Anda di halaman 1dari 14

Heliconia rostrata Ruiz & Pav.

Familia : Heliconiaceae

I. KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae
Phylum : Tracheophyta
Class : Liliopsida
Order : Zingiberales
Family : Heliconiacecae
Genus : Heliconia
Species : Heliconia rostrata Ruiz & Pav
(Global Biodiversity Information Facility 2021)

II. NAMA LOKAL


Indonesia : Pisang-pisangan (Dewi dkk. 2017)
Inggris : Lobster Claw, False Bird-Of-Paradise, Parrot’s Beak Heliconia
(Texas A&M University System 2021)

III. DESKRIPSI JASAD


1. Perawakan
Batang Heliconia rostrata memiliki perawakan herba
(herbaceous), yaitu batangnya secara organoleptik bersifat lunak.
Heliconia rostrata tergolong tumbuhan perennial atau tumbuhan yang
hidup sepanjang tahun. Berdasakan bentuk hidupnya, tumbuhan ini
termasuk kriptofit atau geofit, tumbuhan tanah yang mana batangnya
berupa rimpang dan berada di dalam tanah. (Hapsari et al. 2019; Nugroho
et al. 2012). Tajuk Heliconia rostrata berwarna hijau. Di atas permukaan
tanah, terdapat batang semu (pseudostem) dengan tinggi 150—220 cm.
(Hapsari et al. 2019).
2. Akar
Heliconia rostrata memiliki sistem perakaran serabut (advantitious
root system). (Handique et al. 2013). Pada sistem perakaran serabut, akar
primer mereduksi, sehingga akar tumbuh pada buku-buku batang sebagai
akar serabut. (Nugroho et al. 2012).

3. Batang
Bagian yang tampak seperti batang pada Heliconia rostrata
sebenarnya merupakan batang semu (pseudostem) yang tesusun dari
pelepah daun. Psedostem ini memiliki warna hijau dengan bercak coklat
tua yang lebar, dan tidak berlilin (Hapsari et al. 2019). Heliconia rostrata
termasuk anggota familia Heliconiacecae dan ordo Zingiberales yang pada
umumnya memiliki tipe pertumbuhan dan perkembangan kuncup
monocaulis monocarpi, yaitu kuncup ujung pada umur tertentu berubah
menjadi perbungaan terminal sehingga otomatis pertumbuhan batang
terhenti. (Nugroho et al. 2012). Arah tumbuh batang tegak lurus (erect),
arah tumbuhnya tegak lurus terhadap dataran tembat hidupnya. (Handique
et al. 2013; Nugroho et al. 2012). Batang Heliconia rostrata mengalami
metamorfosis membentuk rimpang/rhizoma, yang mana batang asli
berubah menjadi bentuk khas menjalar di bawah tanah. (Hapsari et al.
2019, Nugroho et al. 2012).

4. Daun
Daun pada Heliconia rostrata termasuk daun lengkap yang terdiri
dari pelepah daun (vagina; sheat), tangkai daun (petiole, stalk), dan
helaian daun (lamina, blade). Dijumpai pengikut daun berupa lidah daun
(ligula) yang berwarna hijau dengan bercak coklat. Tata letak daun atau
duduk daun berseling (disticha), buku batang ditumbuhi oleh satu daun,
posisi daun terletak pada dua sisi batang. (Hapsari et al. 2019, Nugroho et
al. 2012).
Bentuk helaian daun termasuk seri elips dengan bentuk bulat
memanjang (oblongus), ujung helaian daun meruncing (acuminate),
pangkal helaian daun tumpul (obtuse), tepi daun sedikit bergelombang dan
terdapat robekan, Pertulangan daun menyirip (pinnate). Ukuran helaian
daun 95—108 cm x 19—22 cm (rasio 4,9—5,0). Warna helaian daun pada
permukaan atas (adaksial) berwarna hijau tua, sedangkan pada permukaan
bawah (abaksial) berwarna hijau pucat. Permukaan daun tidak berlilin dan
mengkilap di kedua sisi. Warna pelepah daun pada bagian atas berwarna
hijau tua dan bagian bawah berwarna hijau muda. Tangkai daun berukuran
36—42 cm, berwarna hijau, dan berlilin sedang. (Hapsari et al. 2019).

5. Bunga
Tipe pembungaan pada Heliconia rostrata adalah bunga majemuk
dengan perbungaan tergantung (inflorescence pendent). Bunga majemuk
merupakan susunan sejumlah bunga di dalam sistem percabangan (Hapsari
et al. 2019, Nugroho et al. 2012). Termasuk bunga tidak lengkap, dengan
bagian kelopak dan mahkota bunga yang tidak dapat dibedakan dan
termasuk bunga sempurna, yaitu pada tiap bunga terdapat butik dan
benang sari. (Sutana & Hassan 2008; Nugroho et al. 2012)
Bagian-bagian bunga tediri dari Ibu tangkai bunga (pedunculus)
berukuran 36—42 cm, berwarna merah dan sangat berbulu (velvety).
Tangkai bunga (pedicellus) berwarna putih pudar denga ukuran 1,1—1,72
cm. Bagian yang tampak mencolok pada bunga Heliconia rostrata
merupakan daun pelindung (brachtea) yang berbentuk cakar tebalik
seperti cakar lobster. permukaannya sangat berbulu (velvety) dan tidak
berlilin. Brachtea berrwarna merah terang dengan bagian ujung berwana
hijau tua dan bagian tepi berwrna kuning. Ukuran brachtea 6,5—7,5 cm x
3,0—4,0 cm. Jarak anatar brachtea 1,5—2,0 cm. Bunga yang sebenarnya
setengah terkubur di dalam brachtea dengan bentuk bunga seperti tabung
(turbular) dan berwarna kuning (Hapsari et al. 2019; NParks Flora &
Fauna Web 2019). Perhiasan bunga (perianthium) memiliki warna
dominan krem hingga kuning dengan ujung kuning dan berukuran 3,8—
4,5 cm x 0,5—1,1 cm. (Hapsari et al. 2019). Perhiasan bunga berupa tepal
bejumlah 6 yang tersusun dalam 2 lingkaran. Benang sari berjumlah 5
dengan tangkai sari (filamentum) sepanjang 2 cm dan kepala sari (anthera)
bersel 2 sepanjang 1 cm. Dijumpai metamorfosis benang sari berupa
benang sari steril (staminodia) yang berbentuk lancip dengan panjang 1—
2 cm. Putik tersusun dari ovarium dengan 3 daun buah (carpell), berwarna
putih pudar, dan berdiameter 0,6 cm. Pada setiap daun buah terdapat bakal
biji yang soliter. Tangkai putik (styllus) memiliki panjang 3 cm dan
berwarna putih pudar. Kepala putik (stigma) berwarna putih pudar. Jumlah
kromosom pada Heliconia rostrata 2n=24 (Sutana & Hassan 2008).

6. Buah
Buah Heliconia rostrata termasuk buah berbiji (fruit drupe)
dengan lapisan dalam yang keras menutupi masing-masing biji (satu
hingga tiga buah). Buah berbentuk bulat bergerombol dengan ukuran
sangat kecil, 8,11—9,45 mm x 3,56—3,74 mm. Buah yang belum matang
berwarna putih hingga kuning sedangkan buah yang telah matang
memiliki warna biru kehitaman. (Hapsari et al. 2019).

7. Biji
Biji Heliconia rostrata terdapat di dalam buah dengan jumlah biji 1
—3 per buah. (Sutana & Hassan 2008)
IV. INFORMASI TAMBAHAN
1. Asal Usul
Heliconia rostrata berasal dari daerah lembah Amazon, Amerika
Selatan. Tepatnya ditemukan di negara Bolivia, Kolombia, Ekuador, dan
Peru. (Royal Botanic Gardens, Kew 2021)

2. Wilayah Agihan Geografi


Heliconia rostrata banyak terdistribusi dan dibudidayakan di
daerah tropis, antara lain Guatemala, Honduras, Panama, Peru, Ekuador,
Brazil, Bangladesh, Meksiko bagian tenggara dan barat daya, Puerto Rico,
dan Thailand. (Hapsari et al. 2019; Royal Botanic Gardens, Kew 2021)

3. Data Ekologi
Habitat Heliconia rostrata, yaitu di daerah dataran rendah,
sepanjang sungai yang tergenang musiman. (Hapsari et al. 2019).
Heliconia rostrata membutuh air yang cukup dan terus-menerus untuk
berkembang serta drainase yang baik. Kekurangan air akan menyebabkan
daun menjadi kecoklatan. (VanZile 2021). Heliconia rostrata dapat
mentolerir kondisi cahaya semi teduh hingga sinar matahari penuh.
(NParks Flora & Fauna Web 2019). Tumbuhan ini berasal dari hutan
tropis, sehingga lebih menyukai kondisi hangat dan cukup lembap. Suhu
70º Fahrenheit ke atas adalah suhu paling ideal bagi tumbuhan ini.
(VanZile 2021). Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan Heliconia
rostrata yaitu tanah yang lembab, tanah berdrainase baik, dan tanah
berlempung subur (NParks Flora & Fauna Web 2019). Heliconia rostrata
kurang toleran terhadap garam dan angin dibandingan spesies Heliconia
lainnya. (Texas A&M University System 2021)
4. Keragaman Yang Telah Terdeteksi
“Data tidak ditemukan”

5. Informasi Fitokimia
Kandungan senyawa kimia yang terdapat pada Heliconia rostrata
antara lain air karbohidrat, protein, nitrogen, dan komponen logam seperti
kalsimu, magnesium, besi, fosfor, klorin, dan sulfur. Komposisi dari
senyawa-senya kimia tersebut ditunjukkan pada tabel berikut. (Handique
et al. 2013).

Tabel 1. Komponen Biokimia pada Heliconia rostrata

Berdasarkan uji yang telah dilakukan, Heliconia rostrata memiliki


kandungan senyawa fenolik yang berperan sebagai antioksidan alami pada
tumbuhan, anatara lain mencakup tanin, fenol dan, flavonoid (Hanafi &
Sulistyorini 2016). Selain itu, berdasarkan pengujian, ekstrak metanol dari
Heliconia rostrata memiliki kandungan Alkaloid, flavonoid, steroid, dan
saponin. (Shahriar et al. 2018)
6. Perbanyakan
Perbanyakan pada Heliconia rostrata banyak dilakukan melalui
rimpang dan biji (terbatas). (Hapsari et al. 2019). Seperti kebanyakan
tumbuhan yang memiliki rimpang, Heliconia rostrata dengan mudah
berkembang biak dengan pembagian rimpang (rhizome division). Rimpang
dipotong menjadi beberapa bagian dan setiap bagiannya ditanam secara
terpisah untuk menumbuhkan akar. Pada setiap bagian potongan rimpang,
paling baik terdapat setidaknya dua nodus. (VanZile 2021).
Perkembangbiakan Heliconia rostrata juga dapat dilakukan
melalui biji. Biji terdapat di dalam buah matang yang berwarna biru
kehitaman. Buah yang telah matang dipetik dan dibiarkan hingga
dagingnya mengering. Setelah itu biji dibersihkan. dan ditanam pada
nampan yang ditempatkan di lokasi yang terang tetapi tidak terpapar sinar
matahari secara langsung. Setelah bertunas dan setidaknya
mengembangkan dua set daun sejati, bibit dapat ditransplantasikan pada
pot. Proses perbanyakan dengan biji berjalan lebih lambat, sehingga
perbanyakan melalui pembagian rimpang lebih umum dilakukan (VanZile
2021).

7. Manfaat Tradisional dan Modern


Secara tradisional, Heliconia rostrata banyak dimanfaatkan dalam
pengobatan. Praktisi obat tradisional di Bangladesh menggunakan
Heliconia rostrata untuk mengobati diabetes dan diabetes terkait edema,
selain itu daun dan bijinya digunakan untuk mengobati sakit kepala,
keseleo, dan nyeri. Orang Brazil telah menggunkan akar dan biji Heliconia
dalam pengobatan selamat berabad-abad (Shahriar et al. 2018). Orang-
orang di Malaysia (Ipoh, Perak) menggunakan rimpang Heliconia rostrata
untuk mengobati sakit usus, sakit kuning, dan tekanan darah tinggi. (Dhara
et al. 2018). Di Indonesia sendiri, sebagian masyarakat Kota Semarang
telah menggunakan ekstrak/rebusan bunga Heliconia rostrata untuk
pengobatan penyakit dalan ronga mulut, diantaranya periodontitis dan
tonsilitis. Kesembuhan terjadi setelah pengobatan 4—7 hari dengan
ekstrak bunga tersebut. (Hanafi & Sulistyorini 2016).
Heliconia rostrata telah banyak diuji potensi pemanfaatannya
dalam berbagai pengobatan berdasarkan senyawa yang terkandung di
dalamnya. Rimpang Heliconia rostrata terbukti memiliki potensi
antiophidic (pengobatan untuk gigitan ular), antioksidan, dan aktivitas
antibakteri. Daunnya menunjukkan potensi antikarsinogenik. (Dhara et al.
2018). Berdasarkan pengujian lainnya ekstrak metanol dari Heliconia
rostrata dapat dianggap sebagai sumber alami yang berpotensial dalam
pengembangan obat analgesik untuk menghilangkan rasa sakit (Shahriar et
al. 2018). Selain dimanfaatkan untuk pengobatan, saat ini Heliconia
rostrata juga banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Heliconia
rostrata banyak dibudidayakan sebagai tanaman hias taman di daerah
tropis, dan menjadi semakin populer sebagai bunga potong dekoratif untuk
karangan dan rangkaian bunga. (Hapsari et al. 2019).

8. Masa Panen
Heliconia rostrata adalah tumbuhan yang hidup sepanjang tahun
dan memiliki waktu berbunga pada bulan Maret—Agustus. (Sutana &
Hassan 2008).
V. DAFTAR PUSTAKA
Dewi, BR, Safe’i, R, Harianto, SP, Bitoro, A, Winarno, GD, Iswandaru, D &
Santoso, T 2017, Biodiversitas Flora dan Fauna Universitas
Lampung, Plantaxia, Yogyakarta, hal. 30.
Dhara, M, Adhikari, L & Majmuder, R 2018, ‘Chorioallantoic Membrane
(CAM) Assay of Different Extracts of Rhizome and Inflorescence of
Heliconia rostrata’, Indian Journal of Pharmaceutical Education and
Research, vol. 52, no. 4, pp. 246—251.
Global Biodiversity Information Facility 2021, Heliconia rostrata Ruiz & Pav.,
Global Biodiversity Information Facility, viewed 6 June 2021.
<https://www.gbif.org/species/2760967>
Hanafi, P & Sulistyorini R 2016, ‘Perbandingan Pengaruh Ekstrak Pisang-
Pisangan (Heliconia rostrata) dengan Tetrasiklin Terhadap Bakteri
Penyebab Periodontitis’ dalam Rakernas Aipkema 2016. pp. 432—
444.
Handique, L, Parkash, V, Hazarika AD 2013, ‘Phylogeny of Musa paradisiaca,
Ravenala madagascariensis and Heliconia rostrata based on
Morphological, Biochemical, Amino Acid Sequences of rbcL Protein
and matK DNA Sequences’, International Journal of Theoretical &
Applied Sciences, vol 5, no. 2, pp. 69—78.
Hapsari, L, Trimanto & Wahyudi, D 2019, ‘Species diversity and phylogenetic
analysis of Heliconia spp. collections of Purwodadi Botanic Garden
(East Java, Indonesia) inferred by rbcL gene sequences’,
Biodiversitas, vol. 20, no. 5, pp. 1266—1283.
NParks Flora & Fauna Web 2019, Heliconia rostrata 'Green Tip', NParks
Flora & Fauna Web, viewed 7 June 2021.
<https://www.nparks.gov.sg/florafaunaweb/flora/8/0/8045>
Nugroho, H, Purnomo, Sumardi, I, 2012, Struktur & Perkembangan
Tumbuhan, Penebar Swadaya, Jakarta, hal. 7—53.

Royal Botanic Gardens, Kew 2021. Heliconia rostrata Ruiz & Pav., Plants of
The World Online, viewed 7 June 2021.
<http://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:796978-
1>
Shahriar, SM, Sammy, LA, Rabbi, F, Bhuiyan, B, Rahman, MA &
Nafiujjaman, MD 2018. ‘First time reported in vitro pharmacological
activity of Heliconia rostrata (Heliconiaceae) revealed its potency in
pain management over a standard analgesic drug’, Biology,
Engineering and Medicine, vol. 3, no. 6, pp. 1—6.
Sultana, N & Hassan, A 2008. ‘The Genus Heliconia L. Cultivated in
Bangladesh, Bangladesh J. Plant Taxon, vol. 15, no. 2, pp. 141—153.
Texas A&M University System 2021, Heliconia, Aggie Horticulture, viewed 6
June 2021.
<https://aggiehorticulture.tamu.edu/syllabi/308/Lists/Fourth
%20Edition/Heliconiaspp.pdf>
VanZile, J 2021, How to Grow Heliconia (Lobster Claw) Indoors, The Spurce,
viewed 8 June 2021.
<https://www.thespruce.com/grow-heliconia-inside-1902619>

Sumber Gambar:
Roy. Bot 1777—1816, from
<http://www.plantillustrations.org/illustration.php?id_illustration=281106>
Dr. Dale Dixon 2017, from
<https://twitter.com/dale_dixon/status/825649687071895552>
VI. LAMPIRAN
1. Ilustrasi Jasad

Gambar 1. Ilustrasi botani Heliconia rostrata


(Roy. Bot 1771—1816)

Gambar 2. Rimpang dan perbungaan Heliconia rostrata.


(Dhara et al. 2019)
Gambar 3. Perawakan dan daun Heliconia rostrata.
(NParks Flora & Fauna Web 2019)

Gambar 4. Perbungaan Heliconia rostrata.


(Royal botanic Garden, Kew 2021)
Gambar 5. Bulu (velvet) pada tangkai induk dan brachtea Heliconia rostrata.
(NParks Flora & Fauna Web 2019)

Gambar 6. Bunga yang setengah terkubur di dalam brachtea pada Heliconia rostrata.
(NParks Flora & Fauna Web 2019)
Gambar 7. Buah yang belum matang pada Heliconia rostrata.
(NParks Flora & Fauna Web 2019)

Gambar 8. Buah yang sudah matang pada Heliconia rostrata.


(Dale Dixon 2017)

Anda mungkin juga menyukai