Anda di halaman 1dari 9

laporan biologi PENGARUH AIR TERHADAP

PERTUMBUHAN KACANG HIJAU


PENGARUH AIR TERHADAP PERTUMBUHAN KACANG HIJAU

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Beraneka ragam unsur dapat ditemukan dalam tumbuhan, tetapi tidak berarti bahwa seluruh unsurunsur tersebut dibutuhkan tumbuhan untuk kelangsungan hidupnya. Beberapa unsur yang ditemukan
di dalam tubuh tumbuhan malah dapat mengganggu metabolisme atau meracuni tumbuhan.
Diantara unsur-unsur yang mempengaruhi pertumbuhan suatu tanaman, ada suatu hal yang
paling penting, yaitu air. Air merupakan unsure utama dalam pertumbuhan tanaman. Tanpa air,
tumbuhan tidak akan bisa bertahan hidup. Oleh sebab itu, kami ingin mengetahui dampak macammacam air terhadap pertumbuhan tanaman.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.
2.
3.
4.

Apa pengaruh air ledeng terhadap pertumbuhan kacang hijau?


Apa pengaruh air garam terhadap pertumbuhan kacang hijau?
Apa pengaruh air cucian beras terhadap pertumbuhan kacang hijau?
Apa pengaruh air detergen terhadap pertumbuhan kacang hijau?

1.3 TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk mengetahui pengaruh air ledeng, air garam, air cucian beras, dan air detergen terhadap
pertumbuhan kacang hijau

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 KAJIAN TEORI

Tumbuhan memerlukan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk melakukan fotosintesis.
Namun, untuk mensintesis bahan organik, tumbuhan juga memerlukan bahan mentah dalam bentuk
bahan-bahan anorganik seperti karbondioksida, air dan berbagai mineral yang ada sebagai ion
anorganik dalam tanah.
Di samping karbondioksida dan air, tumbuhan masih memerlukan zat-zat lain. Misalnya, untuk
pembentukan protein dan asam nukleat tumbuhan memerlukan nitrogen dan fosfor. Magnesium
diperlukan utnuk pembentukan molekul chlorophyl. Sejumlah unsur lainnya diperluksan oleh setiap
tumbuhan. Semua unsur ini diperoleh tumbuhan dari air tanah dalam bentuk kimia larutan senyawa.
Oleh karena mineral terus menerus dipakai untuk aktivitas sintesis dalam metabolisme suatu
tumbuhan, maka mineral dalam rambut akar konsentrasinya lebih rendah daripada konsentrasi
mineral dalam air di sekelilingnya. Oleh sebab itu biasanya mineral masuk ke dalam rambut akar
secara difusi.
Ada dua kriteria utama untuk menentukan esensial atau tidaknya suatu unsur dalam
tumbuhan. Pertama, suatu unsur disebut esensial jika tumbuhan tidak mampu menyempurnakan daur

hidupnya tanpa unsur tersebut. Kedua, suatu unsur adalah esensial jika unsur tersebut menjadi bagian
dari molekul atau kandungan tumbuhan yang esensial bagi tumbuhan itu.
Suatu unsur kimia tertentu dianggap sebagai suatu nutrien esensial jika nutrien
tersebut diperlukan agar suatu tumbuhan dapat tumbuh dari suatu biji dan menyelesaikan siklus
kehidupannya. Unsur yang diperlukan oelh tumbuhan dalam jumlah yang relatif besar disebut
makronutrien. Terdapat sembilan makronutrien, yang meliputi enam unsur penyususn utama
senyawa organik : karbon, oksigen, hidrogen, sulfur dan fosfor. Tiga makronutrien lainnya adalah
kalium, kalsium dan magnesium. Unsur-unsur yang diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit
disebut mikronutrien. Kedelapan mikronutrien tersebut adalah besi, klorida, tembaga, mangan, seng,
molibdenum, boron, dan nikel.
Disamping unsur esensial ini beberapa spesies membutuhkan unsur lain, selama
bertahun- tahun terbukti bahan natrium dibutuhkan paling tidak menguntungkan spesies padang pasir
seperti Atriplek vesicaria. Pada tahun 1945 Harmer dan Benne menyusun spesies tumbuhan kedalam
beberapa kelompok berdasarkan tanggapannya terhadap natrium yang diberikan bersama kalium,
dalam jumlah cukup atau tidak cukup. Jelas dari hasilya bahwa kalium dalam jumlah tertentu
dibutuhkan oleh semua spesies, dan tidak dapat digantikan oleh natrium, tapi tidak terbukti bahwa
natrium adalah unsur esensial. Peran utamanya adalah menggantikan sebagian kalium yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan maksimum.
Natrium bukanlah termasuk mikrohara dan bukan juga termasuk unsur esensial, tetapi apabila
natrium itu berada dalam jumlah yang sedikit maka dapat dikatakan sebagai unsur esensial bagi
tumbuhan. Diketahui bahwa bagian yang paling aktif dalam penyerapan garam bukan bagian rambut
akar pada tanaman tersebut melainkan darah perpanjangan sel tepatnya dibagian ujung akar. Dimana
agar garam garam mineral dapat diagkut dengan mudah ke sistem pucuk maka ion diserap oleh
akar dari larutan tanah yang mana itu harus melintasi kotek dan xylem dahulu.
Terdapat sejumlah unsur lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman,
walaupun tidak dapat dikategorikan ke dalam unsur esensial. Unsur ini diketahui berfungsi secara
parsial sebagai suatu unsur esensial dalam tanaman dan disebut unsur benefesial. Marscher
mengusulkan unsur-unsur yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: Na, Si, Co, Ni, Se
(selenium), dan Al (aluminium). Sementara itu, Basiouny mengusulkan Vanadium (V).

2.2 HIPOTESIS
Adanya Pengaruh air ledeng, air beras, air garam, dan air detergen terhadap pertumbuhan
kacang hijau.

2.3 VARIABEL
- Bebas

: Air

- Terkait

: Pertumbuhan Biji Kacang Hijau

- Kontrol

: Cahaya, Suhu, Tanah, dll

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 ALAT DAN BAHAN
ALAT

Kacang Hijau
Kapas
Tanah
Pot Kecil
Mistar Pengukur

BAHAN

Kacang Hijau yang telah direndam selama 1 malam

Air ledeng
Air garam
Air beras
Air detergen

3.2 CARA KERJA


1. Siapkan 4 buah pot kecil yang masing-masing telah diisi dengan kapas basah
2. Letakkan biji kacang hijau di atas masing-masing kapas
3. Jika tunas sudah mulai tumbuh, pindahkan biji kacang hijau tersebut ke dalam pot yang berisi
tanah
4. Beri tanda masing-masing pot dengan huruf A, B, C, dan D
5. masing-masing pot di siram satu kali sehari dengan rincian, pot A disiram dengan air ledeng, pot B
di siram dengan air garam, pot C di siram dengan air beras, dan pot D di siram dengan air detergen
6. Lakukan pengamatan selama 3 hari
7. lakukan pengukuran panjang batang tanaman kacang hijau setiap hari

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PENGAMATAN

Kode
Pot

Tinggi awal
Tunas

Hari
ke-1

Selisih

Hari
Ke-2

Selisih

Hari
Ke-3

Selisih

Rata-rata

3 Cm

7,5
Cm

4,5

9,5
Cm

12,6
cm

3,1

9,86

2 Cm

2 Cm

2 Cm

MATI

1,33

4 Cm

5,5
Cm

1,5

7 Cm

1,5

8,7
Cm

1,7

21,2

2 Cm

2 Cm

2,2
Cm

0,2

MATI

1,4

4.2 GRAFIK TINGGI TANAMAN

4.3 PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakuka terhadap kacang hijau yang disirami dengan
berbagai macam jenis air, dapat di ketahui bahwa tiap jenis air yang berbeda, akan berbeda pula

pengaruhnya terhadap tumbuhan. Hal ini terlihat jelas pada tinggi batang yang berbeda-beda tiap
jenis airnya.
1. Air ledeng
Dari hasil pengamatan ini, dapat diketahui bahwa air ledenglah yang sangat baik untuk pertumbuhan
kacang hijau. Karena dapat diketahui bahwa air Air (H2O) adalah cairan jernih,tidak berwarna,tidak
berasa,tidak berbau yang terdapat dan diperlukan dalam kehidupan manusia,hewan dan
tumbuhan,yang secara kimiawi air terbentuk dari Hidrogen dan Oksigen untuk membantu
pertumbuhan biji kacang hiaju.

1. Air garam
Dari hasil pengamatan ini, diketahui bahwa biji kacang hijau yang di sirami dengan air garam setiap
harinya, tidak mengalami pertumbuhan sama sekali. Hal ini di sebabkan karena unsure NaCl yang
ada di garam, bercampur dengan air sehingga ketika di sirami ke biji kacang hijau, kandungan
hydrogen dan oksigen yang berada di dalam air akan bercampur dengan Nacl, sehingga air garam
tersebut di dominasi oleh NaCl dan kadar oksigen dan hydrogennya pun akan semakin sedikit.
Kemudian air garam tersebut terserap ke dalam tanaman kacang hijau sehingga menghambat
pertumbuhannya.
1. Air beras
Dari hasil percobaan yang dilakukan, terbuktu air beras juga berpengaruh terhadap tumbuhnya biji
kacang hijau. Berbeda dari air garam dan air detergen, kacang hijau yang di sirami air beras setiap
harinya bisa tumbuh walaupun tingginya masih lebih rendah di bandingkan tanaman yang disirami
air ledeng. Pertambahan tinggi tanaman pada kacang hiaju ini di karena air cucian beras mempunyai
kandungan karbohidrat yang tinggi. Karbohidrat bisa jadi perantara terbentuknya hormon auksin dan
giberelin. Dua jenis bahan yang banyak digunakan dalam zat perangsang tumbuh (ZPT) buatan.
Hormon auksin tersebut kemudian dimanfaatkan untuk merangsang pertumbuhan pucuk dan
kemunculan tunas baru seperti pertambahan jumlah daun sedangkan giberelin berguna untuk
merangsang pertumbuhan Akar
1. Air detergen
Setelah melakukan percobaan diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa air detergen juga
menghambat pertumbuhan kacang hijau. Sama seperti air garam, air detergen mengandung senyawasenyawa kimia yang meresap ke dalam tumbuhan sehingga biji kacang hijau tidak mengalami
pertumbuhan. Detergen mengandung Natrium Perborat, pewangi, pelembut, Naturium Silikat,
penstabil, enzim, dan zat lainnya agar fungsinya semakin beragam. Tapi diantara zat-zat tersebut ada
yang tak bisa dihancurkan/dilarutkan oleh mikroorganisme sehingga otomatis menyebabkan
pencemaran lingkungan. Apabila air yang mengandung detergen dibuang ke dalam tanah, maka

kualitas kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta hidupan tanah termasuk cacing mati.
sehingga tanaman yang disirami dengan air kacang hijau pun akan mati.

BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Semua Makhluk hidup membutuhkan air


Suatu kandungan/unsur yang yang berbeda di dalam air, akan berdampak beda pula terhadap
pertumbuhan tanaman
Suatu unsur disebut esensial jika tumbuhan itu tidak mampu menyempurnakan daur hidupnya
tanpa unsur tersebut dan jika unsur tersebut menjadi bagian dari molekul atau kandungan
tumbuhan yang esensial bagi tumbuhan itu.

5.2 SARAN
Berdasarkan pengalaman dari percobaan yang kami lakukan, bahwa hendaknya kita tidak
sembarangan dalam memberikan air kepada tanaman-tanaman, karena tanaman pun sama halnya
seperti manusia yang akan keracunan bila di beri sembarang makanan. Maka dari itu marilah kita
saling menjaga baik sesama manusia maupun sesame makhluk hidup

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, NA., Reece, JB., Mitchell, LG., 2002. Biologi jilid II edisi ke lima. Erlanga. Jakarta
Firdaus L.N., Sri Wulandari, Yusnida Bey. 2006. Fisiologi Tumbuhan. Pusat Pengembangan
Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru.
Loveless, R.A. 1987. Prinsip-prinsip biologi tumbuhan untuk daerah tropik, Gramedia Jakarta

Salisbury, FB., Ross, CW., 1995 . Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung
Soemarwoto, I., Gandjar, I., Guharja, E., Nasution, AH., Soemartono, SS., Soemadikarta, LK.,
1981. Biologi Umum II. Gramedia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai