Latar Belakang
Aglaonema atau sri rejeki dijuluki dengan “ratu daun”. Nama aglaonema berasal
dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “aglaos” dan “nema/nematos” yang artinya
terang/mengkilap. Tanaman ini masih satu famili dengan talas-talasan (Aracaeae) serta
keterampilannya dari tahun ketahun pak Gren dapat menghasilkan tanaman atau
Orang yang memberikan nama aglaonema adalah Heinrich Wilhelm Schott, ahli
Indonesia dan kian dikenal masyarakat sejak lama, Aglaonema atau nama akrabnya sri
Aglaonema atau Sri Rejeki merupakan tanaman dari family Araceae. Genus
Aglaonema terdiri dari sekitar 30 spesies. Habitat asli tanaman ini adalah di bawah
hutan hujan tropis, tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan
memiliki penampilan tanaman yang sangat menarik. Hybrida dari bermacam warna,
bentuk, ukuran daun sehingga jauh berbeda dari spesies alami ( Anonim ,2008 ).
sepanjang masa. Setiap saat, para pemulia mengeluarkan hibrida baru. Saat itulah,
para kolektor memburu hasil persilangan para pemulia ini. Aglaonema hasil persilangan
ini diikutkan oleh para kolektor dalam suatu kontes. Tanaman aglaonema yang
berwarna hijau, merah, putih dan kuning. Motif dan coraknya beraneka macam. Hasil
persilangan ditentukan oleh indukan yang dipakai. Tren warna yang sering diminati para
kolektor adalah aglaonema berwarna merah. Tren warna-warna lain mengalami pasang
surut untuk mendapatkan persilangan yang bagus, para pemulia aglaonema indonesia
memburu tanaman ini hingga ke pedalaman hutan. Tujuan mereka untuk memperoleh
jenis bergalur murni, Galur murni memiliki genotip yang masih asli Untuk keperluan
persilangan. hal ini memudahkan para pemulia dalam penelusuran genetiknya. Tidak
heran aglaonema indonesia sering merebut juara dalam kontes dunia ( Anonim, 2011 ).
Aglaonema termsuk salah satu jenis tanaman yang bisa tumbuh di susud-sudut
ruangan yang gelap. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang mendapatkan sinar
matahari. Tetapi memiliki daya adaptasi yang baik terhadap tempat yang kurang
cahaya. Oleh karena itu, aglaonema sangat cocok sebagai tanaman hias di dalam
pasaran, namun hanya 3 jenis aglaonema yang akan di gunakan pada penelitian ini.
tombak dan keras,berwarna hijau dengan corak yang indah berwarna abu-abu
hijau tua dengan corak warna hijau terang dan agak kekuningan, bagian tengah daun
berwarna putih krem, batangnya berwarna putih. Dan aglaonema Splash pink,
aglaonema ini berdaun besar,panjang 20 cm, dan lebar 15 cm. Penampilan memikat
dengan sapuan warna merah mudah dijari-jari daun ( Ika kurniawati, 2010).
Asalkan, kita mengetahui cara dan perlakuannya, Salah satu cara untuk meningkatkan
warna daun aglaonema adalah dengan memberikan pupuk cair dan pupuk yang
berkadar K tinggi . Pupuk cair umumnya mengandung bakteri baik dan mampu
bagian belakang daun.Dengan perlakuan tersebut, otomatis tanaman akan sehat dan
Pemberian pupuk cair melalui daun lebih efektif, karena unsur hara mikro yang
efisiensi metabolisme pada daun (sarief ,1993). Salah satu jenis pupuk sekarang telah
Petrovita merupakan pupuk cair lengkap yang mengandung unsur hara makro
dan unsur hara mikro, zat penyangga dan zat pembasah yang sangat diperlukan oleh
tanaman.Kelebihan lain yang dimiliki pupuk Petrovita adalah sangat mudah larut dalam
air, dapat dicampur dengan berbagai macam pestisida dan apabila disemprotkan
merata keseluruh permukaan daun dan tanaman tidak menyebabkan plasmolisis pada
jaringan tanaman serta tidak mudah tercuci oleh air hujan. Beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian beberapa unsur hara seperti yang terkandung dalam
dengan pemberian pupuk cair petrovita”. Yang diharapkan dapat memberikan informasi
Hipotesis
1. Terdapat interaksi jenis aglaonema yang berbeda dengan pemberian pupuk cair
aglaonema.
2. Terdapat salah satu jenis aglaonema yang memberikan pengaruh terbaik terhadap
3. Terdapat salah satu pemberian pupuk cair petrovita yang memberikan pengaruh terbaik
TINJAUAN PUSTAKA
Aglaonema atau Sri Rejeki adalah Ratu Tanaman Hias, karena penampilannya
termasuk tanaman hias yang mempunyai daya tarik utama terletak pada keindahan
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Base monocots
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Subfamili : Aroideae
Suku/Genus : Aglaonemateae
Spesies vs Hibrida ( Anonim, 2009 ).
Adapun morfologi tanaman hias agalonema terdiri dari ciri-ciri sebagai berikut :
Akar
Tanaman Aglaonema adalah tanaman monokotil atau berbiji tunggal, memiliki
akar serabut yang berfungsi sebagai pencari pakan di dalam tanah dan menopang
tanaman. Akar aglaonema berwarna putih dan gemuk (berair) jika tanaman dalam
kondisi sehat. Jika dalam keadaan sakit, akar tanaman akan berwarna cokelat dan
Batang
Aglaonema memiliki batang yang relatif pendek yang berwarna putih, hijau, atau
merah. Batangnya berbuku-buku, cenderung berair dan tidak berkayu ( Anonim, 2008 ).
Daun
Bentuk daunnya agak bervariatif, dari oval, oval tak beraturan, ovel dengan ujung
lancip. Daunnya yang tipis, tetapi memiliki tekstur yang kaku.Umumnya daun
Dan hanya satu aglaonema dengan daun berwarna merah atau dikenal dengan red
aglaonema, yaitu Aglaonema rotundum asli sumatera. Aglaonema rotundum inilah yang
sering dijadikan induk untuk menghasilkan turunan atau hibrida berwarna merah yang
Tangkainya yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan luas permukaan daun
dan berpelepah yang saling bertaut menutup batang tanaman, yang menyebabkan
orang sering mengira kalau aglaonema tidak memiliki batang ( Anonim, 2008 ).
Bunga
lain yang berfungsi menarik serangga datang membantu penyerbukan. Serbuk sari atau
bunga jantan terletak di bagian atas, sedangkan putik atau bunga betina terletak di
matang, seludang dalam keadaan tertutup dan baru membuka ketika bunga betina
telah matang. Sekitar 2 hari setelah bunga betina matang, bunga jantan juga menyusul
merupakan penyerbukan silang. Maksudnya di sini adalah bunga betina dari satu
tanaman diserbuki oleh bunga jantan dari tanaman lain. Dan jika penyerbukan berhasil
dalam beberapa hari kemudian, bunga akan mengering dan diikuti membesarnya bakal
buah. Pada fase munculnya bunga, kebutuhan hara untuk pembentukan bunga sangat
besar. Karenanya, saat bunga muncul, daun-daun aglaonema akan mengecil akibat
kekurangan hara. Dan biasanya agar aglaonema tetap indah, biasanya bunga tersebut
Buah
lonjong seperti buah melinjo. Mula-mula buah berwarna hijau, pada perkembangannya
akan berubah menjadi putih, kuning dan setelah matang berwarna merah. Memerlukan
sekitar 4 bulan dari terbentuknya buah sampai matang. Setalah matang dan berwarna
merah, daging buah mudah dikupas dan bisa diperoleh biji berwarna cokelat dan siap
Iklim
Sifat dari tanaman aglaonema beragam, ada yang dapat terkena sinar matahari
dan ada juga yang harus ternaungi, sebagian aglaonema dapat hidup di tempat lembab
dan sebagian lagi di tempat sedikit kering, tanaman aglaonema tergolong bandel,
mudah dirawat dan cocok dijadikan tanaman indoor, apalagi aglaonema terkenal
optimal adalah lokasi, cahaya, kelembaban dan suhu Lokasi yang ideal untuk merawat
laut,namun tidak menutup kemungkinan juga dapat tumbuh baik di dataran rendah,
terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10 – 30%, kelembaban yang cocok
untuk merawat aglaonema adalah 50 – 70%, di kisaran itu tanaman tumbuh baik, lebih
dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya cendawan pada media tanam, selain itu juga
suhu menunjang pertumbuhan, lokasi sebaiknya bersuhu 28 – 30˚C pada siang hari
dan 20 – 22˚C malam hari dan dibantu juga dengan sirkulasi udara yang baik ( Anonim,
2011 ).
Media Tanam
Untuk memiliki tanaman aglaonema yang tumbuh sehat dan baik diantaranya
adalah dengan menggunakan media dengan komposisi yang pas, media dengan
tingkat keasaman/pH dan porositas (Porous) yang ideal sangat baik untuk pertumbuhan
aglaonema, media tanam aglaonema juga harus steril, yaitu bebas dari penyakit, tidak
mudah lapuk dan hancur karena air, mudah diperoleh dan harganya terjangkau,
aglaonema dapat tumbuh dengan baik pada media dengan pH 7 atau disebut juga pH
netral yang kaya akan zat hara, angka pH dengan selisih 0,5 – 1 masih dianggap pH
Untuk memperoleh tanaman yang sehat dan memiliki pertumbuhan yang optimal
maka sebaiknya diberikan imput yaitu berupa pupuk padat maupun cair. Dimana
Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik.
Petrovita merupakan pupuk cair lengkap yang mengandung unsur hara makro,
unsur hara mikro,zat penyangga dan zat pembasah yang sangat diperlukan oleh
tanaman. Selain itu, pupuk cair Petrovita dapat langsung dilarutkan dalam air tidak
semprot. Adapun komposisi hara yang dimiliki oleh pupuk cair Petrovita adalah N 8,82
%, P2O5 6,71 %, K2O 6,47%,S 1,89 %, Fe 0,02, Zn 37,22 ppm, Mo 47,91 ppm, Mg
0,03 %, Mn 57,5 ppm, Co 4,66 ppm, B 0,04 %, Cu 0,01 % dan pH 4-6. Kelebihan lain
yang dimiliki pupuk Petrovita adalah sangat mudah larut dalam air, dapat dicampur
permukaan daun dan tanaman tidak menyebabkan plasmolisis pada jaringan tanaman
serta mudah tercuci oleh air hujan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemberian beberapa unsur hara seperti yang terkandung dalam pupuk Petrovita
produksi.
Jenis Aglaonema
Aglonema mempunyai lebih dari 50 (lima puluh) jenis galur yang mempunyai
komposisi warna dan bentuk daun yang berbeda-beda. Janis-jenis yang terkenal antara
lain :
a. Aglonema Commutafum trubii, daun berwarna hijau kebiruan terbelang perak tinggi 12
inchi.
b. Aglonema costatum, daun berbentuk hati, panjang 6 inchi, lebar 3 inchi. Warna hijau
berkilauan mempunyai bintik-bintik putih dan tulang daun tengah berwarna putih
( Anonim, 2012 ).
Aglaonema roebelinii.
c. Aglonema roebelinii : terdapat belang-belang warna perak. Ketiganya mempunyai warna
dasar yang sama, hijau tua samar, daun berbentuk tombak.Panjang daun = 6-9 inchi
a. Aglonema crispum, dapat tumbuh sampai 3 kaki tingginya. Panjang daun 10-12 inchi
dan lebar 4-5 inchi. Warna daun kelabu dengan pinggir tulang daun hijau
a. Aglonema commutafum varietas Pride Sumatera, daun berwarna merah, mempunyai
Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar yang berlangsung pada Bulan Maret
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bibit beberapa jenis
skop, parang, pisau tajam, gelas ukur, baskom, sprayer dan alat tulis-menulis.
Metode Penelitian
(RAK) dalam bentuk faktorial. Penelitian ini terdiri atas 2 faktor yaitu,
A2 = Aglaonema Pseudu-bracteatum
Faktor kedua yaitu dengan penggunaan pupuk cair petrovita yang terdiri dari :
P1 = 1 ml / liter air
P2 = 2 ml / liter air
sehingga terdapat 18 (delapan belas) unit penelitian, dan setiap perlakuan terdapat
Pelaksanaan Penelitian
campuran lapisan tanah,sekam dan pupuk kandang secara berlapis dalam baskon
permukaan tanah yang rata dalam green house. Oleh karena itu, penyiapan tempat
polybag atau pot cukup dengan merata kan permukaan tanah tanpa diolah
Bahan tanam (stek) diambil dari tanaman aglaonema yang tua kemudian di
potong sepanjang 2-3 cm atau menyisahkan 2 mata tunas. setelah itu pangkal stek
direndam dengan zat perangsang tumbuh growton yang telah dicampur air dengan
konsentrasi 10 ml/1 gr growtone secara merata. Setelah stek direndam dengan zat
perangsang tumbuh growton selama beberapa detik kemudian ditanam ke dalam poly
bag yang telah di sediakan. selanjutnya polybag/media tanam ditempatkan pada green
sesuai dengan konsentrasi yang diberikan yaitu pada taraf pertama dengan
mencampurkan air dan pupuk cair petrovita dengan konsentrasi 1ml / liter air dan taraf
ke 2 yaitu mencampurkan air dengan pupuk cair pertrovita 2 ml / liter air kemudian
pseudo-bracteatum dan aglaonema splash pink yang sesuai dengan denah penelitian
(terlampir).
Pemeliharaan
dilakuakan sehari sekali dengan dosis yang cukup, dan apabila tanaman terserang
hama dan penyakit maka dilakukan pengendaliannya dengan cara mekanis yaitu
mengambil hama dan membunuhnya, dan secara kimia dengan inteksida (dilakukan
apabila serangan berat yang diperkirakan dapat menyebar merata pada seluruh
tanaman ). Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh disekitar
Parameter Pengamatan
Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Munculnya tunas (hari) ; dihitung mulai dari penanamn sampai munculnya tunas,
2. Tinggi tunas (cm) ; diukur dari mata tunas sampai titik tumbuh terakhir, diamtai dua
minggu sekali.
3. Jumlah daun (helai) ; dihitung jumlah daun yang terbentuk diamati dua minggu sekali.
4. Diameter tunas (cm) ; dihitung lingkaran tunas, diamati dua minggu sekali.
DAFTAR PUSTAKA