan serangga social lainnya dalam hal ini semut, rayap memiliki beberapa

kemiripan. Oleh karena itu, beberapa orang kerap kali menyebut rayap sebagai

”semut putih”. Namun demikian perbedaan antara organisme tersebut

sesungguhnya cukup banyak, bahkan semut merupakan salah satu musuh utama

rayap (Roma, 2009).

2.2.1.11. Ordo Neuroptera

Kata Lepidoptera berasal dari bahasa Yunani, yaitu lepidos (sisik) dan

ptera (sayap). Jadi, artinya sayap serangga yang bersisik. Ukuran serangga ini ada

yang kecil dan ada yang besar. Jumlah sayapnya ada empat buah dan tertutup

dengan sisik. Antenanya ada yang seperti sikat dan ada yang seperti benang.

Bagian mulutnya saling berhubungan membentuk tabung. Bagian mulutnya

dilengkapi alat untuk mengigit. Selain itu, serangga ini memiliki alat penghisap

yang berbentuk spiral.

Ordo Lepidoptera mencakup ngengat (moth) dan kupu-kupu (butterfly).

Perbedaan kupu-kupu dan ngengat yaitu berdasarkan waktu aktifnya dan ciri

morfologinya. Umumnya, kupu-kupu aktif di siang hari (diurnal), sedangkan

ngengat aktif di malam hari (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap

dengan cara menegakkan sayapnya, sehingga tampak permukaan bawah dari

13
sayapnya. Ngengat hinggap dengan sayap terlipat horizontal diatas tubuh. Kupu-

kupu biasanya memiliki warna yang indah dan cerah sedangkan ngengat

cenderung gelap (cokelat dan abu-abu). Antena kupu-kupu berbentuk benang

(filiform) dan membesar di ujungnya, sedangkan hampir semua ngengat memiliki

antena seperti bulu burung atau seperti sisir.

2.2.2. Gejala Serangan

2.2.2.1.Belalang Pedang (xesava sp)

Akibat dari serangan yang ditimbulkan oleh belalang adalah sobekan besar

pada daun yang dimulai dari tepi.Sobekan tersebut disebabkan oleh alat mulut dari

belalang yang berupa mandibulata. Gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh alat

mulut ini antara lain sobekan pada daun, seperti yang terjadi pada serangan

belalang( Baharuddin, 2007).

2.2.2.2.Kepik Hijau (Nezara viridula)

Hama Nezara viridula menyerang polong kedelai, biji-biji polong menjadi

kempis, polong gugur biji menjadi busuk berwarna hitam, kulit biji menjadi

keriput dan terdapat bercak coklat pada biji. Hama ini berwarna hijau termasuk

kepik (Rioardi, 2009).

2.2.2.3.Walang Sangit (Leptocorixa acuta)

Walang sangit memiliki ukuran tubuh kecil, memiliki aroma yang khas

dan menyengat, memiliki sepasang antena, memiliki tiga pasang kaki yang

digunakan untuk hinggap, memiliki probosis yang digunakan untuk menusuk dan

menghisap malai padi yang masih berisi cair atau belum menjadi beras, sehingga

mengakibatkan padi menjadi hampa ( Agus 2006).

14
2.2.2.4.Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros)

Kumbang kelapa Oryctes rhinoceros merupakan hama yang menyerang

daun kelapa, cara penyerangan hama ini dengan cara menggigit mengunyah daun

kelapa. Kumbang kelapa menyerang pelepah daun kelapa hingga menimbilkan

lubang pada pelepah kelapa dan kumbang kelapa juga menyerang daun hingga

timbul bintik atau sobekan dan bahkan dapat menybabkan lidi atau tulang daun

kelapa jadi patah yang mana akan membentuk seperti segi tiga, biasa disebut pola

segitiga (Agus 2006).

2.2.2.5.Ulat Daun Bawang (Spodoptera exigua)

Serangan hamaulat daun bawang Spodoptera Sp ini menyerang daun

bawang dari dalam. Himago daun bawang meletakkan telurnya di dalam daun

bawang yang mana ketika menjadi larva akan menyerang daun bawang dari dalam

dengan ciri daun bawang akan terlihat tipis dan berwarna putih ketika terkena

sinar matahari (Agus 2006).

2.2.3.6.Penggerek buah kakao

Buah kakao yang diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak

awal, yaitu belang kuning hijau atau kuning jingga dan terdapat lubang gerekan

bekas keluar larva.Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat dan berwarna

kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih kecil.Selain itu

buah jika digoyang tidak berbunyi(Agus 2006).

2.2.2.7.Kutu daun (Aphis sp.)

Kutu daun ini merusak penampilan buah tanaman. Kutu muda hidup dan

menghisap cairan kelopak bunga, tunas, atau buah muda. Pada fase dewasa, kutu

15
daun mengeluarkan sejenis cairan gula yang biasanya cairan gula tersebut akan

didatangi oleh semut hitam. Pengaruh kutu daun, jelaga hitam dan semut ini

membuat penampilan buah jelek walaupun sebenarnya rasa buah tidak terlalu

dipengaruhi. Warna hitam pada daun & tangkai adalah suatu zat yang dihasilkan

oleh hama tersebut. Kalau sudah terlalu hitam akan menutup daun untuk

melakukan fotosintesis, mengakibatkan pohon akan tumbuh menjadi kerdil,

kelopak daun mengecil, sulit untuk berbunga berbuah dan lama kelamaan pohon

bisa mati kering (Dian, 2005).

2.2.2.8 Lalat buah pada cabe (Bactrocera.sp)

Gejala serangan yang ditimbulkan pada buah cabai mengalami

pembusukan namun pada buah cabai tidak mengalami pengeringan buah cabai

membusuk namun lembek. Lalat buah (Dacus sp.) banyak dijumpai di berbagai

buah, permukaan tanah dekat tanaman buah-buahan. Lalat sering ditemukan

istrahat pada daun-daun dan bunga-bunga di terik matahari. Secara umum

bertindak sebagai hama yang cukup penting pada buah-buahan seperti jeruk,

jambu, nangka, apel, dll (Rioardi, 2009).

2.3. Pengenalan Hama Gudang

2.3.1. Pengenalan Hama Gudang Secara Umum

2.3.1.1.Kumbang Beras (Sitophilus orizae L)

Kumbang beras (Sitophilus oryzae) dewasa berwarna coklat tua, dengan

bentuk tubuh yang langsing dan agak pipih. Pada bagian pronotumnya terdapat

enam pasang gerigi yang menyerupai gigi gergaji. Bentuk kepala menyerupai

segitiga. Pada sayap depannya terdapat garis-garis membujur yang jelas. Terdapat

16
4 bercak berwarna kuning agak kemerahan pada sayap bagian depan, 2 bercak

pada sayap sebelah kiri, dan 2 bercak pada sayap sebelah kanan. Panjang tubuh

kumbang dewasa ± 3,5-5 mm, tergantung dari tempat hidup larvanya. larva

kumbang tidak berkaki, berwarna putih atau jernih dan ketika bergerak akan

membentuk dirinya dalam keadaan agak membulat. Pupa kumbang ini tampak

seperti kumbang dewasa (Naynienay, 2008).

2.3.1.2. Kumbang Tepung (Tribolium sp)

Kumbang tepung diklasifikasikan dalam kingdom Animalia, filum

Arthropoda, kelas Insecta, ordo Coleoptera, famili Tenebrionidae, genus

Tribollium, dan spesies Tribollium sp. Kumbang dewasa berbentuk pipih,

berwarna cokelat kemerahan, panjang tubuhnya ± 4 mm. Telur berwarna putih

agak merah dengan panjang ± 1,5 mm. larva berwarna cokelat muda dengan

panjang ± 5-6 mm, (Irzayanti, 2008).

2.3.1.3.Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)

Kumbang jagung diklasifikasikan dalam kingdom Animalia,

filum Arthropoda, kelas Insecta, ordo Coleoptera, family Curculionidae, genus

Sitophilus, dan spesies Sitophilus zeamays. Kumbang dewasa berwarna coklat

kemerahan pudar hingga mendekati hitam, dan biasanya memiliki bercak di

bagian belakang dengan empat bintik kemerah-merahan terang atau kekuning-

kuningan. Panjangnya 2,5–4,5 mm, moncongnya sempit dan panjang. Mempunyai

antenna yang menyiku (siku-siku). Larvanya putih gemuk dan tidak berkaki.

Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung (Nonadita, 2008).

17
2.3.1.4.Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)

Kumbang kacang hijau diklasifikasikan dalam kingdom Animalia, filum

Arthropoda, kelas Insecta, ordo Coleoptera, famili Bruchidae, genus

Callosobruchus, dan spesies Callosobruchus chinensis. Ukuran tubuh kumbang

Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative

kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Warna tubuh kumbang kacang

Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya

berwarna kekuning-kuningan. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian

kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak

gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan dan

memiliki ukuran tubuh sekitar 5-6 mm  (Hidayat, 2009).

2.3.1.5.Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)

Kumbang kopra diklasifikasikan dalam kingdom Animalia,  filum

Arthropoda, kelas Insecta, ordo Coleoptera, famili Cleridae, genus Necrobia, dan

spesies Necrobia rufipes. Kumbang kopra (Necrobia rufipes) dengan Famili

Cleridae memiliki ciri-ciri bentuk tubuh memanjang, berwarna cemerlang,

pronotumnya lebih sempit dari kepala, memiliki antena Clubbed atau kadang

Serrate atau Pectinate. Perbedaan kumbang jantan dan betina dewasa terletak

pada ukuran tubuh, kumbang jantan memiliki tubuh yang lebih kecil dari

betinanya. Pada kumbang betina memiliki embelan ovipositor, memiliki sepasang

ovari, ruas abdomen 8 atau 9, satu sistem saluran telur yang dijalurkan keluar bila

mana hendak bertelur. Sedangkan kumbang jantan, pada ruas abdomen ke 10

18
memiliki alat kelamin berupa penis, memiliki organ penjepit bagian luar dan

organ penusuk bagian median (Nonadita, 2008).

2.3.2. Gejala Serangan

2.3.2.1. Kumbang Beras (Sitophilus orizae L)

Kumbang beras mengakibatkan Kerusakan yang termasuk berat, bahkan

sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk dari padi. Hama

Sitophilus oryzae bersifat polifag, selain merusak butiran beras, juga merusak

simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran lainnya. Akibat

dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena

ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang

terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan

rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama

dan harga jual akan rendah (Nonadita, 2008).

2.3.2.2. Kumbang Tepung (Tribolium sp)

Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang tepung (Tribolium sp.)

menyebabkan tepung menjadi kotor, karena kumbang betina akan meletakan telur

sehingga tercampur dengan tepung. Biasanya pada bahan yang diserang tampak

banyak kumbang yang merayap di atas permukaan karung (Nonadita, 2008).

2.3.2.3. Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)

Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang jagung (Sitophilus

zeamays) adalah pada bagian butir jagung yang terserang berlubang pada bagian

zat tepungnya (amilumnya).Kumbang jagung (Sitophilus zeamays) menyerbu biji-

biji jagung yang telah masak di lapangan sehingga tongkol jagung berlubang-

19
lubang. Setiap lubang yang di gerek, dimasuki satu butir telur Kemudian lubang

ditutup kembali dengan zat seperti gelatin yang berfungsi sebagai sumbat telur.

Telur akan menetas dalam beberapa hari menjadi larva dan memakan bagian

dalam inti biji. Kemudian menjadi kepompong,selanjutnya menjadi kumbang

dewasa (Sudarmo, 2005).

2.3.2.4. Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)

Gejala serangan kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) yang

ditimbulkan pada biji kacang hijau adalah pada butir-butir buah yang terserang

berlubang-lubang dan mengeluarkan butiran-butiran yang sangat kecil dan kadang

juga biji yang terserang termakan hingga tinggal sebagian (Rioardi,2009).

2.3.2.5. Kumbang Kopra (Necrobia rufipes)

Kumbang menyukai kopra yang berkualitas rendah, aktif baik siang

maupun malam hari. Telur diletakkan di celah-celah atau retakan bahan yang

tersembunyi. Setelah menetas, maka larva akan menggerek bahan dengan liang

gerek yang berkelok-kelok. Menjelang saat berkepompong larva itu membuat

rongga yang bentuknya oval dan dilapisi dengan campuran sisa gerekan dan air

liurnya dari sebelah dalam. Biasanya larva terakhir juga menyiapkan lubang

keluar bagi kumbang dewasa yang baru dan lubang itu ditutup dengan campuran

air liurnya dansisa gerekkannya (Sudarmo, 2006).

20
2.4. Pengenalan Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur

2.4.1. Klasifikasi dan Morfologi

2.4.1.1. Collectitrichum capsici

Klasifikasi dariColletotrichum capsici termaksut dalam kindom fungi,

filum Ascomycota, kelas Sodariomycetes, ordo Phyllachorales, famili

Phyllachoraceae, genus Colleto trichum, spesiesCollectotrichum capsici. Jamur

ini membentuk miselium bersekat dan dapat tumbuh dengan baik. Pada

bermacam-macam medium agar mengandung ekstrak sayuran. Mula-mula

miselium tidak berwarna semakin tua warna menjadi krem, akhirnya koloni

tampak mempunyai genang-benang berwarna oker. Pada miselium yang lebih tua

terbentuk klamidostora jamur membentuk bak mikro konidium bersel satu, tidak

berwarna, lonjong atau bulat telur, 6-15 x 2,5-4 um. Makrokonidium lebih jarang

terdapat, berbentuk kumparan, tidak berwarna, kebanyakan bersekat 2 atau 3,

berukuran 25-33 x 3,5-5,5 um(Eldriadi, 2009).

2.4.1.2. Fusarium oxyporum

Penyakit ini mempunyai klasifikasi yaitu Kingdom Fungi, Divisi

Amastigomycota, Sub Divisi Deuteromycota, Kelas Deuteromycetes, Ordo

Moniliales, Famili Tuberculariaceae dan Genus Fusarium, Spesies

Fusariumoxysporum (Roma, 2009).

Morfologi jamur Fusarium oxysporum menghasilkan 3 spora tak-kawin,

yaitu mikrokonidium, makrokonidium, dan klamidospora. Konidiofor jarang

bercabang, tidak membentuk rantai, tanpa sekat, elips-silindris, lurus-lonjong,

pendek, dan sederhana, fialid lateral. Mikrokonidium mempunyai satu atau dua

21
sel, terdapat jumlah banyak, dan sering dihasilkan pada semua kondisi.Jenis spora

ini banyak dijumpai di dalam jaringan tanaman terinfeksi. Sementara itu,

makrokonidium mempunyai tiga sampai lima sel dan berbentuk lengkung,

(Eldriadi, 2009).

Klamidospora berbentuk bulat, berdinding tebal, dihasilkan di bagian

ujung maupun di tengah miselium yang tua atau pada

makrokonidium.Klamidospora dihasilkan apabila keadaan lingkungan tidak sesuai

bagi patogen dan berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup patogen

tersebut di dalam lingkungannya,(Nonadita, 2008).

2.4.1.3. Alterina porri

Klasifikasi dari Altenaria porry yaitu Kingdom Fungi, Philum

Ascomycota, Kelas Dothideomycetes, Subklas Pleosporomycetidae, Ordo

Pleosporales, Famili Pleosporaceae, Genus: Alternaria,Spesies: Alternaria

porri(Nonadita, 2008).

Konidium dan konidiofor berwarna hitam atau coklat.Konidium berbentuk

gada yang bersekat-sekat, pada salah satu ujungnya membesar dan tumpul, ujung

lainnyamenyempit dan agak panjang.Konidium dapat disebarkan oleh angin dan

menginfeksi tanaman melalui stomata atau luka-luka yang terjadi pada

tanaman.Patogen dapat bertahan dari musim kemusim pada sisa-sisa

tanaman.Keadaan cuaca yang lembab, mendung, hujan rintik-rintik dapat

mendorong perkembangan penyakit(Dian, 2005).

22
2.4.2. Gejala Serangan

2.4.2.1. Collectitrichum capsici

Gejala penyakit ini mula-mula membentuk bercak cokelat kehitaman,

yang lalu meluas menjadi busuk lunak.Pada tengah bercak terdapat kumpulan

titik-titik hitam yang terdiri dari kelompok seta dan konidium jamur.Serangan

yang berat dapat menyebabkan seluruh buah mongering dan mengerut

(keriput).Buah yang seharusnya berwarna merah menjadi berwarna seperti

jerami.Jika cuaca kering jamur hanya membentuk bercak kecil yang tidak meluas.

Tetapi kelak setelah buah dipetik, karena kelembaban udara yang tinggi selama

disimpan dan diangkut, jamur akan berkembang dengan cepat, (Irzayanti, 2008).

2.4.2.2. Fusarium oxyporum

Pada tanaman yang terserang Fusarium oxysporum yaitu tanaman menjadi

layu dan keriting dan pada bagian dalam belum berbentuk hitam. Tanaman yang

terserang tidak akan berproduksi dengan baik. Pada serangan besar tanaman akan

layu dan mati (Bambang, 2008).

Gejala yang nampak biasanya daun bagian bawah menguning, menjadi

layu, pucuk tanaman mengering, dan tanaman mati. Proses kematian berlangsung

selama beberapa bulan, berbeda dengan pada penyakit layu bakteri yang

berlangsung lebih cepat. Pada tingkat yang awal, jika batang palsu atau akar

rimpang dipotong, kadang-kadang tampak bahwa berkas pembuluh berwarna

coklat.Akar rimpang yang sakit keriput dan berwarna agak kehitaman, jika

dipotong tidak mengeluarkan lendir. Bagian dalam akar rimpang berwarna agak

gelap dan akhirnya batang palsu rebah dan akan mati (Agus, 2008).

23
2.4.2.3. Altenaria porri

Pada daun terdapat bercak melekuk, berwarna putih atau kelabu.Ukuran

bercak bervariasi tergantung pada tingkat serangan.Pada serangan lanjut, bercak-

bercak tampak menyerupai cincin, warna agak keunguan dengan tepi agak

kemerahan atau keunguan yang dikelilingi oleh zone berwarna kuning yang dapat

meluas ke bagian atas atau bawah bercak, dan ujung daun mengering.Permukaan

bercak bisa juga berwarna coklat atau hitam terutama pada keadaan cuaca yang

lembab.Infeksi pada umbi biasanya dapat terjadi pada saat atau setelah panen,

umbi tampak membusuk dan berair dimulai dari bagian leher, umbi yang

membusuk berwarna kuning atau merah kecoklatan(Nonadita, 2008).

2.5. Pengenalan Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri dan Virus

2.5.1. Klasifikasi dan Morfologi

2.5.1.1.Blood Disease Bacterium (BDB)

Klasifikasi Pseudomonas solanacerum yang menyerang tanaman

tomatkingdom Bakteri, Filum  Proteobacteria, Kelas  Beta Proteobacteria, dan

termasukSS pada Ordo Burkholderiales, Family Ralstoniaceae, Genus Ralstonia,

Spesies Ralstonia solanacearum. R. Solanacearum. BDB (Blood Diseace

Bacterium) mempunyai variabilitas genetik yang luas dan kemampuannya untuk

beradaptasi dengan lingkungan setempat, sehingga di alam dijumpai berbagai

strain R. solanacearum dengan ciri yang sangat beragam. Ditinjau dari segi

morfologi dan fisiologinya, R. solanacearum merupakan bakteri gram negatif,

berbentuk batang dengan ukuran 0,5-0,7 x 1,5-2,5 μm, berflagela, bersifat aerobik,

tidak berkapsula, (Baharuddin, 2007).

24
2.5.1.2. Peanut Motle Virus (PmoV)

Klasifikasi Peanut Mottle Virus (PmoV) pada tanaman kacang tanah yaitu

kingdom prokariotik, phylum ascomycota, klas dothideomycetes, subklas

dothideomycetidae, ordo capnodiales, family mycosphaerellaceae, genus

cercospora, spesis Cercospora arachidicola (Mody, 2009).

Morfologi dari Peanut Mottle Virus (PmoV) berbentuk batang lentur yang

terbanyak mempunyai panjang 700-750 nm. Di dalam irisan tipis daun, virus

mempunyai panjang 750-800 nm. Dalam sitoplasma sel-sel daging daun (mesofil)

terdapat badan-badan asing berbentuk cakra (pinwheel inclusion) yang melingkar,

berkeping-keping dan di dekatnya terdapat zarah-zarah virus (Mody, 2009).

2.5.1.3. Peanut Strippe Virus (PstV)

Klasifikasi PStV  (Peanut Stripe Virus)yang menyerang padatanaman

kacang tanah yaitu: Klasifikasi virus tersebut termasuk dalam kelompok virus

Sense RNA (+), family potyviridae, genus potyvirus, dan spesies Peanut Stripe

Virus. Morfologi PStV (Peanut Stripe Virus) adalah virus berbentuk batang,

panjang lentur berukuran 700 × 752nm. Virion terdiri atas benang RNA tunggal

yang tersusun atas 9500 nukleotida dengan bobot molekul 3100 K dan protein.

Virus ini dapat tumbuh pada tanaman kacang yang terserang dan pada akar

tanaman disekitarnya dalam tanah (Ifha, 2005).

2.5.1.4.Tungro

Tungro disebabkan oleh infeksi ganda dari dua virus yang berbeda, yaitu

Rice tungro bacilliform badnavirus (RTBV) dan Rice tungro spherical waikavirus

(RTSV). Kedua virus tersebut hidup bebas di dalam tanaman padi, RTSV terbatas

25
hanya di dalam jaringan floem dan RTBV terdapat pada jaringan xylem dan

floem. Klasifikasi Rice tungro bacilliform virus (RTBV) yaitu Group Group VII

(dsDNA-RT), Family Caulimoviridae, Genus Tungrovirus,Species Rice tungro

bacilliform virus, dan Klasifikasi Rice tungro spherical virus (RTSV)

GroupGroup IV ((+)ssRNA), Family Sequiviridae, GenusWaikavirus,

SpeciesRice tungro spherical (Semangun, 2007).

Tungro disebabkan oleh virus yang mempunyai dua macam zarah partikel,

yaitu yang berbentuk bulat (Rice tungro spherical virus) RTSV dengan garis

tengah 30 nano meter dan berbentuk batang (Rice tungro bacilliform virus) RTBV

berbentuk batang dan berukuran (150-350) x 35 nanometer (nm). Tiap partikel

virus mempunyai asam deoksiribonukleat berutas ganda (double-stranded

deoxyribonucleic acid, ds-DNA) yang melingkar dan dengan besaran genom

kurang lebih 8,5 kpb (kilopasangbasa) (Nursusilawati, 2009).

2.5.2. Gejala Serangan

2.5.2.1. Blood Disease Bacterium (BDB)

Gejala serangan Penyakit Darah pada Pisang (Blood Disease Bacterium)

dapat dilihat Pada tanaman pisang dewasa yang sudah berbuah, yaitu pada daun

ketiga atau keempat dari atas (pucuk) mulai menguning serta disusul dengan

daun-daun berikutnya lalu mengering. Akibatnya pertumbuhan buah tidak

sempurna. Apabila buah-buah pisang tersebut di potong atau di belah terlihat

adanya cairan atau getah kental berwarna coklat kemerahan yang berbau busuk,

Pada bagian dalam bungkul dan batang pisang yang sudah terkena penyakit,

26
apabila dipotong bagian tengah terlihat bintik-bintik berwarna coklat kemerahan.

Akhirnya berlanjut tanaman pisang akan kering dan mati (Baharuddin, 2007).

2.5.2.2. Peanut Motle Virus (PmoV)

PStV (Peanut Stripe Virus) merupakan patogen penting penyebab penyakit

bilur pada tanaman kacang tanah.  Daun tanaman yang terinfeksi menunjukkan

gejala bercak hijau atau bilur yang dikelilingi garis klorotik dan agak berkerut.

Pada perkembangan lebih lanjut muncul gejala mosaik.  Gejala lainnya adalah

bercak tak beraturan (blotch ) atau garis-garis klorotik pada daun, tergantung pada

strain PStV (Peanut Mottle Virus) yang menyerang.  Serangan PStV dapat

menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat dan produksi kacang tanah

menurun hingga 60%.  Di dalam jaringan kacang tanah, PStV membentuk badan

inklusi silindrikal seperti cakra atau cincin (Ifha, 2005).

2.5.2.3. Peanut Strippe Virus (PstV)

Gejala serangan PStV (Peanut Stripe Virus) terlihat dari adanya garis-garis

putus-putus (diskontinu), dan pada daun terjadi gejala mosaik yang berat, serta

terdapat corak tertentu yang bilurnya meluas, sehingga mirip sekali dengan gejala

penyakit belang. PStV sering juga disebut dengan penyakit bilur (Nasir, 2007).

2.5.2.4.Tungro

Adapun gejala kerusakan yang ditimbulkan dari penyakit yang disebabkan

Virus Tungro adalah Gejala serangan awal di lahan biasanya khas dan menyebar

secara acak. Daun padi yang terserang virus tungro mula-mula berwarna kuning

oranye dimulai dari ujung-ujung, kemudian lama-kelamaan berkembang ke bagian

bawah dan tampak bintik-bintik karat berwarna hitam. Bila keadaan ini dibiarkan

27
jumlah anakan padi akan mengalami pengurangan, tanaman menjadi kerdil, malai

yang terbentuk lebih pendek dari malai normal selain itu banyak malai yang tidak

berisi sehingga tidak bisa menghasilkan (Nursusilawati, 2009)S

2.5.3. Pengendalian Secara Umum

2.5.3.1. Blood Disease Bacterium (BDB)

Ada beberapa upaya yang bisa dilaksanakan untuk mengendalikan

Penyakit Darah Pisang pada tingkat serangan tertentu sebagai berikut: perketat

karantina, buah pisang dapat diangkut ke mana-mana untuk tidak terjadi serangan

(menular) pada lokasi lain.  Sanitasi, sanitasi sangat penting bagi petani yang

mempunyai areal tanaman pisang, agar diperhatikan lingkungan kebun pisang

agar selalu bersih, jangan sembarangan menempatkan batang-batang pisang yang

sudah di tebang (Baharuddin, 2007).

2.5.3.2. Peanut Motle Virus (PmoV)

Pengendalian penyakit PMoV (Peanut Mottle Virus) danPStV (Peanut

Stripe Virus)dapat dilakukan dengan cara menanam varietas tahan, menanam

benih sehat, pengendalian serangga vektor, mengatur waktu tanam, sanitasi

dancara yang paling tepat dan cepat untuk mendeteksi gejala yang disebabkan

oleh virus ialah dengan uji serologi. Pengendalian lainnya yaitu tidak menanam

kacang tanah 2 kali berturut-turut (Nursusilawati, 2009).

2.5.3.3. Peanut Strippe Virus (PstV)

Pengendalian penyakit Peanut Mottle Virus(PMoV) danPeanut Stripe

Virus(PStV)dapat dilakukan dengan cara menanam varietas tahan, menanam

benih sehat, pengendalian serangga vektor, mengatur waktu tanam, sanitasi

28
dancara yang paling tepat dan cepat untuk mendeteksi gejala yang disebabkan

oleh virus ialah dengan uji serologi. Pengendalian lainnya yaitu tidak menanam

kacang tanah 2 kali berturut-turut (Nursusilawati, 2009).

2.5.3.4.Tungro

Pengendalian penyakit tungro dilakukan dengan mengintegrasikan

komponen-komponen pengendalian dalam satu sistem yang dikenal dengan

konsep pengendalian penyakit secara terpadu. Usaha tersebut meliputi cara

bercocok tanam, penanaman varietas tahan, menghilangkan atau mengurangi

sumber virus (eradikasi), dan penggunaan pestisida (Ifha, 2005).

2.6. Pengenalan Nematoda

2.6.1. Sistematika Nematoda Meloidogyne spp

Nematoda termasuk dalam Filum nemata, terdiri atas dua kelas yaitu

Secernenta (Phasmidia) dan Adenophorea (Aphasmidia).Kelas Secernenta terdiri

atas tiga subkelas yaitu Rhabditia, Spiruria, dan Diplogasteria.Semua nematoda

parasitik tanaman termasuk dalam ordo Thylenchida dan Dorylaimida.Kalasifikasi

dari nematoda Meloidogyne spp. adalah Phylum nematoda, klas secernenta, ordo

tylenchida, subordo tylenchina, dan famili heteroderidae (Tjahjadi, 2005).

2.6.2. Morfologi dan Cara Menginfeksi Tanaman

Nematoda jantan dewasa berbentuk memanjang bergerak lambat di dalam

tanah, panjangnya bervariasi dan maksimum 2 µm kepalanya berlekuk dan

panjang stiletnya hampir 2 kali panjang stilet betina (Nonadita, 2008).

29
Pada cacing jantan terdiri dari satu atau kadang-kadang dua testis

tubuler.Secara berturutan setelah testis, vas eferens, vesikulum seminalis (sebagai

tempat menyimpan sperma), vas deferens dan terakhir kloaka.Disebelah dorsal

kloaka ditemukan kantung spikulum yang biasanya ditemukan 1 atau 2 atau tidak

spikula (alat untuk kopulasi).Disekeliling anus ditemukan beberapa papila yang

kadang-kadang bertangkai serta susunan berbeda pada setiap jenis cacing.Ekor

cacing jantan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang berupa sayap yang

terbentuk dari kutikula sepanjang ekor cacing dan tidak terlalu melebar disebut ala

caudal sedangkan yang melebar membentuk bentukan yang disebut bursa

(berfungsi untuk memegang cacing betina saat kopulasi. Nematoda betina dewasa

berbentuk seperti buah pir bersifat endoparasit yang tidak berpindah (sedentary),

mempunyai leher pendek dan tanpa ekor. Panjang lebih dari 0,5 mikron dan

lebarnya antara 0,3-0,4 µm, stiletnya lemah dan panjangnya 12–15 mm

melengkung kearah dorsal, serta mempunyai pangkal knot yang jelas. Sistem

reproduksi cacing betina terdiri dari 2 atau 1 ovarium tubuler, berikutnya masing-

masing oviduks, uterus (bagian uterus ada yang meluas membentuk Reseptakulum

Seminalis yaitu kantung sperma), vagina dan terakhir vulva (Subagia, 2008).

Serangan nematoda menimbulkan gejala yang beragam tergantung pada

jenis nematoda, jenis tumbuhan yang terserang dan keaadaan lingkungan.

Nematoda yang menyerang akar akan menimbulkan gejala terutama pada akar,

tetapi gejala ini biasanya disertai dan munculnya gejala pada bagian atas tanaman,

yaitu berupa gejala tanaman kerdil, daun menguning, dan layu yang berlebihan

dalam cuaca panas. Puru akar merupakan ciri khas dari serangan nematoda

30
Meloidogynespp. Puru akar tersebut terbentuk karena terjadinya pembelahan sel-

sel raksasa pada jaringan tanaman , sel-sel ini membesar dua atau tiga kali dari

sel-sel normal. Selanjutnya akar yang terserang akan mati dan mengakibatkan

pertumbuhan tanamn terhambat. Respon tanaman terhadap nematoda puru akar

merupakan respon dari seluruh bagian tanaman dan respon dari sel-sel tanaman,

seluruh bagian tanaman memberikan respon terhadap infeksi dan menurunnya laju

fotosintesis, pertumbuhan dan hasil.

2.6.3. Teknik Ekstraksi Nematoda Meloidogyne spp

Cara kerja untuk mengekstraksi nematoda yaitu Susun berturut-turut dari

bawah nampan plastik, nampan saringan, kasa dan tissue.Ambil sampel kemudian

ratakan pada tissue yang telah disiapkan tersebut di atas.Tuangkan air pada

nampan secara perlahan, sampai tanah yang telah diratakan tersebut basah/air

menyentuh tissue dan permukaan air tidak melebihi permukaan

sampel.Inkubasikan selama 2 x 24 jam.Saringan diangkat dan ditiriskan.Air yang

tertampung pada nampan disaring dengan menggunakan saringan 200 mesh.Cuci

saringan dengan air bersih menggunakan botol semprot.Kemudian masukkan

suspensi nematoda ke dalam botol dan disimpan dalam lemari pendingin untuk

pengamatan.Tuang suspensi dalam papan hitung untuk pengamatan nematoda

sekaligus menghitung populasi nematoda di bawah mikroskop stereo.Nematoda

dipancing menggunakan kait nematoda dan diletakkan diatas gelas benda yang

telah ditetesi air untuk diamati dibawah mikroskop compound.Catatan untuk

pengerjaan sampel tanah ditimbang sebanyak 100 g, untuk pengerjaan sampel

akar atau jaringan tanaman, dibersihkan dari tanah atau kotoran yang menempel.

31
Dipotong-potong menggunakan gunting tanaman hingga berukuran 0,5 cm dan

ditimbang, Kemudian sampel diblender selama 3 detik.

32
III. METODE PRAKTEK

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman di Laksanakan di

Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas

Tadulako, dimulai dari tanggal 28 Oktober s/d 02 November 2017 pukul 15.00

sampai selesai, Wita

3.2. Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam Praktikum tentang pengenalan bagian-

bagian morfologi serangga, pengenalan ordo-ordo serangga, pengenalan hama

gudang, pengenalan penyakit jamur, pengenalan penyakit bakteri dan virus,

pengenalan nematoda yaitu alat tulis-menulis atau buku gambar A4, papan bedah,

jarum pentul, dan toples, talang, kain kasa, keranjang, cutter, mikroskop,

handsprayer, cawan petri, corong, saringan, buku gambar, Atk, dan camera digital,

aquades.

Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah belalang

kayu (Valanga nigricornis), walang sangit (Leptocorisa acuta), kepik hijau

(Nezara viridulla), kumbang helm (Coccinella arcuta), ulat grayak

(Spodoptera litura), belalang pedang (Sexava sp) dan gejala serangannya, kepik

penghisap buah kakao (Helopeltis spp.)dan gejala serangannya, larva kumbang

kelapa (Oryctes rhinoceros)dan gejala serangannya, penggerek buah kakao

(Conophomorpha cramerella) dan gejala serangannya, ulat daun bawang merah


(Spodoptera exigua)dan gejala serangannya, kutu daun(Aphis sp.) dan gejala

serangannya,lalat buah pada cabai (Bactrocera sp)dan gejala serangannya, capung

(Neurothemis sp) dan gejala serangannya, kumbang beras (Sitophilus oryzaae L)

dan gejala serangan, kumbang tepung (Tribolium sp) dan gejala serangan,

kumbang jagung (Sitophilus zeamays) dan gejala serangan, kumbang kacang hijau

(Callosobruchus chinensis L) dan gejala serangan, kumbang kopra (Necrobia

rufipes) dan gejala serangan, daun bawang yang terserang Alterina porri, buah

cabai yang terserang Collectotrichum capsici, roti yang terserang Aspergilus

niger, tanaman tomat yang terserang Fusarium oxyporum, tanaman pisang yang

terserangFusarium oxyporum,sampel tanaman kacang tanah yang terserang

PMoV(Peamut Mottle Virus), sampel tanaman kacang tanah yang terserang PStV

(Peamut Strippe Virus), Stanaman padi yang terserang virus Tungro, buah pisang

yang terserang oleh (BDB)Blood Disease Bacterium, batang pisang yang

terserang oleh (BDB)Blood Disease Bacterium, tanaman tomat yang terserang

Pseudonomas solanacearum, tanaman seledri (Aphium graveolensi L), dan tissue.

3.3.      Cara Kerja

Cara kerja pada praktikumpengenalan bagian-bagian morfologi serangga,

pengenalan ordo-ordo serangga, pengenalan hama gudang, pengenalan penyakit

jamur, pengenalan penyakit bakteri dan virus, yaitupertama-tama siapkan bahan

specimen serangga, kemudian letakkan dipapan bedah dan ditusuk memakai

jarum pentul, dan mengamati bagian morfologi serangga satu persatu, kemudian

specimen serangga yang belum mati direndam dalam toples yang berisi alkohol

34
70%, kemudian spesimen digambar pada buku gambar dan berikan keterangan

pada masing-masing bagian morfologi serangga.

Cara kerja pada praktikum pada Pengenalan Nematoda yaitu siapkan

talang, keranjang, dan kain kasa, Letakkan keranjang diatas talang, setelah itu

lapisi (tutup) keranjang dengan kain kasa atau tissue, kemudian potong kecil-kecil

akar tanaman seledri (Aphium graveolensi L) dengan panjang satu cm dan

letakkan diatas keranjang yang telah dilapisi tissue, setelah itu isi talang tersebut

dengan aquades secukupnya, inkubasi bahan yang telah siap salama 1x24 jam

didalam laboratorium, setelah 1x24 jam didalam laboratorium, tiriskan air

rendaman akar tersebut, kemudian saring air dan masukkan kedalam cawan petri

secukupnya. Kemudian amati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x,

selanjutnya gambar morfologi dari nematoda puru akar dan tanaman seledri

(Aphium graveolensi L) yang terserang serta berikan keterangan pada gambar

tersebut.

35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengenalan Morfologi Serangga

4.1.1. Hasil

Berdasarkan praktikum pengenalan morfologi serangga pada

tanamandiperoleh hasil sebagai berikut :

Keterangan :
1. Caput
2. Thoraks
3. Abdomen
4. Tungkai

Gambar 1.Morfologi Belalang (Valanga nigricornis)

Keterangan :
1. Tepi daun
menjadi
rusak karena
bekas gigitan
melalang.

Gambar 2. Gejala Serangan Belalang (Valanga nigricornis)


4.1.2. Pembahasan

Pada pengamatan Belalang (Valanga nigricornis) merupakan serangga

yang termasuk tipe mulut menggigit dan mengunyah.Pada bagian belalang

(Valanga nigricornis) terlihat bagian tubuh terbagi atas tiga daerah yaitu caput,

thorax, dan abdomen.Belalang ini memilki dua pasang sayap yaitu sayap deapan

dan sayap belakang, pada bagian kepala terlihat mata, dan antenna.

Gejala serangan yang diakibatkan oleh Belalang (Valanga nigricornis),

tampak terlihat lubang-lubang dibagian tengah daun, pada daun jagung. Lubang

yang diakibatkan oleh belalang (Valanga nigriconis) terlihat sangat banyak.Ada

mulutnya bertipe penggigit dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum,

sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus

maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya (Nonadita, 2008).

4.2. Pengenalan Ordo-Ordo Serangga

4.2.1 Hasil

Berdasarkan praktikum pengenalan ordo-ordo serangga diperoleh hasil

sebagai berikut:

Keterangan :
1. Antena
2. Caput
2. Sayap
3. Abddomen
4. Tungkai

37
Gambar 3.Morfologi Kepik Hijau(Nezara viridula)

Keterangan :
Bercak
hitam pada
tanaman
kacang
hijau

Gambar 4. Gejala Serangan Kepik Hijau (Phaseolus radiatus).

Keterangan :
1. Caput
2. Thoraks
3. Abdomen
4. Tungkai

Gambar 5. Morfologi Walang Sangit (Nezera virudulla)

Keterangan :
1. Adanya terdapat
bercak-bercak
hitam pada bulir
padi.

Gambar 6.Gejala Serangan Walang Sangit (Nezera virudulla)

38
Keterangan :
1. Caput
2. Abdomen
3. Kaki semu

Gambar 7.Morfologi Penggerek Buah Kakao(Conopomorpha Cramerella).

Keterangan :
1. Pada buah kakao
tampak buah busuk
dan kehitaman.

Gambar8.Gejala Serangan Penggerek Buah Kakao


(Conopomorpha cramerella)pada Tanaman Kakao (Theobroma cacaoL)

Ket :
1. Caput
2. Abdomen
3. Kaki semu

Gambar 9. Morfologi Ulat Daun Bawang(Spodoptera exigua).

39
Ket :
1. Daun bawang
mengalami luka
yang berwarna
bening atau menipis

Gambar 10. Gejala Serangan Ulat Daun Bawang(Spodoptera exigua) Pada Daun
bawang(Allium Cepa).

Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen

Gambar 11. Morfolgi Kumbang Helm (Megalocaria dilatata).

Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen
4. Tungkai

Gambar 12. Morfologi Kumbang Kelapa(Oryctes rhinoceros.)

40
Ket :
1. Pelepah kelapa
berlubang
2. Terdapat bintik
sobekan pada
daun kelapa

Gambar 13. Gejala Serangan Kumbang Kelapa(Oryctes rhinoceros) Pada Pohon


Kelapa(Cocos nucifera)

Ket :
1. Caput
2. Toraks
3. Abdomen

Gambar 14. Morfologi Kutu Daun (Alcurodicus destructor Mask.)

Ket :
1. Terdapat bercak-
bercak pada
daun cabai.

Gambar 15. Gejala Serangan kutu Daun(Alcurodicus destructor Mask.)pada


Daun Cabai (Aphium graveolens).

41
Ket :
1. Capuk
2. Toraks
3. Abdomen
4. Tungkai

Gambar 16. Morfologi Lalat buah (Linomiza hibriodingers).

Ket :
1. terdapat bercak
warna hitam pada
permukaan buah

Gamabar 17. Gejala serangan lalat buah pada cabai

Ket :

Gamabar 18. Morfologi Capung (Ishenura cerfulla)

42
4.2.2. Pembahasan

Pengamatan morfologi Walang Sangit (Leptocorixa acuta).Tampak

terlihat antena, caput, toraks, dan abdomen.Walang sangit (Leptocorixa acuta)

merupakan hewan yang mempertahankan dirinya dari gangguan predator

laindengan mengeluarkan bau yang tidak sedap.Serangan ini terdapat pada

tanaman budidaya terutama pada tanaman padi.

Gejala dari serangan walang sangit (Leptocorixaacuta) yaitu pada daun

tanaman yang di serang terdapat lubang-lubang kecil yang menyerupai gejala

serangan belalang (Rioardi, 2009).

Pada pengamatan Kepik hijau (Nezara viridulla )mempunyai tiga bagian

tubuh utama yaitu caput, thoraks, dan abdomen. Kepik hijau tergolong dalam

serangga yang memeiliki sayap setengah atau perisai, dengan memakan dengan

cara menusuk mengisap.

Gejala dari serangan kepik hijau (Nezara viridulla) yaitu pada buah

tanaman yang terserang menjadi hampa dan batang tanaman menjadi layu

sehingga mengakibatkan tanaman menjadi mati.

Kumbang helem (Coccinela arduata) adalah salah satu hewan kecil dan

mudah dikenali karena penampilannya yang bundar kecil dan punggungnya yang

berwarna-warni serta pada beberapa jenis berbintik-bintik.

Kumbang hlem (Coccinela arduata) memilikitubuh berbentuk nyaris

bundar dengan sepasang sayap keras dipunggungnya, sayap dipunggungnya

berwarna-warni, sayap keras berwarna-warni itu sebenarnya adalah sayap elytra

dan sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat dibawah sayap

43
depan jika sedang tidak dipakai, saat terbang kumbang helem (Coccinela arduata)

mengepakkan sayap belakangnya secara cepat, sayap depannya yang kaku tidak

bisa mengepak dan direntangkan untuk menambah daya angkat dan sayap

depannya yang keras, berfungsi seperti perisai pelindung (Dian, 2005).

Berdasarkan hasil pengamatan, kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros)

memiliki ciri morfologi yaitumempunyai caput, thorax, dan abdomen.Tubuh

Kumbang tersebut berwarna hitam kecoklatan.Gejala serangannya yaitu pada

daun Kelapa (Cocos nucifera) nampak berlubang-lubang.

Pada fase imago, kumbang Oryctes rhynoceros berwarna gelap sampai

hitam sebesar biji durian, cembung pada bagian punggung dan bersisi lurus.Pada

bagian kepala terdapat satu tanduk dan cekungan dangkal pada permukaan

punggung ruas di belakang kepala.Gejala serangan yang ditimbulkan yaitu bekas

gigitannya pada daun seperti bekas guntingan (Nonadita, 2008).

Adapun hasil praktikum pada morfologi Ulat daun bawang merah

(Spodoptera axigua) pada tanaman bawang merah (Allium ascolonicum)

rentangan sayap ngengat panjangnya antara 25–30 mm. Sayap depan berwarna

coklat tua dengan garis-garis yang kurang tegas dan terdapat pula bintik-bintik

hitam. Sayap belakang berwarna keputih-putihan dan tepinya bergaris-garis hitam.

Gejala serangan pada Ulat daun bawang merah pada tanaman bawang

merah (Allium ascolonicum) pada bagian daun tanaman, baik daun pada tanaman

yang masih muda ataupun yang sudah tua.Setelah menetas dari telur, ulat muda

segera melubangi bagian ujung daun lalu masuk ke dalam daun bawang,

akibatnya ujung daun nampak berlubang/terpotong (Nonadita, 2008).

44
Berdasarkan hasil pengamatan, penggerek buah kakao, memiliki ciri

morfologi yaitu mempunyai caput,abdomen dan kaki semu.Gejala serangan yang

ditimbulkannya yaitu pada biji buah nampak berwarna hitam, rusak dan plasenta

antara buah satu dengan lainnya saling menempel.

Pada larva memiliki panjang sekitar 1,2 cm dan berwarna ungu muda

hingga putih, lama hidup dalam buah kakao antara 14-18 hari. Gejala serangannya

yaitu terdapat lubang gerekan bekas keluarnya larva.biji-bijinya saling melekat

dan berwarna kehitaman, biji tidak berkembang dan ukurannya menjadi lebih

kecil (Nyoman,2005).

Dari hasil pengamatan praktikum yang kami lakukan morfologi pada

kutuh putih (Alcurodicus destructor Mask.)pada daun mangga (Mangifera indica)

yaitu terdiri dari kami memperoleh morfolgi kutuh putih pada daun mangga yang

terdiri atas tungkai, torax, abdomen, sayap, caput, mata dan mulut.

Morfologi pada kutu daun(Alcurodicus destructor Mask.)pada daun cabai

yaitu berbentuk oval, datar, tertutup lapisan tebal seperti lilin, sering hinggap di

daun dan menghisap cairan sel daun (Agus, 2006).

Gejala serangan serangga ini mengisap cairan daun di bagian permukaan

bawah sehingga meninggalkan bercak-bercak dan menyebabkan berwarna kuning

kecoklatan.Kutu mengisap cairan daun, sehingga makin lama caiaran daun habis

dan jaringan di sekililingnya terjadi nekorisis (Ruswandi, 2005).

Beberapa ciri morfologi lalat buah yang khas di antaranya terdapat pada

abdomen. Perhatikan gambar di atas. Abdomen didominasi warna coklat bata atau

oranye dengan pola bercak berwarna hitam atau warna gelap lain. Pada beberapa

45
spesies, misalnya Bactrocera dorsalis, pola bercak pada bagian dorsal abdomen

menyerupai bentuk huruf T.Pada abdomen lalat buah spesies B. calumniata bisa

dijumpai pekten, yaitu sebaris bulu pada tergit ruas ketiga abdomen lalat buah

jantan. Pada bagian dorsal abdomen, tepatnya pada ruas tergit kelima beberapa

genus juga dapat ditemukan noktah bulat besar yang disebut seromata.

Serangga himago merupakan anggota ordo Diptera meliputi serangga

pemakan tumbuhan, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki

satu pasang sayap di depan, sedang sayap belakang mereduksi menjadi alat

keseimbangan berbentuk ganda dan disebut halter. Pada kepalanya juga dijumpai

adanya antene dan mata facet.Tipe alat mulut bervariasi, tergantung sub ordonya,

tetapi umumnya memiliki tipe penjilat-pengisap, pengisap, atau pencucuk

pengisap (Nonadita, 2008).

Capung tergolong dalam odonata, Kata odonata. Serangga dengan panjang

dan tubuh yang ramping. Sayap memanjang dan berantena dan bervena banyak

serta membraneus. Sayap depan dan sayap belakangnya hampir sama bentuk dan

ukuran. Antenna pendek seperti bulu yang keras.Saat istirahat sayap dikatupkan di

atas tubuh atau kadang hanya dibentangkan.Metamorfosis

hemimetabola.Serangga ini biasanya melakukan perkawinan saat terbang. Nimfa

dan imagonya merupakan predator hama. Ordo odonata dibagi dua subordo yaitu

anisoptera dan zigoptera (Ifha, 2005).

4.3. Pengenalan Hama Gudang

4.3.1. Hasil

46
Berdasarkan praktikum pengenalan hama gudang diperoleh hasil sebagai

berikut :

Keterangan :
1. Caput
2. Thoraks
3. Abdomen
4. Tungkai

Gambar 19. Morfologi Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)

Keterangan :
1. Terdapat bekas
gigitan pada beras
bulirnya terpotong-
potong, lama
kelamaan akan
hancur

Gambar 20. Gejala Serangan Kubang Beras (Sitophilus oryzae) pada Tanaman
Padi (Oriza sativa)

Keterangan :
1. Caput
2. Thoraks
3. Abdomen
4. Tungkai

47
Gambar 21. Morfologi Kubang Tepung (Triboliu sp.)

Keterangan :
1. Tepung menjadi
menggumpal dan
kemudian kekuning-
kuningan lama
kelaamaan akan
keabu-abuan

Gambar 22. Gejala Serangan Kumbang Tepung (Triboliumsp) pada Tepung.

Keterangan :
1. Caput
2. Thoraks
3. Abdomen
4. Tungkai

Gambar 23. Morfologi Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays)

Keterangan :
1. Terdapat bekas
tusukan pada biji
jagung, dan lama
kelamaan akan
hancur

Gambar 24. Gejala Serangan Kumbang Jagung (Sitophilus zeamays) pada Biji

48
Jagung (Zeamays)

Keterangan :
1. Caput
2. Thoraks
3. Abdomen
4. Tungkai

Gambar 25. Morfologi Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)

Keterangan :
1. Terdapat lubang pada
biji kacang hijau

Gambar 26. Gejala Serangan Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)


pada Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis)

Keterangan :
1. Caput
2. Thoraks
3. Abdomen
4. Tungkai

Gambar 27. Morfologi Kumbang Kopra (Necrobia rifupes).

49
Keterangan :
1. Terdapat bekas
tusukan pada daging
kopra, berlubang,
serta berwarna
kehitam-hitaman.

Gambar 28. Gejala Serangan Kumbang Kopra (Necrobia Rifupes) Pada Biji
Kopra

4.2 Pembahasan

Pada pengamatan kumbang beras (Sitophilus oryzae) di peroleh hasil hasil

bahwahama ini yang memiliki mata, antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap,

abdomen dan ofipositor, dengan tipe mulut penggigit pengunyahdan memiliki

bentuk tubuh kecil dan memanjang.

Ciri morfologi dari kumbang beras (Sitophilus oryzae) memiliki mata,

antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap, abdomen dan ofipositor. Dan

memiliki bentuk tubuh kecil dan memanjang. Larva biasanya bersembunyi di

dalam padi-padian dan biji lainnya tempat ia menjadi kepompong Tidak berkaki

Dewasa panjang 2-3mm. Lekukan melingkar di rongga dada Bintik kemerahan

pada erytra dan rostrum/moncong (Nonadita, 2008).

Berdsarkan pengamatan akibat dari serangan hama kumbang beras

(Sitophilus oryzae), berupa butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi

karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang

50
terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan

rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama.

Kumbang beras mengakibatkan Kerusakan yang termasuk berat, bahkan

sering dianggap sebagai hama paling merugikan produk dari padi. Hama

Sitophilus oryzae bersifat polifag, selain merusak butiran beras, juga merusak

simpanan jagung, padi, kacang tanah, gaplek, kopra, dan butiran-butiran lainnya.

(Naynienay, 2008).

Pada pengamatan kumbangtepung (Tribolium sp.) di peroleh hasil bahwa

tampak terlihat sepasang mata, antena, thoraks, tanduk, kaki, kepala, sayap,

abdomen dan ofipositor. Dan memiliki bentuk tubuh kecil, memanjang, dan

memiliki tungkai.

Kumbang tepung memiliki morfologi yaitu anggota dari suku ini biasanya

berwarna merah coklat sampai hitam, morfologinya hampir sama dengan

kumbang beras, hidup pada bahan tepung, hingga larva anggota suku suku

tersebut dikenal dengan ulat tepung atau meal worm. Hama ini kumbang

betinanya meletakkan telur di dalam tepung. Produksi telur mencapai 4500 butir.

Larva bergerak aktif dengan ketiga pasang tungkainya. Selama masa

pertumbuhannya larva mengalami pergantian kulit sebanyak 6-11 kali. Panjang

larva 8-11 mm. Menjelang masa berkepompong larva akan naik ke permukaan

tanpa membentuk kokon. Daur hidup sekitar 5-6 minggu. (Hidayat, 2009).

Berdasrkan hasil dari pengamatan gejala serangan yang diakibatkan oleh

kumbang tepung (Tribolium sp.) pada tepung yang sudah terserang dalam waktu

51
lama tepung akan menjadi menggumpal dan berwarna agak kekuning-kuningan

dan lama kelamaan akan menjadi keabu-abuan.

Gejala serangan kumbang ini menyebabkan tepung menjadi kotor, karena

kumbang betina akan meletakan telur sehingga tercampur dengan tepung.

Biasanya pada bahan yang diserang tampak banyak kumbang yang merayap di

atas permukaan karung atau bahan yang disimpan (Ruswandi, 2005).

Adapun hasil dari pengamatan kumbang jagung (Sitophilus zeamays)

yaitukummbang jagung memiliki sepasang mata, antena yang yang bebentuk siku,

thoraks, tanduk, kaki, kepala, dengan bagian sayap yang memiliki bercak yang

berwarna merah, abdomen dan ofipositor, dan memiliki bentuk tubuh kecil dan

memanjang.

Pada saat dewasa panjang hingga mencapai 4mm. Kumbang dewasa

berwarna coklat kemerahan pudar hingga mendekati hitam, dan biasanya memiliki

bercak di bagian belakang dengan empat bintik kemerah-merahan terang atau

kekuning-kuningan. Panjangnya 2,5 – 4,5 mm, moncongnya sempit dan panjang.

Mempunyai antenna yang menyiku (siku-siku). Larvanya putihgemuk dan tidak

berkaki. Kadang larvanya berkembang dalam satu butir jagung (Nonadita, 2008).

Gejala serangan yang diakibatkan oleh kumbang jagung (Sitophilus

zeamays) adalah pada bagian butir jagung yang terserang berlubang atau terdapat

seperti bekas tusukan pada biji jagung dan lama-kelamaan akan hancur pada

bagian zat tepungnya.

Kumbang jagung (Sitophilus zeamays) menyerbu biji-biji jagung yang

telah masak di lapangan sehingga tongkol jagung berlubang-lubang. Setiap lubang

52
yang di gerek, dimasuki satu butir telur Kemudian lubang ditutup kembali dengan

zat seperti gelatin yang berfungsi sebagai sumbat telur. Telur akan menetas dalam

beberapa hari menjadi larva dan memakan bagian dalam inti biji. Kemudian

menjadi kepompong,selanjutnya menjadi kumbang dewasa (Sudarmo, 2006).

Berdasarkan hasil pengamatan pada kumbang kacang hijau

(Callosobruchus chinensis L.) memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil dan

berwarna coklat kehitaman, memiliki sayap yang coklat kekuning-kuningan,

panjang tubuhnya sekitar 5-6 mm. Memiliki caput, mata, alat mulut, tungkai,

femur, tibia, tersus, thorax, abdomen, sayap belakang tipis seperti membran

(selaput).

Pada kumbang jantan mempunyai ukuran tubuh 2,4 mm - 3 mm sedangkan

kumbang betina mempunyai ukuran tubuh 2,76 mm – 3,49 mm. Imago betina

dapat menghasilkan telur sampai 700 butir. Telur berbentuk lonjong agak

transparan atau kekuning-kuningan atau berwarna kelabu keputih-putihan.

Panjang telur 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal, dan rata pada

bagian yang melekat pada biji (Rioardi,2009).

Kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis L.) meyerang kacang

ijo yang mana melubangi biji-biji kacang hijau sehingga biji tersebut lama-

kelamaan menjadi retak dan hancur.

Gejala serangan kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis) yang

ditimbulkan pada biji kacang hijau adalah pada butir-butir buah yang terserang

berlubang-lubang dan mengeluarkan butiran-butiran yang sangat kecil dan kadang

juga biji yang terserang termakan hingga tinggal sebagian (Rioardi,2009).

53
Pada pengamatan kumbang kopra (Necrobia rufipes) di peroleh hasil

bahwa kumbang kopra memiliki antena, kepala (caput), mata majemuk, abdomen,

thoraks, tungkai belakang, tungkai depan, dan sepasang sayap, dan ukurannya

lebih besar di banding hama gudang lainnya.

Ciri morfologi Kumbang kopra (Necrobia rufipes) adalah memiiki

sepasang mata, antena, thoraks, tanduk kaki, kepala, tanduk, sayap, abdomen dan

ofipositor. Dan memiliki bentuk tubuh lebih panjang dan lebih besar dari hama

gudang lainnya Dewasa: 4 sampa 5 mm. Permukaan atas tubuh berwarna hijau

kebiru-biruan metalik dan mengkilap. Bagian permukaan bawah perut

berwarnabiru gelap. Kaki mereka coklat kemerah-merahan terang atau

oranye.Antena berwarna coklat kemerah-merahan dengan ujung berwarna coklat

tua atau hitam(Nonadita, 2008).

Kumbang kopra (Necrobia rufipes) mennyerang dengan gejala serangan

yaitu terdapat bekas gigitan pada daging kopra, kemudian ia melubangi biji-biji

kopra dan membuat kopra menjadi busuk dan mengeluarkan bau yang tak sedap.

Kumbang menyukai kopra yang berkualitas rendah, aktif baik siang

maupun malam hari. Telur diletakkan di celah-celah atau retakan bahan yang

tersembunyi. Setelah menetas, maka larva akan menggerek bahan dengan liang

gerek yang berkelok-kelok. Menjelang saat berkepompong larva itu membuat

rongga yang bentuknya oval dan dilapisi dengan campuran sisa gerekan dan air

liurnya dari sebelah dalam. Biasanya larva terakhir juga menyiapkan lubang

keluar bagi kumbang dewasa yang baru dan lubang itu ditutup dengan campuran

air liurnya dansisa gerekkannya (Sudarmo, 2006).

54
4.4. Pengenalan Penyakit yang Disebabkan oleh Jamur

4.4.1. Hasil

Berdasarkan praktikum pengenalan penyaakit yang disebabkan oleh jamur

didapatkan hasil sebagai berikut :

Keterangan :
5. Bercak berwarna
hitamLubang pada
buahMengkerut dan
kempes

Gambar 29. Buah Cabai (Capsicum annum) yang Diduga Terserang Penyakit
Busuk Buah Cabai yang Disebabkan oleh Jamur Colletotrichum
capsici

Keterangan :
1. Daun mengering dan
mengkerut batang
terlihat kekuningan
dan bagian dalam
terdapat benang-
benang halus
berwarna merah

Gambar 31. Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum) yang diduga terserang


penyatakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum

55
Keterangan :
1. Terdapat bercak
hitam pada di dalam
pinggir-pinggir
batang dan terdapat
2. serat berwarna merah

Gambar 32. Pada Batang Tanaman Pisang (Musa sp.) yang diduga terserang
penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum

Keterangan :
1. Daun bawang layu
dan terdapat dan
awaknya akan
berwarna ungu dan
lama kelamaan akan
kering

Gambar 33. Pada Daun Tanaman bawang merah (Allium ascolonicum) yang
diduga terserang penyakit layu yang disebabkan oleh jamur
Alternaria porri

4.2 Pembahasan

Pada pengamatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa gejala sereangan

yang ditimbulkan oleh Collectetrichum capsisi pada tanaman cabai yaitu terdapat

bintik-bintik hitam pada kulit luar buah cabai, hingga membentuk bulatan seperti

cincin.

56
Pada buah cabai yang terserang Collectetrichum caprici gejala yang di

timbulkan yaitu pada kulit buah terdap bercak-bercak hitam, dan pada bagian

tengah terdapat barcak berwana putih (Eldriadi, 2009).

Gejala serangan awal dariCollectetrichum capsici, yaitu gejala serangan

awal berupa bercak cokelat kehitaman pada permukaan buah, kemudian meluas

dan akhirnya menjadi busuk dan lunak. Pada pusat bercak akan terlihat titik-titik

hitam. Pada serangan berat menyebabkan buah menjadi kering, mengerut, dan

berwarna seperti jerami padi(Nonadita, 2008).

Pada pengamtan yang dilakukan dapat dilihat bahwa gejala serangan yang

di timbulkan oleh Fusarium oxysporum cubense yaitu terdapat bintik-bintik merah

kehitaman pada pertengahan batang tanaman pisang

Pada tanaman pisang yang terserang Fusarium oxyporum pada tanaman

pisang yang terserang awalnya terlihat sehat kemudian tanaman pisang terlihat

layu, daunnya menguning dan lama kemudian menjadi mati, bagian dalam

tanaman berwana merah seperti darah dan bagian dalam batang terdapat seperti

cicin (Nonadita, 2008).

Gejala yang tampak pada tanaman tomat yang terserang cendawan

Fusarium oxysporumyakni gejala awal tulang-tulang daun sebelah atas menjadi

pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Infeksi terjadi lewat

akar kemudian menyerang jaringan pembuluh.Jaringan xilem yang terserang

warnanya menjadi coklat dan serangan ini dengan cepat menuju ke atas.Biasanya

layu didahului dengan menguningnya daun, terutama daun-daun sebelah bawah.

57
Tanaman menjadi kerdil dan layu, jika tanaman yang sakit dipotong dekat pangkal

batang akan terlihat berkas pembuluh berbentuk cincin(Nonadita, 2008).

Pada pengamatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa gejala serangan

yang ditimbulkan oleh Altenaria porry yaitu terdapat bintik-bintik berwarna ungu

kemerahan pada bagian luar daun.

Pada daun terdapat bercak melekuk, berwarna putih atau kelabu.Ukuran

bercak bervariasi tergantung pada tingkat serangan.Pada serangan lanjut, bercak-

bercak tampak menyerupai cincin, warna agak keunguan dengan tepi agak

kemerahan atau keunguan yang dikelilingi oleh zone berwarna kuning yang dapat

meluas ke seluruh bagian daun, dan ujung daun mongering (Semangun, 2007).

Pada pengamatan yang dilakukan dapat dilihat bahwa gejala serangan

yang di timbulkan oleh Oncobasidium theobromae yaitu pada daun yang terserang

daun berwarna kuning dan ranting terlihat kasar.

Gejala serangan Oncobasidium theobromae daun-daun menguning lebih

awal dari waktu yang sebenarnya dengan bercak berwarna hijau, dan gugur

sehingga terdapat ranting tanpa daun (ompong). Bila permukaan bekas

menempelnya daun diiris tipis, akan terlihat gejala bintik 3 kecoklatan.

Permukaan kulit ranting kasar dan belang(Semangun, 2007).

58
4.5. Pengenalan Penyakit yang Disebabkan oleh Bakteri dan Virus

4.5.1. Hasil

Berdasarkan praktikum pengenalan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

dan virus diperoleh hasil sebagai berikut:

Keterangan :
1. Berair berwarna
merah pada bagian
tengah buah pisang
2. Terdapat belang
berwarna coklat,
berair dan berbau
busuk

Gambar 34.Buah  dan Batang Pisang (Musa paradisiacal) yang Terserang


Penyakit Darah BDB (Blood Disease Bacterium).

Keterangan :
1. Pada bagian pucuk
terlihat layu dan
daunnya
menguning
2. Pada bagian dalam
batang terlihat
lendir berair.

Keterangan :
Gambar35.TanamanTomat (Solanum lycopersicum) yang terserangLayuBakteri
yang DisebabkanOleh Pseudomonas solanacearum.
1. Terdapat bercak
berwarna coklat
pada bagian daun

59
Gambar 36 Tanaman Kacang Tanah ( Arachi hypogeae L )yang Terserang PStV
(Peanut Stripe Virus).

Keterangan :
1. Terdapat bercak
berwarna coklat
pada bagian tulang
daun

Gambar 37. Tanaman Kacang Tanah (ArachishypogeaeL ) yang Terserang PStV


(Peanut Stripe Virus).

Keterangan : 

1. Ujung daun
menguning
terdapat bintik-
binti kitam pada
daun.
2. Tanaman kerdil
dan bulir padi
hampa.
Gambar 38TanamanPadi yang Terserang Virus Tungro(PenyakitkerdilHampa)

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tanaman pisang pada gambar 36,

baik pada buah pisang maupun batang pisang yang terserang penyakit darah yang

disebabkan oleh Blood Disease Bacterium (BDB), menunjukkan adanya cairan

60
atau getah kental berwarna coklat kemerahan pada buah pisang yang dibelah, serta

menunjukkan adanya bercak berwarna coklat kemerahan, berair dan berbau busuk

pada bagian tengah batang pisang.

Gejala serangan yang ditimbulkan oleh Blood Disease Bacterium (BDB)

pada buah pisang yaitu perkembangan buah menjadi terlambat, dimana pada saat

buah hampir masak buah berwarna kuning coklat dan busuk sedangakan Gejala

serangan yang ditimbulkan oleh Blood Disease Bacterium (BDB) pada batang

pisang yaitu pada batang pisang terdapat bercak merah dan apabila batang

dipotong akan mengeluarkan cairan yang berwarna coklat kemerahan dan berbau

kurang sedap (Agus, 2006).

Berdasarkan dari hasil pengamatan, tanaman tomat yang terserang oleh

Pseudomonas solanecearum yaitu pada bagian pucuk terlihat layu dan pada

daunnya menguning kemudian pada dalam batang terlihat lendir berair.

Gejala serangan penyakit layu bakteri pada tomatyang disebabkan oleh

Pseudomonas solanecearum, dapat dilihat dari menjadi layunya beberapa daun

terutama pada bagian pucuk tomat dan menguningnya daun-daun tua (daun-daun

sebelah bawah). Dan jika batang, cabang atau tangkai daun tanaman sakit dibelah,

maka akan tampak berkas pembuluh berwarna coklat. Empulur sering juga

berwarna kecoklatan. Pada stadium penyakit yang lanjut, bila batang dipotong,

dari berkas pembuluh akan keluar massa bakteri seperti lendir berwarna putih

susu. Adanya massa lendir ini dapat dipakai untuk membedakan penyakit layu

bakteri dengan layu fusarium. Oleh karena itu penyakit layu bakteri sering juga

disebut penyakit lendir (Semangun, 2007).

61
Berdasarkan dari hasil pengamatan, tanaman kacang tanah yang terserang

oleh Peanut Mottle VirusPMoV yaitu terdapat bercak-bercak coklat yabg terdapat

di antara tulang daun.

Pada Tanaman kacang tanah, Gejala serangan PMoV (Peanut Mottle Virus)

dapat dilihat dari belang-belang pada daun yang tidak teratur, berwarna hijau tua

dan hijau muda, tulang-tulang daun agak melekuk, dan tepi daun agak

menggulung keatas. Infeksi yang terjadi pada waktu tanaman masih muda sering

menyebabkan terjadinya gejala belang dengan cincin-cincin klorotis. Olehnya,

PMoV sering juga disebut penyakit belang (Semangun 2007).

Berdasarkan dari hasil pengamatan, tanaman kacang tanah yang terserang

olehPeanut Stripe Virus(PStV) yaitu terdapat bercak-bercak coklat pada tulang

daun sehingga hampir terlihat sama dengan gejala PMov.

Gejala serangan Peanut Stripe Virus (PStV) terlihat dari adanya garis-garis

putus-putus (diskontinu), dan pada daun terjadi gejala mosaik yang berat, serta

terdapat corak tertentu yang bilurnya meluas, sehingga mirip sekali dengan gejala

penyakit belang Semangun (2007).

PadapengamatanterhadapTanamanPadi (Oryza sativa) yang terserang

virus

Tungroyaitumenunjukkancirrimorfologiadanyabercakberwarnacoklatkehitamanpa

dabatang, daundanbulirpadisertaukurantanaman yang kerdil.

Daun  padi yang terserang virus tungromula-

mulaberwarnakuningoranyedimulaidariujung-ujung, kemudian lama-

kelamaanberkembangkebagianbawahdantampakbintik-bintik karat

62
berwarnahitam. 

Bilakeadaaninidibiarkanjumlahanakanpadiakanmengalamipengurangan,

tanamanmenjadikerdil, malai yang terbentuklebihpendekdarimalai normal

selainitubanyakmalai yang tidakberisi (hampa)

sehinggatidakbiasmenghasilkan(Semangun 2007).

4.6. Pengamatan Nematoda

4.6.1. Hasil

Berdasarkan praktikum pengenalan nematoda diperoleh hasil sebagai

berikut :

Keterangan :
1. Terlihat daun
mengkerut dan terdapat
bercak-bercak
kecoklatan
2. Terlihat tangkai daun
menjadi layu
3. Terlihat bintil-bintil
pada akar.

Keterangan :

Gambar 39.Morfologi Tanaman Seledri (Aphiumgraveolens1.L.)Caput


yang Terserang
Nematoda Meloidogyne spp. 2. Mulut
3. Ekor
4. Abdomen

63
Gambar 40.Morfologi Nematoda Jantan Meloidogyne spp. pada Perbesaran 10x di
bawah mikroskop.

Keterangan :

1. Caput
2. Mulut
3. Ekor
4. Abdomen

Gambar 41.Morfologi Nematoda Betina Meloidogyne spp. pada Perbesaran 10x di


bawah mokroskop.

4.2 Pembahasan

Dari hasil pengamatan tanaman seledri (Apium graviolens L.) yang

terserang nematoda Meloidogyne spp. terlihat pada daunnya menjadi layu dan

menguning, tanaman tumbuh tidak normal, dan nampak pada akarnya berbintil-

bintil.

Gejala serangannya terlihat pada akar tanaman yang menjadi berbintil-

bintil, sehingga berakibat pada sistem transportasi air dan unsur hara terganggu,

64
akibatnya akan berpengaruh keseluruh bagian permukaan tanaman, pertumbuhan

menjadi terhambat, daun menguning, dan dalam waktu yang rentan akan

mengakibatkan kematian pada tanaman (Tjahjadi, 2005).

Tanah yang menjadi tempat hidup nematoda mempunyai struktur yang

kasar, bukan halus seperti lempeng. Nematoda biasanya menyukai keadaan

lembab karena kelembaban juga berpengaruh terhadap dar hidup nematode.

Kebanyakan nematoda juga hidup di tanah yang mempunyai banyak pori dan

didalam pori-pori tersebut terdapat cukup udara. Tanah tersebut juga mempunyai

kelembapan yang cukup (Hidayat, 2009).

Berdasarkan pada pengamatan, perbedaan Nematoda meloidogyne spp.

jantan dan betina terletak pada bagian tubuh dan ukuran tubuhnya.Nematoda

jantan mempunyai bagian tubuh yang terdiri atas kepala, mata, perut, stylet, dan

ekor.Ukuran nematoda jantan juga lebih panjang dari nematoda betina dan dapat

dilihat pada gambar 42.

Nematoda jantan mempunyai bentuk seperti cacing kecil.Bagian tubuh

nematoda jantan terdiri atas kepala, mata, perut, stylet, dan ekor.Ukuran tubuh

nematoda jantan memanjang bergerak lambat didalam tanah, nematoda jantan

lebih panjang dibandingkan dengan nematoda betina.Panjang nematoda jantan

bervariasi maksimum 2 mm, kepalanya tidak berlekuk, panjang styletnya hampir

dua kali panjang stylet betina, ekornya pendek dan membulat (Hidayat, 2009).

Bentuk morfologi nematoda betina berdasarkan hasil pengamatan ini

berbeda dengan yang jantan.Nematoda betina mempunyai bagian tubuh yang

65
terdiri atas kepala, mata, perut, dan stylet.Namun tidak mempunyai ekor seperti

nematoda jantan.Nematoda betina memiliki bentuk tubuh seperti botol.

Bentuk morfologi nematoda betina berbeda dengan yang jantan.Nematoda

betina mempunyai bentuk yang mirip botol dan mempunyai bagian tubuh yang

terdiri atas kepala, mata, perut, stylet, dan tidak mempunyai ekor(Hidayat, 2009).

Panjangnya lebih dari 0,5 mm dan lebarnya antara 0,3–0,4 mm, stiletnya

lemah dan panjangnya 12-15 mm melengkung ke arah dorsal serta mempunyai

pangkal knot yang jelas. Dari segi ukuran, nematoda betina mempunyai diameter

yang lebih besar dibanding nematoda jantan (Hidayat, 2009).

66
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Serangga hama gudang merupakan serangga yang menyerang bahan-bahan

yang tersimpan dalam gudang dan berbeda dari serangga hama lainnya.

Perbedaan dari jenis-jenis serangga hama gudang itu berdasarkan morfologi

dan bahan yang di seranggnya.

2. Jamur dapat menyerang bagian berupa daun dan batang tanaman melalui

jaringan tanaman.Untuk menghindari serangan jamur dapat di lakukan

dengan sanitsi kebun, pergiliran tanaman dan pembakaran tanaman inang.

3. Buah pisang yang terserang (Rostalnia solanacearum) terdapat gejala hitam

pada batang pisang dan lendir pada bagian dalam buah pisang. Tanaman

tomat yang terserang (Solanum solanacearum) terdapat adanya gejala

tanaman menjadi layu daun muda mengeriting dan tanaman tidak dapat

berproduksi dengan baik. Pada daun kacang tanah gejala serangan

(Cerrospora arachdicola) yang di timbulkan ialah bercak coklat pada bagian

atas daun dan bawah daun dan pada serangan (Cercosporidium personatum)

terlihat gejala bercak hitam dibagian tulang daun dan tangkai daun. Padi yang

terserang VTP (Virus tunggro padi) akan mengalami penghambatan

pertumbuhan, dan daun menguning.


4. Nematoda dapat dikatakan sebagai hama dan penyakit, di katakan sebagai

hama ketika nematoda menyerang tanaman melalui permukaan tanah dan di

katakan penyakit ketika nematoda mnyerang tanaman masuk melalui

pembulu akar pada tanaman

5.1 Saran

Saya sebagai praktikan menginginkan pada waktu pemberian kuis bisa di

tambahkan agar kami dapat memahami apa yang di berikan, dan harapan saya

dalam pelaksanaan praktikum berlangsung untuk para asisten berikanlah sikap

yang baik dalam menyampaikan arahan atau materi yang dijelaskan jangan

seakan-akan menunjukkan sikap yang selalu menegangkan kepada praktikan.

68

Anda mungkin juga menyukai