Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Doni Hermawan
YOGYAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas rahmat dan kasih sayang Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul ’’Manajemen
Pemeliharaan ayam petelur ’’ dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas pada mata kuliah penyuluhan peternakan Akademi Peternakan Brahmaputra.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini,
sehingga penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik, saran dan masukan yang
membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Penulis juga berharap dari karya penulis
dengan bentuk makalah ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi semua pihak yang
membacanya. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak dapat
dihitung kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan dan berjasa pada penulisan
makalah ini, yaitu kepada:
1.Keluarga dan kedua orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa yang sangat
luar biasa sejak awal hingga saat ini.
2.Bapak Ir. Wahyu prihtiyantoro M.P selaku dosen pengampu mata kuliah
Penyuluhanpeternakan Akademi Peternakan Brahmaputra.
3.Serta teman, sahabat dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga Allah SWT membalas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Akhir kata, penulis
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.
Latar belakang
Sektor peternakan khusus nya ternak unggas berkembang sangat pesat di bandingkan
dengan ternak yang lainnya dan salah satunya adalah ayam petelur. Produksi utamanya adalah
telur. Telur merupakan hasil ternak unggas yang mempunyai nilai gizi yang tinggi, lengkap dan
mudah di cerna. Telur merupakan sumber protein hewani di samping daging, ikan dan susu.
Ayam ras petelur merupakan hasil persilangan berbagai perkawinan silang dan seleksi yang
sangat rumit dan diikuti dengan upaya perbaikan manajemen pemeliharaan secara terus
menerus. Akibatnya ayam ras petelur bisa di sebut hewan ternak yang cengeng kesalahan dari
segi pemeliharaan akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit.
Usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha yang dapat menghasilkan perputaran modal
yang cepat dan harga telurnya yang relatif murah sehingga mudah terjangkau oleh lapisan
masyarakat. Namun demikian usaha peternakan ayam petelur tersebut masih sangat fluktuatif
harganya. Sehingga usaha peternakan ayam petelur sangat rentan dalam perkembangannya,
karena itu tidak sedikit usaha peternakan yang mengalami kerugian tersebut dan pada akhirnya
menutup usahanya. Untuk mencapai keuntungan perlu adanya langkah upaya, salah satu
diantaranya dengan mengetahui kelayakan suatu usaha peternakan ayam petelur.
Tujuan
3.menjadikan bekal ilmu yang luas khusus untuk peternakan ayam petelur.
A. Ayam petelur
Tipe ayam petelur ada dua, yaitu tipe ringan dan tipe sedang. Ayam tipe ringan khusus di
kembangkan untuk bertelur saja. Ciri ayam tersebut badan ramping, kecil, mata bersinar, dan
bercengger merah darah. Ayam tipe ini di pelihara untuk di ambil telurnya sehingga bentuk
ayam ini relatif kecil apabila di bandingkan dengan ayam tipe medium. Ayam tipe medium di
kembangkan untuk produksi telur dan di ambil dagingnya sehingga ayam ini memiliki bobot
badan lebih berat dari pada ayam tipe ringan (Rasyaf, 1994).
Ayam petelur memiliki sifat nervous (mudah terkejut ), bentuk tubuh ramping, cuping
telinga berwarna putih, produksi telur tinggi (200 butir / ekor / tahun ), efisien dalam
pengunaan ransum untuk membentuk telur, tidak memiliki sifat mengengram (Sudarmono,
2003)
B. Pakan ayam
Kandungan energi pakan ayam perlu memperhatikan kandungan nutrien, meskipun energi
terpenuhi tetapi apabila kebutuhan nutrien lainnya belum terpenuhi sesuai kebutuhan ternak
maka efisiensi penggunaan pakan rendah. Untuk membuat formulasi ransum harus
memperhatikan kandungan energi dan lain – lainya.
Ayam petelur periode starter membutuhkan energi 2.970 kkal/kg dengan protein sebesar 20%,
periode grower membutuhkan energi 2.910 kkal/kg dengan protein 15%, periode layer I
membutuhkan energi sebanyak 2.750 kkal/kg dengan protein 18%, dan periode layer II
kebutuhan energi sebanyak 2.850 kkal/kg Menurut Afikasari et al. (2020) bahwa standar
konsumsi pakan ayam petelur strain Lohman saat masa produksi berkisar antara 110 ‒ 120
gram/ hari.
Pengaruh konsumsi pakan terhadap kandungan protein ransum ayam petelur sangat penting.
Selain tipe ayam, suhu lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi ransum. Suhu
lingkungan yang tinggi akan menyebabkan ayam banyak minum dan menguranggi konsumsi
pakan. Akibat dari hal tersebut protein yang masuk ke dalam tubuh ayam hanya sedikit. Untuk
mengatasi hal tersebut maka ransum ayam petelur di indonesia harus mengandung protein
yang tinggi.
Ayam membutuhkan setidaknnya 40 senyawa kimia esensial yang harus ada dalam ransum
ayam. Senyawa kimia tersebut harus dalam jumlah yang cukup dalam perbandingan optimum
satu terhadap lainnya dan dalam bentuk yang mudah di dapat untuk merangsang pertumbuhan
laju maksimum, produksi telur. Apabila hal tersebut kurang di perhatikan oleh peternak maka
pertumbuhan ayam, produksi akan turun dan ayam akan mudah terserang penyakit.
C. Perkandangan
Secara makro kandang befungsi sebagai tempat tinggal ternak agar terhindar dari pengaruh
cuaca buruk (hujan, panas dan angin), hewan buas dan pencurian. Secara mikro kandang
berfungsi sebagai tempat untuk menyediakan lingkungan yang nyaman agar terhindar dari
stress sehingga kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal.
Prinsip dasar pembuatan kandang ayam petelur harus di perhatikan untuk menghadapi
beberapa perubahan lingkungan di lapangan. Beberapa prinsip dasar tersebut antara lain
sirkulasi udara di peternakan, kandang cukup sinar matahari pagi dan jangan sampai terkena
sinar matahari sepanjang masa, permukaan lahan peternakan, sebaiknya kandang di bangun
dengan sistim terbuka agar hembusan angin dapat memberikan kesegaran di dalam
kandangkandang.
D. Kesehatan ayam
Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat di kelompokkan menjadi beberapa
macam yaitu di sebabkan karena stres (cekaman), defisiensi zat makanan, parasit penyakit
karena protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit karena
cendawan.
Penyebab penyakit biasanya berkaitan dengan stres (cekaman). Stres di sebabkan karena
beberapa vaktor dari lingkungan dan dari manajemen pemeliharaan yang kurang baik. Diantara
faktor penyebab stres yaitu kedinginan, ventilasi yang buruk, populasi yang tinggi, tidak cukup
pakan dan minum dan pengobatan yang berlebihan. Apabila foktor tersebut bisa di minimalisir
maka kemungkinan stres sangat kecil.
Penyakit infeksius ada yang kontagius maupun non kontagius. Penyakit kontagius adalah
penyakit yang langsung di transmisi dari individu atau flock kepada individu atau flock lain.
Penyakit infeksius adalah penyakit yang di sebabkan oleh organisme hidup. Sebagian besar
penyakit infeksi unggasadalah kontagius, seperti penyakit karena virus, bakteri, riketsia dan
fungi. Sementara beberapa penyakit infeksi tidak kontagius seperti aspergilosis.
Fase layer adalah fase dimana tujuan utamanya untuk menghasilkan telur. Fase ini ayam
sudah mengalami dewasa kelamin biasanya berumur 20 – 21 minggu. Pemeliharaan fase layer
merupakan fase kelanjutan dari fase pullet, hasil dari pemeliharaan sebelumnya akan terlihat
pada saat ayam bertelur pertama kali.
Ayam petelur fase grower adalah ayam petelur berumur 6--18 minggu. Fase ini terbagi ke
dalam kelompok umur 6--10 minggu atau disebut fase awal grower, sedangkan pada umur 10--
18 minggu sering disebut dengan fase developer. Fase grower merupakan persiapan awal
tubuh untuk menghadapi fase bertelur. Ayam pada fase ini membutuhkan kepadatan kandang
yang sesuai untuk menjamin semua ayam mendapat kesempatan yang sama untuk mendapat
ransum, air minum, dan oksigen sehingga pertumbuhan ayam petelur fase grower seragam.
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., 2004. Meningkatkan Produksi Ayam Ras Petelur. Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Mulyantono dan Isman, 2008 Bertahan Dalam Krisis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yogyakata.
Swadaya. Jakarta.
Wahyu, J., 1992. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadjah Mada University Press.