Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM DIFUSI DAN OSMOSIS

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas Biologi


Guru Pengampu : Drs. H. Amir Kodir, M. Si

Disusun oleh :

Kelompok 1
1. Ahmad Arkan Fauzan (182974)
2. Deny Ramadhan (183014)
3. Rida Hasanah (182928)
4. Sayid Akmal Bashori (182931)
5. Sevilla Putti Selma (182966)

Kelas XI MIA 3

MADRASAH ALIYAH NEGERI 11 JAKARTA

Jl. H. Gandun No.60, RT.12/RW.3, Lb. Bulus, Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12440

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulilahirabbil’alamin, segala puji bagi allah SWT. Tuhan semesta alam atas
segala karunia nikmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Laporan yang berjudul “Laporan Praktikum Difusi dan Osmosis” disusun dalam
rangka memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Biologi yang diampu oleh Bapak Drs. H.
Amir Kodir, M. Si.

Laporan ini berisi tentang praktikum yang telah diuji pada kentang untuk menguji
kegiatan transport membran pada kentang yaitu difusi dan osmosis. Dalam penyusunannya,
kami melibatkan berbagai pihak, baik dari dalam sekolah maupun luar sekolah. Oleh sebab
itu, kami mengucapkan terima kasih atas segala kontribusinya dalam membantu penyusunan
laporan praktikum ini.

Meski telah disusun secara maksimal, namun penulisan dalam laporan ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karenanya, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sekalian.

Demikian apa yang bisa kami sampaikan, besar harapan kami semoga dengan
membaca laporan ini, pembaca dapat menambah ilmu pengetahuan.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Jakarta, 31 Agustus 2019

Penulis
I. DASAR TEORI

Mekanisme lalu lintas membran sel dibedakan menjadi dua yaitu tanspor pasif dan
transport aktif. Transpor pasif merupakan difusi suatu zat melintasi membran biologis tanpa
pengeluaran energi, misalnya: difusi dan osmosis. Sedangkan transpor aktif merupakan
pergerakan zat melintasi membran plasma dengan diiringi penggunaan energi akibat adanya
gerakan yang melawan gradient konsentrasi yang diperantai oleh membran plasma, misalnya
transport natrium-kalium, eksositosis dan endositosis (Campbell, 2008: 143)

Difusi adalah peristiwa perpindahan zat terlarut dari bagian yang berkonsentrasi tinggi
menuju konsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut dengan
gradien konsentrasi. Didalam sistem larutan, molekul air akan bergerak karena adanya
potensial air. Sedangkan zat yang terlarut dalam air akan bergerak karena adanya potensial
kimia zat terlarut tersebut. Ada beberapa faktor yang memengaruhi potensial kimia dan
potensial air, yaitu suhu, konsentrasi zat terlarut, tekanan, dan bahan-bahan yang mudah
ditempeli air. Difusi terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi. Difusi akan berhenti ketika
larutan telah mencapai keseimbangan atau isotonik.

Difusi dapat dipermudah dengan protein, disebut juga dengan difusi terfasilitasi.
Proses ini difasilitasi oleh sebuah protein. Molekul zat seperti gula, dan asam amino sangat
diperlukan oleh sel, tetapi tidak melalui membran plasma. Zat-zat tersebut melewati membran
plasma dengan difasilitasi oleh protein integral. Protein integral memiliki ini memiliki saluran
hidrofilik melintasi membran yang bersifat selektif untuk zat terlarut tertentu.

Osmosis adalah peristiwa perpindahan zat pelarut atau air dari larutan yang
berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah melewati membran selektif
permeable atau semipermeable. Membrane semipermeable adalah membrane yang hanya
dapat dilewati oleh air dan zat-zat tertentu yang terlarut didalamnya, yaitu zat-zat atau
molekul yang berukuran kecil. jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh
selaput semipermeabel, ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air
sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan
dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah
akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrasinya tinggi melalui
selaput permeable.
Terdapat tiga tipe larutan, yaitu larutan hipotonis, hipertonis, dan isotonis. Semua sel
hidup merupakan sistem osmosis. Bila sel-sel tersebut berada pada lingkungan dengan tipe
yang berbeda, maka keadaan sel tersebut juga berbeda. Endoosmosis terjadi saat konsentrasi
didalam sel tinggi (hipertonis) sehingga air masuk ke dalam sel. Akibatnya sel akan
mengalami hemolisis pada sel hewan dan turgid (membengkak) pada sel tumbuhuhan. Sel
tumbuhan tidak mengalami lisis karena memiliki dinding sel untuk mempertahankan bentuk
selnya. Sedangkan Eksoosmosis terjadi saat konsentrasi larutan diluar sel tinggi (hipotonis)
sehingga air di dalam sel akan keluar. Akibatnya sel akan mengalami krenasi (mengkerut)
pada sel hewan dan plasmolisis (terlepasnya dinding sel) pada sel tumbuhan.

II. PERUMUSAN MASALAH


1. Apakah terjadi perubahan ukuran kentang?
2. Kentang pada gelas kimia manakah yang ukurannya berkurang?
3. Apakah yang terjadi pada kentang ssat dimasukkan ke dalam gelas kimia A?
4. Apa sajakah yang memengaruhi perubahan ukuran pada kentang?
5. Lewat manakah sebenarnya air yang ada?
6. Adakah bahan-bahan selain kentang yang dapat digunakan untuk percobaan tersebut?
7. Irisan kentang manakah yang kehilangan air dan irisan kentang manakah yang
dimasukkan air?
8. Pada gelas kimia yang berisi aquades, dimana konsentrasi air yang lebih tinggi? Didalam
atau diluar irisan kentang?
9. Pada gelas kimia yang berisi larutan garam, dimana konsentrasi air yang lebih tinggi?
Didalam atau diluar irisan kentang?
10. Pada percobaan tersebut, manakah yang berperan sebagai larutan hipertonis dan
hipotonis?
11. Manakah larutan yang mengalami pergerakan atau perpindahan, apakah larutan hipotonis
atau hipertonis?
12. Dalam keadaan bagaimana perpindahan larutan akan terhenti?

III. TUJUAN PRAKTIKUM


Untuk mengetahui peristiwa osmosis dan difusi pada sel tumbuhan yaitu kentang
terhadap berbagai macam larutan. Selain itu untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
biologi yang diampu oleh Bapak Drs. Amir Kodir, M.Si .
IV. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Tiga buah gelas kimia 0,5 L
2. Sendok
3. Cutter/pisau
4. Mistar/penggaris
5. Timbangan
6. Tissue
7. Pengaduk
8. Label
9. Pulpen
Bahan :
1. Satu buah kentang ukuran besar
2. Sirup kental sebanyak 50 ML
3. Aquades sebanyak 100 ML
4. Garam dapur

V. LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua alat dan bahan diatas meja.
2. Kupaslah kentang hingga bersih dari kulitnya dengan menggunakan pisau atau cutter.
3. Buatlah potongan kentang dengan ukuran panjang 0.5 cm, lebar 0.5 cm dan tinggi 2 cm
sebanyak 9 buah . usahakan agar ukuran semua potongan sama.
4. Sediakan tiga buah gelas kimia dengan memberi nama dengan label A, B, dan C.
5. Masukkan air suling atau aquades kedalam gelas kimia A sebanyak 50 ml.
6. Masukkan tiga sendok makan garam dapur ke dalam gelas kimia B lalu tuangkan
aquades sampai batas 50 ml. lalu aduklah dengan menggunakan pengaduk sampai larutan
tersebut jenuh.
7. Masukan sirup kental ke dalam gelas kimia C sebanyak 50 ml.
8. Sebelum kentang dimasukkan, timbanglah dahulu untuk mengetahui berat awal kentang.
9. Setelah ditimbang, masukkan kentang masing-masing tiga buah potongan pada setiap
larutan yang telah disiapkan.
10. Diamkan hinga 1-2 jam. Lalu amati perubahannya.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

N GELAS KENTANG TINGGI TINGGI BERAT BERAT KET


O KIMIA AWAL AKHIR AWAL AKHIR
1. 1 2 cm 2 cm 0,8 gr 0,9 gr turgid
2. A 2 2 cm 2 cm 0,8 gr 0,9 gr turgid
3. 3 2 cm 2 cm 0,8 gr 0,9 gr turgid
4. 1 2 cm 1,8 cm 0,8 gr 0,5 gr plasmolisis
5. B 2 2 cm 1,8 cm 0,8 gr 0,5 gr plasmolisis
6. 3 2 cm 1,8 cm 0,8 gr 0,5 gr plasmolisis
7. 1 2 cm 1,4 cm 0,8 gr 0,2 gr plasmolisis
8. C 2 2 cm 1,4 cm 0,8 gr 0,2 gr plasmolisis
9. 3 2 cm 1,4 cm 0,8 gr 0,2 gr plasmolisis

a. difusi
Dari percobaan yang telah dilakukan, kita dapat melihat bahwa proses difusi air
terjadi saat sedang melakukan pelarutan garam dapur ke dalam aquades. Garam dapur
memiliki konsentrasi lebih tinggi atau disebut hipertonik. Sedangkan aquades memiliki
konsentrasi air yang lebih rendah atau disebut hipotonik. Sehingga saat melakukan pelarutan,
garam dapur akan bergerak secara acak dengan aquades sampai mencapai isotonik atau
seimbang. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu: ukuran partikel,
semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak, sehinggak kecepatan
difusi semakin tinggi. Ketebalan membran, semakin tebal membran, semakin lambat
kecepatan difusi. Luas suatu area, semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan
difusinya. Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan
difusinya. Suhu, semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk  bergerak dengan
lebih cepat maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya. Densitas (kepadatan) medium,
semakin kental maka akan semakin lama. Kemampuan menghantarkan listrik, Larutan
elektrolit lebih cepat difusinya daripada larutan nonelektrolit. Saat melakukan pelarutan
garam, garam tersebut mudah larut karena ukuran partikelnya yang kecil. Namun proses
difusi sedikit lama, karena pelarut yang digunakan memiliki suhu yang dingin. Apabila garam
dilarutkan dengan air hangat maka prosesnya akan semakin cepat.

b. osmosis
Proses osmosis terjadi saat kita melakukan percobaan pada potongan kentang yang
dimasukkan ke dalam berbagai larutan. Terlihat jelas pada tabel diatas, bahwa potongan
kentang yang dimasukkan kedalam gelas A yang berisi aquades mengalami peristiwa turgid
atau sel membengkak. Dibuktikan dengan pertambahan berat pada kentang yang semula 0,8
gr pada tiap potongan berubah menjadi 0,9 gr. Hal itu terjadi karena konsentrasi pada kentang
lebih rendah atau dalam keadaan hipertonis dibandingkan dengan konsentrasi aquades,
sehingga air masuk kedalam sel kentang untuk mencapai keadaan isotonis atau seimbang.
Akibat dari endoosmosis tersebut, potongan kentang mengalami pertambahan berat sebesar
0,1 gr. Air bergerak melalui membran semipermeable pada sel kentang.
Sedangkan pada gelas kimia B yang berisikan larutan garam, potongan kentang
mengalami peristiwa plasmolisis atau lepasnya dinding sel. Hal itu terjadi karena konsentrasi
potongan kentang dalam keadaan hipotonis atau rendah dimasukkan ke dalam larutan garam
yang memiliki konsentrasi lebih tinggi atau hipertonis, sehingga air yang berada didalam sel
kentang bergerak keluar sel yang menyebabkan pecahnya dinding sel terlebih dahulu. Hal ini
dibuktikan pada data tabel diatas yang menunjukkan perubahan berat dan tinggi kentang,
dimana sel kentang mula-mula memiliki berat 0,8 gr dan tinggi 2 cm berubah menjadi
beratnya 0,5 gr dan tingginya menjadi 1,8 cm. sel tersebut berkurang ukurannya karena telah
kehilangan air. Peristiwa diatas dinamakan eksoosmosis atau keluarnya cairan dalam sel.
Pergerakan zat tersebut akan terhenti ketika mencapai keadaan isotonis atau seimbang.
Begitu pula dengan peristiwa yang terjadi pada gelas kimia C yang berisian sirup,
potongan kentang tersebut juga mengalami plasmolisis atau lepasnya dinding sel. Namun
pada gelas kimia C potongan kentang mengalami pengurangan ukuran yang drastis. Karena
gelas kimia C adalah sirup yang memiliki konsentrasi lebih tingi dibandingkan larutan
garam. Peristiwa plasmolisis pada gelas kimia C terjadi karena konsentrasi potongan kentang
dalam keadaan hipotonis atau rendah dimasukkan ke dalam sirup yang memiliki konsentrasi
tinggi atau hipertonis, sehingga air yang ada di dalam sel kentang bergerak keluar sel yang
menyebabkan pecahnya dinding sel kentang terlebih dahulu. Hal ini dibuktikan pada data
tabel diatas yang menunjukkan perubahan drastis pada potongan kentang, yang semula
memiliki berat 0,8 gr dan tinggi 2 cm berubah total menjadi beratnya 0,2 gr dan tinggi 1,4
cm. sel tersebut berkurang ukurannya karena telah kehilangan banyak air. Peristiwa
hilangnya air atau keluarnya air disebut dengan eksoosmosis.

c. Jawaban pertanyaan
1. Apakah terjadi perubahan ukuran pada kentang?
ya, sel kentang mengalami perubahan ukuran. Terlihat jelas pada tabel yang telah
disajikan bahwa kentang pada gelas kimia A mengalami pertambahan berat karena cairan
aquades bergerak menuju kentang yang memiliki konsentrasi hipertonis sehingga
menyebabkan kentang mengalami turgid atau pembengkakkan dari semula 0,8 gr
menjadi 0,9 gr. Sedangkan gelas kimia B dan C mengalami pengurangan berat dan
ukuran dikarenakan larutan garam pada gelas B dan sirup pada gelas C memiliki
konsentrasi yang hipertonik dibandingan potongan kentang yang memiliki konsentrasi
rendah atau hipotonik menyebabkan cairan pada kentang bergerak ke luar sel dan
menyebabkan pula lepasnya dinding sel atau plasmolisis, sehingga kentang kehilangan
berat dan ukuran seperti data yang telah disajikan pada tabel diatas yaitu pada gelas
kimia B kentang berubah ukuran yang semula memiliki berat 0,8 gr dan tinggi 2 cm
berubah menjadi 0,5 gr pada beratnya dan 1,8 pada tingginya. Begitu pula pada gelas
kimia C yang semula kentang memiliki berat 0,8 gr dan tinggi 2 cm berubah drastic
menjadi 0,2 gr pada beratnya dan 1,4 cm pada tingginya.
2. Kentang pada gelas kimia mana yang berkurang ukurannya?
Yang mengalami perubahan adalah gelas kimia B dan C yang mengalami pengurangan
berat dan ukuran dikarenakan larutan garam pada gelas B dan sirup pada gelas C
memiliki konsentrasi yang hipertonik dibandingan potongan kentang yang memiliki
konsentrasi rendah atau hipotonik menyebabkan cairan pada kentang bergerak ke luar sel
dan menyebabkan pula lepasnya dinding sel atau plasmolisis, sehingga kentang
kehilangan berat dan ukuran seperti data yang telah disajikan pada tabel diatas yaitu pada
gelas kimia B kentang berubah ukuran yang semula memiliki berat 0,8 gr dan tinggi 2
cm berubah menjadi 0,5 gr pada beratnya dan 1,8 pada tingginya. Begitu pula pada gelas
kimia C yang semula kentang memiliki berat 0,8 gr dan tinggi 2 cm berubah drastic
menjadi 0,2 gr pada beratnya dan 1,4 cm pada tingginya.
3. Apakah yang terjadi pada kentang di gelas kimia A?
potongan kentang yang dimasukkan kedalam gelas A yang berisi aquades mengalami
peristiwa turgid atau sel membengkak. Dibuktikan dengan pertambahan berat pada
kentang yang semula 0,8 gr pada tiap potongan berubah menjadi 0,9 gr. Hal itu terjadi
karena konsentrasi pada kentang lebih rendah atau dalam keadaan hipertonis
dibandingkan dengan konsentrasi aquades, sehingga air masuk kedalam sel kentang
untuk mencapai keadaan isotonis atau seimbang. Akibat dari endoosmosis tersebut,
potongan kentang mengalami pertambahan berat sebesar 0,1 gr. Air bergerak melalui
membran semipermeable pada sel kentang.
4. Apa sajakah yang memengaruhi perubahan ukuran pada kentang?
Osmosis terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi pada zat yang terlarut dengan zat
pelarut. Biasnya, zat pelarutnya memiliki konsentrasi yang tinggi sehingga menyebabkan
perubahan ukuran pada kentang. Jika kentang dalam keaadaan hipertonis maka yang
akan terjadi adalah sel membengkak atau turgid. Sebaliknya, jika sel kentang dalam
keadaan hipotonis maka sel kentang akan kehilangan ukuran dan menyebabkan
plasmolisis. Selain perbedaan konsentrasi, faktor lain yang memengaruhi osmosis adalah
suhu, yaitu semakin panas suhu maka akan semakin cepat prosesnya dan juga ketebalan
membran berpengaruh pada peristiwa osmosis maupun difusi.
5. Lewat manakah sebenarnya air yang ada?
Air akan bergerak melawati suatu membran yang bersifat selektif sehingga disebut
membran semipermeable. Air akan terus bergerak melewati membran hingga mencapai
keadaan seimbang.
6. Adakah bahan selain kentang yang dapat digunakan dalam percobaan?
Selain menggunakan kentang, pada dasarnya semua sel tumbuhan dapat dijadikan bahan
uji pada materi difusi dan osmosis seperti daun adam hawa, buah apel, wortel dan
sebagainya, selain itu sel hewan pun dapat dijadikan bahan uji seperti usus ayam. Karena
transport membrane akan dilakukan pada sel makhluk hidup.
7. Irisan kentang manakah yang kehilangan air dan irisan kentang manakah yang
dimasukkan air?
Irisan kentang yang mengalami eksoosmosis atau keluarnya air dalam sel adalah
potongan kentang yang berada pada gelas kimia B dan C, hal itu disebabkan karena
kentang pada gelas B dan C dalam keadaan hipotonis sedangkan larutannya yaitu larutan
garam dan sirup dalam keadaan hipertonis sehingga air dalam sel akan bergerak ke luar
sel untuk mencapai keadaan istonis atau seimbang. Sedangkan irisan kentang yang
mengalamu endosmosis atau masuknya air ke dalam sel adalah irisan kentang yang
berada pada gelas kimia A, hal itu disebabkan karena kentang dalam keadaan hipertonis
dan aquades dalam keadaan hipotonis sehingga aquades akan masuk ke dalam kentang
yang menyebabkan turgid pada kentang.
8. Pada gelas kimia yang berisi aquades, dimana konsentrasi air yang lebih tinggi? Didalam
atau diluar irisan kentang?
Pada gelas kimia yang berisikan aquades, konsentrasi air yang lebih tinggi atau
hipertonis berada didalam irisan kentang. Hal itu terbukti pada pertambahan berat
kentang yang menandakan bahwa air aquades yang bersifat hipotonis bergerak menuju
dalam sel kentang untuk mencapai keadaan isotonis.
9. Pada gelas kimia yang berisi larutan garam, dimana konsentrasi air yang lebih tinggi?
Didalam atau diluar irisan kentang?
Pada gelas kimia yang berisikan larutan garam, konsentrasi air yang lebih tinggi atau
hipertonis berada diluar irisan kentang atau lebih tepatnya pada larutan garam. Hal itu
terbukti pada berkurangnya berat dan ukuran kentang yang menandakan bahwa irisan
kentang yang bersifat hipotonis, airnya akan bergerak keluar sel untuk mencapai keadaan
isotonis.
10. Pada percobaan tersebut, manakah yang berperan sebagai larutan hipertonis dan
hipotonis?
Pada gelas A, yang berperan sebagai larutan hipertonis adalah irisan kentang sedangkan
aquades bersifat hipotonis. Pada gelas B, yang berperan sebagai larutan hipertonis adalah
larutan garam sedangkan irisan kentang bersifat hipotonis. Pada gelas C, yang berperan
sebagai larutan hipertonis adalah sirup sedangkan irisan kentang bersifat hipotonis.
11. Manakah larutan yang mengalami pergerakan atau perpindahan, apakah larutan hipotonis
atau hipertonis?
Yang mengalami perpindahan adalah larutan yang bersifat hipotonis. Karena peristiwa
osmosis adalah pergerakkan larutan yang bersifat hipotonis ke konsentrasi yang bersifat
hipertonis.
12. Dalam keadaan bagaimana perpindahan larutan akan terhenti?
Perpindahan larutan akan terhenti saat kedua larutan telah mencapai keadaan isotonis
atau seimbang.

VII. KESIMPULAN
Difusi adalah peristiwa perpindahan zat terlarut dari bagian yang berkonsentrasi tinggi
menuju konsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut dengan
gradien konsentrasi. Osmosis adalah peristiwa perpindahan zat pelarut atau air dari larutan
yang berkonsentrasi tinggi ke larutan yang berkonsentrasi rendah melewati membran selektif
permeable atau semipermeable atau peristiwa osmosis adalah pergerakkan larutan yang
bersifat hipotonis ke konsentrasi yang bersifat hipertonis.
Sel kentang mengalami perubahan ukuran. Terlihat jelas pada tabel yang telah
disajikan bahwa kentang pada gelas kimia A mengalami pertambahan berat karena cairan
aquades bergerak menuju kentang yang memiliki konsentrasi hipertonis sehingga
menyebabkan kentang mengalami turgid atau pembengkakkan dari semula 0,8 gr menjadi 0,9
gr. Sedangkan gelas kimia B dan C mengalami pengurangan berat dan ukuran dikarenakan
larutan garam pada gelas B dan sirup pada gelas C memiliki konsentrasi yang hipertonik
dibandingan potongan kentang yang memiliki konsentrasi rendah atau hipotonik
menyebabkan cairan pada kentang bergerak ke luar sel dan menyebabkan pula lepasnya
dinding sel atau plasmolisis, sehingga kentang kehilangan berat dan ukuran seperti data yang
telah disajikan pada tabel diatas yaitu pada gelas kimia B kentang berubah ukuran yang
semula memiliki berat 0,8 gr dan tinggi 2 cm berubah menjadi 0,5 gr pada beratnya dan 1,8
pada tingginya. Begitu pula pada gelas kimia C yang semula kentang memiliki berat 0,8 gr
dan tinggi 2 cm berubah drastic menjadi 0,2 gr pada beratnya dan 1,4 cm pada tingginya.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi dan osmosis, yaitu:
ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehinggak kecepatan difusi semakin tinggi. Ketebalan membran, semakin tebal membran,
semakin lambat kecepatan difusi. Luas suatu area, semakin besar luas area, semakin cepat
kecepatan difusinya. Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat
kecepatan difusinya. Suhu, semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk  bergerak
dengan lebih cepat maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya. Densitas (kepadatan)
medium, semakin kental maka akan semakin lama. Kemampuan menghantarkan listrik,
Larutan elektrolit lebih cepat difusinya daripada larutan nonelektrolit.

VIII. SARAN
Kami menyadari bahwa laporan yang kami buat ini masih belum sesuai dengan yang
diharapkan oleh pembaca, oleh karenanya kami meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun agar makalah ini dapat dijadikan sebagai pedoman untuk kalangan umum. Kami
sebagai penyusun makalah meminta maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Atas kritikan, saran dan perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai