Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL PENELITIAN TANAMAN HIAS

AGLAONEMA (AGLAONEMA SP)


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Aglaonema atau sri rejeki dijuluki dengan “ratu daun”. Nama aglaonema berasal

dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “aglaos” dan “nema/nematos” yang artinya

terang/mengkilap. Tanaman ini masih satu famili dengan talas-talasan (Aracaeae) serta

kerabat dekat dengan Spathipyllu dan Philodendron.Penyebaran utama di Asia

Tenggara meliputi Filipina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Laos, Vietnam, Brunai

Darussalam, dan Myanmar. Kemudian tanaman ini menyebar ke Cina, Florida,dan

Amerika ( Anonim, 2009 ).

Sejarah tanaman aglaonema di Indonesia tidak terlepas dari nama penyilngan

pertama aglaonema di Indonesia Gregorius Hambali yang sangat dikenal dengan

sebutan pak Gren di kalangan kolektor tanaman hias,berkat ketekunan dan

keterampilannya dari tahun ketahun pak Gren dapat menghasilkan tanaman atau

melahirkan berbagai varietas baru dari tangannya ( Ika Kurniawati,2010 ).

Orang yang memberikan nama aglaonema adalah Heinrich Wilhelm Schott, ahli

botani kelahiran Brunn, Morovia, Cekoslavakia, sebenarnya aglaonema telah populer di

Indonesia dan kian dikenal masyarakat sejak lama, Aglaonema atau nama akrabnya sri

rejeki harganya kian menjulang tinggi ( Ika Kurniawati,2010 ).

Aglaonema atau Sri Rejeki merupakan tanaman dari family Araceae. Genus

Aglaonema terdiri dari sekitar 30 spesies. Habitat asli tanaman ini adalah di bawah
hutan hujan tropis, tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan

kelembaban tinggi. Kini berbagai macam aglaonema hybrida telah dikembangkan,

memiliki penampilan tanaman yang sangat menarik. Hybrida dari bermacam warna,

bentuk, ukuran daun sehingga jauh berbeda dari spesies alami ( Anonim ,2008 ).

Publik mengenal aglaonema sebagai tanaman eksklusif berdaun indah

sepanjang masa. Setiap saat, para pemulia mengeluarkan hibrida baru. Saat itulah,

para kolektor memburu hasil persilangan para pemulia ini. Aglaonema hasil persilangan

ini diikutkan oleh para kolektor dalam suatu kontes. Tanaman aglaonema yang

mendapatkan juara harganya sangat tinggi. Kolektor-kolektor yang lain rela

mengeluarkan uang berapapun untuk mendapatkannya, daun-daun aglaonema

berwarna hijau, merah, putih dan kuning. Motif dan coraknya beraneka macam. Hasil

persilangan ditentukan oleh indukan yang dipakai. Tren warna yang sering diminati para

kolektor adalah aglaonema berwarna merah. Tren warna-warna lain mengalami pasang

surut untuk mendapatkan persilangan yang bagus, para pemulia aglaonema indonesia

memburu tanaman ini hingga ke pedalaman hutan. Tujuan mereka untuk memperoleh

jenis bergalur murni, Galur murni memiliki genotip yang masih asli Untuk keperluan

persilangan. hal ini memudahkan para pemulia dalam penelusuran genetiknya. Tidak

heran aglaonema indonesia sering merebut juara dalam kontes dunia ( Anonim, 2011 ).

Aglaonema termsuk salah satu jenis tanaman yang bisa tumbuh di susud-sudut

ruangan yang gelap. Tanaman ini tumbuh baik di tempat yang mendapatkan sinar

matahari. Tetapi memiliki daya adaptasi yang baik terhadap tempat yang kurang

cahaya. Oleh karena itu, aglaonema sangat cocok sebagai tanaman hias di dalam

ruangan ( AS. Sudarmono,1997 ).


Aglaonema terdiri dari kurang lebih 30 spesies yang sudah di lepaskan di

pasaran, namun hanya 3 jenis aglaonema yang akan di gunakan pada penelitian ini.

Aglaonema Treubii bentuk tanamannya ramping, daun berbentuk seperti daun

tombak dan keras,berwarna hijau dengan corak yang indah berwarna abu-abu

keperakan. Aglaonema Pseudu-bracteattum dengan bentuk daun panjang, berwarna

hijau tua dengan corak warna hijau terang dan agak kekuningan, bagian tengah daun

berwarna putih krem, batangnya berwarna putih. Dan aglaonema Splash pink,

aglaonema ini berdaun besar,panjang 20 cm, dan lebar 15 cm. Penampilan memikat

dengan sapuan warna merah mudah dijari-jari daun ( Ika kurniawati, 2010).

Membuat warna aglaonema menjadi cerah sebenarnya tidak terlalu rumit.

Asalkan, kita mengetahui cara dan perlakuannya, Salah satu cara untuk meningkatkan

warna daun aglaonema adalah dengan memberikan pupuk cair dan pupuk yang

berkadar K tinggi . Pupuk cair umumnya mengandung bakteri baik dan mampu

menekan perkembangan bakteri yang merugikan tanaman. Penyemprotan diarahkan ke

bagian belakang daun.Dengan perlakuan tersebut, otomatis tanaman akan sehat dan

warna daun aglaonema semakin mengkilap ( Anonim, 2011 ).

Pemberian pupuk cair melalui daun lebih efektif, karena unsur hara mikro yang

dikandungnya cepat diserap, sehingga dapat memacu pertumbuhan dan meningkatkan

efisiensi metabolisme pada daun (sarief ,1993). Salah satu jenis pupuk sekarang telah

beredar dipasaran adalah pupuk cair Petrovita.

Petrovita merupakan pupuk cair lengkap yang mengandung unsur hara makro

dan unsur hara mikro, zat penyangga dan zat pembasah yang sangat diperlukan oleh

tanaman.Kelebihan lain yang dimiliki pupuk Petrovita adalah sangat mudah larut dalam
air, dapat dicampur dengan berbagai macam pestisida dan apabila disemprotkan

merata keseluruh permukaan daun dan tanaman tidak menyebabkan plasmolisis pada

jaringan tanaman serta tidak mudah tercuci oleh air hujan. Beberapa hasil penelitian

menunjukkan bahwa pemberian beberapa unsur hara seperti yang terkandung dalam

pupuk Petrovita tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman.

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan, diperoleh suatu pemikiran untuk

melakukan penelitian tentang “Pengaruh pertumbuhan jenis aglaonema yang berbeda

dengan pemberian pupuk cair petrovita”. Yang diharapkan dapat memberikan informasi

kepada petani atau pengusaha tani guna membantu pengembangan agribisnis

tanaman hias khususnya aglaonema.

Hipotesis

1.            Terdapat interaksi jenis aglaonema yang berbeda dengan pemberian pupuk cair

petrovita yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan tanaman hias

aglaonema.

2.            Terdapat salah satu jenis aglaonema yang memberikan pengaruh terbaik terhadap

pertumbuhan tanaman hias aglaonema.

3.            Terdapat salah satu pemberian pupuk cair petrovita yang memberikan pengaruh terbaik

terhadap pertumbuhan tanaman hias aglaonema.

Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan jenis

aglaonema yang berbeda dengan pemberian pupuk cair petrovita.


Kegunaan penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dalam upaya

pengembangan tanaman hias aglaonema khususnya di Polewali Mandar dan sebagai

bahan pembanding pada penelitian selanjutnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Morfologi Tanaman Aglaonema

Aglaonema atau Sri Rejeki adalah Ratu Tanaman Hias, karena penampilannya

yang mempesona dan juga tanaman hias pembawa keberuntungan. Aglaonema

termasuk tanaman hias yang mempunyai daya tarik utama terletak pada keindahan

daun-daunnya ( Anonim, 2008 ).

Aglaonema masuk kedalam famili Araceae yang berkerabat dekat dengan

Alocasia, Anthurium, Caladium, dan Dieffenbachia ( Anonim,2008)

Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Base monocots
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Subfamili : Aroideae
Suku/Genus : Aglaonemateae
Spesies vs Hibrida ( Anonim, 2009 ).

Adapun morfologi tanaman hias agalonema terdiri dari ciri-ciri sebagai berikut :

Akar
Tanaman Aglaonema adalah tanaman monokotil atau berbiji tunggal, memiliki

akar serabut yang berfungsi sebagai pencari pakan di dalam tanah dan menopang

tanaman. Akar aglaonema berwarna putih dan gemuk (berair) jika tanaman dalam

kondisi sehat. Jika dalam keadaan sakit, akar tanaman akan berwarna cokelat dan

kurus ( Anonim, 2008 ).

Batang

Aglaonema memiliki batang yang relatif pendek yang berwarna putih, hijau, atau

merah. Batangnya berbuku-buku, cenderung berair dan tidak berkayu ( Anonim, 2008 ).

Daun

Bentuk daunnya agak bervariatif, dari oval, oval tak beraturan, ovel dengan ujung

lancip. Daunnya yang tipis, tetapi memiliki tekstur yang kaku.Umumnya daun

aglaonema berwarna hijau bercorak atau bertotol-totol dengan berbagai gradasinya.

Dan hanya satu aglaonema dengan daun berwarna merah atau dikenal dengan red

aglaonema, yaitu Aglaonema rotundum asli sumatera. Aglaonema rotundum inilah yang

sering dijadikan induk untuk menghasilkan turunan atau hibrida berwarna merah yang

sekarang lagi nge-trend ( Anonim, 2008 ).

Tangkainya yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan luas permukaan daun

dan berpelepah yang saling bertaut menutup batang tanaman, yang menyebabkan

orang sering mengira kalau aglaonema tidak memiliki batang ( Anonim, 2008 ).

Bunga

Bunga aglaonema kurang menarik dibandingkan dengan bunga-bunga tanaman

lain yang berfungsi menarik serangga datang membantu penyerbukan. Serbuk sari atau
bunga jantan terletak di bagian atas, sedangkan putik atau bunga betina terletak di

bagian bawah dekat pangkal ( Anonim, 2008 ).

Bunga aglaonema terbungkus seludang berwarna hijau pucat. Bunga belum

matang, seludang dalam keadaan tertutup dan baru membuka ketika bunga betina

telah matang. Sekitar 2 hari setelah bunga betina matang, bunga jantan juga menyusul

matang. Karena matangnya tidak bersamaan, maka penyerbukan aglaonema

merupakan penyerbukan silang. Maksudnya di sini adalah bunga betina dari satu

tanaman diserbuki oleh bunga jantan dari tanaman lain. Dan jika penyerbukan berhasil

dalam beberapa hari kemudian, bunga akan mengering dan diikuti membesarnya bakal

buah. Pada fase munculnya bunga, kebutuhan hara untuk pembentukan bunga sangat

besar. Karenanya, saat bunga muncul, daun-daun aglaonema akan mengecil akibat

kekurangan hara. Dan biasanya agar aglaonema tetap indah, biasanya bunga tersebut

dipotong ( Anonim, 2008 ).

Buah

Setelah penyerbukan berhasil, bakal buah akan menjadi buah-buah berbentuk

lonjong seperti buah melinjo. Mula-mula buah berwarna hijau, pada perkembangannya

akan berubah menjadi putih, kuning dan setelah matang berwarna merah. Memerlukan

sekitar 4 bulan dari terbentuknya buah sampai matang. Setalah matang dan berwarna

merah, daging buah mudah dikupas dan bisa diperoleh biji berwarna cokelat dan siap

disemaikan menjadi tanaman baru ( Anonim, 2008 ).

Syarat Tumbuh Aglaonema

Iklim
Sifat dari tanaman aglaonema beragam, ada yang dapat terkena sinar matahari

dan ada juga yang harus ternaungi, sebagian aglaonema dapat hidup di tempat lembab

dan sebagian lagi di tempat sedikit kering, tanaman aglaonema tergolong bandel,

mudah dirawat dan cocok dijadikan tanaman indoor, apalagi aglaonema terkenal

dengan motif daunnya yang indah ( Anonim, 2011).

Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pertumbuhan aglaonema yang

optimal adalah lokasi, cahaya, kelembaban dan suhu Lokasi yang ideal untuk merawat

aglaonema adalah daerah yang berketinggian 300 – 400 m diatas permukaan

laut,namun tidak menutup kemungkinan juga dapat tumbuh baik di dataran rendah,

sesuai habitatnya aglaonema menyukai lokasi yang teduh dengan pencahayaan

terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10 – 30%, kelembaban yang cocok

untuk merawat aglaonema adalah 50 – 70%, di kisaran itu tanaman tumbuh baik, lebih

dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya cendawan pada media tanam, selain itu juga

suhu menunjang pertumbuhan, lokasi sebaiknya bersuhu 28 – 30˚C pada siang hari

dan 20 – 22˚C malam hari dan dibantu juga dengan sirkulasi udara yang baik ( Anonim,

2011 ).

Media Tanam

Untuk memiliki tanaman aglaonema yang tumbuh sehat dan baik diantaranya

adalah dengan menggunakan media dengan komposisi yang pas, media dengan

tingkat keasaman/pH dan porositas (Porous) yang ideal sangat baik untuk pertumbuhan

aglaonema, media tanam aglaonema juga harus steril, yaitu bebas dari penyakit, tidak
mudah lapuk dan hancur karena air, mudah diperoleh dan harganya terjangkau,

aglaonema dapat tumbuh dengan baik pada media dengan pH 7 atau disebut juga pH

netral yang kaya akan zat hara, angka pH dengan selisih 0,5 – 1 masih dianggap pH

ideal ( Anonim, 2011 ).

Pupuk Cair Petrovita

Untuk memperoleh tanaman yang sehat dan memiliki pertumbuhan yang optimal

maka sebaiknya diberikan imput yaitu berupa pupuk padat maupun cair. Dimana

Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk

mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi

dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik.

Petrovita merupakan pupuk cair lengkap yang mengandung unsur hara makro,

unsur hara mikro,zat penyangga dan zat pembasah yang sangat diperlukan oleh

tanaman. Selain itu, pupuk cair Petrovita dapat langsung dilarutkan dalam air tidak

memperlihatkan endapan sehingga tidak menimbulkan penyumbatan pada alat

semprot. Adapun komposisi hara yang dimiliki oleh pupuk cair Petrovita adalah N 8,82

%, P2O5 6,71 %, K2O 6,47%,S 1,89 %, Fe 0,02, Zn 37,22 ppm, Mo 47,91 ppm, Mg

0,03 %, Mn 57,5 ppm, Co 4,66 ppm, B 0,04 %, Cu 0,01 % dan pH 4-6. Kelebihan lain

yang dimiliki pupuk Petrovita adalah sangat mudah larut dalam air, dapat dicampur

dengan berbagai macam pestisida dan apabila disemprotkan merata keseluruh

permukaan daun dan tanaman tidak menyebabkan plasmolisis pada jaringan tanaman

serta mudah tercuci oleh air hujan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa

pemberian beberapa unsur hara seperti yang terkandung dalam pupuk Petrovita

tersebut mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Petrovita berguna


untuk menyuburkan dan mempercepat pertumbuhan tanaman serta meningkatkan

produksi.

Jenis Aglaonema

Aglonema mempunyai lebih dari 50 (lima puluh) jenis galur yang mempunyai

komposisi warna dan bentuk daun yang berbeda-beda. Janis-jenis yang terkenal antara

lain :

Jenis yang berukuran kecil.

a.            Aglonema Commutafum trubii, daun berwarna hijau kebiruan terbelang perak tinggi 12

inchi.

b.            Aglonema costatum, daun berbentuk hati, panjang 6 inchi, lebar 3 inchi. Warna hijau

berkilauan mempunyai bintik-bintik putih dan tulang daun tengah berwarna putih

( Anonim, 2012 ).

Jenis yang berukuran sedang.

a.            Aglonema commutafum : mempunyai strip-strip daun yang berwarna perak.

b.            Aglonema pseudobractiatum : mempunyai belang-belang putih lebih banyak dari

Aglaonema roebelinii.

c.            Aglonema roebelinii : terdapat belang-belang warna perak. Ketiganya mempunyai warna

dasar yang sama, hijau tua samar, daun berbentuk tombak.Panjang daun = 6-9 inchi

dan tinggi = 1-2 kaki ( Anonim, 2012 ).

Jenis yang berukuran besar.

a.            Aglonema crispum, dapat tumbuh sampai 3 kaki tingginya. Panjang daun 10-12 inchi

dan lebar 4-5 inchi. Warna daun kelabu dengan pinggir tulang daun hijau

muda( Anonim, 2012 ).


Jenis Hybrida.

a.            Aglonema commutafum varietas Pride Sumatera, daun berwarna merah, mempunyai

urat daun berwarna merah muda ( Anonim, 2012 ).

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilaksanakan di UPTD Balai Benih Hortikultura Darma,

Kecamatan Polewali Kabupaten Polewali Mandar yang berlangsung pada Bulan Maret

sampai bulan Mei 2014.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bibit beberapa jenis

aglaonema, growtone, dan pupuk cair petrovita.

Alat yang digunakan meliputi polybag ukuran 12 cm X 17 cm, meteran, cangkul,

skop, parang, pisau tajam, gelas ukur, baskom, sprayer dan alat tulis-menulis.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok

(RAK) dalam bentuk faktorial. Penelitian ini terdiri atas 2 faktor yaitu,

Faktor pertama adalah jenis aglonema terdiri dari :


A1 = Aglaonema Treubii

A2 = Aglaonema Pseudu-bracteatum

A3 = Aglaonema Splash pink

Faktor kedua yaitu dengan penggunaan pupuk cair petrovita yang terdiri dari :

P1 = 1 ml / liter air

P2 = 2 ml / liter air

Adapun kombinasi perlakuan sebagai berikut :

A1P1 A2P1 A3P1

A1P2 A2P2 A3P2

Setiap kombinasi perlakuan masing-masing diulang sebanyak 3 (tiga) kali,

sehingga terdapat 18 (delapan belas) unit penelitian, dan setiap perlakuan terdapat

dua tanaman sehingga jumlah tanam seluruhnya 36 tanaman.

Pelaksanaan Penelitian

Pembuatan Media Tanam

Pembuatan media tanam untuk aglaonema dilakukan dengan cara membuat

campuran lapisan tanah,sekam dan pupuk kandang secara berlapis dalam baskon

dengan perbandingan 1: 1 :1 . kemudian didiamkan selama kurang lebih 1 bulan.

Pengisian Polybag dan Persiapan Lahan

Setelah pupuk kandang,sekam dan tanah matang selanjutnya di masukkan ke

dalam polybag dengan ukuran 12 cm x 17 cm, kemudian di tata rapi di atas

permukaan tanah yang rata dalam green house. Oleh karena itu, penyiapan tempat

polybag atau pot cukup dengan merata kan permukaan tanah tanpa diolah

intensif,kemudian dibuat parit-parit sebagai saluran draenase.


Persiapan Stek Tanam dan Penanaman

Bahan tanam (stek) diambil dari tanaman aglaonema yang tua kemudian di

potong sepanjang 2-3 cm atau menyisahkan 2 mata tunas. setelah itu pangkal stek

direndam dengan zat perangsang tumbuh growton yang telah dicampur air dengan

konsentrasi 10 ml/1 gr growtone secara merata. Setelah stek direndam dengan zat

perangsang tumbuh growton selama beberapa detik kemudian ditanam ke dalam poly

bag yang telah di sediakan. selanjutnya polybag/media tanam ditempatkan pada green

house sesuai dengan denah penelitian (terlampir).

Aplikasi Pemberian Pupuk Cair Petrovita

Setelah tanaman hias aglaonema tumbuh, maka dilakukan penyemprotan pupuk

cair petrovita dengan cara menyemprotkannya kedaun tanamam aglaonema yang

sesuai dengan konsentrasi yang diberikan yaitu pada taraf pertama dengan

mencampurkan air dan pupuk cair petrovita dengan konsentrasi 1ml / liter air dan taraf

ke 2 yaitu mencampurkan air dengan pupuk cair pertrovita 2 ml / liter air kemudian

diaplikasikan secara merata kedaun tanaman hias aglaonema treubii, aglaonema

pseudo-bracteatum dan aglaonema splash pink yang sesuai dengan denah penelitian

(terlampir).

Pemeliharaan

Pemeliharaan dilakukan selama penelitian berlangsung yaitu penyirama , yang

dilakuakan sehari sekali dengan dosis yang cukup, dan apabila tanaman terserang

hama dan penyakit maka dilakukan pengendaliannya dengan cara mekanis yaitu

mengambil hama dan membunuhnya, dan secara kimia dengan inteksida (dilakukan

apabila serangan berat yang diperkirakan dapat menyebar merata pada seluruh
tanaman ). Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma yang tumbuh disekitar

polybag yang dapat menyebabkan persaingan unsur hara.

Parameter Pengamatan

Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.    Munculnya tunas (hari) ; dihitung mulai dari penanamn sampai munculnya tunas,

diamati setiap hari.

2.    Tinggi tunas (cm) ; diukur dari mata tunas sampai titik tumbuh terakhir, diamtai dua

minggu sekali.

3.    Jumlah daun (helai) ; dihitung jumlah daun yang terbentuk diamati dua minggu sekali.

4.    Diameter tunas (cm) ; dihitung lingkaran tunas, diamati dua minggu sekali.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2008 http://Unyit’s flowers blogspot.com. Diakses hari rabu 13


November 2013, jam 20.10 am
Anonim, 2009 http://aglaomania.wordpress.com/artikel/sejarah-aglaonema
Diakses hari selasa 12 November 2013, jam 20.15 am

Anonim, 2011 http://distan.go.id/index.php/component/content/articel/52-tanaman-hias/135-


budidaya-aglaonema. Diakses hari selasa 12 November 2013, jam 20.30 am
Anonim,2011 http://duniatanaman.com/budidaya-aglaonema.html. Diakses hari selasa 12
November 2013, jam 20.25 am
Anonim, 2011 http://rozalyadewi.blogspot.com. Diakses hari rabu 13 November 2013, jam
19.35 am
Anonim, 2012 http://godongijo.com/garden/aglonema-2012. Diakses hari minggu 23 November
2013, jam 13.00 pm
Kurniawati, lka. 2010. “Budidaya Aglaonema”.Semarang : CV Ghyyas Putra.
Sarief, E. S. 1993. “Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian”.
Bandung : Pustaka buana.
Sudarmono as.1997.”Tanaman hias ruangan,”Yogyakarta : kanisius.

Anda mungkin juga menyukai