Anda di halaman 1dari 16

UNGGAS PETELUR

LAPORAN PRAKTIKUM UNGGAS PETELUR

Kelompok 2

1) Adi Heven Setiawan


2) Annisa Novia Fajar Rohmah
3) Dimas Hadi Prayoga
4) Fachri Ananta Kusuma
5) Hesta Bonita
6) Iqbal Saputra
7) Jhoni Pranata

PROGRAM STUDI D3 PRODUKSI TERNAK

JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


karena  segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun
laporan tentang  “Produksi Unggas Petelur”.
Laporan ini  merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam
menyelesaikan tugas mata kuliah Produksi Unggas Petelur. Laporan yang
dibuattelah diupayakan supaya dapat sesuai apa yang diharapkan  dan dengan
terselesainyalaporan ini sekiranya bermanfaat bagi setiap pembacanya. Laporan
ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami
sebagai mahasiswa dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar
menjadi bahan pembelajaran.
Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas
kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ucapan terima kasih kepada teman-teman
berkat kerjasamanya sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari kesempurnaan dan
dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat
membangun, sehingga apa yang kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan
bahan kesempurnaan untuk makalah ini selanjutnya. Besar harapan penulis,
semoga makalah yang penulis buat  ini mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha
Esa.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2

DAFTAR ISI ................................................................................................... 3

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................4

1.2 Tujuan..........................................................................................................6

II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 .......................................................................................................................5

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan..............................................................11

3.2 Alat Dan Bahan ..........................................................................................11

3.2.1 Alat ...........................................................................................................11

3.2.2 Bahan .......................................................................................................11

3.3 Metode Pelaksanaan ..................................................................................11

3.4 Prosedur Kerja ..........................................................................................12

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil ............

4.2 Pembahasan ...........

V PENUTUP

5.1 Simpulan .........

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk
diambil telurnya. Ayam yang pertama masuk dan mulai diternakkan adalah ayam
ras petelur white leghorn yang kurus dan umumnya setelah habis masa
produktifnya. Antipati orang terhadap daging ayam ras cukup lama hingga
menjelang akhir periode 1990-an. Ketika itu mulai merebak peternakan ayam
broiler yang memang khusus untuk daging, sementara ayam petelur
dwiguna/ayam petelur cokelat mulai menjamur pula..
Pengembangan usaha ternak layer (ayam petelur) di Indonesia masih
memiliki prospek yang bagus, terlebih lagi konsumsi protein hewani masih kecil.
Sesuai standar nasional, konsumsi protein per hari per kapita ditetapkan 55 g
yang terdiri dari 80% protein nabati dan 20% protein hewani
(www.litbang.deptan.co.id). Hal itu berarti target konsumsi protein hewani
sekitar 11 g/hari/perkapita. Namun yang terjadi, konsumsi protein hewani
penduduk Indonesia baru memenuhi 4,7 g/hari/perkapita, jauh lebih rendah
dibanding Malaysia, Thailand dan Filipina.

1.2 Tujuan
1. Mampu mempersiapkan kandang dan peralatan untuk pemeliharaan
ayampetelur fase starter
2. Mengetahui persiapan periode Brooding/Indukan
3. Mampu melakukan persiapan menyambut kedatangan DOC (Chick Inn) dan
pembuatan Recording
4. Untuk mengetahui bagaimana pemeliharaan ayam petelur fase starter yang
baik dan benar

4
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Anak Ayam Tipe Petelur


A. Persiapan Pemeliharaan Anak Ayam

Hal – hal yang perlu dipersiapkan di kandang sebelum ayam tiba yaitu sebagai
berikut :

1. Litter bekas sebaiknya dijauhkan dari kandang karena mengkhawatirkan


mengandung bibit penyakit yang akan menular pada anak ayam.
2. Kandang dibersihkan dari kotoran dengan cara disucihamakan, diikuti
dengan pengapuran dan dikosongkan selama 1-2 minggu. Penyucihamaan
dimaksudkan untuk membunuh bibit penyakit dan pengosongan selama 2
minggu untuk memotong siklus hidup bibit penyakit yang masih tertinggal.
3. Semua alat-alat yang akan dipakai dibersihkan dan didesinfeksi.
4. Alat pemanas disiapkan minimal 1 jam sebelum anak ayam tiba.
5. Air minum disediakan dalam jumlah yang cukup dan disiapkan larutan air
gula untuk membantu menekan mortalitas anak ayam selama 15 jam
pertama di dalam kandang.
6. Sediakan ransum untuk anak ayam setelah 3 jam diberi air minum.

B. Pemilihan Anak  Ayam


1. Pilih anak ayam yang sehat yang ditunjukkan oleh mata yang bersih dan
bercahaya. Mata yang redup dan seperti mengantuk menunjukkan anak ayam
tidak sehat.
2. Bebas dari cacat tubuh
3. Bulu bersih dan penuh
4. Anusnya kering
5. Menetas tepat waktunya ( hari ke – 21 ), sebab jika menetas lebih lambat,
umumnya kurang baik daya hidupnya.
6. Jika dijatuhkan ke lantai dapatt berdiri cepat, sebab anak ayam yang lemah
agak sulit untuk mengangkat badannya.

Anak ayam yang dipelihara sebaiknya berasal dari satu farm. Hal ini akan
memudahkan vaksinasi atau program-program lainnya. Jika anak  ayam

5
berasal dari sumber yang berbeda maka vaksinasi dan program-program lain
akan lebih kompleks.

C. Pemeliharaan anak ayam petelur


Menurut Scott (1984), berdasarkan tingkat umur, periode pemeliharaan
dapat dibagi menjadi dua yaitu pemeliharaan periode starter dan periode
grower. Pemeliharaan periode starter yaitu pemeliharaan anak ayam yang
mulai dari umur 1 hari sampai dengan umur 6-8 minggu. Pada periode starter
ada beberapa hal yang perlu diperhatikansebagaiberikut.

1. Kandang terisolasi

Anak ayam yang dipelihara sebaiknya ditempatkan dalam kandang


yang terpisah dengan ayam-ayam yang dewasa. Menurut North
(1990),sebaiknya sekitar 91 m jaraknya dari kandang ayam yang lain, lebih
jauh lebih baik. Kandang harus terisolasi, baik dari segi manajemen maupun
dalam segi jarak. Sebelum masuk kandang, petugas/orang harus
disucihamakan terlebih dahulu melalui shower desinfektan dan menggunakan
jas laboratorium yang bersih.

2. Alatpemanassebagai induk buatan


Alat pemanas biasanya ditempatkan di tengah-tengah atau di salah satu
pojok dari kandang untuk memanasi udara di sekitar sesuai dengan yang
diperlukan oleh anak ayam. Ada alat pemanas yang menggunakan bahan bakar
minyak tanah, gas, tenaga listrik, dan kayu bakar. Temperature udara
sekeliling indukan yang baik untuk pertumbuhan anak dari umur satu hari
sampai satu minggu adalah 35oC. Setiap minggu berikutnya, temperature
induk buatan diturunkan 5oF sampai pertumbuhan bulu dari anak ayam
tumbuh sempurna. Setelah bulunya tumbuh sempurna alatpemanas induk
buatan tidak diperlukan lagi.
Dalam penelitian biasanya menggunakan lampu pijar sebagai alat
pemanas. Untuk memanasi anak ayam pada minggu pertama sebanyak 20-25
ekor, diperlukan sebuah lampu pijar yang bekekuatan 40-60 watt. Lampu pijar
sebaiknya dipasang di tengah kandang dan tingginya kira-kira sedikit di atas
punggung anak ayam. Alat pemanas biasanya hanya diperlukan sampai anak
ayam berumur 1-2 minggu, tergantung dari capatnya pertumbuhan bulu anak 
ayam dan keadaan cuaca.

6
3. Kelembaban
Untuk mempertahankan pertumbuhan bulu yang baik, pada 6 minggu
pertama pemeliharaan, RH yang dibutuhkan sekitar 50%. Selain itu, konversi
makanan akan lebih baik dan dapat mencegah terjadinya kanibalisme. Kalau
kelembapan yang dibutuhkan tidak tercapai, dapat dilakukan penyemprotan air
pada lantai lorong dengan frekuensi 2-3 kali/hari.

4. Kepadatan kandang induk buatan selama brooding   

Tipe Ayam Ekor/m2

Mini Leghorn 17,8

Leghorn 14,3

Pejantan pembibit Leghorn 10,8

Pullet tipe petelur tipe medium 12,7

Pullet pembibit tipe medium 10,8

Pullet pembibit tipe pedaging 10,8

Pejantan pembibit tipe pedaging 8,6

Untuk anak ayam yang akan dijadikan bibit, sebaiknya dalam satu pen
hanya dipelihara sekitar 400-500 ekor. Jika populasi dalam kandang terlalu
padat, kematian akan bertambah dan pertumbuhan akan tehambat. Angka
kematian sekitar 1% dalam minggu pertama dan angka kematian 5% sampai
ayam mulai bertelur masih dianggap berhasil.

5. Litter 
Sediakan litter di atas lantai minimal setebal 5cm. litter tidak boleh
terlalu kering sebab ada kecenderungan menambah dehidrasi anak ayam.
Kelembapan litter yang baik 25%. Bahan litter ynag digunakan sekam, jerami,
serbuk gergaji, dan sebagainya. Jika litter terlalu basah maka ventilasi perlu
ditambah dengan menambah jumlah udara yang mengalir ke dalam kandang.

6. Pengelolaan selama brooding

7
Pergunakan lingkaran pembatas yang tingginya 45 cm untuk menjaga
agar anak ayam terkonsentrasi pada daerah tempat minum/makan. Jarak
lingkaran pembatas dari tepi tudung induk buatan kira-kira 1m. setelah anak
ayam mengenai posisi sumber pemanas, sebaiknya brooder guards diperluas.
Menurut North (1990), brooder guards mulai diperluas arealnya setelah hari
ke-3. Brooder guards digunakan untuk hari ke-6 sampai ke-9, setelah itu
dipindahkan.
Untuk mencegah kemungkinan anak ayam memakan bahan dasar dari
litter yang dapat menyebabkan kematian maka di sekitar daerah yang dibatasi
oleh brooder guards pada minggu pertama perlu ditutup dengan kertas.
Ransum dan air minum sangat penting untuk kehidupan anak ayam. Ayam
yang baru menetas memiliki kandungan air 85% dan pada saat dewasa turun
mencapai 55%. Tempat air minum di letakkan di luar brooder dan
ditempatkan diatas litter. Setelah 2 hari, tempat minum ditempatkan 2,5 cm di
atas litter. Tempat ransum diletakkan setinggi punggung anak ayamdan tempat
minum setinggi leher dari anak ayam. Tempat ransum hanya diisi 1/2-2/3
penuh untuk menjaga agar ransum tidak banyak yang terbuang.

D. Pemotongan Paruh

Setiap anak ayam betina sebaiknya dipotong paruhnya. Pemotongan paruh


bermanfaat sebagai berikut:

1) Mencegah kanibalisme
2) Mencegah pematukan bulu
3) Mencegah pematukan kloaka
4) Mengurangi ransum yang terbuang

Alat pemotong paruh yang biasa digunakan adalah electric debeaker.

BAB III

8
METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan

Kegiatan praktek ini dilakukan pada minggu pertama sampai dengan


minggu kelima di kandang Politeknik Negri Lampung.

3.2 Alat dan Bahan


A. Persiapan Kandang Untuk Pemeliharaan Ayam Petelur
 Kandang ayam
 Tempat pakan minum
 Sapu lidi, sikat, racun serangga desinfektan
 Penyemprot air
 Air
 Kapur tohor
B. Persiapan Periode Brooding/Indukan
 Chick guard atau sekat
 Lampu pijar
 Pemanas
 Thermometer
 Tempat pakan,minum, litter
 Koran
C. Pemasukan DOC ( chick in)
 DOC petelur
 Gula
 Vitamin dan antibiotik
 Air, ember, timbangan
 Pakan starter
D. Pembuatan Recording
 Kertas dan alat tulis

9
E. Pemeliharaan ayam petelur fase starter
 Ayam petelur
 Brooder
3.3 Metode Pelaksanaan

Langkah-langkah untuk pembersihan kandang

a) Membersihkan semua kotoran dan barang yang tidak terpakai yang ada di
dalam kandang dan sekitar kandang, lantai kandang disapu,sekam lama
dibuang
b) Mencuci kandang dengan sprayer tekanan tinggi menggunkan larutan
deterjen, dimulai dari kandang bagian atas,dinding dan layar, sehingga
lantai,kemudian membilasnya dengan air
c) Melalukan sterilisasi dengan bahan desinfektan, keseluruh kandang dan
lingkungan sekitar
d) Melakukan pengapuran menggunakan kapur tohor ke bagian
dalam,lantai,dan area luar kandang, dibbiarkan selama 2-3 hari hingga
kering
e) Menaburkan sekam dengan ketebalan 10 cm
f) Melakukan desinfeksi kembali 1-2 hari menjelang kedatangan doc
g) Meletakan tempat pakan dan minum yang sudah dibersihkan, memasang
lampu pemanas,menempelkan kode perlakuan pada setiap petak
kandang ,dan menutup layar/tirai penutup kandang

Langkah-langkah mempersiapkan unduk buatan

a) Menghitung luasan lantai yang diperlukan sesuai dengan jumlah DOC


yang akan dipelihara
b) Membuat sekat atau lingkaran pembatas untuk brooder
c) Taburkan litter dari kulit gabah atau serutan kayu dengan ketebalan 6-
7cm.
d) Kemudian diatas litter dipasang penutup kertas koran
e) Letakan tempat pakan dan minum diatas penutup litter
f) Pasang lampu pemanas

10
Pemasukan DOC (chick in) kegiatan yang dilakukan

a) Pemindahan doc dari box ke brooder secara hati-hati


b) Melakukan pemeriksaan kesehatan/seleksi meliputi cacat tubuh, kondisi
pusar (basah/kering),kondisi doc, ukuran berat badan dan doc yang mati
c) Melakukan penimbangan terhadap doc yang terpilih kemudian
didistribusikan kesetiap sekat (brooder),menghitung jumlah doc yang
terpilih
d) Doc yang terpilih menjadi populasi awal pada setiap sekat
e) Doc yang tidak terpilih, tidak diikutkan dalam pemeliharaan
f) Mencatat semua hasil yang didapat

Langkah-langkah pembuatan Recoording

a) Setiap kelompok membuat recording


b) Masukkan data-data tentang umur,strain,jumlah populasi awal
c) Selama pemeliharaan tuliskan tanggal,jumlah ayam yang hidup dan mati
d) Tuliskan jumlah pakan yang diberikan dan yang dikomsumsi
e) Tuliskan obat-obatan dan vaksin yang diberikan

Langkah-langkah yang dilakukan saat Pemeliharaan ayam petelur fase starter

a) Langkah pengamatan terhadap temperatur di dalam brooder.


b) Lakukan pembukaan dan penutup tirai
c) Atur luasan lantai kandang, sesuaikan dengan perkembangan ayam

HASIL PRAKTKUM

11
N Um Tgl/Bln/ Penyusutan Sis Makanan Obat- Vaksin Catatan
o ur Thn Ayam a Obatan
Ay Ma Afk Tot Jenis Tot Je To Jen To
am Aya
ti ir al al nis tal is tal
m
(M (Ek (Ek (Ek
g) or) or) or) (Ek (Kg
)
or)
1. Har 21/03/ - 1 55 55 Crum 1.0 - - mar 1 Pemberi
i-1 2020 ble 45 ek an
minum
dengan
vitachik,
menamb
ah alas
koran,
2. Har 22/03/ - - 55 55 Crum 0.5 - - - - Pemberi
i-2 2020 ble an
minum
dengan
vitachik
dan
penamb
ahan
pakan
3. Har 23/03/ 1 - 54 54 Crum 0.5 - - - - Pemberi
i-3 2020 ble an
minum
dengan
vitachik
dan
penamb
ahan
pakan
4 Har 24/03/ - - 54 54 Crum 0.5 - - - - Pemberi
i-4 2020 ble an
minum
dengan
vitachik
dan
penamb
ahan
pakan
RECORDING PEMELIHARAAN DOC FASE STARTER

12
Kandang : Semi Close House Strain
: Cp-909

Tanggal Masuk : 20 Maret 2020


Jumlah : 55 Ekor

13
PEMBAHASAAN
KESIMPULAN

14
SARAN

15
DAFTAR PUSTAKA

1. https://duatitikenam.blogspot.com/2014/11/manajemen-anak-ayam-tipe-
petelur.html
2. https://duniapendidikan4.blogspot.com/2016/08/makalah-budidaya-unggas-
petelur.html
3. https://makalah-peternakan.blogspot.com/2018/04/makalah-kesehatan-
ternak.html

16

Anda mungkin juga menyukai