Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum Biologi-1/IV

PENGAMATAN STRUKTUR SEL TUMBUHAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Paktikum Perkembangan
Tumbuhan Dosen Pengampu: Ulfayani Mayasari, S. Pd., M. Si.

KELOMPOK 4:
1. Rosa Mardliyah Padena (0704172041)
2. Suusanti Pratiwi Sagala (0704173083)
3. Rizda Aryani (0704171008)
4. Ahmad Imam Sucahyo (0704173078)

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
TA. 2018/2019
I. JUDUL PRAKTIKUM: PENGAMATAN STRUKTUR SEL
TUMBUHAN
II. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Untuk mengetahui bagian-bagian dari sel daun Zea Mays.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian dari sel bawang merah.
3. Untuk mengetahui bagian-bagian dari sel bawang putih.
III. TINJAUAN TEORITIS
Sel adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat yang sudah
dihubungkan dengan seumur hidup suatu sel harus terma energi dari luar untuk
digunakan dalam proses-proses vitalnya, misalnya pertumbuhan, perbaikan, dan
reproduksi. Semua reaksi kimiawi dan fisika yang terjadi dalam sel untuk mendukung
fungsi-fungsi tersebut disebut metabolisme. Reaksi bertemu dikatabolisme oleh
enzim. Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator, senyawa yang
meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Selmerupakan unit terkecil dari suatu makhluk
hidup, yang berarti sel mampu melakukan pertumbuhan dan reproduksi (Sumadi,
2007).
Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel yang ada
sedangkan pada organisme multi sel yang ada membentuk struktur kompleks yaitu
jarngan dan organ. Sel pada organisme multi sel tidak sama satu dengan yang lainnya
tetapi masing-masing memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Pada awalnya
struktr dinding sel yang ada pada tumbuhan dianggap sebagai sel mati hasil ekskresi
zat hidup dalam sel akan tetapi baru-baru ini makin banyak ditemui bukti bahwa ada
satuan organik yang di antara protoplasma dan dinding, khususnya pada sel muda
(Suktono, 1989).
Sel (sitologi) merupakan satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
sel. Sel merupakan salah satu unit dasar kehidupan yang susunannya secara structural
danfungsional sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari
masing-masing makhluk hidup. Seluruh makhluk hidup tersusun atas sel-sel yang
saling berinteraksi satu dengan yang lainnya. Dewasa ini, pemahaman setiap orang
mengenai sel dan juga cara mereka untuk mengetahui keberadaan sel tersebut sudah
mengalami perkembangan yang sangat jauhjika dibandingkan dengan zaman dahulu
saat pertama kali mengenal sel ini dilahirkan sebagai bahan pembelajaran bagi
kehidupan. Sel memiliki sifat yang fundamental (mendasar) dalam ilmu biologi.
Semua organisme kehidupan ini tersusun atas sel tunggal. Makhluk bersel tunggal ini
hanya daopat dilihat dengan menggunakan alat khusus berupa mikroskop. Walaupun
demikian, sel tunggal ini banyak, meyimpan materi yang lebih kecil lagi yang disebut
mikroplasma. Sel tunggal ini merupakan salah satu organisme kehidupan yang dapat
dipercaya sehingga dapatmemperlihatkan semua atribut kehdupan. Mereka
merupakan makhluk terkecil yang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk
mengumpulkan dan menata dengan mudah mesin molekulernya yang dapat dijadikan
dalam satu kemasan yang lebih kecil lagi dari pada mikroplasma (Ramadina, 2017).
Penemuan mikroskop oleh Antonie Van Leeuwenhoek telah bayak membantu
para ahli dalam kegiatan penyelidikannya. Kali ini Robert Hooke (sekitar pertengahan
abad XVII) dengan memanfaatkan mikroskop berhasil sebagai orang yang pertama
kali melihat ruang-ruangan kecil yang dibentuk oleh irisan-irisan pada jaringan
tumbuhan. Jaringan-jaringan itu dilihatnya bagaikan tersusun dari banyak ruang kecil
yang dibatasi oleh dinding-dinding tipis. Ruang-ruang kecil ini dinamakan cel, dan
sampai sekarang nama tersebut dimaksudkan untuk ruang sel atau lumen termasuk
dinding-dinding sel (Sutrian, 2011).
Dinding sel pertama kali terlihat oleh Robert Hooke pada tahun 1665 ketika ia
mengamati sel-sel mati pepangan pohon ek dengan mikroskop. Namun diperlukan
lensa hebat buatan Antonie Van Leeuwenhoek untuk memvisualisasikan sel hdup.
Bayangkan ketakjuban Hooke ketika ia mengunjungi Van Leeuwenhoek pada tahun
1674 dan terungkaplah bagiannya dunia mikroorganisme apa yang disebut tuan
rumah sebagai ‘animal kula yang amat kecil’. Terlepas dari pengamatan awal ini,
sebagian besar geografi sel tetap tak terpetakan untuk beberapa ama. Sebagaian besar
struktur subselular termasuk organel (organella), yang merupakan kompartemen
terselubung membrane terlalu kecil untuk diresolusikan dengan mikroskop cahaya
(Campbell, 2008).
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun, dan organ
reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan, seperti
jaringan meristem, perenkim, sklerenkim, kolenkim, epidermis, dan jaringan
pengangkut. Epidermis merupakan lapisan sel-sel paling luar dan menutupi
permukaan daun, bunga, buah, biji, batang, dan akar. Berdasarkan ontogeninya,
epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm. Epidermis berfungsi
sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, epidermis
dapat berkembang dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikoma (Rompas,
2011).
Ketebalan epidermis, baik ketebalan kutikula dan kekuatan dinding bagian
luar sel-sel epidermis adalah salah satu faktor penting dalam ketahanan beberapa jenis
tanaman terhadap patogen tertentu.sel-sel epidermis yang berdinding kuat dan tebal
akan membuat penetrasi secara langsung mengalami kesulitan atau bahkan ketahanan
tumbuhan terhadap infeksi penyakit untuk jenis patogen yang masuk ke tumbuhan
inangnya melalui penetrasi secara langsung. Akan tetapi ketebalan kutikula tidak
selalu berhubungan dengan ketahanan, banyak varietas tanaman mempunyai kutikula
sangat tebal tetapi mudah diserang oleh patogen yang penetrasi secara langsung
(Aliah,2015).
Pada bawang merah (Allium cepa) yang merupakan sel tumbuhan dan sel
epidermisnya temasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel dan
mempunyai cairan di dalamnya dan aktivitas yang terjadi di dalamnya seperti
pertukaran cairan yang ada di dalam sel epidermis bawang merah disebut
mukleoplasma, cairan tersebut berfungsi untuk melindungi vakuola. Bentuk sel
bawang merah seperti balok yang disusun miring. Bawang merah memiliki struktur
yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki inti sel, dinding sel, kloroplas,
membrane sel, dan sitoplasma. Sel bawang merah berwarna merah muda, hal ini
disebabkan karena bawang merah mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas.
Adapun epitel pada bawang merah mempunyai tiga bagian yaitu membrane plasma,
inti sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang
cukup penting bgi kelangsungan hidup (Gul, 2007).
Selaput plasma pada sel tumbuh-tumbuhan berada di antara dinding sel dan
sitoplasma. Telah diketahui bentuk selaput plasma ini antara yang satu dengan yang
lainnya adalah bermacam-macam konfigurasinya, meskipun demikian mempunyai
struktur dan fungsi yang berhubungan. Biasanya selaput plasma ini terdiri dari lipida-
lipida, seperti kolestrol, lesitin, sefalin, pospolpida, yang merupakan makromolekul
bagaikan rangkaian-rangkaian yang parallel serta berhubungan dengan molekul
molekul protein (Sutrian, 2011).
Dinding sel merupakan bagian dari sel tumbuhan yang terletak di luar
membrane plasma dengan bentuk yang tebal. Dinding sel ini mudah ditembus oleh
saluran-saluran yang ada di dalamnya yang disebut plasmodesma. Plasmodesma ini
dapat menghubungkan sitoplasma dengan sel-sel yang ada bersebelahan dengannya.
Dinding sel ini terbentuk dari polisakarida yang disebut selulosa dan protein lainnya
dan berperan penting dalam mempertahankan bentuk sel dan melindungi sitoplasma
dan membrane plasma dari kerusakan mekanis dan juga sebagai alat transportasi zat
dari dalam keluar sel atau sebagai liknya (Ramadina, 2017).
Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap organisme adalah salah satu dari dua
tipe sel yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik. Perbedaan utama dari sel prokariotik
dan sel eukariotk adalah sel prokariotik tidak memiliki membrane inti, sedangkan sel
eukariotik memiliki membran inti dan lokasi DNA-nya (Campbell, 2008).
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
No Nama Alat Jumlah
1 Mikroskop 1 buah
2 Cutter 1 buah
3 Cover glass 3 buah
4 Objek glass 3 buah
5 Pipet tetes 1 buah
B. Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 Preparat Daun Zea mays 1 buah
2 Bawang merah (Allium cepa L.) Secukupnya
3 Bawang putih (Allum sativum) Secukupnya
4 Aquades Secukupnya

1. PROSEDUR KERJA
1. Disiapkan semua alat dan bahan.
2. Diamati preparat daun Zea mays dengan menggunakan mikroskop.
3. Disayat setipis mungkin bawang merah dan bawang putih.
4. Kemudian diletakkan di atas object glass, ditetesi aquades dan ditutup dengan
cover glass.
5. Diamati hasil sayatan dengan menggunakan mikroskop secara bergantiam.
6. Digambar dan dilihat bagian sel-sel dari bahan yang diamati.

2. HASIL PENGAMATAN
Daun Zea mays Perbesaran 10x10
Bawang merah Perbesaran 10x10

Bawang Putih Perbesaran 10x10

3. PEMBAHASAN
a. Daun Jagung (Zea mays)
Klasifikasi Jagung
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays
Dari hasil pengamatan daun Zea mays yang terlihat hanya jaringan
epidermisnya saja. Hal ini dikarenakan preparat yang digunakan telalu kecil dan
mungkin saja karena penggunaan lensa mikroskop yang hanya perbesaran 10x10.
Jaringan epidermis ini terdir dari sel-sel berbentuk batang yang tersusum secara rapat.
Dinding selnya tebal dan pada daun ini, kami tidak menemukan stomata. Jaringan
epidermis ini hanya tersusun dari selapis sel. Dinding sel yang mengalami penebalan
terdiri dari lignin, ada juga yang terdiri dari zat kutin. Penebalan kutin ini akan
membentuk lapisan kutikula yang tipis atau tebal. Jaringan epidermis inilah yang
berfungsi sebagai pelindung jaringan yang ada di dalamnya dari patogen, paparan
cahaya, kerusakan mekanis atau perubahan kondisi lingkungan yang ekstrim.
Jaringan epidermis ini juga mengalami modifikasi, salah satunya trikoma atau bulu
halus. Oleh sebab itu, jika dipegang permukaan daun jagung ini seperti memiliki
rambut halus yang berfungsi mencegah penguapan yang berlebihan. Bagian sel yang
terlihat hanya dinding sel dan sitoplasma. Dinding sel berfungsi melindung bagian-
bagian sel yang ada di dalamnya, sedangkan sitoplasma berfungsi sebagai metabolism
sel.
b. Bawang Merah (Allium cepa L.)
Klasifikasi bawang merah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L.
Dari hasil pengamatan bawang merah yang terlihat adalah jaringan epidermis.
Dilakukan pengirisan bawang merah pada lapisan luarnya. Perbesaran yang
digunakan juga 10x10. Jaringan epidermis ini terdiri dari sel-sel berbentuk balok ang
tersusun rapat tanpa ada ruang yang membatasinya. Jaringan epidermis adalah
jaringan yang paling luar pada setiap organ tumbuhan, yaitu batang, akar, maupun
daun. Fungsinya sama yaitu sebagai pelindung terhadap terhadap hilangnya air karena
adanya penguapan, kerusakan mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat-zat
makanan. Bagian-bagian sel yang terlihat hanya dinding sel dan sitoplasma. Sel yang
terlihat berbentuk seperti kotak tetapi tidak kotak sempurna. Hal ini dikarenakan
bawang merah tumbuhan yang mempunyai dinding sel. Jika dilihat dari mikroskop,
sel kotak tadi berwarna keunguan. Sebab pada sel bawang merah terdapat kloroplas
meskipum tidak mengandung klorofil (zat hijau). Dinding sel ini berfungsi sebagai
pelindung dan sebagai pemberi bentuk sel. Bahan utama penyusun dinding sel berupa
zat kayu yaitu selulosa, kemudian mengandung zat lain misalnya pectin,
hemiselulosa, dan glikogen.
Sitoplasma berupa cairan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya
metabolism sel. Selain itu, organel sel yang terlihat yaitu nukleus. Nukleus atau inte
sel berupa bagian sel yang berfungsi sebagai penyimpanan informasi genetik (gen)
dalam bentuk DNA, mengontrol seluruh proses yang terjadi di dalam sel, tempat
terjadinya replica (perbanyakan) DNA dan transkripsi (pengutipan) DNA. Akan
tetapi, inti sel yang terlihat tidak terlalu jelas, hanya berupa bulatan kecil karena
perbesaran yang digunakan terlalu kecil.
c. Bawang Putih (Allium sativum)
Klasifikasi bawang putih
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Alliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum
Dari hasil pengamatan dapat dilihat jaringan epidermis yang tersusun atas sel
yang berbentuk kotak yang tidak sempurna. Pengamatan dilakukan dengan
perbesaran 10x10 sehingga bagian-bagian sel yang terlihat hanya dinding sel dan
sitoplasma. Dinding selnya hamper terlihat sama dengan bawang merah. Dinding sel
berfungsi sebagai pelindung sel dan memberi bentuk sel. Bahan penyusun dinding sel
ini berupa zat kayu yaitu selulosa, bahan lainnya seperti pektin, hemiselulosa, dan
glikoprotein. Sitoplasmanya ini memenuhi sel yang berupa cairan sebagai tempat
berlangsungnya metabolisme sel.
Jaringan epidermis ini berfungsi sebagai pelindung jaringan yang di
dalamnya, baik dari kerusakan fisik, perubahan suhu, dan patogen. Jaringan
epidermis ini terdiri dari selapis sel saja karena pada dasarnya bersifat semipermeable
yang dapat ditembus zat-zat yang diperlukan atau tidak dibutuhkan melalui stomata.
4. KESIMPULAN
Dari pembahasan didapatkan kesimpulan bahwa pada daun Zea mays yang
terlihat bagian-bagian selnya yaitu dinding sel dan sitoplasma yang merupakan
bagian dari jaringan epidermis. Pada bawang merah yang terlihat bagian-bagian
selnya yaitu dinding sel, sitoplasma, dan nukleus. Sedangkan pada bawang putih juga
sama yang terlihat yaitu sitoplasma dan dinding sel yang merupakan bagian dari
jaringan epidermis. Dinding sel ini berfungsi sebagai pelindung organel yang di
dalamnya dari kerusakan fisik, perubahan suhu, dan patogen serta berfungsi sebagai
pemberi bentuk sel. Sitoplasma sel ini berupa cairan sebagai tempat metabolism sel.
Dan nukleus atau inti sel sebagai pusat yang mengatur segala kegiatan sel serta
sebagai tempat replikasi dan transkripsi DNA.
XI. DAFTAR PUSTAKA
Aliah, Nurul Umayatul, dkk. 2015. Hubungan Ketebalan Lapisan Epidermis Daun
terhadap Serangan Jamur (Mycosphaerella musicola) Penyebab Penyakit
Bercak Daun Sigatoka pada Sepuluh Kulnvar Pisang. Jurnal HPT. Vol 3. No
1.
Campbell, Neil A. dan Jane B. Reece. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Gul, Sema. 2007. Biologi. Jakarta: Salemba Teknika.
Ramadina dan Husnarika Febriani. 2017. Biologi Sel. Medan: CV Salembar Papyrus.
Rompas, Yulanda, dkk. 2011. Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa
Tumbuhan Suku Orchidaceae. Jurnal Biologos. Vol 1. No 1.
Suktono. 1989. Biologi Umum. Jakarta: Gramedia.
Sumadi. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sutrian, Yaya. 2011. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai