Anda di halaman 1dari 12

FILUM ANNELIDA

Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan karakteristik Filum Annelida.
2. Mahasiswa mampu mengklasifikasikan Filum Annelida.
3. Mahasiswa mampu menjelskan peranan Filum Annelida dalam kehidupan

Pendahuluan

Annelida secara harfiah berarti ‘cincin-cincin kecil’ yang mengacu pada kemiripan tubuh
annelida dengan serangkaian cincin yang menyatu. Panjang tubuh Annelida sangat bervariasi,
berkisar 1 mm hingga lebih dari 3 m. Annelida dapat ditemukan pada beberapa habitat, di antaranya
di lautan, di air tawar, dan di tanah yang lembab. Perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 7.1. Proses Terapi Lintah (https://kumparan.com)

Setelah memperhatikan gambar tersebut, jawablah pertanyaan di bawah ini:


1. Dimanakah Anda pernah melihat spesies hewan yang ada pada gambar di atas?
2. Apa yang terjadi setelah Anda digigit lintah (Hirudo medicinalis)?
3. Mengapa saat ini metode pengobatan dengan terapi lintah banyak diminati masyarakat?
4. Penyakit apa yang dapat disembuhkan melalui terapi lintah tersebut?

Dari gambar diatas, kita mengetahui betapa besarnya kekuasaan tuhan, dengan kebesaran-Nya
kita dapat memanfaatkan hewan ciptaannya untuk mengobati berbagaai jenis penyakit. Untuk itu kita
diwajibkan untuk selalu bersyukur atas apa yang telah kita terima.
Ciri-ciri Umum Filum Annelida

Annelida merupakan filum yang anggotanya memiliki karakteristik tubuh bersegmen-segmen


tipe metameri. Setiap segmen tubuh akan dilengkapi alat tubuh berupa seta. Beberapa segmen
dipisahkan oleh sebuah klitelum. Permukaan tubuh hewan annelida ditutupi oleh kutikula dengan
jenis simetri tubuh simetri bilateral.

Gambar 7.2. Morfologi Annelida (Hill, 1998)

Hewan-hewan annelida memiliki nephridia dan duktus ceolom sebagai organ ekskresi dan
reproduksi. Sistem peredaran darah yang dimiliki annelida merupakan sistem peredaran tertutup dan
tubular dengan darah berwarna merah. Sistem reproduksi seksual dapat dengan kopulasi silang secara
internal oleh annelida hermafrodit. Sistem reproduksi aseksual oleh annelida gonokoris yang
dilakukan melalui pembelahan tubuh. Sistem saraf annelida terdiri atas sepasang ganglion kepala dan
saraf tangga tali. Annelida melangsungkan pernapasan di kulit dengan melakukan difusi oksigen.
Hewan annelida dapat ditemukan pada air laut, air tawar, dan tanah yang lembab.
Cacing tanah adalah hewan hermafrodit, oleh sebab itu mereka melakukan fertilisasi silang. Dua
cacing tanah kawin dengan menyejajarkan tubuhnya dalam posisi yang saling berlawanan sehingga
mereka dapat bertukar sperma. Setelah selesai mereka kemudia berpisah. Sperma yang diterima akan
disimpan untuk sementara waktu sedangkan organ yang disebut klitelum menyekresikan kepompong
yang terbuat dari mukus.

Gambar 7.3. Anatomi Annelida


(http://www.generasibiologi.com)
Kepompong tersebut meluncur di sepanjang tubuh cacing, mengambil sel-sel telur dan sperma
yang tersimpan. Kepompong kemudian terlepas dari kepala cacing dan tetap berada di dalam tanah,
sementara embrio akan berkembang. Beberapa jenis cacing tanah juga bereproduksi secara aseksual
melalui fragmentasi yang diikuti oleh regenerasi.

Klasifikasi Filum Annelida

Annelida terbagi atas beberapa kelas yakni kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
1. Kelas Polychaeta
Kelas Polychaeta merupakan kelas yang beranggotakan kelabang-kelabang laut. Tubuhnya
memiliki segmen di dalam dan di luar tubuh. Memiliki banyak seta di bagian parapodia tubuh. Pada
parapodia polychaeta terdapat organ insang sebagai alat pernapasan.
Kepala Polychaeta dilengkapi organ mata sederhana, sungut yang tebal, dan tentakel yang
berpasangan dengan organ prostomium. Mulut polychaeta terhubung dengan faring yang menuju
esofagus. Esofagus tersebut dilengkapi dengan kelenjar pencernaan pada sisinya. Esofagus tersebut
langsung menju usus perut yang menuju anus.
Tidak seperti annelida lain, polychaeta tidak memiliki klitelum. Polychaeta juga memiliki organ
kelamin yang terpisah, dengan kata lain polychaeta tidak hermafrodit. Anggota polychaeta
kebanyakan hidup di laut. Kelas polychaeta terdiri dari beberapa ordo yakni:
1.1. Ordo Errantia, merupakan polychaeta yang berenang bebas. Segemn-segmen tubuh sama
kecuali pada bagian akhir anterior dan posterior. Parapodia dilengkapi dengan acicula. Ordo
Errantia memiliki 4 famili utama.
a. Famili Aphroditidae, memiliki karakteristik bagian belakang atau keseluruhan bagian tubuh
ditutupi oleh sejenis sisik. Contoh spesies: Lepidonotus squamatus.
b. Famili Syllidae, tubuhnya pendek dan tipis, biasanya bereproduksi secara aseksual dengan cara
‘budding’. Contoh spesies: Autolytus cornutus.

Gambar 7.4. Lepidonotus squamatus Gambar 7.5. Autolytus cornutus


(https://inverts.wallawalla.edu) (http://www.ucd.ie)
c. Famili Nereidae, hidup dalam liang pasir atau lumpur di laut, memiliki karakteristik seperti
polychaeta umum yang telah dijelaskan di atas. Contoh spesies: Nereis virens.
d. Famili Eunicidae, tubuhnya tipis dengan panjang yang bervariasi, biasanya memiliki insang
bercabang yang timbul dari parapodia dekat dengan ujung anterior tubuhnya. Contoh spesies:
Eunice schemacephala, Eunice viridis.

Gambar 7.6. Gambar Nereis virens Gambar 7.7. Gambar Eunice viridis
(Sumber: http://marinespecies.org) ( https://www.britannica.com)
1.2. Ordo Sedentaria, merupakan hewan polychaeta yang memiliki kepala kecil atau termodifikasi,
parapodianya sederhana dan tanpa acicula. Ordo sedentaria terdiri dari 5 famili.
a. Famili Chaetopteridae, merupakan penyaring makanan yang mana menggunakan kantong
sekresi mukus untuk menyaring partikel makanan dari aliran air. Contoh spesies: Chaetopterus
sp.
b. Famili Terebellidae, cacing panjang yang hidup dalam liang-liang, kepala dengan filamen
tentakular yang berfungsi sebagai alat pernapasan. Contoh spesies: Amphitrite ornata.

Gambar 7.8. Chaetopterus sp. Gambar 7.9. Amphitrite ornata


(https://singapore.biodiversity.online) (http://www.dnr.sc.gov)
c. Famili Arenicolidae, kepalanya tidak memiliki tentakel, memiliki parapodia, percabangan
insang muncul di atas parapodia yang berada di tengah segmen tubuhnya. Panjang cacing ini
dapat mencapai 20 cm dan hidup di liang pasir yang dalam. Contoh spesies: Arenicola marina.
Gambar 7.10. Arenicola marina
(http://www.aphotomarine.com)

d. Famili Sabellidae, anggota famili ini berisi spesies cacing dengan sungut yang termodifikasi
menjadi insang-insang yang berbentuk baling-baling semisirkular. Hewan ini memiliki
parapodia yang belum sempurna. Contoh spesies: Sabella microphthalma.

Gambar 7.11. Sabella microphthalma


(Sumber: http://collections.peabody.yale.edu)

e. Famili Serpulidae, cacing jenis ini hidup pada liang-liang berkapur. Memiliki sungut prostomial
yang termodifikasi menjadi insang yang berbentuk baling-baling semisirkular, pada bagian dorsal
insang tersebut terdapat sebuah operkulum. Contoh spesies: Hydroides longispinosa.

Gambar 7.12. Hydroides longispinosa


(www.researchgate.net)
1.3 Ordo Myzostomaria,
merupakan hewan-hewan polychaeta yang mengalami modifikasi tubuh saat dewasa sebagai parasit
yang hidup pada hewan-hewan Echinodermata, khususnya Crinoida. Myzostomaria memiliki tubuh
luar yang tidak bersegmen, berbentuk pipih dan oval. Terdapat lima pasang parapodia yang disenjatai
dengan acicula dan pengait yang muncul pada permukaan ventral. Di sekitar tepi parapodia tersebut
biasanya terdapat 10 pasang cirri. Sistem pencernaan Myzostomaria terdiri dari mulut pada permukaan
ventral, dekat dengan ujung anterior. Mulut tersebut terhubung dengan faring retraktil dan bulbus
mukulus. Selanjutnya faring akan terhubung dengan esofagus, kemudian perut dan usus lurus yang
berakhir pada anus pada permukaan ventral dekat ujung posterior. Myzostomaria tidak memiliki
sistem sirkulasi maupun sistem pernapasan khusus. Kebanyakan spesies dari ordo ini memiliki satu
pasang nephridia. Sistem saraf telah berkembang sempurna dan bertipe saraf tangga tali. Cacing-
cacing ini umumnya hermafrodit, jantan dan betina berfungsi bergantian. Telur yang dihasilkan oleh
hasil pembuahan cacing akan berkembang menjadi larva trochopora. Contoh spesies: Myzostoma
cubanum, Myzostoma glabrum, Myzostoma cirriferum.

Gambar 7.13. Contoh Ordo Myzostomaria (Myzostoma cirriferum)


(Sumber: http://www.aphotomarine.com)

2. Kelas Oligochaeta
Anggota kelas oligochaeta yang paling terkenal adalah cacing tanah. Memiliki tubuh yang
bersegmen-segmen baik di luar dan di dalam, memiliki klitelum, dan beberapa seta. Cacing pada kelas
ini tidak memiliki parapodia.Pergerakan hewan-hewan oligochaeta dilakukan oleh kontraksi otot
yang dibantu oleh seta. Tubuh cacing kelas ini disusun oleh sekitar 100-180 segen. Bagian
prostomium terdapat pada bagian ujung anterior segemn pertama, sedangkan anus berada di segmen
terakhir tubuh. Oligochaeta bersifat hermafrodit dan melakukan reproduksi dengan cara pembuahan
silang yang berlangsung di klitelum. Kelas oligochaeta terdiri dari beberapa ordo yaitu:
1.1. Ordo Plesiopora, ordo ini beranggotakan oligochaeta kecil yang bagian vas diferens tubuhnya
membuka pada bagian eksterior segmen di belakang testis. Ordo ini terdiri dari beberapa famili:
a. Famili Aeoloselomatidae, merupakan cacing air tawar. Cacing ini memiliki ukuran mikroskopis.
Pada masing-masing segmen tubuh memiliki empat ikatan seta. Cacing famili ini bereproduksi
dengan melakukan pembelahan. Contoh spesies: Aeolosoma hemprichi.
b. Famili Naididae, merupakan cacing akuatik yang kebanyakan hidup di air tawar. Tubuhnya
berukuran kecil dan transparan. Terdapat dua sampai empat ikatan seta pada masing-masing
segmen. Seta ventral yang dimiliki bentuknya bercabang. Reproduksi umumnya dilakukan
dengan pembelahan transversal. Contoh spesies: Nais elinguis.

Gambar 7.14. Aeolosoma hemprichi Gambar 7.15. Nais elinguis


(https://www.sciencesource.com) (https://idfg.idaho.gov)
c. Famili Tubificidae, merupakan cacing air tawar dan air payau. Biasanya hidup di dalam liang-
liang, bertubuh kurus, dengan empat ikatan seta pada masing-masing segemen. Tidak melakukan
reproduksi aseksual. Contoh spesies: Tubifex tubifContoh
d. Famili Enchytraeidae, merupakan spesies cacing yang hidup terestrial maupun akuatik.
Memiliki empat ikatan seta yang menyerupai rambut pada masing-masing seta, biasanya terlihat
berwarna keputih-putihan. Panjang cacing famili ini dapat mencapai 25 mm. Contoh spesies:
Enchytraeus albidus.
1.2. Ordo Prosopora, ordo ini beranggotakan oligochaeta dengan vas diferens yang terbuka pada
segemen yang berisi testis. Ordo ini terdiri dari beberapa famili.
Gambar 7.16. Tubifex tubifex Gambar 7.17. Enchytraeus albidus
(Sumber: https://www.uniprot.org) (Sumber: httpswww.eurekalert.org)

a. Famili Lumbriculidae, merupakan cacing prosopora akuatik yang hidup bebas, memiliki empat
pasang seta pada setiap segemnnya dan biasanya berwarna kemerahan. Contoh spesies:
Lumbriculus variegatus.
b. Famili Branchiobdellidae, merupakan jenis cacing prosopora yang epizoik pada udang karang.
Memiliki alat penghisap pada bagian posterior dan ujung tubuh. Tidak memiliki seta. Pada satu
bagian dorsal dan ventral memiliki rahang dari kitin. Contoh spesies: Cambarincola
philadelphica, Cambarincola pamelae.

Gambar 7.18. L. variegatus Gambar 7.19. Cambarincola pamelae


(www.eurekalert.org) (http://invasions.si.edu)
1.3. Ordo Opisthopora, merupakan ordo cacing tanah dan beberapa oligochaeta yang memiliki satu
vas diferens atau biasanya beberapa segmen di belakang segmen testis. Berukuran besar dan
tubuhnya memiliki banyak segmen. Reproduksi dilakukan secara seksual. Ordo ini terdiri dari
beberapa famili.
a. Famili Lumbricidae, umumnya beranggotakan spesies cacing tanah, memiliki tubuh silindroid.
Panjangnya bervariasi sekitar 6 inci sampai 1 kaki. Segmen-segmen tubuhnya lebih dari 100, yang
dengan mudah dikenali karena alur-alurnya memanjang di sekitar tubuh. Sistem pencernaan terdiri
dari mulut, faring, esofagus, usus yang memanjang, dan anus. Sistem peredaran terdiri dari sistem
tuba yang rumit. Darah berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Cacing tanah tidak
memiliki sistem pernapasan, pertukaran oksigen dan karbon dioksida dilakukan melalui membran
luar kulit yang lembab. Sistem ekskresi terdiri dari nephridia dan sistem saraf terdiri ganglion dan
saraf tangga tali. Cacing lumbricidae bereproduksi dengan cara pembuahan silang. Contoh spesies:
Lumbricus terestris.
b. Famili Megascolecidae, hidup terestrial namun beberapa lainnya merupakan cacing akuatik.
Kebanyakan spesiesnya merupakan spesies-spesies tropis. Contoh spesies: Pheretima sp.

Gambar 7.20. Lumbricus terestris Gambar 7.21. Pheretima sp.


(www.discoverlife.org) (www.writeopinions.com)
2. Kelas Hirudinea
Hirudinea merupakan kelas yang anggotanya merupakan hewan annelida penghisap darah.
Sebagian hidup di darat dan sebgaian hidup di perairan. Di sekeliling organ mulut hirudinea terdapat
alat penghisap. Hewan hirudinea memiliki sel-sel kelenjar yang menghasilkan hirudin yang berfungsi
sebagai antikoagulan darah. Seperti annelida kebanyakan, anggota hirudinea bersifat hermafrodit.
Pembuahan dilangsungkan secara silang dan terjadi pada bagian kokon tubuh. Kelas hirudinea terbagi
atas beberapa ordo.
2.1. Ordo Acanthobdellida, hewan ordo ini memiliki seta yang muncul pada ujung anterior tubuh.
Tidak memiliki alat penghisap anterior dan bersifat parasit pada ikan. Ordo ini hanya dapat di
temukan di Eurasia. Contoh spesies: Acanthobdella sp.
Gambar 7.22. Acanthobdella peledina
(Bielecki et al., 2014)
2.2. Ordo Rhynchobdellida, hewan ini memiliki alat penghisap pada bagaian anterior dan posterior.
Tidak memiliki seta dan juga rahang. Memiliki probosis yang dapat menonjol keluar dari mulut.
Memiliki darah yang tidak berwarna. Segmen tubuh biasanya tiga atau empat, jarang lima.
Anggota ordo ini hidup di air tawar dan air asin. Ordo Rhynchobdellida terdiri dari dua famili
yaitu:
a. Famili Piscicolidae, kebanyakan anggotanya adalah lintah laut, dan beberapa lainnya merupakan
spesies yang hidup di air tawar. Famili ini merupakan parasit pada ikan. Memiliki tubuh yang
panjang. Pada setiap segmen memiliki lebih dari tiga annuli. Contoh spesies: Cystobranchus
verrilli.
b. Famili Glossiphoniidae, merupakan spesies yang hidup di air tawar. Setiap segemn tubuh
memiliki tiga annuli, biasanya sangat pipih dan meluas sampai ke dekat bagian posterior. Alat
penghisap anterior berpadu dengan tubuh. Alat penghisap anteriornya dapat dibedakan. Contoh
spesies: Placobdella parasitica.

Gambar 7.23. Cystobranchus verrilli; Gambar 7.24. Placobdella parasitica


(https://en.wikipedia.org/wiki/Piscicolidae); (E. A. Lazo-Moser et al., 2013)

2.3. Ordo Gnathobdellida, merupakan ordo lintah yang memiliki rahang, tidak memiliki probosis,
memiliki darah berwarna merah, dan hidup di air tawar atau terestrial. Ordo ini terdiri atas famili:
a. Famili Hirudinidae, setiap segmen tubuhnya terdiri dari lima cincin, memiliki rahang dengan
tiga gigi, dan memiliki lima pasang mata. Kebanyakan hidup di lumpur dekat air tawar dan
menghisap darah hewan maupun manusia. Contoh spesies: Hirudo medicinalis.
b. Famili Haemadipsidae, merupakan lintah terestrial tropis dan subtropis, khususnya di daerah
Asia Tenggara. Memiliki membran yang melipat disekeliling alat penghisap. Anggota famili ini
dapat ditemukan di daerah yang lembab, dimana mereka dapat melekatkan diri menggunakan alat
penghisap anterior mereka pada hewan mamalia yang lewat. Contoh spesies: Haemadipsa
zeylanica.

Gambar 7.25. Hirudo medicinalis Gambar 7.26. Haemadipsa zeylanica


(Sumber: https://www.alamy.com) (Sumber: https://www.biolib.cz)
INFO

Cacing tanah dapat menggemburkan dan mengaerasi tanah, sementara


fesesnya memperbaiki tekstur tanah. Charles darwin mengestimasi bahwa
satu hektar tanah pertanian di Inggris mengandung sekitar 50.000 cacing
tanah yang menghasilkan 18 ton feses per tahun. Sumber: Campbell et al.,
2012

Untuk memudahkan dalam membandingkan karakteristik tiap-tiap kelas, perhatikan tabel


berikut:

Tabel 7.1. Perbandingan Karakteristik Tiap Kelas pada Filum Annelida


Karakteristik Polychaeta Oligochaeta Hirudinea
Keberadaan Seta Banyak seta Sedikit seta Tidak memiliki seta
(kecuali
Acanthobdella)

Keberadaan Memiliki parapodia Tidak memiliki Tidak memiliki


Parapodia parapodia parapodia
Karakteristik Polychaeta Oligochaeta Hirudinea
Habitat Kebanyakan hidup di Hidup di daerah Hidup di daerah
laut terestrial dan air tawar terestrial, air tawar,
dan air laut

Keberadaan Alat Tidak ada Tidak ada Ada


Penghisap

Peranan Filum Annelida dalam Kehidupan

Annelida memiliki banyak peranan dalam kehidupan diantaranya:


1. Cacing tanah bermanfaat untuk menyuburkan tanah pertanian. Cacing dapat menggemburkan
lahan dan sisa metabolismenya dapat menambah unsur hara tanah.
2. Cacing tanah juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak.
3. Beberapa spesies annelida mengandung protein yang tinggi sehingga dapat dijadikan bahan
makanan, contohnya Lysidice oele dan Eunice viridis dari kelas polychaeta.
4. Hewan lintah (Hirudo medicinalis) dari kelas hirudinea bermanfaat dalam dunia pengobatan
untuk membersihkan nanah pada luka. Selain itu hirudin yang terkandung dalam tubuh hewan
tersebut bermanfaat dalam penyimpanan darah untuk keperluan transfusi darah.

SUMBER

Sitompul., AF., Siregar., EH, Pratiwi., N. 2018. Taksonomi Hewan Invertebrata. FMIPA Unimed.
Medan

Anda mungkin juga menyukai