Anda di halaman 1dari 23

METODE PELAKSANAAN IB (INSEMINASI BUATAN) PADA

SAPI POTONG DI PETERNAKAN RAKYAT KECAMATAN


LABUAN KABUPATEN DONGGALA

Oleh :

SITI SYAHIDA EMUDYASTUTI


O 121 18 319

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
METODE PELAKSANAAN IB (INSEMINASI BUATAN) PADA SAPI
POTONG DI PETERNAKAN RAKYAT KECAMATAN LABUAN
KABUPATEN DONGGALA

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan
( PKL ) Pada Program Studi Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan dan
Perikanan Universitas Tadulako

Oleh:

SITI SYAHIDA EMUDYASTUTI


O 121 18 319

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Metode Pelaksanaan IB (Inseminasi Buatan) Pada Sapi Potong di


Peternakan Rakyat Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala

Nama : Siti Syahida Emudyastuti

Nomor Stambuk : O12118319

Program Studi : Peternakan

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Peternakan dan Perikanan

Universitas : Tadulako

Menyetujui

Pembimbing Utama Pembimbing Lapangan

Dr. Ir. Mirajuddin, M.Kes.,IPM Husen, S.Pt., MP


NIP: 19641201 199403 1 001 NIP: 19170718 200701 1 014

Disahkan Oleh;
Koordinator Program Studi
Peternakan

Dr. Ummiani Hatta, S,Pt., M.P.,IPM


NIP: 19711209 199903 2 001
UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT yang telah memberikan

berupa kesehatan, kesempatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan laporan

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW. Keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga akhir

zaman. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Praktek Kerja Lapangan bagi para Mahasiswa dari Fakultas Peternakan dan Perikanan

Universitas Tadulako.

Penulis dapat meyelesaikan penulisan dan penyusunan laporan ini berkat dukungan

berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebesar-besar kepada:

1. Ibu dan Saudara saya yang telah memberikan dukungan berupa semangat dan materi

2. Bapak Dr. Ir. Rusdin, M.P. IPU Selaku Dekan Fakultas Peternakan dan Perikanan.

3. Bapak Dr. Ir. Yohan Rusiayantono, M.Si selaku panitia Praktek Kerja Lapangan

(PKL).

4. Bapak Dr. Ir. Mirajuddin, M.Kes.,IPM selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja

Lapangan (PKL).

5. Bapak Husen S.Pt.MP selaku koordinator kesehatan hewan DIPUSKESWAN.

Pembibitan Ternak Kecamatan.Labuan

6. Bapak Hendrik selaku kepala perkandangan

7. Para Staf serta Karyawan di PUSKESWAN. Serta teman-teman yang ikut

mendukung Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan dari Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini. Penulis berharap laporan ini

dapat bermanfaat bagi rekan-rekan, Mahasiswa/Mahasiswi dan pembaca. Juga menambah

pengetahuan seputar dunia peternakan


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL....................................................................................................l

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................ll

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................lll

UCAPAN TERIMA KASIH …….…………………………………………………..IV

UCAPAN TERIMA KASIH........................................................................................V

DAFTAR ISI.................................................................................................................VI

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................2

1.2 Tujuan Pkl.........................................................................................................3

1.3 Kegunaan Pkl....................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................5

2.1 Pengertian Inseminasi Buatan..........................................................................6

2.2 Tujuan IB (Inseminasi Buatan)………….......................................................7

2.3 Keuntungan IB (Inseminasi Buatan) ...............................................................8

2.4 Kerugian IB (Inseminasi Buatan).....................................................................9

2.5 Metode Pelaksanaan IB (Inseminasi Buatan).................................................10

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................11

3.1 Waktu dan Tempat.........................................................................................12

3.2 Alat dan Bahan…..........................................................................................13


3.3 Metode Pelaksanaan.......................................................................................14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................15

4.1 Gambaran Umum Unit Praktek Kerja Lapangan (PKL)................................16

4.2 Hasil................................................................................................................17

4.3 Pembahasan....................................................................................................18

BAB V PENUTUP......................................................................................................19

5.1 Kesimpulan.....................................................................................................20

5.2 Saran...............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................22

LAMPIRAN.................................................................................................................23

RIWAYAT HIDUP.....................................................................................................24
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peternakan adalah sub sektor pertanian yang mencakup tentang ternak. Hasil

produk peternakan dapat berupa daging, susu dan telur maupun hasil ikutan lainnya seperti

kulit dan kotoran. Daging menjadi kebutuhan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan akan

protein hewani. Kebutuhan daging yang tinggi di Indonesia tidak diimbangi dengan

produksi daging yang mencukupi yang membuat Indonesia masih banyak mengimpor

daging dari luar negeri. Keadaan ini membuat pemerintah mencanangkan swasembada

daging melalu program-program yang telah dipersiapkan. Keberhasilan peternakan sangat

tergantung dari tiga aspek yaitu bibit ternak, pakan serta manajemen. Berbagai upaya telah

dilakukan untuk memperoleh bibit yang unggul, salah satunya melalui program kawin

suntik atau Inseminasi Buatan (IB).

Teknik inseminasi buatan dilakukan dengan maksud agar diperoleh efesiensi dan

efektifitas dalam pengunaan pejantan terpilih, menghindari terjadinya penyebaran penyakit

melalui saluran reproduksi, atau untuk mengatasi bila terjadi kendala dalam proses

perkawinan alam antara jantan dan betina. Melalui kawin alam seekor ternak atau hewan

biasanya hanya mampu mengawini beberapa puluh ekor betina, sementara teknologi IB

memungkinkan seekor pejantan mengawini ratusan ribu ekor ternak yang berada pada lokasi

dan waktu yang berbeda dan berjauh.

Seiring perkembangan era globalisasi juga berpengaruh terhadap teknologi

reproduksi ternak dengan adanya kawin suntik atau sering di kenal dengan inseminasi

buatan dengan alasan untuk dapat meningkatkan mutu genetik suatu ternak dibandingkan

dengan kawin alam. IB juga dapat meningkatkan presentase kelahiran anak sapi, sangat
membantu 2 peningkatan populasi ternak karena bibit air mani beku jantan yang digunakan

untuk menghadirkan bibit-bibit sapi yang unggul. Untuk peningkatan populasi dan mutu

genetik ternak Melalui kegiatan IB. Maka dilakukan tata cara pelaksanaan ib yang baik dan

benar untuk mencapai peningkatan populasi yang berkualitas tinggi seperti yang di

inginkan. Sebelum masuk ke program inseminasi buatan ada baik nya harus mengenal

terlebih dahulu bagaimana langkah langkah atau tata cara pelaksanaan inseminasi buatan

yang baik dan benar. Agar tidak terjadi kesalahan dan kegagalan dalam melakukan kegiatan

inseminasi buatan yang menyebabkan kerugian yang besar, berdasarkan hal tersebut penulis

melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Puskeswan Labuan Kecamatan Labuan

Kabupaten Donggala. Fokus penulis dalam melakukan kegiatan PKL di Puskeswan adalah

untuk melihat tata cara yang dilakukan dalam pelaksanaan inseminasi buatan yang baik dan

benar.

1.2 Tujuan PKL

Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah untuk mengetahui proses

pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) yang dilakukan oleh petugas inseminator puskeswan

labuan dan untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melakukan inseminasi

buatan.

1.3 Manfaat PKL

Manfaat yang diperoleh dari praktek kerja lapangan yaitu mahasiswa mampu

memahami tatalaksana inseminasi buatan dengan benar sesuai dengan teori yang diajarkan

dalam perkuliahan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Inseminasi Buatan

Inseminasi Buatan merupakan proses perkawinan tanpa adanya aksi perkawinan

antara ternak jantan dan betina. Inseminasi buatan tidak hanya proses deposisi semen dalam

organ reproduki betina namun juga meliputi kegiatan pemilihan pejantan unggul,

pemeliharaan pejantan, penampungan semen, pengujian kualitas semen, proses pembekuan

semen, pwnyimpanan, pengenceran (thawing), sampai deposisi semen pada organ reproduksi

betina dan evaluasi hasil inseminasi buatan. Perkawinan dengan inseminasi buatan

merupakan metode yang dimodifikasi sedemikian rupa sehigga diharapkan dapat berperan

penting dan mampu meningkatkan angka kebuntingan pada ternak (Rudiah, 2008).

Keberhasilan program IB dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ternak betina itu

sendiri keterampilan inseminator dalam mendeposisikan semen, ketepatan waktu IB, deteksi

birahi, dan kualitas semen (Sulostiawati, 20011).

2.2 Tujuan Inseminasi Buatan

a) Memperbaiki mutu genetik ternak

b) tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan

sehingga mengurangi biaya

c) Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka

waktu yang lebih lama

d) Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur

e) Mencegah penularan/penyebaran penyakit kelamin.


2.3 Keuntungan IB (Inseminasi Buatan)

Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan

1. Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik

2. Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding)

3. Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat disimpan dalam jangka

waktu yang lama

4. Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan

telah mati

5. Menghindari kecelakaan yang sering tejadi pada saat perkawinan karena fisik

pejantan terlalu besar

6. Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan

dengan hubungan kelamin.

2.4 Kerugian IB (Inseminasi Buatan)

Apabila identifikasi birahi (estrus) dan waktu pelaksanaan IB tidak tepat maka tidak

akan trjadi kebuntingan, akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia), apabila semen beku yang

digunakan berasal dari pejantan dengan breed/turunan yang besar dan diinseminasikan pada

sapi betina keturunan/breed kecil bisa terjadi kawin sedarah (inbreeding) apabila

menggunakan semen beku dari pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama dapat

menyebabkan menurunnya sifat-sifat genetik.

2.5 Metode Pelaksanaan (Inseminasi Buatan) IB

Metode Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu teknologi yang diaplikasikan

secara luas untuk mendorong swasembada daging sapi. Teknologi IB yang digunakan untuk

program peningkatan mutu genetik terutama pada ruminansia besar (sapi) merupakan

teknologi unggulan yang masih akan digunakan dalam upaya peningkatan produktivitasnya.
Pengertian IB adalah proses memasukkan sperma ke dalam saluran reproduksi betina dengan

tujuan untuk membuat betina jadi bunting tanpa adanya proses perkawinan alami. Konsep

dasar dari teknologi ini adalah seekor pejantan yang secara alamiah memproduksi puluhan

milyar sel kelamin jantan (spermatozoa) per hari, hanya digunakan untuk membuahi satu sel

telur pada hewan betina yang seharusnya diperlukan hanya satu sel spermatozoa.

Potensi terpendam yang dimiliki seekor pejantan unggul sebagai sumber informasi

genetik, dapat dimanfaatkan secara efisien untuk membuahi banyak betina. Dalam

perkembangan lebih lanjut, program IB tidak hanya mencakup pemasukan semen ke dalam

saluran reproduksi betina, tetapi juga menyangkut seleksi dan pemeliharaan pejantan,

penampungan, penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan

pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan dan penentuan hasil inseminasi

pada hewan/ternak betina, serta bimbingan dan penyuluhan pada peternak. Dengan demikian,

pengertian IB menjadi lebih luas yang mencakup aspek reproduksi dan pemuliaan, sehingga

istilahnya menjadi perkawinan buatan atau artificial breeding. Tujuan dari IB itu sendiri

adalah sebagai satu alat yang ampuh yang diciptakan manusia untuk meningkatkan populasi

dan produksi ternak secara kuantitatif dan kualitatif.

Tingkat keberhasilan Inseminasi Buatan IB sangat dipengaruhi oleh empat faktor

yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya, yaitu pemilihan

sapi akseptor, pengujian kualitas semen, akurasi deteksi birahi oleh peternak dan

keterampilan inseminator (Hastuti 2008).


BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 30 hari. Kegiatan Praktek Kerja

Lapangan dilaksanakan di Puskeswan Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala Desa Labuan

Sulawesi Tengah. Kegiatan PKL (Praktek Kerja Lapangan) dilaksanakan setiap hari kerja

dengan pembagian jadwal sesuai kelompok dengan waktu pelaksanaan ada yang mulai pukul

08.30-11.30 dan ada juga praktek untuk menyuntik sapi ada yang mulai 04.00-18.00 WITA.

Pelaksanaan PKL di puskeswan meliputi perawatan ternak, penyediaan bahan pakan,

kesehatan ternak, dan pembersihan kandang.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan :


A). Alat B). Bahan

1. Inseminasi gun 1. Air


2. Kandang jepit 2. Sabun
3. Plastik sheet 3. Semen beku
4. Ember kecil
5. Container/termus straw
6. Sarung tangan plastik

3.3 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam praktik kerja lapangan di Puskeswan yaitu dengan

cara pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara ikut

dan melaksanakan serta mengamati secara langsung kegiatan yang ada di puskeswan,

diskusi serta wawancara langsung dengan pekerjanya. Data sekunder diperoleh dengan

cara meminta langsung kepada pihak instansi terkait.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Unit Praktek Kerja Lapangan (PKL)

A. Sejarah Singkat Puskeswan

Puskeswan didirikan pada tahun 2015 yang bertempat 33 kilo dari kampus

Universitas Tadulako. Kandang peternakan Puskeswan merupakan salah satu kandang

peternakan yang sering digunakan untuk praktikum maupun penelitian (S1, S2, S3) oleh para

Mahasiswa dan juga dosen Jurusan Peternakan dan Perikanan Universitas Tadulako.

Gambar 1. Puskeswan

B. Denah Lokasi Puskeswan

Lokasi kandang Puskeswan ini terletak di desa Labuan Panimba, Kecamatan Labuan,

Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah untuk menuju lokasi kandang dapat

ditempuh dengan menggunakan kendaraan motor maupun mobil.


C. Struktur Organisasi Pengelola Puskeswan

Struktur organisasi di Puskeswan terdiri dari 4 bagian yaitu Koordinator, Petugas

Vaksinator dan Inseminator, Petugas epidemiologi dan informasi, petugas perbibitan ternak.

Susunan pengelola kandang sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESWAN DAN


PERBIBITAN PETERNAKAN KECAMATAN LABUAN,
KABUPATEN DONGGALA

KOORDINATOR
HUSEN, S.Pt.,MP
NIP: 19710718 200701 1 014

PETUGAS PELAYANAN KESWAN PETUGAS EPIDEMIOLOGI PETUGAS PERBIBITAN


VAKSINATOR DAN INSEMINATOR DAN INFORMASI KESWAN PETERNAKAN

1. RUKMIN : KEC SINDUE 1.FARADILLA SANTI. S.Pt 1.HENDRY. Spt

2. SINAR : KEC. SINDUE 2. NOFRIAZIM. S.Pt 2. ANJAS. Spt

3. AMIRIL : KEC. TANANTOVEA 3. HASLAN. S.Pt 3.. DJONI FRANS WALANDOUW

4. MAHDUN : KEC.SINDUE 4. ASLINDA 4. RAJAB

5. ISMIATI 5. WAWAN SOFIAN

6. SINARTIN. S.Pt 6. FARID

7. AMDI MATAIYA 7. NYOMAN SUWIGNO

8. AHMAD DJOUNAL

9. MUJIARMAN

10. SUBHAN

11. IRMAN BAIDO


4.2. Hasil

A. Metode Pelaksanaan Insiminasi Buatan (IB)

Metode Pelaksanaan insiminasi buatan yang dilakukan di PUSKEWAN yaitu:

 Persiapan betina

Sapi betina yang akan di insiminasi harus lah memiliki postur tubuh yang baik, tidak

dalam keadaan sakit,dan memiliki sistem reproduksi yang baik.

 Pemeriksaan kebuntingan (PKB)

Pemeriksaan kebuntingan di lakukan untuk mengecek apakah sapi betina tersebut

dalam keadaan bunting atau tidak dan biasanya dilakukan untuk mengetahui usia

kebuntingan pada ternak.

 Pemantauan birahi

Pemantauan birahi biasa di lakukan dengan cara melihat tingkah laku seperti gelisah

berteriak, suka menaiki dan di naiki jantan, ekor di angkat ke atas, vulva membesar

dan membengkak bila di raba terasa hangat dan mengeluarkan lendir yang bening,

nafsu makan berkurang, meletakan dagunya pada belakang betina lainnya.

 Persiapan semen

Semen yang di gunakan merupakan semen beku sapi LOKAL yang berasal dari Dinas

Kesehatan Hewan (Puskeswan)

Thawing / pencairan semen beku dilakukan dengan cara memasukan semen beku

dalam air hangat atau meletakannya di bawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing

yang baik adalah 37oC selama 7-18 detik setelah di thawing straw di keluarkan dari

air kemudian di keringkan dengan tisue atau kain bersih kemudian straw di masukan

kedalam gun, dan ujung yang mencuat di potong dengan menggunakan gunting bersih

setelah itu plastic sheateh di masukan pada gun yang suda berisi semen beku atau

straw.
 Pelaksanaan IB, meliputi :

1. Sapi di persiapkan atau di masukan dalam kandang jepit

2. Petugas IB memakai sarung tangan plastik pada tangan yang akan di masukan ke

dalam rektum

3. Tangan petugas IB di masukan kedalam Rektum hingga dapat menjangkau dan

memegang Serviks

4. Insimonation gun di masukan melalui vulva ke vagina hingga kebagian serviks

5. Lalu semen di suntikan atau di semprotkan pada bagian uterus yaitu pada daerah

yang di sebut dengan posisi ke empat.

6. Setelah semua prosedur di laksanakan maka keluarkan lah gun dari uterus dan

serfiks dengan perlahan-lahan.

4.3 Pembahasan

Manajemen IB yang Umum dilakukan di Indonesia Untuk mendapatkan tingkat

keberhasilan pelaksanaan IB sangat membutuhkan kedisiplinan dalam menjalankan suatu

jadwal yang sangat ketat. Kegiatan tersebut meliputi pemilihan ternak betina, sinkronisasi

berahi, deteksi berahi, pelaksanaan puasa dari pakan dan air pada ternak betina, serta

pelaksanaan IB itu sendiri

Pemilihan ternak tentunya merupakan hal yang terpenting tidak saja bagi suksesnya

program inseminasi buatan, tetapi juga program pemuliabiakan. Ternak yang dipilih adalah

betina yang sehat, siklus berahi normal dan tidak bunting. Ternak terpilih ini akan merespon

secara positif terhadap program sinkronisasi berahi dan tentunya disertai ovulasi yang

memungkinkan terjadinya fertilisasi. Penelitian terhadap dua kondisi tubuh (skala 1-5) yang

berbeda terhadap sinkronisasi berahi membuktikan bahwa pada betina-betina dengan kondisi

tubuh yang kurus lebih rendah responnya dibanding pada betina dengan kondisi tubuh sedang
Teknik atau metode Inseminasi Buatan ada 2 macam yaitu Rektovaginal dan transservikal.

Pada sapi adalah dengan metode rektovaginal yaitu tangan dimasukkan kedalam rektum

kemudian memegang bagian servik yang paling mudah diidentifikasi karena mempunyai

anatomi keras, kemudian insemination gun dimasukkan melalui vulva, ke vagina hingga ke

bagian servik. Sedangkan pada Babi, kambing dan domba adalah dengan metode transervikal.

Pada kambing dan domba dapat menggunakan spikulum untuk melihat posisi servik,

kemudian insemination gun dimasukkan hingga mencapai servik, sedangkan pada babi

menggunakan cattether dan dimasukkan hingga kedalam uterus.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1) Metode pelaksanaan pada sapi lokal donggala di Puskeswan Kec.Labuan

Kab.Donggala adalah teknologi yang secara alamiah memproduksi puluhan milyar sel

kelamin jantan (spermatozoa) per hari, hanya digunakan untuk membuahi satu sel

telur pada hewan betina yang seharusnya diperlukan hanya satu sel spermatozoa.

2) Pelaksanaan yang dilakukan pada saat melakukan kegiatan IB (Insiminasi Buatan)

adalah.Untuk melaksanakan Perkawinan Insiminasi Buatan (IB) di Puskeswan

belumlah terbilang maksimal dikarenakan Seperti keadaan sapi betina sebagian besar

dalam keadaan bunting. Puskeswan juga merupakan peternakan muda/baru dibangun.

5.2 Saran

1) Sebaiknya dilakukan penambahan jumlah tenaga kerja sehingga mempermudah

proses tatalaksana, sanitasi kandang serta pemberian pakan.

2) Penambahan insiminator agar tidak kualahan ketika mengajari mahasiswa atau siswa

yang sedang melakukan praktek IB


DAFTAR PUSTAKA

Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak. Alfabeta. Bandung


Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Jakarta: PT. Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Partodiharjo, s. 1980. Ilmu reproduksi hewan mutiara, jakarta
Ratih R., D. Handijatno, Suwarno, dan F.A. Rantam. 2014. Determinan Antigen Gen omp2a
Brucella abortus Isolat Lokal. Fakultas Kedokteran Hewan. ACTA Vet Indonesia,
2(1): 17-25.
Salisbury, G.W,,dan N.L. VanDemark. 1961. Fisiologi reproduksi dan insiminasi Buatan
pada sapi Gadja mada University press, yogyakarta.
Sharma, H.K., S.K. Kotwal, D.K. Singh, M.A. Malik, A. Kumar, R. Gunalan, and M. Singh.
2016. Seroprevalence of Human Brucellosis in and Around Jammu, India, Using
Different Serological Tests. Vet World, 9(7): 42-46
Sivarajasingham, S. 1992. Improvement of indigenous cattle and buffalo breeds in South East
Asia. Proceeding of the 6th AAAP Animal Science Congress. Bangkok: 151.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Pelayanan keswan pada masyarakat setempat

Lampiran 2. Pelayanan keswan pada masyarakat setempat

Lampiran 3. Kunjungan dari bapak Bupati Dipuskeswan


Lampiran 4. Melakukan Insiminasi Buatan (IB)
RIWAYAT PENULIS

Penulis bernama lengkap Siti Syahida Emudyastuti, lahir di Palu, Provinsi Sulawesi

Tengah pada tanggal 30 April 2000. Anak pertama dari pasangan suami-istri, Agus dan

Ramlah. Penyusun beragama Islam. Penyusun memulai pendidikan dari tingkat sekolah dasar

SDN Impres 2 Ogotumubu, pada tahun 2006 dan selesai pada tahun 2012. Lalu melanjutkan

pendidikan ke tingkat sekolah menengah pertama di SMP NEGERI 1 TOMINI pada 2012

tahun dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penyusun melanjutkan pendidikan ke

tingkat sekolah menengah atas MAN 2 MODEL PALU dan selesai pada tahun 2018 dan

tahun yang sama penyusun melanjutkan ke perguruan tinggi Universitas Tadulako (Untad),

Fakultas Peternakan Dan Perikanan, Jurusan Peternakan sampai dengan sekarang.

Anda mungkin juga menyukai