Anda di halaman 1dari 13

METODE PENAMPUNGAN SEMEN

KELOMPOK I

ARMAWATI ANWARPUTRI 45 17 035 006


NURUL HIDAYAH MAULANI 45 17 035 016
BILFAJRI 45 17 035 024
SYANDI 45 17 035 002
ALAN PRIMA 45 17 035 015
REFANDY A-Z 45 17 035 020

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BOSOWA
MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, atas

berkah dan rahmat-Nya kami berhasil menyusun makalah tentang metode

penampungan semen. Semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi

mahasiswa yang ingin mengembangkan ilmunya. Penyusunan makalah ini

memerlukan waktu, pikiran dan tenaga.

Kami menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan

yang maksimal, makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan

baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam penyusunannya. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan sarannya.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak

yang membantu proses penyusunan makalah ini.

Makassar, Maret 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................. ii

DAFTAR ISI........................................................................................... iii


3

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................ 3

A. Definisi Insiminasi Buatan........................................................... 3


B. Penampungan Semen................................................................ 4

BAB III. PENUTUP............................................................................... 9

A. Kesimpulan................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Usaha yang bergerak dalam bidang ternak sapi di Indonesia

membutuhkan perhatian khusus dalam kaitannya dengan upaya

mempertahankan dan meningkatkan populasi setiap tahunnya. Dalam

menanggulangi masalah itu dibutuhkan teknologi tepat yang bisa

diterapkan secara mudah dan efisien. Salah satu teknologi yang bisa

digunakan yaitu inseminasi buatan. Inseminasi Buatan (IB) merupakan

salah satu bentuk bioteknologi dalam bidang reproduksi yang

memungkinkan manusia untuk mengawinkan hewan betina tanpa perlu

seekor pejantan utuh. Inseminasi buatan sebagai teknologi merupakan

suatu rangkaian proses yang terencana dan terprogram karena akan

menyangkut kualitas genetik hewan di masa yang akan datang

(Kartasudjana, 2001).

Prinsip dari pelaksanaan inseminasi buatan yaitu pencurahan semen

ke dalam saluran reproduksi hewan betina pada saat estrus dengan

tujuan agar sel telur yang diovulasikan hewan betina dapat dibuahi oleh

sperma sehingga hewan betina menjadi buntitng dan melahirkan anak.

Namun pada perkembangan lebih lanjut, program IB tidak hanya

mencakup pemasukan semen ke dalam saluran reproduksi betina, tetapi

juga menyangkut seleksi dan pemeliharaan pejantan, penampungan,

penilaian, pengenceran, penyimpanan atau pengawetan (pendinginan dan


2

pembekuan) dan pengangkutan semen, inseminasi, pencatatan dan

penentuan hasil inseminasi pada hewan betina. Dengan demikian

pengertian IB menjadi lebih luas yang mencakup aspek reproduksi dan

pemuliaan, sehingga istilahnya menjadi artificial breeding (perkawinan

buatan) (Sugoro, 2009).

Faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan IB ialah mutu semen

beku. Selain itu, keberhasilan IB juga dipengaruhi oleh reproduksi ternak

betina dan keterampilan petugasnya, ketepatan dan pelaporan deteksi

berahi, serta pemeliharaan ternak betina. Oleh sebab itu untuk

terjaminnya mutu semen beku sapi yang beredar, perlu ditetapkan standar

semen beku sapi. Mutu semen beku sapi yang memenuhi standar harus

didukung oleh penanganan yang baik dan benar agar mutu semen beku

sapi dapat dipertahankan hingga siap untuk diinseminasikan. Kualitas

semen yang digunakan untuk inseminasi buatan harus memenuhi

persyaratan seperti volume, warna, pH, konsistensi, motilitas, konsentrasi,

dan morfologi sperma untuk mempertahankan kualitas semen.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang diangkat disini adalah bagaimana metode

penampungan semen?

C. Tujuan

Tujuan yang dicapai yaitu untuk mengetahui metode penampungan

semen.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Insiminasi Buatan

Inseminasi Buatan didefinisikan sebagai proses memasukkan semen

ke dalam organ reproduksi betina dengan menggunakan alat inseminasi.

Prosesnya secara luas mencakup penampungan semen, pengenceran

dan pengawetan semen sampai pada deposisi semen ke dalam saluran

reproduksi betina (Hafez, and M. E .Bellin, 2000) . Selanjutnya

dikemukakan bahwa bila dibandingkan dengan perkawinan secara alami,

IB memiliki banyak keuntungan walaupun ada kelemahannya.

Keuntungannya adalah dapat mempercepat penyebaran dan peningkatan

mutu genetik ternak. Melalui penggunaan bioteknologi IB, efisiensi

penggunaan pejantan unggul yang terbatas jumlahnya dapat ditingkatkan

dengan memanfaatkan semen secara optimal .

Pada saat ini terdapat dua metode perkawinan yaitu : kawin alam dan

kawin suntik atau inseminasi buatan (IB). IB telah diterima dan diterapkan

pada ternak sapi terutama di negara-negara maju. Demikian pula di

Indonesia sudah menjadi program nasional yang strategis dengan

menggunakan semen yang telah dibekukan. Namun demikian penerapan

teknologi ini masih bermasalah yakni pengetahuan tentang siklus

reproduksi secara benar baik oleh peternak maupun petugas inseminator.

Perkawinan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi IB,

memungkinkan seekor pejantan untuk mengawini lebih banyak betina


4

daripada perkawinan alami yang dapat dilakukannya. Selain itu, melalui

teknologi IB potensi genetik seekor pejantan unggul dapat tersebar luas,

tidak hanya pada daerah tempat pejantan itu berada tetapi juga pada

daerah lainnya yang terpisah oleh jarak dan waktu.

Teknologi Inseminasi Buatan (IB) merupakan teknologi yang sudah

lama dikenal, namun masih relevan untuk digunakan sekarang ini.

Inseminasi Buatan (IB) atau kawin suntik adalah suatu cara atau teknik

untuk  memasukkan mani (sperma atau semen) yang telah dicairkan dan

telah   diproses terlebih dahulu yang berasal dari ternak jantan ke

dalam  saluran alat kelamin betina dengan menggunakan metode dan alat

khusus yang disebut Insemination.

Pelaksanaan kegiatan Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu

upaya penerapan teknologi tepat, guna yang merupakan pilihan utama

untuk peningkatan populasi dan mutu genetik ternak. Melalui kegiatan IB,

penyebaran bibit unggul ternak sapi dapat dilakukan dengan murah,

mudah dan cepat, serta diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para

peternak.

B. Penampungan Seman

Penampungan semen bertujuan untuk memperoleh semen yang

jumlah (volume) nya banyak dan kualitasnya baik untuk diproses lebih

lanjut untuk keperluan inseminasi buatan.

Secara umum penampungan semen adalah ejakulasi yang

dipengaruhi oleh factor internal dan ekternal. Faktor internal yaitu


5

hormone, metabolism, keturunan, makanan, umur, dan kesehatan secara

umum dari pejantan tersebut. Sedangkan faktor eksternal adalah suasana

lingkungan, tempat penampungan, manajemen, para penampung, cuaca,

saranan penampungan termasuk teaster dll. Maka untuk mendapatkan

semen yang memenuhi syarat adalah mengamati dan memperhatikan

perilaku setiap pejantan yang akan ditampung semennya.

Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan penampungan

semen diantaranya :

a. Metode Pengurutan (Massage)

Metode penampungan semen melalui pengurutan dapat diterapkan

pada ternak besar (sapi, kerbau, kuda), dan pada ternak unggas

(kalkun dan ayam). Pada ternak besar metode pengurutan ampulla vas

deferens diterapkan apabila hewan jantan tersebut memiliki potensi

genetik tinggi akan tetapi tidak mampu melakukan perkawinan secara

alam, baik karena nafsu seksualnya rendah atau mempunyai masalah

dengan kakinya (lumpuh atau pincang/cedera). Sedangkan pada

ternak ayam atau kalkun metode pengurutan punggung merupakan

satu-satunya metode penampungan yang paling baik hasilnya.

b. Metode Vagina Tiruan (Artivicial Vagina)

Vagina buatan adalah alat yang digunakan untuk menampung

spermatozoa dimana alat tersebut akan dikondisikan sebagaimana

vagina asli dari ternak tersebut. Struktur dari alat ini adalah sebagai

berikut :
6

1) Lapisan luar yang terbuat dari bahan plastik atau karet.

2) Lapisan dalam terbuat dari bahan seperti balon yang lembut,

karena lapisan ini adalah tempat masuknya penis, sehingga

tidak menyebabkan iritasi pada penis.

3) Saluran tempat masuknya air dan udara.

4) Selongsong penampungan.

5) Tabung digunakan untuk menampung sperma dan diletakkan

diujung selongsong.

Penampungan semen menggunakan vagina tiruan merupakan

metode yang paling efektif diterapkan pada ternak besar (sapi, kuda,

kerbau) atau pun ternak kecil (domba, kambing, dan babi) yang normal

(tidak cacat) dan libidonya bagus. Kelebihan metode penampungan

menggunakan vagina tiruan ini adalah selain pelaksanaannya tidak

serumit dua metode sebelumnya, semen yang dihasilkannya pun

maksimal. Hal ini terjadi karena metode penampungan ini merupakan

modifikasi dari perkawinan alam. Sapi jantan dibiarkan menaiki

pemancing yang dapat berupa ternak betina, jantan lain, atau panthom

(patung ternak yang didesain sedemikianrupa sehingga oleh pejantan

yang akan ditampung semennya dianggap sebagai ternak betina).

Ketika pejantan tersebut sudah menaiki pemancing

dan mengeluarkan penisnya, penis tersebut arahnya dibelokkan

menuju mulut vagina tiruan dan dibiarkan ejakulasi di dalam vagina

tiruan. Vagina tiruan yang digunakan dikondisikan supaya menyerupai


7

kondisi (terutama dalam hal temperatur dan kekenyalannya) vagina

yang sebenarnya. Mengingat ternak jantan yang akan dijadikan

sumber semen harus memiliki kondisi badan yang sehat dan nafsu

seksual yang baik, maka sebaiknya kita mengutamakan metode

penampungan semen menggunakan vagina tiruan pada ternak

mamalia (sapi, kerbau, kuda, domba, dan kambing). Sedangkan

pada ternak unggas (ayam dan kalkun) pelaksanaannya akan lebih

mudah menggunakan metode pengurutan.

c. Metode Electro Ejakulator

Apabila penampungan semen tidak bisa dilakukan dengan metode

vagina buatan dikarenakan ternak tidak cukup terlatih untuk

ditampung, maka perlu dilakukan penampungan dengan

menggunakan alat ini. Perbedaan yang utama dari penampungan

vagina buatan adalah volume yang didapatkan dengan elektro

ejakulator adalah dua kali lapit lebih besar dari vagina buatan,

sedangkan densitasnya adalah separuhnya. Meskipun demikian,

perbaikan densitas dapat dilakukan dengan membuang bagian yang

tidak mengandung spermatozoa. Bagian ini keluar dulu setelah

dirangsang, kemudian rangsangan dilanjutkan dan penampungan ini

menghasilkan semen dengan densitas yang baik.

Penampungan semen menggunakan metode ini adalah upaya

untuk memperoleh semen dari pejantan yang memiliki kualitas genetik

tinggi tetapi tidak mampu melakukan perkawinan secara alam akibat


8

gangguan fisik atau psikis. Metode ini saat ini lebih banyak diterapkan

pada ternak kecil seperti domba dan kambing karena pada ternak

besar lebih mudah dilakukan melalui metode pengurutan ampula vas

deferens.
9

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Usaha yang bergerak dalam bidang ternak sapi di Indonesia

membutuhkan perhatian khusus dalam kaitannya dengan upaya

mempertahankan dan meningkatkan populasi setiap tahunnya. Dalam

menanggulangi masalah itu dibutuhkan teknologi tepat yang bisa

diterapkan secara mudah dan efisien. Salah satu teknologi yang bisa

digunakan yaitu inseminasi buatan. Faktor utama yang mempengaruhi

keberhasilan IB ialah mutu semen beku. Penampungan semen bertujuan

untuk memperoleh semen yang jumlah (volume)-nya banyak dan

kualitasnya baik untuk diproses lebih lanjut untuk keperluan inseminasi

buatan. Metode penampungan semen beku yaitu metode pengurutan,

metode vagina buatan, dan metode ejaculator.

B. Saran

Demikian makalah yang dapat penulis susun, penulis mengharap kritik

dan sasaran yang membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah

penulis selanjutnya. Atas kritik dan saran pembaca kami mengucapkan

terimakasih.
10

DAFTAR PUSTAKA

Effriansyah. Y. 2012. Fisiologi dan Reproduksi Ternak. Sumatra


Selatan. Blog. http://anpet10.blogspot.com/2012/06/makalah-
fisiologi-dan-reproduksi-ternak.html

Erveyn. 2012. Analisa Semen Segar.


Malang. Blog. http://uinkuuuu.blogspot.com/2012/06/analisa-
semen-segar.html

Hafez, and M. E .Bellin. 2000. Semen Evaluation Reproduction in


FarmAnimals. 7hed. New 'fork, London.

Heru. 2008. Sapi tidak bunting meski sudah di Inseminasi


Buatan (IB). Blog. http://jogjavet.wordpress.com/2008/03/18/sapi-
tidak-bunting-meski-sudah-di-inseminasi-buatan-ib/

Kartasudjana, R. 2001. Teknik Inseminasi Buatan. Jakarta: Departemen


Pendidikan Nasional.

Natal. N. 2013. Penampugan Semen. Blog.


http://nasibnatal.blogspot.com/2013/03/penampungan-semen.html

Rinaldi. 2012. Penampungan Semen Dan Sni Semen Beku. Sumatra


Utara.  Attribution Non-commercial.

Sugoro, I. 2009. Pemanfaatan Inseminasi Buatan (IB) untuk


Peningkatan   Produktivitas   sapi. Bandung: Sekolah Tinggi dan
Ilmu Hayati ITB.

Sufyanhadi. 2012. Metode


Penampungan Semen. Blog. http://sufyanhadi.wordpress.com/edu
katif/metode-penampungan-semen/?
s=METODE+PENAMPUNGAN+SEMEN#

Tya. 2011. Teknik Inseminasi Buatan Pada


Sapi. Blog.         http://tyanizy.blogspot.com/2011/01/teknik-
inseminasi-buatan-pada-sapi.html

Anda mungkin juga menyukai