SELIRING Gryllusmitratus
Oleh :
Hadi Setiawan 17741014
Muprizal Afensa 17741023
Novi Yansyah 17741025
Rizki Syahputra 17741027
Oleh :
Hadi Setiawan 17741014
Muprizal Afensa 17741023
Novi Yansyah 17741025
Rizki Syahputra 17741027
4.Jurusan : Peternakan
Menyetujui
Pembimbing,
Oleh
Abstrak
Jangkrik dapat ditemui di hampir seluruh Indonesia, salah satu jenis yang
berpotensi besar untuk dikembangkan adalah jangkrik seliring gryllusmitratus.
Jangkrik seliring gryllusmitratus hidup dengan baik pada daerah yang bersuhu
antara 20-32°C dan kelembaban sekitar 65-80%. Jangkrik ini hidup bergerombol
dan bersembunyi dalam lipatan-lipatan daun kering atau bongkahan tanah. Dalam
pemeliharaan jangkrik secara intensif pakan merupakan salah satu hal yang sangat
penting, dalam budidaya jangkrik ini menggunakan pakan daun singkong,
konsentrat dan juga buah pepaya. Tujuan proyek mandiri ini untuk mengetahui
kelayakan Usaha Budidaya Jangkrik Seliring Gryllusmitratus. Metode
pelaksanaan dalam kegiatan proyek mandiri ini yaitu dengan mempersiapkan
kandang/box, persiapan telur jangkrik, pemeliharaan jangkrik, serta pemanenan
dan pemasaran saat umur 30 hari. Kegiatan ini akan kami laksanakan di Politeknik
Negeri Lampung.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Proposal Proyek
2. Ir. Imelda Panjaitan, M.Si., selaku Ketua Program Studi Produksi Ternak.
3. Ir. Imelda Panjaitan, M.Si. dan Ir. Yadi Priabudiman, M.P., selaku Dosen
terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun
dari semua pihak sangat diharapkan. Semoga Proposal Proyek Mandiri ini dapat
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................iv
I. PENDAHULUAN
ii
IV. RAB DAN JADWAL KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................18
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2. Jadwal Pelaksanaan..............................................................................................................17
iv
1
I. PENDAHULUAN
Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam baik flora maupun fauna.
Salah satu kekayaan fauna alam yang mempunyai potensi yang besar untuk
didukung oleh iklim dan cuaca. Jangkrik termasuk serangga malam yang
daun kering dihutan. Jangkrik sudah lama dikenal oleh masyarakat di indonesia.
sulit diperoleh. Selain itu menurunnya populasi jangkrik juga disebabkan oleh
predator. Oleh karena itu, diperlukan adanya budidaya jangkrik secara intensif
Jika dilihat dari permintaan pasar, jangkrik berpotensi secara ekonomi sebagai
kelebihan jangkrik mulai dari pemeliharaannya yang singkat yaitu satu periode
produksi selama 30 hari, modal kecil dan proses pemeliharaan mudah. Potensi
yang menjanjikan secara ekonomi dan permintaan pasar yang selalu ada, membuat
2
memakan dedaunan, sayuran dan buah-buahan yang mengandung banyak air. Hal
ini disebabkan jangkrik tidak minum air seperti kebanyakan hewan. Makanan
tersebut antara lain krokot, sawi, kol, bayam, daun singkong, wortel, gambas dan
daun muda. Jangkrik lebih menyukai bagian tanaman yang muda seperti daun dan
pembesaran yakni 10 hari setelah telur menetas (Sridadi dan Rachmanto, 1999).
gerakan menjadi lincah, nimfa menjadi tidak lunak, serta tidak mudah mati, bahwa
jangkrik yang diberi pakan buatan dengan kadar protein 20%-22% lebih baik
produksinya dari pada jangkrik yang diberi pakan dengan kadar protein 16%-18%.
tinggi, pertumbuhan cepat dan konversi pakan rendah,serta memiliki kulit tubuh
lebih lunak sehingga lebih disukai burung dan satwa pemakan serangga lainnya.
Pembawaan dari spesies jangkrik ini tenang, tidak nervous, kerikannya nyaring,
lebih agresif dari spesies lainnya dan suka berkelahi sehingga dikenal sebagai
Indonesia dan hidup dengan baik pada daerah yang bersuhu antara 20-32°C dan
yang dapat dijadikan suatu Analisis Usaha Proyek Mandiri, dengan judul
1.2 Tujuan
Tujuan dari proyek mandiri ini adalah untuk mengetahui kelayakan usaha
permintaan akan jangkrik sebagai makanan hewan peliharaan seperti ikan maupun
burung. Jangkrik memiliki kandungan protein yang tinggi untuk hewan peliharaan
kaca kecil jangkrik ditambah 5 buah karpet telur yang dilipat. Harga yang cukup
tinggi ini menjadi salah satu daya tarik untuk memulai membudidayakan jangkrik.
Siklus panen jangkrik juga tergolong singkat pada saat umur jangkrik sudah 30-35
daun-daunan dan juga buah jangkrik dapat tumbuh besar dan sehat. Usaha ternak
jangkrik mempunyai potensi yang dapat dikembangkan menjadi suatu usaha yang
4
menguntungkan. Salah satu jenis yang diminati saat ini adalah jangkrik seliring
1.4 Kontribusi
dan pekarangan. Jangkrik merupakan hewan yang aktif di malam hari pada habitat
klasifikasikan dalam :
Kingdom : Animalia
Pylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Ortoptera
Famili : Gryllidae
Genus : Gryllus
Spesies : Gryllusmitratus
Siklus hidupnya dimulai dari telur kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan
melewati beberapa kali stadium instar terlebih dahulu sebelum menjadi jangkrik
dewasa (imago) yang ditandai dengan terbentuknya dua pasang sayap (Borror et
al., 1992). Jangkrik muda mengalami lima kali pergantian kulit yang disebut
6
nimfa V barulah jantan dan betina memiliki sayap dan sudah dapat dikawinkan.
(Paimin et al., 1999). Nimfa tumbuh menjadi clondo atau jangkrik muda dalam
30-40 hari, dan mencapai dewasa (tumbuh sayap) pada umur ± 50 hari. Mulai
bertelur yaitu 7-10 hari setelah kawin. Masa produktif jangkrik betina berbeda
Ketika akan bertelur, induk jangkrik mancari tempat lembab untuk meletakan
telurnya. Jangkrik lebih menyukai tanah atau pasir sebagai media bertelur
(Kumala, 1999). Telur dengan kualitas yang baik umumnya memiliki daya tetas
yang tinggi yaitu di atas 95%, telur yang berkualitas rendah memiliki daya tetas
antara 65% - 85%. Umumnya telur – telur jangkrik tidak menetas secara
Rachmanto,1999).
Bentuk telur dari marga gryllus berbentuk silindris seperti buah pisang
ambon, berwarna kuning muda bening dengan panjang rata-rata 2,5-3 mm. Saat
telur baru di letakan warna telur kuning muda, cerah dan segar. Tanda telur yang
tidak akan menetas yaitu berwarna kuning agak gelap dan permukaan keriput,
proses telur menetas yaitu antara 11-15 hari. (Paimin at al., 1999).
Perkembangan telur selama proses penetasan dapat dibagi dalam tiga tahap;
yaitu tahap telur muda, telur remaja dan telur tua. Pada jenis jangkrik seliring
gryllusmitratus telur muda berusia 1-5 hari yang ditunjukkan dari warnanya yang
putih kekuningan, telur remaja berusia 6-10 hari dengan warna yang sudah
7
berubah menjadi kuning dan telur yang berumur lebih dari 11 hari memiliki warna
yang sudah menjadi kuning kehitaman, dan siap menetas (Paimin et al., 1999).
dinding tepi sungai dan di semak-semak belukar serta ada yang hidup pada
hidup dengan baik pada daerah yang bersuhu antara 20-32°C dan kelembaban
sangat penting. Jika dilihat dari kehidupan jangkrik di alam, komposisi pakan
sayuran/nabati lebih banyak dari pada hewani. Untuk pakan pada temak jangkrik
budidaya dapat dibagi atas dua jenis yaitu pakan kering dan pakan basah. Jangkrik
material organik dari tumbuhan serta jamur di dalam suatu ekosistem. Pakan
jangkrik yang baik untuk peliharaan ialah hijauan, buah-buahan, dan umbi-umbian
yang masih muda serta sayur-sayuran. Sayur-sayuran yang masih segar diberikan
memenuhi kebutuhan minumnya. Oleh karena itu, untuk kebutuhan minum tidak
perlu diberikan secara khusus dalam wadah atau mangkuk (Kumala, 1999).
Jangkrik juga perlu diberi makanan yang kaya sumber protein misalnya
badannya (Paimin et al., 1999). Jangkrik akan memakan sejumlah besar aneka
8
ragam bahan nabati dan hewani. Jenis pakan yang disukai oleh jangkrik adalah
daun-daun muda yang banyak mengandung air sebagai pengganti minum seperti
daung singkong, pepaya, kangkung dan lain-lain. Untuk jangkrik dewasa biasanya
diberikan buah pepaya muda ataupun sudah matang yang digunakan sebagai
pengganti air minum. Kebutuhan protein diperoleh dari penambahan pakan kering
yang sudah dihaluskan. Tipe dan jumlah pakan yang dimakan serangga ini dapat
penggemar burung kicau serta pemeliharaan ikan arwana. Burung berkicau perlu
di berikan 1-2 ekor jangkrik setiap hari. Sementara untuk ikan arwana, dibutuhkan
tidak kurang dari 10 ekor perhari. Selain dari jumlah konsumsinya jangkrik juga
kicauan yang bagus dan prima sehingga nilai jualnya naik juga dapat
Nilai ekonomi adalah sesuatu yang dinilai berdasarkan manfaat dari pola
produsen yang dalam hal ini adalah peternak, dapat diperoleh dengan analisis
pendapatan. Untuk satu kali produksi (35 hari) dari satu paket sarana produksi
yang terdiri dari 4 ons telur, 120 kg pakan dan 20 kandang kardus berukuran 100
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), Studi Kelayakan Bisnis merupakan suatu
kegiatan yang mempelajari sarana mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha
yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis
dijalankan. Studi Kelayakan Bisnis merupakan studi atau pengkajian apakah suatu
Menurut Rahim dan Hastuti (2007), analisis R/C (Revenue Cost Ratio)
dari (Revenue Cost Ratio) atau dikenal sebagai perbandingan antara penerimaan
dan biaya. Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah usaha tani itu
menguntungkan atau tidak dan layak untuk dikembangkan. Jika hasil R/C lebih
dari satu maka usaha tani tersebut menguntungkan, sedangkan jika hasil R/C sama
dengan satu maka usaha tani tersebut dikatakan impas atau tidak mengalami
untung dan rugi dan jika hasil R/C kurang dari satu maka usaha tani tersebut
mengalami kerugian.
10
Menurut Rahim dan Hastuti, (2007) analisis B/C (Benefit Cost Ratio)
merupakan perbandingan (ratio atau nisbah) antar manfaat (benefit) dan biaya
(cost). Pada analisis B/C dipentingkan. adalah besarnya manfaat. Selain itu
analisis B/C dapat digunakan untuk membandingkan 2 (dua) atau lebih usaha,
peternakan, perikanan, dan kehutanan. Jika hasil B/C lebih besar dari satu maka
dari tambahan biaya). Serta jika hasil B/C kurang dari satu maka usaha tani
penerimaan). Dan apabila hasil B/C sama dengan satu, maka usaha tani tersebut
Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009) analisis Break Even Point adalah
suatu analisis yang bertujuan untuk menemukan satu titik, dalam unit atau rupiah,
yang menunjukkan biaya sama dengan pendapatan. Titik tersebut dinamakan titik
BEP. Dengan mengetahui titik BEP, analis dapat mengetahui pada volume
penjualan, berapa perusahaan mencapai titik impasnya, yaitu tidak rugi, tetapi juga
tidak untung sehingga apabila penjualan melebihi titik itu, maka perusahaan mulai
mendapatkan untung.
11
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada proyek mandiri ini yaitu nampan 1 unit, spray 1
unit, pisau 1 unit, gelas (alat ukur) 1 unit dan alat-alat untuk membuat kandang
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada usaha budidaya jangkrik ini adalah 8 ons telur
jangkrik, karpet telur 300 buah, bahan pakan (pepaya mentah 12 buah, daun
singkong 22,5 kg dan pur halus 15 kg), lakban 1 unit, koran 1 kg, karung 25 buah,
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam kegiatan proyek mandiri ini yaitu
jangkrik, dan pemanenan. Dalam usaha budidaya jangkrik digunakan bibit telur
jangkrik sebanyak 8 ons. Pemeliharaan menggunakan satu kandang box dan usia
panen umur 30 hari. Budidaya jangkrik dalam proyek mandiri ini menggunakan
triplek, kayu reng, paku triplek, paku kayu. Setelah terbentuk sebuah box,
gunakan lem kayu pada sisi bagian sudut-sudut peti agar tidak ada celah
untuk jangkrik bisa keluar dari box. Kemudian rekatkan lakban pada
bagian sisi pinggir atas box fungsinya agar sisi atas box licin dan jangkrik
atas ditutup dengan koran, terakhir kandang box ditutup dengan waring
(Lampiran 6).
pakan, buka sedikit bungkusan koran telur jangkrik. Pakan yang diberikan
Untuk pakan rutin pada umur 1-15 hari diberikan daun singkong
sebanyak 0,5 kg/hari dan konsentrat sebanyak 0,3 kg/hari, ketika umur
minggu
13
7.2).
Variabel yang diamati pada proyek mandiri yang dilakukan adalah analisis
1. Analisis R/C
Ketika suatu usaha ingin di ketahui layak atau tidaknya suatu usaha untuk
rumus:
adalah pembagian antara penerimaan usaha dengan biaya dari usaha tersebut.
total biaya usaha. Jika nilai R/C ratio di atas satu rupiah yang dikeluarkan
B/C adalah ratio antara manfaat bersih yang bernilai positif dengan
manfaat yang bernilai negative, suatu proyek atau suatu kegiatan investasi
lainnya dapat dikatakan layak bila diperoleh B/C > 0 dapat dikatakan tidak
3. Analisis BEP
yang dinilai menggunakan total biaya). Tetapi analisa BEP tidak hanya
safety.
Harga Penjualan
Total Produksi
16
B Variabel cost
Telur Jangkrik 8 Ons Rp.25.000,- Rp.200.000,-
Pakan pur 15 Kg Rp.10.000,- Rp.150.000,-
Daun singkong 22,5 Kg Rp.10.000,- Rp.225.000,-
Buah pepaya 12 Buah Rp.4.000,- Rp.48.000,-
Karpet telur 300 Buah Rp.150,- Rp.45.000,-
Karung 25 Buah Rp.2.000,- Rp.50.000,-
Koran 1 Kg Rp.5.000,- Rp.5.000,-
Tali rapia 1 Rol Rp.10.000,- Rp.10.000,-
Kapur ajaib 1 Kotak Rp.7.000,- Rp.7.000,-
Jumlah variabel cost Rp.740.000,-
DAFTAR PUSTAKA
Borror, D.J., C.a. Triplehorn dan N.F. Johnson. 1992. Pengenalan Pelajaran
serangga. Edisi keenam. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.
Harmono dan Agus Andoko. Budidaya dan Peluang Bisnis (Jakarta :Agromedia
Pustaka, 2005).
Kasmir Dan Jakfar (2003), Studi Kelayakan Bisnis. Rencana Prenada Media
Group, Jakarta.
Paimin B. Farry dan Pudjastuti L.E. 1999. Sukses Beternak Jangkrik. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Rahim. Abd. Dan Hastuti. DRW. 2007. Ekonomi Pertanian. Jakarta : Penebar
Swadaya.