Anda di halaman 1dari 51

TATALAKSANA PERKANDANGAN FEEDLOT DI PT.

KARUNIA ALAM SENTOSA ABADI (KASA)


LAMPUNG TENGAH

(Laporan Tugas Akhir Mahasiswa)

Oleh
Effan Andreano Siagian
NPM 18741015

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2021
TATALAKSANA PERKANDANGAN FEEDLOT DI PT.
KARUNIA ALAM SENTOSA ABADI (KASA)
LAMPUNG TENGAH

(Laporan Tugas Akhir Mahasiswa)

Oleh
Effan Andreano Siagian
NPM 18741015

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2021
TATALAKSANA PERKANDANGAN FEEDLOT DI PT.
KARUNIA ALAM SENTOSA ABADI (KASA)
LAMPUNG TENGAH

Oleh
Effan Andreano Siagian
NPM 18741015

(Laporan Tugas Akhir Mahasiswa)

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar


Ahli Madya Peternakan (A.Md.Pt.)
pada
Program Studi Produksi Produksi Ternak
Jurusan Peternakan

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

1. JudulLaporanTugas Akhir : Tatalaksana Perkandangan Feedlot di Pt.


Karunia Alam Sentosa Abadi (Kasa) Lampung
Tengah.

1. Nama Mahasiswa : Effan Andreano Siagian


2. Nomor Pokok Mahasiswa : 18741015
3. Program Studi : ProduksiTernak
4. Jurusan : Peternakan

Menyetujui
Pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ir. Imelda Panjaitan, M.Si Tri Rumiyani, S.Pt., M.Sc. NIP.


NIP. 196803271993032004 198303232015042002

Ketua Jurusan Peternakan,

Dr. Rakhmawati, S. Pi., M, Si.


NIP. 198004052008122001

Tanggal Ujian:

TATALAKSANA PERKANDANGAN FEEDLOT DI PT. KARUNIA ALAM


SENTOSA ABADI (KASA)
LAMPUNG TENGAH

Oleh
Effan Andreano Siagian

ABSTRAK

Tatalaksana perkandangan adalah salah satu faktor produksi yang belum


mendapat perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya peternakan
rakyat. Kontruksi kandang belum sesuai dengan persyaratan teknis akan
mengganggu produktivitas ternak, kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja
dan berdampak terhadap lingkungan sekitarnya.Tujuan tugas akhir ini adalah
untuk mengetahui tipe kandang sapi potong, mengetahui persyaratan kandang sapi
potong, mengetahui tatalaksana perkandangan sapi potong di PT. Karunia Alam
SentosaAbadi. Pengumpulan data dilakukan Metode yang digunakan dalam
praktik kerja lapang ini adalah dengan partisipasi aktif dan ikut serta terlibat
langsung dalam seluruh kegiatan yang ada pada saat Praktik Kerja Lapang (PKL),
wawancara langsung dengan karyawan dan juga petugas kandang PT. KASA
secara langsung.. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa tipe kandang yang
digunakan di PT. Karunia Alam Sentosa Abadiyaitu secara head tohead,
Persyaratan kandang sapi potong yaitu kandang dibuat dari bahan yang kuat dan
tahan lama, selalu tersedia sumber air, lokasi kandang jauh dari pemukiman dan
letak bangunan kandang lebih tinggi dari sekitarnya, tatalaksana perkandangan
sapi potong di PT Karunia Alam Sentosa Abadi yaitu kandang sudah di pisahkan
terdiri dari kadang karantina, kadang isolasi, kandang fattening, kadang paddock,
dan kandang breeding.
Kata kunci : perkandangan, tipe kandang, tatalaksana perkandangan
RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Effan Andreano Siagian


dilahirkan pada tanggal 11 Januari 2000, di Kelurahan
Tugusari, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung
Barat,Lampung. Penulis merupakan anak kedua dari
pasangan Bapak Junaidi Siagian dan Ibu Neni Kuswandari.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN
02 Tugusari, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten
Lampung Barat dan lulus pada tahun 2012. Penulis
melanjutkan ke SMPN 01 Pulau Rakyat, Kecamatan
Sekapung Udik, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara dan
lulus pada tahun 2015. Penulis melanjutkan ke SMAN 01 Sumberjaya,
Kabupaten Lampung barat, Jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan lulus
pada tahun 2018. Penulis melanjutkan pendidikan di Politeknik Negeri Lampung
sebagai mahasiswa Jurusan Peternakan, Program Studi Produksi Ternak Pada
tahun 2018. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapang (PKL) di PT. Karunia
Alam Sentosa Abadi (KASA), Lampung Tengah, Lampung.
MOTO

“Lakukan Apa yang kamu suka selagi itu tidak merugikan orang
lain”

7
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrohiim

Kupersembahkan Karya Tulis ini kepada kedua orangtua kandungku


Bapak Junaidi Siagian dan Ibu Neni Kuswandari yang telah
membesarkan, mendidik, mengajarkanku dengan penuh kasih
sayang, keiklasan dan kesabaran dalam menghadapi sikapku selama
ini. Serta selalu mendoakan yang terbaik selama ini agar menjadikan
pribadi yang kuat, sabar, bersyukur dan mandiri. Semoga segala
kebaikan yang
dilakukanya di Ridhoi Allah dan diberi imbalan kebaikan yang setimpa
amiin.

Adikku Shely Octafyana Siagian yang selalu menyemangati dan


membantu untuk menyelesai kan laporan ini.
Teman-Teman in the gang ( Dimas, Agung, Danang, Dzaky, Iqbal, Eko)
yang telah banyak memberikan suport serta teman-teman produksi
ternak’18

Serta semua dosen, guru,PLP yangtelah mengajarkanku, mendidik ku,


memberikan ilmu yang bermanfaat, serta rekan rekan yang selalu
menyamangatiku dalam segala usaha dan doa,agar menjadi pribadi yang
lebih baik untuk menghadapi masa depan.

8
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmad dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Tatalaksana Perkandangan Feedlot Di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi (KASA)
Lampung Tengah” dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tulisan ini dibuat sebagai
salah satu syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Peternakan (A. Md. Pt)
pada Program Studi Produksi Ternak urusan Peternakan Politeknik Negeri Lampung.
Pada kesempatan ini Penulis mengucapan terima kasih atas dukungan dan dorongan
dari berbagai pihak yang telah mebantu Penulis dengan penuh kesabaran baik secara
langsung maupun tidak secara langsung dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Secara khusus Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang memberikan dukungan secara finansial dan doa selama saya
melaksanakan kegiatan perkuliahan
2. Dr. Ir. Sarono, M.Si. Selaku Direktur Politeknik Negeri Lampung
3. Dr. Rakhmawati, S.Pi., M.Si.,Selaku Ketua Jurusan Peternakan Politeknik
Negeri Lampung
4. Ir. Imelda Panjaitan, M.Si., Selaku Ketua Program Studi Produksi Ternak
Politeknik Negeri Lampung
5. Ir. Imelda Panjaitan, M.Si.,Selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing
dalam penulisan Laporan Tugas Akhir
6. Tri Rumiyani, S.Pt.,M.Sc.,Selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dalam penulisan Laporan Tugas Akhir
7. Bapak/Ibu Dosen serta Teknisi Program Studi Produksi Ternak yang telah
memberikan ilmu dan arahan kepada penulis.
8. Rekan-rekan angkatan tahun 2018 yang selalu memberikan semangat kepada
Penulis sehingga Penulis dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang
membacanya. Semoga kebaikan mereka semua diberikan pahala oleh Allah SWT.

Bandar Lampung, 24 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATAPENGANTAR.................................................................................. viii

DAFTAR ISI................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................... 1


1.2 Tujuan................................................................................................ 2
1.3 Kerangka Pemikiran........................................................................... 2
1.4 Kontribusi.......................................................................................... 2

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Potong......................................................................................... 3


2.1.1 Boss Indicus 3
2.1.2 Boss Taurus 3
2.1.3 Boss Sondaicus 4
2.2 Sapi Brahman Cross...................................................................... 4
2.3 Perkandangan........................................................................................... 5
2.4 Lokasi Peternakan Sapi Potong 5
2.5 nbhjnnnpPoPotong.......................................................................................
Fungsi dan Persyaratan Kandang 6
2.6 Konstruksi Kandang.................................................................................. 7
2.7 Bahan Kandang................................ 7
2.7.1 Lantai Kandang................................................................. 8
2.7.2 Kerangka Kandang.......................................................... 8
2.7.3 Atap Kandang....................................................................... 8
2.7.4 Tinggi Bangunan 9
2.7.5 Dinding Kandang 10

III. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan.............................................................. 11


3.2 Alat dan Bahan........................................................................ 11
3.3 Materi 11
3.4 Metode Pengumpulan Data 11
3.5 Prosedur Kerja 11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lokasi PT. KASA................................................. 12


4.2 Sejarah PT. KASA............................................................. 12
4.3 Visi dan Misi...................................... 13
4.4 Struktur Organisasi........................................................ 13
4.5 Kegiatan dan Waktu Kerja.................................. 14
4.6 Manajemen Perkandangan 14
4.7 Persyaratan Kandang 15
4.7.1 Lokasi Kandang 15
4.7.2 Tataletak Kandang 15
4.8 Konstruksi Kandang 16
4.8.1 Lantai Kandang 16
4.8.2 Atap Kandang 17
4.8.3 Kerangka 18
4.8.4 Lorong 18
4.8.5 Gang way 18
4.9 Konstruksi Kandang 19
4.9.1 Tempat Pakan 19
4.9.2 Tempat Minum 19
4.9.3 Jaring Paranet 20
4.10 Peralatan Kandang 20
4.11 Tipe Kandang di PT. KASA 21
4.12 Tatalaksana Perkandangan di PT. KASA 22
4.12.1 Kandang Fattening 22
4.12.2 Kandang Breeding 23
4.12.3 Kandang Karantina 23
4.12.4 Kandang Isolasi 24
4.12.5 Kandang Paddock (Umbaran) 24
4.12.6 Loading Ramp 24
xii
4.12.7 Kandang Jepit 25
4.12.8 Hydraulic Cattle Crush 25
4.12.9 Manual Cattle Crush 25

V.KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan......................................................................................... 26
5.2 Saran.................................................................................................. 26

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 27
LAMPIRAN................................................................................................... 28

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Peralatan Kandang.................................. 21
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Model Atap......................................................................................... 9
2 Struktur Organisasi.................................................................. 13
3 Denah Feedlot 15
4 Lantai Kandang 16
5 Atap Kandang 17
6 Tempat Pakan 19
7 Bak Minum 20
8 Jaring - Jaring Paranet 20
9 Kandang Fattening 22
10 Kandang Breeding 23
11 Kandang Karantina 23
12 Kandang Isolasi 24
13 Kandang Paddock 24
14 Loading Ramp 25
15 Hydraulic Cattle Crush 25
16 Manual Cattle Crush 26
16

I. ENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sapi potong merupakan sumber pangan hewani penyumbang daging terbesar dari
kelompok ruminansia terhadap produksi daging nasional. Strategi pengembangan sapi
potong harus mendasarkan kepada sumber pakan dan lokasi usaha. Dibutuhkan pula
identifikasi dan strategi pengembangan kawasan peternakan agar kawasan peternakan
yang telah berkembang di daerah dapat dioptimalkan pemanfaatannya, sehingga mampu
menumbuhkan investasi baru untuk budidaya sapi potong (Sodiq, 2011).
Tatalaksana perkandangan adalah salah satu faktor produksi yang belum mendapat
perhatian dalam usaha peternakan sapi potong khususnya peternakan rakyat. Kontruksi
kandang belum sesuai dengan persyaratan teknis akan mengganggu produktivitas ternak,
kurang efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan berdampak terhadap lingkungan
sekitarnya. Kondisi kandang belum memberikan keleluasaan, kenyamanan dan
kesehatan bagi ternak (Rasyid, 2007).
Syarat perkandangan sapi potong yang baik yaitu pemilihan lokasi kandang, tata
letak kandang, konstruksi kandang, bahan kandang, dan perlengkapan kandang, sehingga
dapat meningkatkan produktivitas sapi potong. Secara umum kontruksi kandang harus
kuat, mudah dibersihkan, bersikulasi udara baik. Oleh karena itu, sehubungan dengan
kontruksi ini yang perlu mendapat perhatian terutama mengenai arah kandang, ventilasi,
atap, dinding dan lantai.
Kandang merupakan tempat tinggal sekaligus tempat berlindung bagi ternak untuk
menjaga ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrem (panas,hujan dan angin).
Kandang memiliki beberapa fungsi penting yaitu :
a) melindungi sapi potong dari cuaca,
b) tempat sapi beristirahat dengan nyaman,
c) mengontrol sapi agar tidak merusak tanaman di sekitar lokasi peternakan
a) tempat pengumpulan kotoran sapi,
b) melindungi sapi dari hewan pengganggu,
c) memudahkan pemeliharaan, terutama dalam pemberian pakan, minum dan
mempermudah pengawasan kesehatan (Nainggolan, 2013).
17

Lokasi kandang yang baik yaitu tersedianya sumber air, terutama untuk minum,
dekat dengan sumber pakan, tersedia sarana transportasi yang memadai, hal ini terutama
untuk pengangkutan bahan pakan dan pemasaran, areal yang tersedia dapat tersedia
(Nurochmah dan Rachma, 2017). Letak bangunan kandang harus mempunyai permukaan
yang lebih tinggi dari pada kondisi di sekelilingnya, sehingga terhindar dari genangan air
dan 2 mempermudah pembuangan kotoran, tidak berdekatan dengan bangunan umum
atau perumahan penduduk, tidak mengganggu kesehatan lingkungan, agak jauh dengan
jalan umum, air limbah tersalur dengan baik.

I.2 Tujuan

1. Mengetahui tipe kandang sapi potong untuk feedlot di PT. Karunia Alam
SentosaAbadi
2. Mengetahui persyaratan kandang sapi potong di PT. Karunia Alam SentosaAbadi
3. Mengetahui tatalaksana perkandangan sapi potong di PT. Karunia Alam
SentosaAbadi

I.3 Kerangka Pemikiran


Feedlot adalah salah satu usaha dalam penggemukan sapi potong untuk
menghasilkan daging yang berkualitas yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
konsumsi daging sebagai sumber prtein hewani. Dala usaha feedlot sala satu hal
penunang dalam produksi daging adalah manajemen kesehatan. Manajemen kesehatan
perlu dilakukan untuk menekan kerugian yang seringkali dialami peternak oleh
timbulnya penyakit (Rianto dan Endang, 2009). Dalam manajemen keehatan ternak hal
pertama yang dilakukan adalah pencegahan dan peanganan.
Secara umum kegiatan dalam tatalaksana perkandangan disesuaikan dengan yaitu
sesuai dengan tujuan dan pola pemeliharaan. Tatalaksana Perkandangan meliputi
kandang pembibitan, pembesaran dan penggemukan.Sedangkan kandang pendukungnya
adalah kandang paddock atau kandang isolasi, kandang karantina.

Perkandangan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pemeliharaan


(segitiga produksi) ternak sapi karena kandang sangat berperan dalam usaha peningkatan
produksi. Letak dan bentuk kandang harus sesuai dengan sifat biologis temak yang
dipelihara dan iklim setempat. Pembuatan kandang perlu mendapatkan perhatian yang
serius dengan mempertimbangkan unsur-unsur efesiensi kerja dan perhitungan ekonomis
serta masalah yang menyangkut lingkungan. Kandang harus dirancang untuk memenuhi
18

persyaratan kesehatan dan kenyamanan ternak, mudah serta nyaman untuk di kontrol
oleh peternak, dapat meningkatkan efisiensi pemeliharaan dan tidak menimbulkan
polusi. Kandang yang dibangun bukan saja sekedar melindungi ternak dari hujan, panas,
dingin dan angin kencang atau melindungi dari pencuri dan hewan pemangsa tetapi
kandang dibangun harus memenuhi persyaratan kandang yang baik. Kandang yang baik
yaitu jauh dari pemukiman penduduk, ventilasi dan suhu udara kandang yang baik,
efisien dalam pengelolaan, kuat dan tahan lama, tidak berdampak pada lingkungan
sekitar serta memudahkan petugas dalam proses produksi seperti pemberian pakan,
pembersihan kandang dan penanganan kesehatan. Tatalaksana perkandangan yang belum
sesuai dengan persyaratan dapat mengganggu produktivitas ternak dan berdampak pada
lingkungan sekitar.

I.4 Kontribusi
Kontribusi tugas akhir memberi informasi dan ilmu pengetahuan tentang
tatalaksana perkandangan sapi potong di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi. , mengetahui
persyaratan kandang sapi potong di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi, serta mengetahui
tatalaksana perkandangan sapi potong di PT. Karunia Alam SentosaAbadi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sapi Potong


Sapi potong berasal dari daerah tropis memiliki kelebihan daya adaptasi
terhadap lingkungan tinggi, mampu memanfaatkan pakan berkualitas rendah, dan
mempunyai daya reproduksi yang baik dibandingankan dengan sapi potong dari
daerah subtropis (Siregar, 2013). Produktivitas sapi potong dipengaruhi oleh
genetik, pakan yang dikonsumsi dan manajemen (Wiyatna dkk., 2012). Sapi
potong berhasil mengalami perkembangan melalui perkawinan atau persilangan
yang menurunkan bangsa–bangsa sapi modern seperti tipe potong-perah, tipe
potong-kerja, tipe perah maupun tipe potong-murni (Murtidjo, 1990).
Bangsa (breed) sapi adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik
tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tertentu tersebut, maka sapi dapat
dibedakan dari ternak lainnya. Karakteristik yang dimiliki sapi tersebut dapat
diturunkan dari generasi ke gernerasi berikutnya (Tanari, 2001).
Menurut Sudarmono & Sugeng (2009), sapi pada garis besarnya dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok bangsa sapi, yaitu :

2.1.1 Bos indicus


Bos indisus (Zebu atau sapi berkelompok) inilah yang sekarang
berkembang di India, dan akhirnya sebagian menyebar di berbagai negara.
Terutama di daerah tropis seperti Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

2.1.2 Bos taurus


Bos taurus adalah bangsa sapi yang menurunkan bangsa-bangsa
sapi potong dan perah di Eropa. Golongan ini akhirnya menyebar ke
berbagai penjuru dunia, terutama Amerika, Australia dan Selandia Baru.
Belakangan ini keturtunan Bos taurus banyak diternakkan dan
dikembangkan di Indonesia, misal sapi Aberden Angus, Hereford,
Shorthorn, Charolais, Simental, dan Limosin.
5

2.1.3 Bos sondaicus


Golongan ini merupakan sumber asli bangsa-bangsa sapi
Indonesia. Sapi yang saat ini merupakan keturunan banteng (Bos
bibos/Bos banteng). Saat ini, keturunanya sapi ini di kenal dengan nama
sapi Bali, sapi Madura, sapi Sumatra dan sapi lokal lainya.

2.2 Sapi Brahman Cross (BX)

Minish dan Fox (1979) menyatakan bahwa sapi Brahman di


Australia secara komersial jarang dikembangkan secara murni dan banyak
disilangkan dengan sapi Hereford-Shorthorn (HS). Hasil persilangan
dengan Hereford dikenal dengan nama 4 Brahman Cross (BX). Sapi BX
mempunyai keistimewaan, karena tahan terhadap suhu panas dan gigitan
caplak, mampu beradaptasi terhadap makanan jelek serta mempunyai
kecepatan pertumbuhan yang tinggi. Sapi Brahman Cross (BX) pada
awalnya dikembangkan di stasiun CSIRO‟S Tropical Cattle Research
Centre di Rockhampton Australia. Materi dasarnya adalah sapi American
Brahman, Hereford dan Shorthorn. Sapi BX mempunyai proporsi 50%
darah Brahman, 25% darah Hereford dan 25% darah Shorthorn. Secara
fisik bentuk fenotipsapi BX lebih cenderung mirip sapi American
Brahman karena proporsi darahnya yang lebih dominan, seperti punuk dan
gelambir masih jelas, bentuk kepala dan telinga besar menggantung,
sedangkan pola warna kulit sangat bervariasi mewarisi tetuanya (Turner,
1977). Sapi Brahman Cross (BX) memiliki sifat-sifat seperti:
1. Persentase kelahiran 81.2%,
2. Rataan bobot lahir 28.4 kg, bobot umur 13 bulan mencapai 212 kg dan umur
18 bulan bisa mencapai 295 kg,
3. Angka mortalitas postnatal sampai umur 7 hari sebesar 5.2%, mortalitas
sebelum disapih 4.4%, mortalitas lepas sapih sampai umur 15 bulan sebesar
1.2% dan mortalitas dewasa sebesar 0.6%,
4. Daya tahan terhadap panas cukup tinggi karena produksi panas basal rendah
dengan pengeluaran panas yang efektif,
5. Ketahanan terhadap parasit dan penyakit sangat baik, serta
6

6. Afisiensi penggunaan pakan terletak antara sapi Brahman dan persilangan


Hereford-Shorthorn (Turner, 1977).
Sapi BX di Indonesiadiimpor dariAustralia sekitar tahun 1973 namun
penampilan yang dihasilkan tidak sebaik dengan di Australia. Hasil
pengamatan di ladang ternak Sulawesi Selatan memperlihatkan:
1 Persentase beranak 40.91%
2 Calf crop 42.54%
3 Mortalitas pedet 5.93%,
4 Mortalitas induk 2.92%
5 Bobot sapih umur 8-9 bulan 141.5 kg (jantan) dan 138.3 kg (betina)
6 Pertambahan bobot badan sebelum disapih sebesar 0.38 kg/hari
(Hardjosubroto, 1994).

2.3 Perkandangan
Perkandangan merupakan suatu lokasi atau lahan khusus yang
diperuntukkan sebagai sentra kegiatan peternakan yang di dalamnya terdiri atas
bangunan utama (kandang), bangunan penunjang (kantor, gudang pakan, kandang
isolasi) dan perlengkapan lainnya (Sugeng, 2003). Kandang sapi perah terdiri atas
kandang untuk sapi induk, kandang pejantan, kandang pedet serta kandang isolasi
(Williamson dan Payne, 1993).

2.4 Lokasi Peternakan Sapi Potong


Pemilihan lokasi ditujukan untuk menunjang keberhasilan usaha
peternakan. Pemilihan lokasi memerlukan beberapa pertimbangan, antara lain;
sumber air, topografi wilayah, dan lingkungan yang sehat. Lokasi peternakan
harus dekat dengan sumber air, karena air mutlak dibutuhkan untuk air minum
ternak, sanitasi maupun keperluan lainnya. Lingkungan yang sehat adalah lokasi
peternakan tidak terjangkit suatu penyakit menular dan membahayakan bagi
ternak (Rianto dan Purbowati, 2009). Lokasi peternakan sebaiknya jauh dari
permukiman warga agar bau dan kotoran ternak tidak mengganggu kesehatan
warga (Asmaki et al., 2008). Pemilihan lokasi usaha penggemukan sapi potong
harus memperhatikan iklim lokasi yang dipilih (Sugeng, 2008).
7

Suhu lingkungan yang ideal untuk penggemukan sapi potong adalah 17–27
ºC, kelembaban 60–80 %, dan curah hujan 800–1500 mm/tahun. Ketersediaan
pakan merupakan salah satu aspek yang perlu diperhatikan karena biaya terbesar
dalam usaha peternakan adalah biaya pakan, sehingga lokasi peternakan
sebaiknya tidak jauh dari sumber pakan (Soeprapto dan Abidin, 2006). Sebaiknya
peternakan berada di tempat yang strategis, yaitu mudah dalam memperoleh bibit
sapi, mudah dalam pengadaan pakan dan air, dan akses jalan yang mudah
(Yulianto dan Saparinto, 2010).

2.5 Fungsi dan Persyaratan Kandang


Kandang memiliki beberapa fungsi penting dalam suatu usaha sapi potong
yaitu :
1. Melindungi sapi potong dari gangguan cuaca,
2. Tempat sapi beristirahat dengan nyaman,
3. Mengontrol sapi agar tidak merusak tanaman di sekitar lokasi peternakan,
4. Tempat pengumpulan kotoran sapi,
5. Melindungi sapi dari hewan pengganggu,
6. Memudahkan pemeliharaan, terutama dalam pemberian pakan, minum dan
mempermudah pengawasan kesehatan (Abidin, 2002).

Menurut Abidin (2002), pembuatan kandang harus memperhatikan syarat-


syarat teknis antara lain :
1. Luas kandang harus dibuat sesuai dengan jumlah sapi
2. Kandang 8 terbuat dari bahan-bahan berkualitas sehingga tahan lama
3. Kandang menghadap ke timur sehingga matahari pagi dapat masuk secara
langsung
4. System ventilasi kandang harus baik
5. Kandang dibangun dengan memperhatikan arah angin yang dominan dan
bagian muka sapi tidak mendapat kontak langsung dengan angin yang
bertiup. Kandang yang akan dibangun harus kuat, memenuhi syarat
kesehatan, mudah dibersihkan, mempunyai drainase yang baik, sikulasi
8

udara yang bebas dan dilengkapi tempat makan dan minum sapi serta bak
desinfektan (Direktorat Jenderal Peternakan, 2012).

2.6 Konstruksi Kandang


Konstruksi sangat menentukan ketahanan bangunan, kandang harus dibuat
sekokoh mungkin sehingga mampu menahan beban dan benturan serta dorongan
yang kuat dari ternak, mudah dibersihkan, mempunyai sirkulasi udara yang baik
sehingga tidak lembab dan tersedia tempat penampungan kotoran beserta saluran
drainasenya. Kandang dan perlengkapan ditata dengan baik sehingga dapat
memberikan kenyamanan pada ternak serta memudahkan peternak bekerja untuk
memberi pakan, minum, membuang kotoran dan menangani kesehatan
ternak (Rasyid dan Hartati, 2007). Selanjutnya Rasyid dan Hartati (2007)
menyatakan dalam mendesain konstruksi kandang sapi potong harus
didasarkan agroekosistem wilayah setempat, tujuan pemeliharaan, dan
status fisiologis ternak. Model kandang sapi potong didataran tinggi,
diupayakan lebih tertutup untuk melindungi ternak dari cuaca yang dingin,
sedangkan untuk dataran rendah kebalikannya yaitu bentuk kandang yang
lebih terbuka. Tipe dan bentuk kandang dibedakan berdasar status
fisiologis dan pola pemeliharaan dibedakan yaitu kandang pembibitan,
penggemukan, pembesaran, kandang beranak/menyusui, kandang
pejantan, kandang paksa, dll.

2.7 Bahan Kandang


Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010 merekomendasikan
bahan pembuatan kandang hendaknya disesuaikan dengan tujuan usaha dan
kemampuan ekonomi. Dalam memilih bahan kandang hendaknya dipilih bahan
lokal yang banyak tersedia dan minimal tahan digunakan untuk jangka waktu 5–
10 tahun.
Bagian-bagian kandang seperti :
2.7.1 Lantai Kandang
Lantai kandang merupakan bagian dasar atau alas kandang. Fungsi
lantai diantaranya ialah tempat berdirinya ternak dan pelepas lelah untuk
berbaring pada setiap 9 saat. Untuk itu, lantai kandang harus dibangun
9

sebaik mungkin memenuhi persyaratan untuk bisa dan berdiri dan


beristirahat dengan baik tanpa ada sesuatu yang sekiranya dapat
menimbulkan gangguan apapun (Purbowati & Rianto, 2009). Lantai Harus
kuat, tahan lama, tidak licin dan tidak terlalu kasar, mudah dibersihkan dan
mampu menopang beban yang ada diatasnya. Dapat berupa tanah yang
dikeraskan, beton, pasir semen (PC) dan kayu yang kedap air. Tingkat
kemiringan lantai kandang sangat penting untuk menjaga drainase
kandang. Tingkat kemiringan lantai tidak boleh lebih dari 5% artinya
perbedaan tinggi antara lantai depan dengan lantai belakang pada setiap
panjang lantai 1 meter tidak boleh lebih dari 5 cm.

2.7.2 Kerangka Kandang


Kerangka kandang dapat berupa bambu, kayu, beton dan pipa besi.
Pemilihan bahan kandang juga disesuaikan dengan tujuan pemeliharaan
dan kondisi yang ada.

2.7.3 Atap Kandang.


Dapat dibuat dari bahan yang murah seperti atap alang-alang, daun
kelapa atau mengunakan seng dan asbes. Untuk atap yang berasal dari
daun kelapa dan alang-alang perlu lebih miring berkisar 30% sehingga air
hujan yang jatuh dapat segera mengalir sedangkan atap seng dan asbes
kemiringan minimal 15% untuk dapat menjamin air hujan dapat mengalir
dengan baik. Untuk daerah kering beriklim kering sebaiknya ketingggian
atap minimal 3,5 meter untuk menjamin sirkulasi udara didalam kandang.

Rasyid dan Hartati (2007) menyatakan bahwa atap kandang


memiki 4 tipe yaitu :

1. Atap system monitor, yaitu atap dengan dua ventilasi yang terletak di
samping kiri dan kananatap.
2. Atap system semi monitor, yaitu atap dengan satu ventilasi dan satu
barisatap.

3. Atap gable, yaitu atap dengan bentuk segitiga dan berasal dari atap
10

yanglereng.

4. Atap shade, yaitu atap dengan bentuk satu bidang (satubaris).

Gambar 1. Model Atap


Atap sebaiknya dibuat tinggi setidaknya 5 meter agar sirkulasi
udara di dalam kandang berjalan dengan baik. Atap sistem monitor dan
semi monitor sesuai untuk kandang pada daerah panas, sedangkan sistem
kandang gable sesuai untuk kandang yang dibangun di daerah dingin
(Rahman,2009).
2.7.4 Tinggi Bangunan

Kandang di daerah yang mempunyai suhu lingkungan agak panas


(dataran rendah dan pantai) hendaknya dibangun lebih tinggi daripada di
pegunungan. Hal ini dimaksudkan agar udara panas di dalam ruangan
kandang lebih bebas bergerak atau berganti sehingga dapat diperoleh
ruang kandang yang cukup sejuk (wello, 2011). Ketinggian atap untuk
dataran rendah 4,5 meter dan dataran tinggi 4 meter (Purbowati dan
Rianto, 2009).

2.7.5 Dinding Kandang

Dinding kandang berguna untuk membentengi ternak agar tidak


lepas keluar, menahan angin langsung masuk ke dalam kandang, dan
menahan keluarnya panas dari tubuh ternak itu sendiri pada malam hari.
11

Berdasarkan konstruksi dinding, dikenal adanya kandang tertutup dan


kandang setengah terbuka Yang dimaksud kandang tertutup yaitu dinding
menutup keempat sisi kandang secara penuh. Sementara kandang setengah
terbuka yaitu dinding hanya menutup sekitar setengah dari tinggi
dinding kandang (Purbowati dan Rianto,2009).
12

III.
IV. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan


Pengambilan data selama 67 hari terhitung mulai pada tanggal 01
Maret 2021 hingga 07 Mei 2021 yang dilaksanakan di PT. Karunia Alam
Sentosa Abadi (KASA) yang berada di Desa Rengas, Kecamatan Bekri,
Kabupaten Lampung Tengah. PKL ini dilaksanakan selama dua bulan 3
hari mulai tanggal 01 Maret sampai dengan 06 Mei 2021.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam proses tatalaksan perkandangan yaitu skop,
serok pakan, viar, troli, sepatu boot, catlle crush, dan bahan yang digunakan dalam
pengobatan sapi sakit pakan konsentrat dan hijauan, dan air.

3.3 Materi
Materi yang digunakan adalah perkandangan sapi fatenning di PT.
Karunia Alam Sentosa Abadi (KASA), kabupaten lampung tengah, sebagai objek
pengamatan utama dan data recording tatalaksana perkandangan sapi pejantan
fatenning di PT. KASA.

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam pengambilan data ini adalah :
1. Partisipasi aktif dan ikut serta terlibat langsung dalam seluruh kegiatan
yang ada. pada saat pengambilan data
2. Wawancara langsung dengan karyawan dan juga petugas kandang PT.
KASA secara langsung.
3. mmmm
4. mmmmm

3.5 Prosedur Kerja


Adapun program kerja pada Praktek Kerja Lapangan ini adalah :
14

1. Berpatisipasi aktif dalam kegiatan rutin perkandangan sapi potong


2. Melakukan pengukuran kandang
3. Melakukan observasi system pemeliharaan dan kesehatan ternak sapi
potong yang dipelihara secara intensif/semiintensif
4. Mempelajari tipe kandang
5. Mempelajari jenis kandang
6. Mempelajari tataletak kandang
7. Mempelajari bahan-bahan kandang
8. Melakukan dokumentasi kegiatan pengambilan data
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lokasi PT. KASA


PT. Karunia Alam Sentosa Abadi (KASA) terletak di Jl. Pagar Alam
Kampung Rengas Dusun II, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah,
Provinsi Lampung. PT. Karunia Alam Sentosa Abadi (KASA) berada pada
ketinggian kurang lebih 500 mdpl, dengan rata-rata suhu antara kurang lebih 20-
34ºC kelembaban udara sekitar antara kurang lebih 47-93%, struktur tanah
berpasir dan bebatuan, dan curah hujan rata-rata 7,5-20,00 mm/cm². Lokasi
peternakan ini berjarak ±50 km dari Ibu Kota Provinsi Lampung yaitu Bandar
Lampung. Lokasi perusahaan sangat strategis dikarnakan jarak dengan pelabuhan
tidak terlalu jauh sehingga memudahkan untuk proses transportasi sapi-sapi
impor.Luas lahan yang dimiliki PT. Karunia Alam Sentosa Abadi yaitu 15 Ha
yang terdiri dari bangunan kantor, hunian karyawan, farm service, gudang pakan,
TPH (Tempat Pemotongan Hewan), kandang dan lahan untuk bangunan
operasional lainnya.

4.2 Sejarah PT. KASA


PT. Karunia Alam Sentosa Abadi (KASA)berdiri sejak tahun 2014
dibangun dengan berbagai fasilitas penunjang yang didukung dengan modal
perbankan. Setahun kemudian pada april 2015, PT. Karunia Alam Sentosa Abadi
(KASA) secara perdana melakukan impor sapi. PT. Karunia Alam Sentosa Abadi
(KASA) terus berkembang menjadi industri peternakan dengan populasi 7500
ekor sapi pedaging Brahman Cross. PT. Karunia Alam Sentosa Abadi (KASA)
mempunyai beberapa jenis kandang, antara lain : 16 kandang karantina dengan
setiap kandang mampu di isi kurang lebih 200 ekor sapi, 4 kandang isolasi, 4
kandang bredding, dan 48 kandang fatenning.
16

4.3 Visi dan Misi


Visi Utama PT. Karunia Alam Sentosa Abadi (KASA) yaitu menjadi
perusahaan penggemukan sapi potong yang prospektif dengan kualitas standar
yang tinggi tetap memperhatikan faktor ramah lingkungan.
Misi dari PT. Karunia Alam Sentosa Abadi (KASA) yaitu selain
berkomitmen untuk mengajak seluruh karyawan untuk tumbuh bersama,
menumbuhkan rasa memiliki terhadap setiap karyawan, sehingga dapat bersama-
sama memajukan perusahaan.

4.4 Struktur Organisasi


Perusanaan PT. Karunia Alam Sentosa Abadi dipimpin seorang Presiden
Direktur yang membawahi direktur operasional, komersil dan servis. Operational
director membawahi Manajer produksi yaitu bagian feedlot, breeding, feeding dan
Animal health dan Farm Support yaitu farm service, quality control dan
Silase. Commercial director 14 membawahi bagian Marketing, AWO (animal
17

welfare officer) dan Cattle procurement. Services Direktor membawahi bagian


Accounting, GA Manager dan Purchase Logistik.

4.5 Kegiatan dan Waktu Kerja

Waktu kerja yang ada di PT Karunia Alam Sentosa Abadi dibagi menjadi
tiga shif, shift pertama dimulai pukul 08:00 – 16:00 dengan istirahat pukul 12:00 –
13:00, shift dua dimulai pukul 16:00 – 00:00 dan shift tiga dimulai pukul 00:00-
08:00. Hari kerja untuk mahasiswa yang melakukan praktik kerja lapang
disesuaikan dengan jam kerja yang ada di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi dan
libur di hari minggu. Kegiatan yang dilakukan selama praktik kerja lapang
disesuaikan dengan jadwal yang diberikan, masing masing mahasiswa dibagi di
divisi yang berbeda, terbagi di divisi pakan, silase, warehouse, quality control,
kandang, Cleaning, animal health,animal welfare dan utilities.

4.6 Manajemen Perkandangan PT. Karunia Alam Sentosa Abadi

Kandang merupakan tempat tinggal ternak sepanjang waktu,


sehingga pembangunan kandang sebagai salah satu faktor lingkungan
hidup ternak, harus bisa menjamin hidup yang sehat dan nyaman. Dengan
kandang, pengamatan terhadap pencuri sapi akan lebih terjaga, selain itu
kandang yang di bangun harus dapat menunjang peternak baik dalam segi
ekonomis maupun segi kemudahan dalam pemeliharaan ternak. Sehingga
diharapkan dengan adanya bangunan kandang ini sapi tidak berkeliaran di
sembarang tempat dan kotorannya pun dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin (Sugeng,2003).
Bentuk kandang di PT Karunia Alam sentosa Abadi menggunakan
bentuk bangunan yang terbuka dengan konstruksi bahan dari beton dan
besi, hal ini membuat kandang menjadi kokoh dan tahan terhadap cuaca
ekstrim. Hal ini sesuai dengan desain spesifikasi bangunan terbuka dalam
SNI 1727 (BSN 2013) yang menyatakan bahwa desain bangunan terbuka
merupakan bangunan yang memiliki 80 persen bidang terbuka atau tidak
memiliki skat penghalang (dinding) yang ada di dalam kandang.
18

4.7 Persyaratan Kandang


4.7.1 Lokasi Kandang

Kandang di PT Karunia Alam sentosa Abadi terletak cukup jauh dari


pemukiman warga. Pagar Perusahaan berjarak sekitar 200 meter. lebih dan
untuk kendaraan cukup sulit karena jalan ke arah Perusahaan berbatu dan
aspal rusak. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal
100 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta
dekat dengan lahan pertanian dan sumber air. Pembuatan kandang dapat
dilakukan secara berkelompok dalam bentuk kandang komunal di tengah
sawah atau landang. Menurut Purbowati (2005) menyatakan lokasi
peternakan yang ideal untuk usaha ternak sapi biasanya jauh dari pemukiman
penduduk, namun memiliki akses trasnportasi yang lancar. Jarak antara
peternakan juga perlu di perhatikan, minimal 1 km.

Gambar 3. Denah Feedlot

4.7.2 Tata Letak Kandang

Letak kandang pada PT Karunia Alam Sentosa Abadi merupakan


kandang lebih tinggi dari lingkungan sekitar. Tujuannya agar bertujuan air
hujan tidak tergenang di kandang, juga mempermudah pengelolaan limbah.
selain itu mempercepat proses dalam menangani kotoran dan urine. Menurut
Hartati dan Rasyid (2007), letak kandang harus lebih tinggi dari lingkungan
sekitaranya agar tidak tergenang air, selain itu juga memudahkan
19

pembuangan limbah cair. Model kandang satu baris lebih baik jika kepala
sapi menghadap ke timur hasilnya akan lebih baik, jika kandang dua baris
maka kandang membujur selatan.

4.8 Kontruksi Kandang


4.8.1 Lantai Kandang

Lantai kandang di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi berbahan


dasar semen dengan kemiringan 5-7 derajat. Permukaan kandangnya .....
secara keseluruhan. Pembersihan feses dikandang menggunakan clening
manual yang dilakukan setiap hari. Lantai kandang ini bertujuan agar kuat,
tahan lama, dan mudah dibersihkan. Kondisi alas kandang PT. Karunia
Alam Sentosa Abadi kandang untuk fattening tidak diberi alas, kandang
karantina khususnya sapi yang baru datang diberi alas sekam dan kandang
pada pedet diberi alas sekam.
Pembersihan lantai kandang di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi
dilakukan setiap hari waktu pembersihan kandang pukul 05:30-08:00
WIB. Jumlah karyawan untuk cleaning manual yaitu 15 orang,
pembersihan kandang menggunakan alat pengeruk dan di alirkan menuju
gangway. Kemudian dilanjutkan pembersihan dengan menggunakan
bobcat untuk membersihkan pada bagian gangway dan selanjutnya akan di
kumpulkan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Gambar 4. Lantai kandang


20

4.8.2 Atap Kandang

Model atap kandang yang digunakan di PT. Karunia Alam Sentosa


Abadi yaitu half roff, dengan bahan atap kandang yang digunakan yaitu
jenis seng dan asbes. Pemilihan model atap dan bahan atap bertujuan
untuk memudahkan sinar matahari masuk. Menurut Sugeng (2002) bahwa
untuk pembuatan atap ada beberapa bahan yang biasa digunakan seperti
genteng, seng, asbes, daun kelapa, daun lontar dan juga alang – alang. Hal
ini di perkuat oleh pernyataan Rasyid dkk. (2007) bahwa atap kandang
sebaiknya terbuat dari bahan genteng, seng, rumbia, asbes dan lain – lain.
Untuk daerah panas (dataran rendah) sebaiknya menggunakan bahan
genting sebagai atap kandang. Kemiringan atap kandang untuk bahan
genting adalah 30–45%, asbes atau seng besar 25- 30%, ketinggian atap
untuk dataran rendah 3,5–4,5 meter dan dataran tinggi 2,5–3,5 meter.
Bentuk dan model atap kandang atap kandang hendaknya menghasilkan
sirkulasi udara yang baik di dalam kandang, sehingga kondisi lingkungan
dalam kandang memberikan kenyaman bagi ternak. Berdasarkan bentuk
atap kandang, beberapa model atap yaitu atap monitor, semi monitor,
gable dan shade (Gambar ...??). Model atap untuk daerah dataran tinggi
hendaknya menggunakan shade atau gable, sedangkan untuk dataran
rendah sebaiknya menggunakan model atap monitor dan semimonitor.

Gambar 5. Atap Kandang


21

4.8.3 Kerangka

Kerangka atau Tiang yang digunakan di PT. Karunia Alam Sentosa


Abadi terbuat dari besi berbentuk bulat, kerangka besi yang digunakan
bertujuan agar untuk kandang lebih tahan lama, lebih murah dan ternak
tidak mudah luka saat didalam kandang. Sukmawati dan Kaharudin (2010)
yang menyatakan bahwa peternak akan memilih bahan kandang sesuai
dengan tujuan usahanya dan dengan memanfaatkan bahan-bahan lokal
yang banyak tersedia. Selain itu Rasyid dkk. (2007) menyatakan kerangka
kandang dapat terbuat dari bahan besi, beton kayu dan bambu di sesuaikan
dengan tujuan dan kondisi yang ada. Hal ini juga dinyatakan oleh
Purbowati dan Rianto (2009) kerangka kandang dapat berupa bambu,
kayu, beton dan pipa besi. Akan tetapi kandang yang sederhana dapat
menggunakan bahan dari bambu atau dikombinasikan dengan kayu.

4.8.4 Lorong

Lorong di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi terdapat di tengah


kandang. Lorong pada kandang bertujuan memudahkan untuk distribusi
pakan yang diangkut oleh Rotomix dan Viar, sebagai pendistribusian
pakan ke setiap kandang dan sekaligus sebagai tempat pemantauan pada
ternak dan memudahkan pembersihan pakan yang jatuh. Lebar lorong
yang terdapat di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi yaitu 4 m.

4.8.5 Gang Way


Gangway di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi merupakan suatu
jalur keluar masuknya ternak ke dalam kandang. Lebar gangway yang
terdapat di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi memiliki lebar 3,5 m dan
setiap kandang memiliki gangway di bagian belakang kandang sehingga
akan mempermudah mobilisasi ternak.
22

4.9 Fasilitas Kandang

Fasilitas kandang yaitu bak pakan, bak minum, jaring-jaring paranet.


Fasilitas kandang bertujuan untuk memudahkan dalam proses
pemeliharaan ternak.

4.9.1 Tempat Pakan

Tempat pakan di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi dibersihkan


setiap pagi sebelum dilakukan pemberian pakan. Sisa pakan akan
dikumpulkan dengan menggunakan sekrup dan dimasukkan ke dalam
karung. Tempat pakan terbuat dari semen berbentuk cekung, letak tempat
pakan di depan kandang dengan ukuran panjang bak pakan mengikuti
panjang satu jalur.

Gambar 6. Tempat Pakan

4.9.2 Tempat Minum

Tempat minum yang digunakan di PT. Karunia Alam Sentosa


Abadi terbuat dari semen berbentuk persegi panjang. Pengecekan tempat
minum dilakukan setiap hari, namun untuk pembersihan tempat minum
dilakukan ketika air terlihat kotor, pembersihan masih belum maksimal dan
masih terdapat lumut. Pembersihan tempat minum menggunaka sikat. letak
tempat minum dimana?, ukurannya???
23

Gambar 7. Bak Minum


4.9.3 Jaring Paranet
PT. Karunia Alam Sentosa Abadi setiap kandang memiliki jaring-
jaring paranet yang bertujuan sebagai peneduh ternak.

Gambar 8. Jaring-Jaring Paranet

4.10 Peralatan Kandang

Peralatan kandang bertujuan untuk menunjang, mempermudah dan


mempercepat dalam proses semua kegiatan yang ada di dalam peternakan
PT Karunia Alam Sentosa Abadi.

No Nama Alat Jumlah


1 Sorokan Kandang
Table 1. Peralatan 14
2 Skop 14
3 Green
Rotomixstick 52
4 Viar 1
5 Mobil 1
6 Kereta Sorong 7
7 Bobcat 2
8 Blue Stick 2
24

9
10 Cattlecursh 2
11 Chopper 2
12 Truetest 1
13 Eskavator 1
14 Aplikator eartag 2

4.11 Tipe Kandang di PT. KASA

Tipe kandang di PT Karunia Alam Sentosa Abadi yaitu berkelompok


dengan sistem pemeliharaan secara intensif dan model kadang head to
head. Dalam satu pen yang kecil sapi berisi 80 sampai 100 ekor dan untuk
pen yang besar sapi berisi kurang lebih 200 ekor.
Kandang kelompok atau koloni adalah model kandang dalam suatu
blok dan ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa di ikat.
Penggunaan tenaga kerja untuk kandang kelompok lebih efisien dibanding
kandang model individu, karena pekerjaan yang rutin tiap hari adalah
membersihkan tempat pakan, minum dan memberikan pakan. Hanafi
(2016) menekankan bahwa kandang koloni (komunal) atau kandang
kelompok merupakan model kandang dalam suatu ruangan kandang yang
didalamnya ditempatkan beberapa ekor ternak, secara bebas tanpa diikat,
berfungsi sebagai tempat perkawinan dan pembesaran anak sampai disapih
atau digunakan sebagai kandang pembesaran maupun penggemukan.
Perkandangan model kelompok atau koloni diharapkan dapat
meningkatkan keberhasilan reproduksi dan efisiensi penggunaan tenaga.
Menurut Flaba (2004) bahwa pada perkandang kelompok dapat
dispesifikasi kandang–kandang tersebut dengan dasar jenis kelamin (tidak
ada laki-laki dengan perempuan, kecuali untuk tujuan reproduksi), usia
atau umur ternak, kandang pembibitan, kandang pembesaran, dan kandang
beranak.

4.12 Tatalaksana Perkandangan di PT. KASA


Tatalaksana perkandangan sapi potong di PT. Karunia Alam
Sentosa Abadi yaitu sesuai dengan tujuan dan pola pemeliharaan meliputi
kandang pembibitan, pembesaran dan penggemukan.Sedangkan kandang
25

pendukungnya adalah kandang paddock atau kandang isolasi dan kandang


karantina.

4.12.1 Kandang Fattening


Kandang fattening/penggemukan di PT. Karunia Alam Sentosa
Abadi mempunyai 9 jalur dengan 48 kandang, panjang per pen 25 m dan
lebar 10 m. Kandang digunakan untuk memelihara ternak hingga
mencapai bobot tertentu. Lamanya pemeliharaan ternak pada kandang
penggemukan sekitar 3 bulan.

Gambar 9. Kandang Fattening

4.12.2 Kandang Breeding

Kandang breeding/pembesaran di PT. Karunia Alam Sentosa


Abadi mempunyai 1 jalur dengan 4 kandang (B1,B2,B3,B4), panjang per
pen 25 m dan lebar 9 m. Kandang breeding yang digunakan untuk
pemeliharaan ternak lepas sapih sampai dewasa. Tipe kandang ini
merupakan kandang kelompok yang memiliki umbaran.
26

Gambar 10. Kandang Breeding

4.12.3 Kandang Karantina

Kandang karantina di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi mempunyai


4 jalur dengan 16 kandang, memiliki panjang per pen 25 m dan lebar 9 m.
Kandang karantina digunakan untuk mengkarantina ternak yang baru
masuk dengan tujuan pemeriksaan kondisi ternak yang baru datang.
apakah ada kapasitasnya????

Gambar 11. Kandang Karantina

4.12.4 Kandang Isolasi

Kandang isolasi di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi mempunyai 1


jalur dengan 4 kandang, memiliki panjang per pen 8 m dan lebar 8,52 m.
Kandang isolasi digunakan untuk memisahkan ternak yang sedang sakit
agar tidak menular ke ternak yang lainnya.
27

Gambar 12. Kandang Isolasi

4.12.5 Kandang Paddock (Umbaran)

Kandang paddock di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi memiliki


panjang 25,5 m dan lebar 30 m. Tipe kandang yang ternaknya ditempatkan
secara individual dan mempunyai umbaran. Fungsinya untuk ternak
bergerak lebih bebas. diperuntukkan untuk sapi breeding atau potong
atau ??/

Gambar 13. Kandang Paddock

4.12.6 Loading Ramp

Di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi memiliki loading ramp


dengan panjang 4 m dan lebar 3 m. Loading ramp bertujuan sebagai
jembatan untuk menurunkan dan menaikkan ternak sapi dari alat
transportasi seperti truk Fuso mau pun Colt Diesel. Penggunaan Loading
Ramp akan menghindarkan sapi dari kecelakaan dan stress saat turun mau
pun naik ke dalam mobil.
28

Gambar 14. Loading Ramp

4.12.7 Kandang Jepit (Timbangan)


PT Karunia Alam Sentosa Abadi Alam Sentosa Abadi memiliki
dua timbangan yaitu Hydraulic cattle crush dan Manual Cattle crush yang
berfungsi sebagai tempat penimbangan bobot bulanan dan penjualan,
tempat pemeriksaan sapi yang bunting, pengobatan sapi, pengambilan
sempel darah pada sapi baru dan pemasangan eartag.

4.12.7 Hydraulic Cattlecrush


Hydraulic cattle crush yaitu alat penimbangan secara otomatis

Gambar 15 Hydraulic Cattle Crush


4.12.8 Manual Cattlecrush

Manual Cattle crush yaitu alat penimbangan secara manual.


29

Gambar 16. Manual Cattle Crush


30

II.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan praktek kerja lapangan yang ada di PT. Karunia
Alam Sentosa Abadi ialah :
1. Tipe kandang yang ada di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi yaitu secara
berkelompok dengan sistem pemeliharaan secara intesif dan model kandang
head to head.
2. Persyaratan kandang sapi potong yang ada di PT. Karunia Alam Sentosa Abadi
yaitu kandang dibuat dari bahan-bahan yang kuat dan tahan lama, selalu
tersedia sumber air, lokasi kandang jauh dari pemukiman dan letak bangunan
kandang lebih tinggi dari sekitarnya. Namun transportasi cukup sulit karena
jalan ke arah Perusahaan berbatu dan aspalrusak.
3. Tatalaksana perkandangan sapi potong di PT Karunia Alam Sentosa Abadi
yaitu kandang sudah di pisahkan terdiri dari kadang karantina, kadang isolasi,
kandang fattening, kadang paddock, dan kandang breeding. Dalam
pembersihan kandang dilakukan setiap hari dengan cleaning manual waktu
pembersihan kandang dilakukan jam 05.30 –08.00.

5.2 Saran

1. Peternakan sapi potong di PT Karunia Alam Sentosa Abadi sebaiknya lebih


memperhatikan kebersihan pada bak minum ternak dan kalau bisa setiap hari
dibersihkan agar tidakberlumut.
2. Jalan untuk dilalui Transportasi di permudah menuju ke PT. Karunia Alam
Sentosa Abadi.
32

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2002. Penggemukan Sapi Potong. PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Affandhy, L.D,. M. Dikman dan Aryogi. 2007. Petunjuk Teknis Manajemen


Perkawinan Sapi Potong. Loka Penelitian Sapi Potong Pasuruan. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Jakarta.

Asmaki.A.P.,Hasnawi dan Tidi Dalika.2009. Agribisnis Ternak Sapi. CV Pustaka


Grafika Bandung.

A.S,Sudarmono, Bambang,Y Sugeng, 2008, Sapi Potong, Penebar Swadaya,


Jakarta.

[Badan Litbangtan]. 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2010.


RencanaStrategis Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2010-2014.
Badan Litbang Pertanian. Jakarta. KementerianPertanian.

Blakely, J dan H. D. Bade, 1991.Ilmu Peternakan Edisi keempat.Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta.

[Ditjen Pet] Direktorat Jendral, Peternakan. 2012. Statistik Peternakan dan


Kesehatan Hewan. Livestock And Animal Health Statistic
2012.Jakarta;Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan.
KementrianPertanian.

Fikar, S dan D. Ruhyadi. 2010. Beternak dan Bisnis Sapi Potong. AgroMedia
Pustaka. Jakarta.

Flaba, J. 2004. Design Recommendations of Beef Cattle Housing. Report of the


CIGR Section II, Working Group No. 14 Cattle Housing. Edition September
2004. East Lansing. Michigan. USA.

Hanafi, H. 2016. Peran kandang sistem komunal ternak sapi potong terintegrasi
33

limbah pertanian dalam mendukung kedaulatan pangan di Yogyakarta. Jurnal


Agros. 18(2):126-131.

Minish G. L, and D. G. Fox. 1979. Beef production and Management. Reston


Publishing Co. Inc. A Pretince Hall Co., Reston Virginia.

Murtidjo, B.A. 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius, Jakarta.

Nainggolan, Yunita Dewi Afiati. 2013. Studi Eksploratif Upaya Kesehatan Sapi
Potong Peranakan Ongole (Po) Oleh Peternak Di Kecamatan Halongonan
Kabupaten Padang Lawas Utara Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran
Hewan. Institut PertanianBogor.

Nurochmah E, Rachma N. 2017. Hubungan sanitasi lingkungan dan jarak sumber


air ke kandang sapi dengan kejadian diare di desa sruni kecamatan musuk
Kabupaten Boyolali. J. Jur. Keperawatan. Pp. 1-8.

Rahman, M. F. 2009. Manajemen Perkandangan Sapi Perah.


http://indovet.wordpress.com/2009/10/31manajemen-perkandangan-sapi-
perah/
Rasyid & Hartati. 2007. Perkandangan Sapi Potong. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
DepartemenPertanian

Rianto, E dan E. Purbowati. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar


Swadaya.Jakarta.

Siregar, S. B. 1999. Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta. Siregar, S.B.


2013. Bisnis Penggemukan Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sodiq, A. 2011. Analisis kawasan usaha pengembangbiakan dan penggemukan


sapi potong berbasis sumberdaya lokal pedesaan untuk program nasional
percepatan pencapaian swasembada daging sapi. Agripet. 11(1): 22-28

Sudarmono dan Sugeng. 2009. Sapi Potong (edisi revisi) Penebar Swadaya.
Jakarta.
34

Sugeng, H. 2008. Sapi Potong. Ed ke-9. Depok: Penebar Swadaya


Sukmawati, F. & M. Kaharudin. 2010. Perkandangan Sapi Potong. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.

Suryana. 2009. Pengembangan usaha ternak sapi potong berorientasi agribisnis


dengan pola kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(1):29-37.

Soeprapto, H dan Abidin, Z. 2006. Cara Tepat Penggemukan Sapi Potong.


Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.

Tanari, M., 2001.Usaha Pengembangan Sapi Bali Ternak Lokal dalam Menunjang
Pemenuhan Kebutuhan Protein Asal Hewani di Indonesia, Makalah
Falsafah Sains.IPB.Bogor.

Turner,M. R. 1977. The Tropical Adaption Of Beef Cattle. An Australian Study


In: Animal Breeding: Selected Articles From The Word Anim. Rev. FAO
Animal Production and health Paper 1;92-97.

Wello, B. 2011. Manajemen Ternak Potong dan Kerja. Fakultas Peternakan.


Universitas Hasanuddin. Bahan Ajar, Makassar.

Wiyatna, M. F. 2012. Potensi dan strategi pengembangan sapi potong di


Kabupaten Sumedang Propinsi Jawa Barat. Tesis. Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Yulianto, P dan Cahyo Saparianto. 2010. Pembesaran Sapi secara Insentife.


Penebar Swadaya. Jakarta.
LAMPIRAN
36
37

Anda mungkin juga menyukai