Anda di halaman 1dari 10

jurnal zoologi

SEL DAN JARINGAN

NAMA : YUSRAN

NIM : 45 18 035 023

HARI/TGL : RABU, 21 NOVEMBER 2018

KELOMPOK : II ( DUA )

ASISTEN : WILDAYANI

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BOSOWA

MAKASSAR

2018
SEL DAN JARINGAN

Abstrak
Laporan praktikum biologi dasar disusun oleh Yusran, mahasiswa
Universitas Bosowa dalam rangka pemenuhan laporan praktikum dengan judul
“Sel dan Jaringan”. Praktikum ini dalam tujuannya agar mengetahui struktur dan
organel sel yang sebagaimana sebagai unit terkecil makhluk hidup. Penulis
melakukan penelitian sel agar mengetahui bentuk dan bedanya antar sel makhluk
hidup. Sedangkan makhluk hidup di bumi ini tak terkira jumlahnya. Untuk itulah
penulis memfokuskan pada sel tumbuhan. Penulis memilih kapas (Gossypium sp),
kapuk randu (Ceiba pentandra Gaertz L.), bawang merah (Allium cepa L.),
kentang (Solanum tuberosum) sebagai sampel. Hasil dari praktikum ini bisa
mengetahui bentuk sel tumbuhan secara mikroskop, seperti melihat dinding sel.
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Organisme bersel banyak terdiri atas berbagai macam sel yang berbeda-
beda, berjuta-juta sel yang dikumpulkan atau dikelompokkan sesuai dengan
bentuk, struktur, dan fungsinya. Sejumlah sel yang mempunyai bentuk, struktur,
dan fungsi yang sama disebut jaringan.  Jaringan pada tumbuhan terdiri dari
jaringan muda (maristematik) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan dewasa
memiliki ciri-ciri bentuk sudah tetap, tidak mengalami pembelahan, vakuola
besar, mengalami penebalan dan plasma sedikit, sedangkan jaringan muda
memiliki ciri-ciri  tersendiri dari sel-sel embrional, memiliki dinding yang tipis
kaya akan plasma, vakuola-vakuola kecil, memiliki bentuk yang isodiametris dan
terletak di ujung akar, batang dan tunas. Beberapa tipe dari jaringan maristem
yaitu maristem ujung. Maristem interkalar dan maristem luar (Gafur, 2001).
Masa pertumbuhan tanaman yang pertama kali dikenal dengan istilah
perkecambahan yang berarti munculnya plantula atau tanaman kecil dari dalam
biji. Kecambah mempunyai bagian yang disebut dengan calon tunas atau
plumulae dan calon akar atau radikal yang selanjutnya disebut promeristem.
Proses pendewasaan atau pematangan disebut dengan istilah diferensiasi.
Diferensiasi dapat diartikan sebagai proses perubahan bentuk sel yang disesuaikan
dengan fungsinya. Hasil proses diferensiasi dapat menghasilkan jaringan. Jaringan
adalah sel-sel yang membentuk bentuk dan fungsi sama yang merupakan
kumpulan sel-sel tersebut. Jaringan-jaringan itu bersatu dengan fungsi tertentu dan
membentuk suatu alat tubuh atau organ dengan adanya koordinasi antara sistem
organ. Jaringan merupakan sekelompok sel dengan ciri yang serupa dalam hal
bentuk, fungsi, maupun sifat-sifatnya. Berdasarkan kemampuannya membelah,
jaringan tumbuhan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu jaringan meristem dan
jaringan permanen (Pratiwi, 2004).
Jaringan meristem atau jaringan muda merupakan jaringan yang terdiri
dari sekelompok sel tumbuhan yang aktif membelah. Ciri-ciri sel meristem yaitu
ukuran selnya kecil, berdinding tipis, mempunyai nukleus yang relatif besar,
vakuola berukuran kecil dan kaya akan sitoplasma, serta selnya berbentuk kuboid
atau prismatis. Ada bagian meristem yang tetep mempertahankan sifat meristem
(sebagai jaringan muda selamanya) sehingga menjadi bagian yang berbeda.
Sementara itu, pada waktu yang bersamaan bagian meristem yang lain menambah
sel-sel baru ke bagian lain tumbuhan. Pada setiap meristem ada sel-sel tertentu
yang membelah diri sedemikian rupa. Hal tersebut menyebabkan pada tiap
pembelahan, salah satu sel anakan (pemula) tetap berguna meristem, sedangkan
sel anakan lain akan mengalami modifikasi. Sel anakan yang mengalami
modifikasi lambat laun keluar dari meristem dan akhirnya menjadi sebuah atau
sekelompok sel yang berada di dalam bagian utama tumbuhan (Sutrian dan Cipta,
2004).
Jaringan Permanen adalah jaringan yang bersifat nonmeristematik, yaitu
tidak tumbuh dan tidak berkembang lagi. Jaringan ini dibentuk dari proses
diferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun meristem sekunder.
Jaringan permanen tumbuhan juga merupakan jaringan yang terspesialisasi.
Spesialisasi jaringan tumbuhan merupakan pengkhususan sel-sel tumbuhan untuk
mendukung fungsi sel tertentu. Jaringan permanen meliputi jaringan epidermis,
jaringan parenkim, jaringan penyokong (yang terdiri dari jaringan kolenkim dan
sklerenkim), jaringan pengangkut (yang terdiri dari xilem dan floem), serta
jaringan gabus (Radiopetro, 2010).

Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel-sel yang


mempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan atau
manusia. Artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan
membelah, memanjang (Elongasi) dan defrenssiasinya tak terbatas,organism
tumbuhan ini dapat di perbanyak dengaan vegetative mengingat kemampuan
totipotensi itu (Edel, 2000).
Yang di maksud vegetative adalah di kembangkan secara tidak kawin, di
cangkok, di stek ataupun dengan cara lain yang intinya di perbanyak. Kemampuan
totipotensi yaitu kemampuan jaringan melakukan pembelahan (cleavage) dan
mampu membentuk individu baru dengan melakukan deferensiasi dan specialisasi
(Edel, 2000).
Tumbuhan merupakan organisme dengan susunan sel yang terdiri atas
nucleus (inti sel) dan sitoplasma. Genom inti mengatur langsung proses
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi dalam tumbuhan. Sitoplasma
diselubungi oleh membrane plasma dan tersusun atas banyak organel
bermembran, misalnya, mitrokondria, plestida badan mikro, lososom, dan
vakuola. Kloroplas dan mitrokondria merupakan organel semiotonom, yaitu
organel yang memiliki DNA mereka sendiri. Meskipun juga kebanyakan protein
mereka di kode oleh DNA inti dan di impor dari litosol. Jaringan adalah
sekelompok sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama. Jaringan dapat berkaitan
dengan matrik ekstraseluler yang menyelimuti atau membentuk jaringan dari
jalinan  serat-serat antar mereka (Barlian, 2005).
Jaringan merupakan kumpulan sel yang memiliki bentuk serta
fungsi kegunaan yang sama, ada fungsi yang sama tetapi struktur yang berbeda
atau fungsi yang sama dengan bentuk yang sama. Bagian-bagian dari suatu
tumbuhan sebagai suatu individu biasanya terdiri dari kumpulan jaringan yang
kompleks kemudian bergabung membentuk organ, dan organ-organ tersebut akan
berkumpul membentuk sistem yang disebut sistem organ yang pada akhirnya
menjadi tumbuhan. Tumbuhan memiliki jaringan dan ada yang tidak memiliki
jaringan. Pada tumbuhan yang uniseluler atau terdiri dari satu sel saja, dan dapat
dipastikan bahwa tumbuhan tersebut tidak memiliki jaringan. Jaringan
pada umumnya hanya terdapat pada organisme yang termasuk tingkat tinggi
(Edel, 2000).
I.2 Tujuan
1. Mengamati beberapa macam bentuk sel.
2. Melihat bagian-bagian sel hidup dan sel mati.
BAB II

METODE PERCOBAAN

II.1 Alat Dan Bahan

II.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
mikroskop, pisau, jarum, kaca preparat, objek glass, dan hp
(handpone).

II.1.2 Bahan :
Adapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah : air,
tisu, kapas (Gossypium sp.), kapuk randu (Ceiba pentandra Gaertz L.),
bawang merah (Allium cepa L.), dan kentang (Solanum tuberosum).

II.2 Prosedur Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dibuat preparat amilum kentang dan bawang merah dengan cara
menusuk-nusuk kentang dengan jarum, dan bawang diiris tipis
menggunakan pisau.
3. Diambil satu atau beberapa helai kapuk randu dan kapas.
4. Diletakkan cairan kentang, irisan bawang merah, satu atau beberapa helai
kapuk randu dan kapas di atas kaca preparat.
5. Ditetesi air lalu di tutup menggunakan objek glass.
6. Diletakkan kaca preparat di bawah mikroskop.
7. Diamati kaca preparat tersebut melalui mikroskop.
8. Difoto menggunakan hp kemudian di gambar.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil

Gambar I. Bawang merah ( Allium ceppa L. )

Gambar II. Kentang ( Solanum tuberosum )

Gambar III. Kapas ( Gossypium sp. )


Gambar IV. Kapuk radu ( Ceiba pentandra Gaertz L. )

III.2 Pembahasan

Bawang merah (Allium cepa L.) dan kentang (Solanum tuberosum)


termasuk dalam sel hidup karena adanya bagian-bagian protoplasma dalam
sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik.

Kapas (Gossypium sp.) dengan kapuk randu (Ceiba pentandra Gaertz L.)
termasuk dalam sel mati karena telah mencapai umur yang sudah ditentukan
secara genetik dan sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan
hidup dan hanya berupa dinding sel, atau bisa dikatakan sel mati itu yang
sudah tidak melakukan aktivitas metabolisme.
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan saya simpulkan bahwa sel adalah unit
terkecil dari makhluk hidup dan jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan
koordinasi satu dengan satu lainnya yang mendukung pertumbuhan pada
tumbuhan.
Bawang dan kentang termasuk dalam sel hidup, sedangkan kapas dan
kapuk randu termasuk dalam sel mati. Sel hidup adalah memiliki peranan
penting bagi metabolisme dan memiliki ergastik serta sel mati hanya berupa
dinding sel dengan kata lain tidak melakukan aktivitas metabolisme.

IV.2 Saran

IV.2.1 Saran Untuk Lab


Tempat yang digunakan untuk praktikum harus benar-benar disterilkan

dan terfasilitasi dengan alat-alat dan bahan yang lengkap.

IV.2.2 Saran Untuk Asisten


Asisten harus sabar dalam memberikan praktikum agar teman-teman
praktikan tidak tegang melakukan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Barlian, 2005. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Edel, Anton. 2000. Pintar Biologi. Jakarta: Gita media.

Gafur, 2001. Buku Pinter Biologi. Surabaya: Gitamedia Press.

Pratiwi, P. A. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.

Radiopoetro, 2010. Zoologi. Jakarta: Erlangga.

Sutrian, Yayan dan Cipta, R. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan


(Tentang Sel dan Jaringan). Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai