Anda di halaman 1dari 2

Ikhsan Samir

F1071181025
Epigeal dan Hipogeal

Umumnya pada tumbuhan berbunga, terdapat dua tipe perkecambahan yaitu epigeal dan
hipogeal. Pembagian ini berdasarkan pada arah pergerakan kotiledon ketika benih
berkecambah.
Pada perkecambahan epigeal (epi = diatas, geo=tanah), hipokotil memanjang dan kotiledon
muncul keatas permukaan tanah. Pada perkecambahan hipogeal (hypo=dibawah, geo=tanah),
epikotil memanjang sementara kotiledon tetap dibawah permukaan tanah.

Epigeal
Karakteristik perkecambahan epigeal :

 Radikula yang muncul pertama kali membentuk hipokotil


 Plumula adalah bagian yang terakhir berkembang yakni setelah muncul di permukaan
 Hipokotil awalnya membentuk sebuah loop lalu kemudian memanjang membawa
kotiledon ke permukaan tanah
 Kotiledon yang telah muncul ke permukaan akan membentuk daun pertama diikuti
oleh perkembangan plumula (pucuk)

Keuntungan dari perkecambahan epigeal adalah kotiledon dapat segera berfotosintesis


(phanerocotylar : kotiledon yang berfotosintesis) setelah muncul di permukaan tanah yang
menyediakan energi untuk pertumbuhan selanjutnya.
Benih epigeal ditemukan
pada : Gymnospermae, Myrtaceae, Bignoniaceae, Casuarianaceae, Euphorbiaceae, hampir
semua legum dan lain-lain

Hipogeal
Karakteristik perkecambahan hipogeal :

 Kotiledon tetap berada dalam tanah


 Radikel muncul dan berkembang membentuk perakaran
 Epikotil yang akan memanjang bersama plumula sampai muncul dipermukaan tanah.

Keuntungan dari perkecambahan hipogeal adalah cadangan makanan atau energi tetap
tersedia dalam tanah yakni dalam kotiledon yang akan tumbuh lagi seandainya pucuk
kecambah (plumula) terpotong dimakan serangga atau oleh faktor lain. Kotiledon pada benih
hipogeal tidak dapat berfotosintesis atau disebut cryptocotylar.
Tanaman dengan perkecambahan hipogeal antara lain : Lauraceae, kebanyakan Moraceae,
hampir semua Fagaceae dan sebagainya

Anda mungkin juga menyukai