Oleh :
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan ( PKL )
Pada Program Studi Peternakan Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan dan Perikanan
Universitas Tadulako
Oleh:
DisahkanOleh :
Koordinator Program Studi
Peternakan
HALAMAN PENGESAHAN
Judul : Metode Pelaksanaan IB (Inseminasi Buatan) Pada Sapi
Potong di Peternakan Rakyat Kecamatan Labuan
Kabupaten Donggala
Jurusan : Peternakan
Universitas : Tadulako
Menyetujui
RINGKASAN
Siti Syahida Emudyastuti (O12118319) Metode Pelaksanaan IB
(Inseminasi Buatan) Pada Sapi Potong Di Peternakan rakyat Kecamatan Labuan
Kabupaten Donggala (Mirajuddin, 2021).
Inseminasi Buatan pada sapi (kawin suntik) adalah suatu cara atau teknik
untuk memasukkan mani (spermatozoa atau semen) yang telah dicairkan dan telah
diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke dalam saluran alat
kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat khusus yang disebut
‘Insemination Gun’.
Tujuan dari praktik kerja lapang adalah untuk mengetahui proses
pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) yang dilakukan di puskeswan Labuan untuk
meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam melakukan inseminasi buatan.
Praktik kerja lapang ini dilaksanakan pada tanggal 06 Juli – 06 Agustus 2020
bertempat di Pusat Kesehatan Hewan di Kecamatan Labuan.
Metode yang digunakan dengan cara mengumpulkan data mengenai
pelaksanaan IB pada sapi potong di Puskeswan yang meliputi penyiapan alat dan
bahan, metode IB, pelaksanaan dan evaluasi IB (angka kebuntingan). Hasil
pengamatan terhadap dua kondisi tubuh (skala 1-5) yang berbeda terhadap
sinkronisasi berahi membuktikan bahwa pada betina-betina dengan kondisi tubuh
yang kurus lebih rendah responnya dibanding pada betina dengan kondisi tubuh
sedang Teknik atau metode Inseminasi Buatan ada 2 macam yaitu rektovaginal
dan transservikal.
Pada sapi adalah dengan metode rektovaginal yaitu tangan dimasukkan
kedalam rektum kemudian memegang bagian servik yang paling mudah
diidentifikasi karena mempunyai anatomi keras, kemudian insemination gun
dimasukkan melalui vulva, ke vagina hingga ke bagian servik.
Kesimpulan Sapi potong yang digunakan sebagai akseptor IB di
Puskeswan Kec.Labuan Kab.Donggala, adalah sapi lokal Donggala yaitu
sebanyak 15 ekor. Metode Inseminasi Buatan yang digunakan adalah metode
Raktovaginal.
Kerja Lapangan (PKL) ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang
setia hingga akhir zaman. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
dukungan berbagai pihak, oleh karena itu ucapan terima kasih yang sebesar-besar
kepada:
1. Ibu dan Saudara saya yang telah memberikan dukungan berupa semangat
dan materi
2. Bapak Dr. Ir. Rusdin, M.P. IPU Selaku Dekan Fakultas Peternakan dan
Perikanan.
3. Bapak Dr. Ir. Yohan Rusiayantono, M.Si selaku panitia Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang
Lapangan (PKL) ini. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-
dunia peternakan.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................l
HALAMAN JUDUL............................................................................................ll
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................lll
UCAPAN TERIMA KASIH...............................................................................IV
DAFTAR ISI........................................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan PKL............................................................................................2
1.3 Kegunaan PKL.......................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1 Pengertian Inseminasi Buatan................................................................3
2.2 Tujuan IB (Inseminasi Buatan).............................................................3
2.3 Keuntungan IB (Inseminasi Buatan)......................................................8
2.4 Kerugian IB (Inseminasi Buatan)..........................................................9
2.5 Metode Pelaksanaan IB (Inseminasi Buatan).......................................10
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................11
3.1 Waktu dan Tempat.................................................................................12
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................13
3.3 Metode Pelaksanaan...............................................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................15
4.1 Gambaran Umum Unit Praktek Kerja Lapangan (PKL)........................16
4.2 Hasil.......................................................................................................17
4.3 Pembahasan............................................................................................18
BAB V PENUTUP...............................................................................................19
5.1 Kesimpulan............................................................................................20
5.2 Saran.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................22
LAMPIRAN.........................................................................................................23
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
Hasil produk peternakan dapat berupa daging, susu dan telur maupun hasil ikutan
lainnya seperti kulit dan kotoran. Daging menjadi kebutuhan masyarakat untuk
Melalui kawin alam seekor ternak atau hewan biasanya hanya mampu
seekor pejantan mengawini ratusan ribu ekor ternak yang berada pada lokasi dan
teknologi reproduksi ternak dengan adanya kawin suntik atau sering di kenal
dengan inseminasi buatan dengan alasan untuk dapat meningkatkan mutu genetik
sapi, sangat membantu 2 peningkatan populasi ternak karena bibit air mani beku
jantan yang digunakan untuk menghadirkan bibit-bibit sapi yang unggul. Untuk
peningkatan populasi dan mutu genetik ternak Melalui kegiatan IB. Maka
dilakukan tata cara pelaksanaan IB yang baik dan benar untuk mencapai
masuk ke program inseminasi buatan ada baik nya harus mengenal terlebih
dahulu bagaimana langkah langkah atau tata cara pelaksanaan inseminasi buatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Inseminasi Buatan
reproduksi betina dengan tujuan agar betina bunting tanpa perlu terjadi
sel kelamin jantan (Spermatozoa) per ejakulasi, sedangkan untuk membuahi sel
telur pada betina hanya dibutuhkan satu sel spermatozoa (Hafez, 1993).
ternak jantan dan betina. Inseminasi buatan tidak hanya proses deposisi semen
dalam organ reproduksi betina namun juga meliputi kegiatan pemilihan pejantan
semen pada organ reproduksi betina dan evaluasi hasil inseminasi buatan.
ketepatan waktu IB, deteksi birahi, dan kualitas semen (Sulostiawati, 2011).
Keuntungan IB pada sapi di Indonesia antara lain peningkatan mutu genetic yang
lebih cepat karena menggunakan semen dari pejantan unggul, dapat menghemat
biaya pemeliharaan pejantan lain dan penularan penyakit kelamin dari ternak yang
Vandemark 1985).
pejantan unggul. Daya guna mencari pejantan yang genetik unggul dapat
untuk diternakkan.
unggul.
5. Karena hanya semen dengan fertilitas tinggi yang diberikan pada peternak,
maka tidak akan terjadi kebuntingan, akan terjadi kesulitan kelahiran (distokia),
apabila semen beku yang digunakan berasal dari pejantan dengan breed/turunan
yang besar dan di inseminasi kan pada sapi betina keturunan/breed kecil bisa
pejantan yang sama dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan
untuk membuat betina jadi bunting tanpa adanya proses perkawinan alami.
Konsep dasar dari teknologi ini adalah seekor pejantan yang secara alamiah
memproduksi puluhan milyar sel kelamin jantan (spermatozoa) per hari, hanya
digunakan untuk membuahi satu sel telur pada hewan betina yang seharusnya
pengertian IB menjadi lebih luas yang mencakup aspek reproduksi dan pemuliaan,
dari IB itu sendiri adalah sebagai satu alat yang ampuh yang diciptakan manusia
untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak secara kuantitatif dan kualitatif.
faktor yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya,
yaitu pemilihan sapi akseptor, pengujian kualitas semen, akurasi deteksi birahi
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu
pelaksanaan IB pada sapi potong di Puskeswan yang meliputi penyiapan alat dan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Unit Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Puskeswan didirikan pada tahun 2015 yang bertempat 33 kilo dari kampus
(S1, S2, S3) oleh para Mahasiswa dan juga dosen Jurusan Peternakan dan
Gambar 1. Puskeswan
maupun mobil.
KOORDINATOR
HUSEN, S.Pt.,MP
NIP: 19710718 200701 1 014
PETUGAS PERBIBITAN
PETUGAS PELAYANAN KESWAN PETUGAS EPIDEMIOLOGI PETERNAKAN
VAKSINATOR DAN INSEMINATOR DAN INFORMASI KESWAN
1.HENDRY. Spt
1. RUKMIN : KEC SINDUE 1.FARADILLA SANTI. S.Pt
2. ANJAS. Spt
2. SINAR : KEC. SINDUE 2. NOFRIAZIM. S.Pt
3.. DJONI FRANS WALANDOUW
3. AMIRIL : KEC. TANANTOVEA 3. HASLAN. S.Pt
4. RAJAB
4. MAHDUN : KEC.SINDUE 4. ASLINDA
5. WAWAN SOFIAN
5. ISMIATI
6. FARID
6. SINARTIN. S.Pt
7. NYOMAN SUWIGNO
7. AMDI MATAIYA
8. AHMAD DJOUNAL
9. MUJIARMAN
10. SUBHAN
4.2. Hasil
1. Persiapan
Betina
Betina yang dijadikan akseptor IB adalah dengan kondisi tubuh yang sehat
Hari ke 3 atau 4 dan atau minimal 80 jam setelah injeksi hormone akseptor
Semen beku yang di gunakan di peroleh dari BBIB Singosari Malang dan
BIB Lembang.
C. IB
1. Metode Rektovaginal.
2. Pelaksanaan IB
1) IB dilaksanakan pada pertengahan puncak estrus atau akhir estrus (ending
oestrus)
3) Tahapan melaksanakan IB
Inseminator gun
Plastik sheet
Pelicin (detergen)
Gunting
3. Evaluasi IB
4.3 Pembahasan
menjalankan suatu jadwal yang sangat ketat. Kegiatan tersebut meliputi pemilihan
ternak betina, sinkronisasi berahi, deteksi berahi, pelaksanaan puasa dari pakan
Pemilihan ternak tentunya merupakan hal yang terpenting tidak saja bagi
yang dipilih adalah betina yang sehat, siklus berahi normal dan tidak bunting.
Ternak terpilih ini akan merespon secara positif terhadap program sinkronisasi
Penelitian terhadap dua kondisi tubuh (skala 1-5) yang berbeda terhadap
yang kurus lebih rendah responnya dibanding pada betina dengan kondisi tubuh
sedang Teknik atau metode Inseminasi Buatan ada 2 macam yaitu rektovaginal
dan transservikal. Pada sapi adalah dengan metode rektovaginal yaitu tangan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
ekor
2. Metode Inseminasi Buatan yang digunakan adalah metode Raktovaginal
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT PENULIS
Penulis bernama lengkap Siti Syahida Emudyastuti, lahir di Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah pada tanggal 30 April 2000. Anak pertama dari pasangan suami-
istri, Agus dan Ramlah. Penyusun beragama Islam. Penyusun memulai pendidikan
dari tingkat sekolah dasar SDN Impres 2 Ogotumubu, pada tahun 2006 dan selesai
pertama di SMP NEGERI 1 TOMINI pada 2012 tahun dan selesai pada tahun
menengah atas MAN 2 MODEL PALU dan selesai pada tahun 2018 dan tahun
sekarang.