Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

“PENGAMATAN STRUKTUR BIJI DAN TIPE


PERKECAMBAHAN,PENGARUH PUPUK
TERHADAP PERTUMBUHAN LIDAH BUAYA,DAN
KERJA ENZIM KATALASE”

DI SUSUN OLEH :

AHMAD NOR CHOLIS (03)

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMA NEGERI 1 JEKULO
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
LAPORAN 1
PENGAMATAN STRUKTUR BIJI DAN TIPE
PERKECAMBAHAN
“PENGAMATAN STRUKTUR BIJI DAN TIPE
PERKECAMBAHAN”
I. PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Mengamati struktur secara anatomi dan morfologi
2. Mengetahui bagian-bagian struktur biji monokotil dan dikotil
3. Mengamati tipe perkecambahan secara epigeal dan hypogeal
4. Mengetahui tipe perkecambahan secara epigeal dan hypogeal
II. DASAR TEORI
A. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tingkat tinggi diawali
dari biji. Biji merupakan hasil pembuahan (fertilisasi) antara spermatozoid dengan
ovum yang tumbuh menjadi zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi embrio.
Embrio di dalam biji dilengkapi dengan cadangan makanan (endospermae).
Selanjutnya, embrio akan berkecambah menghasilkan individu muda. Dalam
perkecambahan tersebut, sel-sel embrio membelah. Proses ini menghasilkan
banyak sel dengan bentuk, letak, fungsi, struktur dan susunan biokimia yang
berbeda-beda.
B. Struktur Biji
Didalam biji, terdapat embrio yang dikelilingi oleh katiledon yang
membesar karena mengandung cadangan makanan (endospermae). Embrio dan
endospermae dibungkus oleh selaput biji yang terbentuk dari integument bakal
biji. Biji tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua yaitu, biji monokotil (berkeping
satu) dan biji dikotil (berkeping dua).
Didalam bakal biji, terdapat calon individu baru (embrio) yang dilengkapi
dengan cadangan makanan. Embrio dikelilingi oleh kotiledon (daun lembaga),
endospermae atau keduanya. Kotiledon berguna untuk menyerap zat-zat makanan
dari endospermae yang kemudian dipindahkan ke embrio ketika biji mulai
berkecambah. Kotiledon pada biji dikotil berjumlah satu pasang. Kotiledon pada
kacang polong-polongan (misalnya kacang hijau atau buncis) berdaging tebal
karena menyerap sari makanan dari endospermae ketika biji sedang berkembang
sehingga tidak memiliki endospermae lagi. Namun, kotiledon pada biji jarak
(Riccinus Communis) sangat tipis karena persediaan makanan tetap berada dalam
endospermae. Biji tumbuhan monokotil hanya memiliki satu kotiledon. Family
rumput-rumputan misalnya (gandum dan jagung) memiliki jenis kotiledon khusus
berupa lapisan tipis berbentuk perisai disebut skutelum (pelindung kecil).
Skutelum akan menyerap zat makanan dari endospermae selama perkecambahan.
Embrio berupa kuncup embrionik yang memanjang melekat pada
kotiledon. Kuncup embrionik memiliki bagian plumula (pucuk dengan sepasang
calon daun), epikotil (ruas batang dibawah calon daun atau diatas kotiledon),
hipokotil (ruas batang dibawah epikotil atau melekat pada kotiledon) dan
radikula (calon akar). Epikotil dan hipokotil mudah dibedakan karena memiliki
warna yang berbeda. Hipokotil berwarna kecoklatan sedangkan epikotil berwarna
kehijauan. Pada biji monokotil, akar lembaga (radikula) diselubungi oleh
koleoriza dan pucuk lembaga koleoptil. Saat berkecambah, koleoptil akan
mendesak tanah naik menuju ke udara sehiingga ujung tunas nya akan tumbuh
lurus keatas melalui saluran yang terbentuk oleh koleoptil tubuler.
C. Perkecambahan
Salah satu tahapan dari pertumuhan dan perkembangan adalah proses
perkecambahan. Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara
perlahan menjadi tumbuhan dewasa. Perkembangan dipengaruhi oleh factor eksternal
(kadar air, suhu, oksigen, cahaya) dan faktor internal (hormone, kematangan embrio,
dan sifat dormansi biji).
Berdasarkan letak kotiledonnya, tipe perkecambahan dibagi menjadi dua yaitu
:
1. Perkecambahan epigeal, merupakan pertumbuhan memanjang dari hipokotil
yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah.
Contohnya perkecambahan kacang hijau (Phaseolus Radiatus) dan kacang tanah
(Arachis Hipogeal).
2. Perkecambahan Hypogeal, merupakan pertumbuhan memanjang dari epikotil
yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan mucul diatas tanah,
tetapi kotiledon tetap berada didalam tanah. Contohnya perkecambahan kacang
kapri (Pisum Sativum)
Perkecambahan dapat terjadi jika ada air yang cukup, suhu yang sesuai,
udara yang cukup, dan cahay matahari yang optimal. Apabila tidak ada hal
tersebut maka biji akan tetap dalam keadaan tidur (dormansi). Dormansi biji
adalah masa ketika sel-sel penyusunnya tidak aktif membelah atau tidak tumbuh,
tetapi sel tersebut tidak mati. Berakhirnya masa dormansi biji ditandai dengan
terserapnya air kedalam sel-sel biji. Terserapnya air kedalam sel-sel biji secara
imbibisi yang berarti minum. Lamanya biji dorman bertahan hidup dan mampu
berkecambah sangat bervariasi bergantung pada spesies dan kondisi lingkungan.
D. Pengaaruh factor dalam (intern) dan factor luar (ekstern)
Proses perkecambahan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu : air,
oksigen, suhu, dan cahaya. Air diperlukan dalam proses perkecambahan untuk
mengaktifkan enzim-enzim. Oksigen diperlukan dalam oksidasi sel untuk
menghasilkan energy. Suhu yang optimum diperlukan dalam aktivitas enzim,
karena enzim tidak dapat bekerja pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu
tinggi. Perkecambahan memerlukan hormone pertumbuhan auksin. Hormone
pertumbuhan auksin mudah mengalami kerusakan jika terkena cahaya yang
berintensitas terlalu tinggi sehingga proses perkecambahan akan lebih cepat jika
tidak ada cahaya atau dalam konsisi gelap.
III. METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat : 1. Tanah liat Bahan:1. Biji 5. Biji
2. Media ( wadah ) polibeg 2. Biji 6. Biji
3. Kamera 3. Biji 7. Biji
4. Penggaris 4. Biji
5. Pisau

Langkah Kerja
1.Pengamatan struktur biji
a. Siapkan alat dan bahan
b. belah 7 biji yang sudah disiapkan tadi menjadi dua bagian dengan
menggunakan pisau/cutter
c. Tuliskan bagian-bagian biji yang sudah dibelah tadi
d. Setelah itu, foto 7 biji yang sudah dibelah tadi
e. Lalu masukkan data kedalam table yang sudah tersedia.

2.Pengamatan tipe perkecambahan


a. Siapkan alat dan bahan
b. Isikan satu persatu polibeg dengan tanah yang sudah disediakan
dengan menggunakan cetok
c. Setelah sudah terisi semua, barulah masukkan 7 macam biji yang
sudah disediakan kedalam cup satu persatu polibeg dengan kedalam
dan jumlah yang sama
d. Siramilah dengan air secara rutin beberapa hari selama pertumbuhan
berlangsung, termasuk perkecambahan epigeal atau hypogeal.
e. Kemudian foto pertumbuhan kecambah dari biji yang sudah ditanam
tadi
f. Catatlah datanya dan masukkan ke dalam table yang sudah disediakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan Struktur Biji Dan Type perkecambahan

Macam Type Lama


-macam Foto perkecambaha
Biji Epigea Hipogea n
l l

Kacang
Hijau
Benar - 1 hari

Kacang
Tanah
Benar - 5 hari

Biji
Jarak
Benar - 7 hari

Jagung Benar - 3 hari


Kacang
Tolo

Benar - 2 hari

Kacang Benar 1 hari


Tolo Tb -

Petai Benar 4 hari


Cina -

Waluh Benar 2 hari


-
1. Biji kacang hijau
a) Morfologi biji b) Perkecamahan

2. Biji kacang tanah


a) Morofologi biji b) Perkecambahan

3. Biji jagung
a) Morfologi biji b) Perkecambahan
4. Biji kacang tolo Tb
a) Morfologi biji b) Perkecambahan

5. Biji Waluh
a) Morfologi biji b) Perkecambahan

6. Biji kacang tolo


a) Morfologi biji b) Perkecambahan
7. Biji Jarak
a) Morfologi biji b) Perkecambahan

B. Pembahasan Hasil Pengamatan Struktur Biji


Biji yang sudah cukup dewasa yang terdapat didalam buah-buahan
yang sudah masak, secara fisik terasa keras jika dipegang karena sudah
mengalami dehidrasi menjelang pematangannya. Didalam biji, terdapat
embrio yang dikelilingi oleh kotiledon yang membesar karena mengandung
cadangan makanan (endospermae). Embrio dan endospermae dihubungkan
oleh selaput biji yang terbentuk dari integument bakal biji. Biji tumbuhan
dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, biji monokotil (berkeping satu)
dan biji dikotil (berkeping dua). Yang termasuk biji berkeping satu
(monokotil) adalah biji jagung dan biji gambas. Dan yang termasuk biji
berkeping dua (dikotil) adalah biji kacang hijau, biji kacang tanah, biji kacang
tolo, biji jeruk, biji nangka, biji papaya, biji alpukat, dan bii kelengkeng.
Struktur biji monokotil terdiri atas testa (selaput), skutelum(kotiledon/embrio
calon daun), endospermae, radikula (embrio calon akar), kolerhiza (pelindung
plumula). Sedangkan yang termasuk struktur biji dikotil adalah plumula
(embrio calon daun), testa (selaput), epikotil (embrio calon batang), kotiledon
( embrio calon daun), hipokotil, dan radikula (embrio calon akar)
C. Pengamatan Tipe Perkecambahan

D. Pembahasan Hasil Pengamatan Tipe Perkecambahan


Dari percobaan diatas, tipe perkecambahan dibagi menjadi dua yaitu,
epigeal dan hypogeal. Yang termasuk tipe perkecambahan epigeal adalah biji
kacang hijau, biji kacang tolo, **. Sedangkan yang termasuk tipe
perkecambahan hypogeal adalah biji biji jagung, **. Masa pertumbuhan lebih
cepat pada biji kacang hijau dan kacang tolo yaitu sekitar 2 hari. Kemudiaan
pada biji jagung dan ** yaitu sekitar 4 hari . Biji ** mengalami pertumbuhan
yang lambat yaitu sekitar 6 hari .
V. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa struktur biji
dibagi menjadi dua yaitu dikotil dan monokotil. Yang termasuk biji dikotil adalah biji
kacang hijau, biji kacang tanah, biji kacang tolo, biji ***. Dan yang termasuk biji
monokotil adalah biji jagung dan biji ***. Struktur biji dikotil terdiri dari plumula,
testa, epikotil, kotiledon, hipokotil dan radikula.
Sedangkan tipe perkecambahan dibagi menjdai dua yaitu epigeal dan
hypogeal. Yang termasuk tipe perkecambahan epigeal adalah biji kacang hijau,, biji
kacang tolo ***. Dan yang termasuk tipe perkecambahan hypogeal adalah biji jagung
**.
VI. DAFTAR PUSTAKA
1. Dra. Irnaningtyas, M.Pd.2015. Buku Paket Biologi SMA/MA Kelas XII Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu Alam Kurikulum 2013. Jakarta: Erlangga.
2. D.A. Pratiwi, Sri Maryati, Srikini, Suharno, Bambang S. 2007. Buku Paket Biologi
SMA Kelas XII KTSP 2006. Jakarta: Erlangga.
3. Berta Ragardian, Cahya Damayanti, Candra Kirana, dkk. 2013. LKS Biologi
SMA/MA Semester Gasal KTSP 2006. Jakarta: Viva Pakarindo.
LAPORAN 2
PENGARUH JENIS PUPUK
TERHADAP TANAMAN LIDAH BUAYA
Pengaruh jenis pupuk terhadap tanaman lidah buaya
I.Tujuan
Mengetahui pengaruh jenis pupuk terhadap laju pertumbuhan lidah buaya.
II. Landasan Teori
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi
kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. [1] Material pupuk dapat
berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung
bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen seperti hormon
tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk
buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat
terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan.
Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik
adalah kompos.pemberian pupik akan mempengaruhi cepat nya pertumbuhan.
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada seluruh makhluk
hidup berupa pertambahan ukuran, volume, tinggi, dan massa yang bersifat irreversible.
Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dalam satuan ukuran panjang dan berat. Sifat
irreversible berarti perubahan yang sudah terjadi tidak akan kembali lagi.
Pola pertumbuhan pada tumbuhan berbeda dengan pertumbuhan pada hewan dan
manusia. Masa pertumbuhan pada tumbuhan dapat berjalan secara terus menerus atau selamanya
hidupnya, sepanjang ada factor-faktor pendukungnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan pada tumbuhan dibedakan atas factor dalam (intern) dan factor luar (ekstern).

1. Factor dalam (Intern)


a. Gen. didalam gen terkandung factor-faktor sifat keturunan yang dapat
diturunkan kepadanya. Gen berfungsi sebagai sintesis protein.
b. Hormone. Hormone tumbuhan (fitohormon) yang telah dikenal antara
lain auksin, sitokinin, giberelin, asam traumalin dan kalin.
1) Auksin/IAA. Auksin adalah hormone pertumbuhan yang pertama
kali dikenalkan. Tempat sintesis auksin adalah meristem apical,
misalnya ujung batang (tunas), daun muda dan kuncup bunga.
2) Sitokinin, adalah hormone yang bersama dengan auksin
mempengaruhi pembelahan sel (sitokinesis)
3) Giberelin, merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis
jamur yang hidup sebagai parasit pada padi jepang. Giberelin
berfungsi mempengaruhi pemanjangan batang, mempengaruhi
perkecambahan, serta pertumbuhan dan perkembangan pada akar,
daun, bunga dan buah.
4) Asam Traumalin, tanaman mampu memperbaiki kerusakan atau
luka yang terjadi pada tubuhnya. Kemampuan tersebut dinamakan
regenerasi yang dipengaruhi oleh hormone luka (asam traumalin)
5) Kalin, hormone yang mempengaruhi pertumbuhan organ.
Misalnya rizokalin (akar), kaulokalin (batang), filokalin (daun),
antokalin (bunga).
2. Factor luar (Eksternal)
faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan adalah
makanan, air, suhu, kelembapan, oksigen dan cahaya.
a. Makanan/Nutrisi. Makanan adalah sumber energy dan sumber materi
untuk menyintesis berbagai komponen sel. Nutrient yang dibutuhkan
tumbuhan bukan hanya karbondioksida dan air, tetapi juga unsure-unsur
lainnya. Karbondioksida diabsorsi oleh daun, sedangkan air dan mineral
diserap oleh akar.
b. Air. Tanpa air, tumbuhan tidak akan tumbuh. Air termasuk senyawa utama
yang sangat dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi antara lain untuk
fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan, dan
membantu perkecambahan biji.
c. Suhu. Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik, yang disebut suhu optimum. Suhu
paling rendah yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut
suhu minimum, sedangkan suhu paling tinggi yang masih memungkinkan
tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu maksimum.
d. Kelembapan. Tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi
pertumbuhan. Kondisi lembab menyebabkan banyak air yang diserap
tumbuhan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi tersebut mendukung
aktivitas pemanjangan sel-sel. Dengan demikian, sel-sel lebih cepat
mencapai ukuran maksimum sehingga tumbuhan bertambah besar.
e. Cahaya. Pada tumbuhan yang berada ditempat gelap akan lebih cepat
tinggi daripada tumbuhan yang berada ditempat terang. Pertumbuhan yang
cepat ditempat gelap disebut etiolasi. Cahaya juga merangsang
pembungaan pertumbuhan tertentu dan memicu pembentukan pigmen
antosianin dan flavonoid yang memberikan warna pada bunga dan buah.

III. Rumusan Masalah


Apakah jenis pupuk mempengaruhi cepat lambatnya pertumbuhan lidah
buaya ?
IV. Hipotesa
Jenis pupuk mempengaruhi pertumbuhan lidah buaya.
V. Metode Percobaan
Alat : 1. Penggaris Bahan : 1. 3 tanaman lidah buaya (ukuran sama)
2. Sendok makan yang sudah ditanam dipot,dan tanah yang sama.
3. Gelas ukur 2. Pupuk organic dan anorganik.

VI. Jenis Variabel


Variabel bebas : Pupuk organic dan anorganic
Variabel terikat :Pertumbuhan lidah buaya
Variabel control :Volume air,Intensitas Cahaya,Kelembapan tanah,ukuran
lidah buaya,volume pupuk.

VII. Langkah Kerja


1. Siapkan 3 tanaman lidah buaya berukuran sama.
2. Beri label di 3 tanaman untuk membedakan tanamannya.
3. Ukur panjang daun termuda dengan menggunakan penggaris
4. Setiap pagi hari berilah tanaman berupa air 10 ml.
5. Pada tanaman pertama tidak diberi pupuk sebagai pembanding,tanamanke
dua berilah pupuk organic (1-2 sendok makan) setiap hari dan tanaman
ketiga berilah pupuk anorganik (1-2 sendok makan) setiap hari.
6. Lakukan kegiatan 5 selama 5 hari-1 minggu untuk mengetahui perbedaan
pertumbuhan tanaman.
7. Lakukan pengamatan setiap hari dan catat hasilnya pada tebel dibawah ini!

VIII. Tabel Pengamatan

N Tanaman awal I II III IV V VI VI VII IX X


o I I
1 Lidah Tanpa 4,5 4, 4, 4, 5, - 5, 6,4 6,7 7,1 7,5
buaya pupuk 5 7 8 1 9
2 Lidah Pupuk 5,0 5, 5, 5, 6, - 7, 7,8 8,5 8,9 9,3
buaya organik 5 6 7 9 4
3 Lidah Pupuk 4,5 4, 4, 5, 5, - 5, 5,8 6,0 6,1 6,2
buaya anorganik 7 9 2 4 6

IX. Pembahasan
Lidah Buaya tanpa pupuk:Pada awalnya tumbuhan lidah buaya memiliki
panjang daun muda 4,5 cm.pada pengamatan hari pertama lidah buaya tidak
mengalami pertumbuhan.pada hari ke dua lidah buaya memiliki panjang 4,7 cm
/bertambah panjang 0,2 cm.pada hari ke tiga 0,1 cm pada hari ke 4 bertambah 0,3
cm.hari kelima tidak dilakukan pengamatan karena libur.pada hari ke 6 bertambah
0,8 cm pada hari ke 7 bertambah 0,5 cm pada hari ke 8 bertambah 0,3 cm pada hari
ke 9 bertambah0,4 dan pada hari ke 10 bertambah 0,4

rata- rata= 0,2 +0,1+0,1+0,3+0,8+0,5+0,3+0,4+0,4 = 0,311

pada pertumbuhan lidah buaya tanpa pupuk keadaan tanah terlihat baik
baik saja.

Foto :

Lidah Buaya + pupuk Organik:Pada awalnya tumbuhan lidah buaya memiliki


panjang daun muda 5 cm.pada pengamatan hari pertama lidah buaya mengalami
pertumbuhan0,5 cm.pada hari ke dua lidah buaya memiliki panjang 5,6 cm
/bertambah panjang 0,1 cm.pada hari ke tiga 0,1cm.Pada hari ke empat 1,2 cm.Hari
kelima tidak dilakukan pengamatan karena libur.pada hari ke 6 bertambah 1,5 cm
pada hari ke 7 bertambah 0,4 cm pada hari ke 8 bertambah 0,7 cm pada hari ke 9
bertambah0,4 dan pada hari ke 10 bertambah 0,4

rata- rata= 0,5 +0,1+0,1+1,2+1,5+0,4+0,7+0,4+0,4 = 0,588

pada pertumbuhan lidah buaya tanpa pupuk keadaan tanah terlihat baik
baik saja.

Foto :
Lidah Buaya + pupuk Anorganik:Pada awalnya tumbuhan lidah buaya memiliki
panjang daun muda 4,5 cm.pada pengamatan hari pertama lidah buaya mengalami
pertumbuhan0,2 cm.pada hari ke dua lidah buaya memiliki panjang 4,9 cm
/bertambah panjang 0,2 cm.pada hari ke tiga 0,3cm.Pada hari ke empat 0,2 cm.Hari
kelima tidak dilakukan pengamatan karena libur.pada hari ke 6 bertambah 0,2 cm
pada hari ke 7 bertambah 0,2 cm pada hari ke 8 bertambah 0,2 cm pada hari ke 9
bertambah0,1 dan pada hari ke 10 bertambah 0,1

rata- rata= 0,2 +0,2+0,3+0,2+0,2+0,2+0,2+0,1+0,1 = 0,1888

pada pertumbuhan lidah buaya tanpa pupuk keadaan tanah terlihat baik
baik saja.

Foto :

X. Kesimpulan
Pupuk merupakan salah satu factor untuk dapat mempercepat pertumbuhan dari tanaman lidah
buaya.
LAPORAN 3
KERJA ENZIM KATALASE
KERJA ENZIM KATALASE
I. Tujuan
Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap H2O2.

II. Landasan Teori


Pengertian Enzim
Enzim merupakan suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator dalam reaksi
penguraian dan penyusunan suatu zat yang terjadi di dalam sel makhluk hidup. Sedangkan enzim
katalase adalah satu jenis enzim yang umum ditemui didalam sel-sel makhluk hidup.

Struktur Enzim
Secara kimia enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun dari dua bagian/ komponen yaitu
bagian yang disebut apoenzim dan bagian yang disebut gugus prostetik. Bagian protein disebut
apoenzim tersusun atas asam-asam amino. Bagian protein bersifat termolabil (tidak tahan
panas).Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik yaitu gugusan yang bersifat aktif.
Gugus prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor, misalnya besi, seng,
tembaga. Gugus protetik yang terdiri dari senyawa organic kompleks disebut koenzim, misalnya
NADH, FADH, Koenzim A, dan vitamin (B1,B2,B6,niasin dan biotin)

Sifat-Sifat Enzim
1. Berfungsi sebagai biokatalisator
2. Merupakan suatu protein
3. Dapat bekerja secara bolak-balik (reversible)
4. Bekerja secara khusus atau spesifik
5. Diperlukan dalam jumlah sedikit
6. Rusak oleh panas karena enzim adalah suatu protein.
A. Cara Kerja Enzim
1. Teori gembok anak kunci (Lock and Key theory). Enzim dimisalkan
sebagai gembok yang mempunyai bagian kecil yang dapat berikatan
substart. Bagian tersebut disebut sisi aktif enzim. Substrat dimisalkan
sebagai kunci karena dapat berikatan secara pas dengan sisi aktif enzim.
Hal ini menyebabkan enzim bekerja secara spesifik.
2. Teori ketetapan induksi (Induced fit theory). Enzim mempunyai bentuk
sisi aktif yang fleksibel (bukan bentuk yang kaku). Pada saat substrat
memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif enzim akan termodifikasi
melingkupi substrat sehingga terbentuk ikatan kompleks antara enzim
dengan substrat. Setelah produk terlepas, sisi aktif enzim akan kembali
seperti semula. Jika masih ada substrat yang lain, akan terjadi ikatan
kompleks kembali dan seterusnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim


1. Suhu. Enzim bekerja optimal pada suhu 30-40◦C dan akan rusak pada
suhu tinggi.
2. pH. Enzim bekerja optimal pada pH netral. Pada kondisi asam atau basa,
kerja enzim terhambat.
3. Konsentrasi enzim dan substrat. Pada umumnya, konsentrasi enzim dan
substrat berbanding lurus dengan kecepatan reaksi. Jadi semakin tinggi
konsentrasi enzim dan substrat maka semakin cepat reaksi kimia
berlangsung.
4. Aktivator (zat penggiat) merupakan zat yang dapat memacu kegiatan
suatu
enzim. Ada beberapa jenis zat penggiat, seperti ion, kobalt, mangan,
magnesium, klorin, nikel, dan garam-garam dari logam alkali dan alkali
tanah dalam konsentrasi ecer (2-5%)Inhibitor (zat penghambat)
merupakan zat yang dapat menghambat kerja enzim, contohnya yodium,
asetat, florida, sianida, asida, dan karbon monoksida. Ada beberapa
macam inhibitor yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non kompetitif.
a. Inhibitor Kompetitif merupakan zat penghambat yang cara kerjanya
bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim.
b. Inhibitor Nonkompetitif merupakan zat yang menghambat reaksi
enzimatik dengan cara berikatan dengan bagian selain sisi aktif enzim.
Ikatan ini menyebabkan perubahan bentuk enzim sehingga sisi aktif
enzim tidak sesuai lagi dengan susbtartnya.

III. Rumusan Masalah


bagaimanakah penngaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase?
bagaimanakah cara kerja enzim katalase ?
apa sajakah factor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?

IV. Hipotesa
karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein, maka enzim ini juga memiliki ciri
ciri yang sama dengan protein. kerja enzim sangat dipengaruhi oleh suhu, konsentrasi enzim ,
dan derajad keasaman ligkungan. enzim katalase berpengaruh terhadap penguraian racun H2O2.
V.METODE PERCOBAAN

Alat dan Bahan

1. Lumping porselen
2. Penumbuk porselen
3. Rak dan tabung reaksi
4. Pipet tetes
5. Saringan
6. Pisau
7. Pembakar spiritus kaki 3
8. Lidi dan korek api
9. Air panas
10.Es batu
11.Hati ayam
12.Jantung/usus ayam
13.Larutan H2O2, HCl,NaOH

VI. Jenis Variabel


Variabel bebas : ekstrak hati dan jantung ayam, konsentrasi HCl, konsentrasi
NaOH / KOH, konsentrasi suhu.
Variabel terikat : munculnya gelembung gas dan nyala api
Variabel control : konsentrasi H2O2.

VII. Cara Kerja


1. Ambillah ekstrak dari hati dan jantung ayam, kemudian tuangkan kedalam 6 buah tabung
reaksi masing-masing 0,5 mL (tabung 1,2,3,4,5,dan 6 ).
2. A.Hati Ayam
Pada tabung 1 pada ekstrak hati ayam dengan 7 tetes H2O2.
Pada tabung 2 pada ekstrak hati ayam dengan 14 tetes H2O2.
Pada tabung 3 pada ekstrak hati ayam dipanaskan dan ditambah 7 tetes H2O2.
Pada tabung 4 pada ekstrak hati ayam didinginkan dan ditambah 7 tetes H2O2.
Pada tabung 5 pada ekstrak hati ayam di tambah HCl 7 tetes dan ditambah 7 tetes H2O2.
Pada tabung 6 pada ekstrak hati ayam di tambah NaOH 7 tetes dan ditambah 7 tetes H2O2.
B.Jantung Ayam
Pada tabung 1 pada ekstrak jantung ayam dengan 7 tetes H2O2.
Pada tabung 2 pada ekstrak jantung ayam dengan 14 tetes H2O2.
Pada tabung 3 pada ekstrak jantung ayam dipanaskan dan ditambah 7 tetes H2O2.
Pada tabung 4 pada ekstrak jantung ayam didinginkan dan ditambah 7 tetes H2O2.
Pada tabung 5 pada ekstrak jantung ayam di tambah HCl 7 tetes dan ditambah 7 tetes H2O2.
Pada tabung 6 pada ekstrak jantung ayam di tambah NaOH 7 tetes dan ditambah 7 tetes H2O2.
3. Ujilah masing-masing tabung dengan menggunakan bara lidi dan amati peristiwa yang
terjadi.
4. Catat hasil percobaan pada table pengamatan.

VIII. Tabel Pengamatan

Jenis No Macam-macam perlakuan Jumlah buih Nyala api Waktu


1a Ekstrak Hati+ H2O2
+++ +++ 25”
( 7 tetes )
2a Ekstrak Hati+ H2O2
+++++ ++ 3”
( 14 tetes )
3a Ekstrak Hati+dipanaskan+ H2O2
+ + 4”
( 7 tetes )
A 4a Ekstrak Hati+didinginkan+ H2O2
+++ ++ 8,5”
( 7 tetes )
5a Ekstrak Hati+HCl (7 tetes)+ H2O2
++ ++ 6”
( 7 tetes )
6a Ekstrak Hati+NaOH ( 7 tetes )+
H2O2 ++++ +++++ 8”
( 7 tetes )
B 1b Ekstrak jantung+ H2O2
++ ++ 5”
( 7 tetes )
2b Ekstrak jantung+ H2O2
+++++ +++ 7”
( 14 tetes )
3b Ekstrak jantung+dipanaskan+
H2O2 ++++ +++++ 8”
( 7 tetes )
4b Ekstrak jantung+didinginkan+
H2O2 ++ +++++ 6”
( 7 tetes )
5b Ekstrak jantung+HCl (7 tetes)+ + +++ 13”
H2O2
( 7 tetes )
6b Ekstrak jantung+NaOH ( 7 tetes )+
H2O2 + + 3”
( 7 tetes )
KETERANGAN :
a. +++++ : banyak sekali
b. ++++ : banyak
c. +++ : sedang
d. ++ : sedikit
e. + : sedikit sekali
f. - : tidak ada

IX.PEMBAHASAN
Pembahasan kerja enzim katalase pada hati ayam

Ekstrak hati + H2O2


Saat ekstrak hati diberi H2O2 terdapat gelembung gas yang
1. Ekstrak hati + HCl + H2O2
2. Ekstrak hati + NaOH + H2O2

3. Ekstrak hati dipanaskan + H2O2

4. Ekstrak hati didinginkan + H2O2

A. Gambar praktikum enzim katalase pada hati ayam


B. Table 2 kerja enzim katalase pada usus ayam

C. Pembahasan kerja enzim katalase pada usus ayam


1. Usus + H2O2
2. Usus + HCl + H2O2
3. Usus + NaOH + H2O2
4. Usus dipanaskan + H2O2
5. Usus didinginkan + H2O2
D. Gambar praktikum enzim katalase pada usus ayam

Anda mungkin juga menyukai