Anda di halaman 1dari 6

Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel.

Pada
mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap
diploid serta memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel iduknya.

Urut-urutan terjadinya mitosis adalah sebagai berikut:

1. Profase

Proses terjadinya fase profase ditandai dengan hilangnya nucleus dan diganti dengan mulai tampaknya
pilinan-pilinan kromosom yang terlihat tebal.

2. Metafase

Ciri utama fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini dibentuk oleh
mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutb pembelahan tempat sentromer mikrotubula bertumpu.

3. Anafase

Pada fase ini kromosom yang mengumpul di tengah sel terpisah dan mengumpul pada masing-masing
kutub, sehingga telihat adal dua kumpulan kromosom.

4. Telofase

Telofase adalah fase finisiong, dalam telofase ada dua tahap yaitu telofase awal dan telofase akhir. Pada
telofase awal terlihat mulai ada sekat yang memisahkan antara sel-sel anak. Sedang pada telofase akhir
terlihat sel-sel anak sudah benar-benar terpisah.

F. Prosedur Kerja

1. Tahap persiapan

da tahap persiapan ini adalah tahap penumbuhan akar bawang merah (Allium cepa) dan pemotongan
akar bawang merah (Allium cepa). Penumbuhan akar dilakukan di dalam gelas p;lastik yang berisi air selama
1 minggu (7 hari), dengan cara menusuk bagian tengan bawang merah secara horizontal sedemikian rupa
sehingga hanya bagian akarnya saja yang menyentuh air. Pemotongan ujung bawah akar dilakukan pada
malam hari sebelum praktikum (Minggu) pukul 00.00-00.15. akar dipotong sepanjang 1 cm dari ujung dan
selanjutnya akar direndam dalam botol ampul yang sudah diisi dengan larutan FAA, lalu botol ampul ditutup
rapat dengan plastik dan diikat dengan karet.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan meliputi pembuatan preparat dan pengamatan fase-fase mitosis di bawah
mikroskop. Untuk pembuatan preparat dilakukan dengan cara mengambil potongan ujung akar bawang merah
(Allium cepa) dari botol ampul denagn pinset. Kemudian memindahkannya kedalam gelas arloji dan
menambahkan alkohol 70 % dan dibiarkan terendam selama 2 menit.

Setelah 2 menit, alkohol 70 % dihisap dengan kertas hisap kemudian menambahkan larutan HCl 1 N
dan merendamnya selama 5 menit. Setelah 5 menit berlalu, mengambil potongan akar bawang dari gelas
arloji, memotong bagian ujung (tudung akar) dan meletakkannya pada kaca benda. Langkah selanjutnya yaitu
ditetesi dengan larutan acetocarmin, lalu dicacah dengan silet berkarat kemudian ditutup dengan kaca
penutup. Sebelum diamati di bawah mikroskop, preparat dilewatkan di atas lampu spiritus, selanjutnya
menggilasnya dengan jempol atau ujung pensil yang tumpul, baru setelah itu diamati dibawah mikroskopH.
Analisis Data

Dari hasil pengamatan fase-fase mitosis pada akar bawang merah (Allium cepa) ini diperoleh beberapa fase,
antara lain:

1. Anafase

Pada fase ini nampak kromosom-kromosom homolog saling berjauhan (berkumpul menuju kutub yang
berlawanan). Kromosom nampak jelas mengalami penebalan sehingga dapat dilihat jelas dengan mikroskop
cahaya sekalipun.

1. Telofase

Fase ini merupakan fase terakhir pada mitosis. Pada fase ini nampak adanya dinding pemisah yang
berupa sekat yang belum sempurna yang memisahkan kromosom-kromosom yang telah mencapai kutub.
Sekat belum sempurna dan sel belum benar-benar terpisah tetapi tanda akan terbentuknya dua sel sudah mulai
tampak.

1. Telofase akhir

Pada fase ini sel benar-benar telah utuh. Dinding sel terlihat jelas dan kromosom yang tebal nampak
berkumpul di tengah.

I. Pembahasan

Pada ujung akar bawang merah banyak sel yang mengalami aktivitas dengan rentangan 5 menit sebelum
dan sesudah pukul 24.00 WIB. (Margono, 1973), berdasarkan keterangan tersebut maka proses pemotongan
akar bawang merah (Allium cepa) dilakukan pada pukul 00.00. Dengan dipotongnya akar bawang pada jam-jam
tersebut sehingga diharapkan akan potongan akar yang mengandung banyak sel-sel yang sedang melakukan
aktivitas mitosis. Namun kami tidak mungkin melakukan pengamatan pada tengah malam, jadi kami
memasukkan potongan kar bawang tersebut ke dalam botol fial berisi FAA, fungsi dari FAA ini adalah untuk
menghentikan aktivitas mitosis dan mempertahankan kondisi sel-sel akar bawang sebagaimana saat kami
memotongnya.

Sebelum mengamati sel-sel akar tersebut dibawah mikroskop, potongan-potongan akar tersebut harus
memalui beberapa perlakuan, yaitu harus direndam di dalam alcohol 70%, perendaman ini bertujuan untuk
menghilangkan sisa-sisa FAA yang masih terdapat di dalam sel-sel akar bawang merah. Selain itu perendaman
dengan alcohol bertujuan untuk menyegarkan kembali sel-sel akar bawang yang sudah semalaman dimasukkan
kedalam botol fial berisi FAA.

Perlakuan berikutnya adalah perendaman dengan HCl, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam
memotong tudung akar bawang merah (Allium cepa), karena dengan pemberian HCl dapat memperjelas batas
tudung akar dengan sel-sel diatasnya, tudung akar akan terlihat lebih putih dibandingkan bagian lain dari akar
bawang merah(Allium cepa), pemberian HCl ini juga dapat melunakkan dinding sel sehingga memudahkan
dalam memotong.

Perlakuan berikutnya lagi adalah pemberian acetocarmin, acetocarmin adalh pewarna, sehingga jelas
fungsinya dalah untuk memberi pigmen kepada sel-sel akar bawang sehingga mudah untuk diamati. Tidak
cukup dengan itu agar penyerapan warna lebih cepat maka perlu ditambahkan FeCl 2, yang pada praktikum
kemarin kami dapatkan dengan mencacah bahan amatan dengan menggunakan silet berkarat.

Pada saat pengamatan kami menemukan sel-sel yang sedang berda dalam fase Anafase, telofase awal dan
telofase akhir. Pada sel yang sedang dalam fase Anafase terlihat jelas kromosom yang terkumpul pada kutub
masing-masing dari sel tersebut. Pengamatan tersebut semakin menyakinkan kami setelah kami melihat model
fase-fase pembelahan yag terdapat di ruang genetika.

Sel berikutnya yang kami amati adalah sel dengan sekat yang belum sempurna, sehingga kami simpulkan
sel tersebut sedang dalam fase Telofase awal. Dan sel terakhir yang sempat kami amati memiliki ciri-ciri
bagiannya sudah utuh, dinding selnya terlihat jelas dan kromosom terlihat mengumpul di tengah sehingga kami
simpulkan sel tersebut berada dalam fase Telofase akhir.

Pengamatan sel-sel pembelahan mitosis ini kurang maksimal karena kungnya lat yang memadai, serta
keterbatasan waktu, yang sebenarnya juga karena kami tidak cepat tanggap. Sebenarnya banyak fase-fase lain
yang belum sempat teramati.

J. Diskusi

alasan penggunaan akar pada praktikum kali ini adalah antara lain karena akar merupakan salah satu jaringan yang
sel-sel penyusunnya adalah sel-sel somatik, khusus pada ujung akar bersifat meristematik. Mitosis merupakan
pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan dan sel-sel
ini umnya terdapat pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan. Hal inilah yang melatarbelakangi digunakannya
akar dalam praktikum mitosis ini.

a. Alasan pemotongan akar bawang merah dilakukan pada pukul 00.00 adalah karena mitosis pada akar
bawang merah terjadi pada jam-jam tersebut. Proses itosis pada tanaman umumnya terjadi selama
antara 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatau proses yang berputar dan
terus-menerus (melalui fase-fase yang terus berjalan) dan pada akar bawang merah (Allium cepa) ini
mitosis terjadi mulai pukul 00.00

b. Tidak, tidak semua tanaman mitosisnya terjadi pada malam hari, waktu terjadinya mitosis tergantung
pada spesies tanaman yang bersangkutan. Contohnya tumbuhan paku, mitosis pada tumbuhan paku
tidak terjadi pada malam hari, melainkan siang hari.

c. (Mungkin) Tidak, karena mitosis pada tumbuhan terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam dan
merupakan suatu proses yang berputar dan terus-menerus. Setelah mengalami fase mitosisinti yang
dalam keadaan tidak membelah berada dalam stadium interfase dan fase ini berlangsung dalam tempo
yang cukup lama.

1. Fungsi dari reagen-reagen yang digunakan dalam praktikum pengamatan akar bawang ini adalah:
2. Tujuan penggunaan silet berkarat pada saat pencacahan adalah untuk mengefektifan pewarnaan. Seperti
kita ketahui dalam karat besi terdapat Fe Cl2 yang dapat mempercepat proses penyerapan warna.

3. Tidak, kami tidak dapat mengamati semua fase karena keterbatasan waktu dan alat.

4. Ya, kami dapat menjumpai fase-fase mitosis pada tumbuhan lain selain pada bawang merah (Allium cepa),
hal ini dikarenakan semua tumbuhan pasti melakukan mitosis, sehingga kita dapat mengamati fase-fase
pembelahannya, misalnya saja pengamatan fase-fase mitosis pada tumbuhan paku.

fase-fase mitosis yang ditemukan pada pengamatan akar bawang merah (Allium cepa) adalah Anafase, Telofase
awal, dan Telofase akhir.
1. ciri-ciri yang dapat dideteksi pada masing-masing fase yang ditemukan antara lain:

Pada Anafase nampak kromosom-kromosom homolog berkumpul menuju kutub yang berlawanan.

Pada Telofase awal nampak adanya dinding pemisah yang berupa sekat yang belum sempurna

Pada Telofase akhir sel nampak sudah utuh, dinding sel jelas dan kromosom mengumpul di tengah.

B I O D I V E R S I TA S Vol. 1, No. 1, Januari 2000, hal. 8-13


10

Identifikasi spesies merujuk pada: Backer dan Bakhuizen van den Brink (1968), Holttum (1950) dan Burkill (1935). Dalam
penelitian ini diperlukan kemikalia berupa etanol pekat, 8- hidroksiquinolin 0.002M, asam asetat glasial 45%, asam klorida 1N,
asetoorsein 2%, gliserin, cat kuku, akuades dan minyak imersi.

Alat yang digunakan meliputi: kotak penanaman, botol flakon, gelas benda, gelas penutup, kotak preparat, kertas alumunium,
kertas label, kertas tisu, kapas, pinset, silet/skalpel, kuas, jarum preparat, pipet dan penggaris,

oven, lemari pendingin, mikrometer, mikroskop cahaya, kamera lusida, kamera mikrofotografi dan film.
Penanaman Sediaan Rimpang disinari matahari selama sekitar lima hari untuk mematahkan waktu dormansi, lalu diletakkan
ditempat yang teduh, lembab, agak gelap serta disiram air pagi dan sore selama kurang lebih lima hari hingga akarnya tumbuh.
Untuk menaikkan kelembaban, rimpang dapat diletakkan di atas kapas basah, tetapi setiap hari harus disiram air untuk mencegah
tumbuhnya bakteri, jamur dan menjamin aerasi oksigen. Akar akan tumbuh setelah 4-7 hari, tergantung jenis dan usia panen.
Biasanya rimpang yang besar dan muda memiliki masa dormansi lebih lama. Studi Pendahuluan Tumbuhan memiliki waktu
optimum pembelahan mitosis yang khas tergantung jenisnya (Johansen, 1940). Untuk itu dilakukan studi pendahuluan agar diperoleh jumlah
sel mitosis tahap metafase (prometafase) yang memadai. Studi pendahuluan dilakukan terhadap beberapa spesies yang diambil secara acak
selama 24 jam. Akar dipotong setiap 30 menit dan dibuat preparat dengan metode squash semi permanen. Hasilnya digunakan sebagai
pedoman untuk mengetahui waktu optimum pembelahan mitosis.
Pembuatan Preparat
Preparat dibuat dengan metode squash
semi permanen sebagai berikut:

Pra-perlakuan. Ujung akar dipotong 3-5

mm, dimasukkan dalam botol flakon berisi 2-3 ml 8-hidroksiquinolin 0,002 M, lalu disimpan dalam lemari es bersuhu 5 oC
selama 2-48 jam.

Pencucian. Senyawa 8-hidroksiquinolin


0,002 M dibuang dan dicuci dengan
akuades tiga kali.

Fiksasi. Akuades dibuang, diganti asam


asetat glasial 45% dan disimpan dalam
lemari es bersuhu 5oC selama 15 menit.

Pencucian. Asam asetat glasial 45%


dibuang dan dicuci dengan akuades tiga
kali.

Hidrolisis. Akuades dibuang, diganti HCl

1 N dan disimpan dalam oven bersuhu 60oC selama sekitar 2 menit, tergantung besar akar.

Pencucian. HCl 1 N dibuang dan dicuci
dengan akuades tiga kali.

Pewarnaan. Akuades dibuang, diganti

asetoorsein 2% selama 1-24 jam, tergantung ukuran bahan dan kesegaran pewarna. Proses ini dilakukan pada suhu kamar.

Squashing. Diambil 1-2 buah ujung akar

dengan kuas, diletakkan di atas gelas benda dan dipotong hingga tersisa 1-2 mm dari ujung. Lalu ditetesi gliserin, ditutup gelas
penutup dan diketuk-ketuk dengan ujung pensil berkaret, hingga hancur merata.

Penyegelan. Gelas benda ditutup dengan


gelas penutup, disegel dengan cat kuku.
Pengamatan

Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya, terhadap sekurang-kurangnya 10 sel yang sedang mengalami pembelahan
tahap prometafase. Untuk memperbaiki daya pisah digunakan minyak imersi dan filter hijau atau biru. Panjang kromosom diukur
dengan mikrometer. Jumlah dan bentuk kromosom dihitung dan diamati. Preparat yang baik digambar dengan bantuan kamera
lusida dan dipotret.

Dalam penelitian ini seluruh tumbuhan yang diuji yaitu Z. amaricans Nor., Z. aromaticum Val., Z. cassumunar Roxb., Z.
gramineum Bl.,

Z. officinale Roxb. Cultv. emprit (kecil), Z.


officinale Roxb. Cultv. gajah, Z. officinale
Roxb. Cultv.merah, Z. officinale Roxb. Cultv.
wulung, Z. ottensii Val. dan Z. zerumbet(L.)

J.E. Smith. memiliki jumlah kromosom sama, yakni 2n=32. Perbedaan kromosom masing- masing spesies dan kultivar hanya
ditunjukkan oleh bentuk dan panjangnya. Panjang pasangan kromosom pertama umumnya sekitar 2m dan kebanyakan
berbentuk metasentris (Gambar 1.).

Z. amaricans Nor. memiliki jumlah

Secara teknis metodesquash dengan pewarna asetoorsein memungkinkan untuk digunakan mengamati kromosomZing iber,
namun karena ukuran sel dan kromosom anggota genus ini sangat kecil, maka pengamatan sulit dilakukan apabila tanpa bantuan
mikroskop dengan resolusi tinggi. Terlebih dengan teknik ini, kromosom tidak melekat erat pada dinding gelas benda dan tidak
tertekan keras, sehingga bentuk tiga dimensi sel relatif masih tetap seperti aslinya dan akibatnya titik fokus mikroskop relatif
panjang.

Panjang pasangan kromosom pertama


Zingiber umumnya sekitar 2m, sedang lebar

sel hanya sekitar 10m dengan panjang sekitar 12-15m. Oleh karenanya sekalipun pada saat mitosis dinding inti sel (membran
nukleus) telah hilang, posisi kromosom tidak dapat betul-betul terpencar, akan tetapi tetap saling tumpang tindih. Hal ini
menyulitkan pengamatan untuk mendapatkan data bentuk dan ukuran kromosom secara lengkap, sehingga peta karyotipe tidak
dapat disusun dan pada akhirnya dendrogram hubungan kekerabatan kekurangan data untuk membuat. GenusZingiber merupakan
sebuah taksa yang menghasilkan minyak atsiri dan mempunyai rimpang. Pembentukan minyak atsiri merupakan hal yang tidak
terhindarkan dalam proses metabolisme genus ini. Minyak atsiri telah dibentuk, bahkan oleh sel-sel ujung akar yang masih
bersifat meristematis. Sel minyak atsiri membentuk bercak-bercak kuning dan membelokkan indeks bias, sehingga mengganggu
pengamatan. Pada dasarnya minyak atsiri, sebagaimana umumnya lipida, dapat dilarutkan oleh pelarut organik, seperti benzen,
petroleum eter, kloroform dan lain-lain, namun manual tentang hal ini sangat jarang. Apabila preparat dibuat dari ujung akar yang
belum cukup panjang kadang-kadang jaringan amilum rimpang ikut tersayat, sehingga mengganggu penampakan preparat.

BI OD I VE RS IT A S
ISSN: 1412-033X
Volume 1, Nomor 1
Januari 2000
Halaman: 8-13
Studi Sitotaksonomi pada GenusZingiber
A Cytotaxonomic Study in the GenusZingiber
NITA ETIKAWATI, AHMAD DWI SETYAWAN
Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta
Diterima: 23 Desember 1999. Disetujui: 22 Januari 2000 www.scribd.com/doc/12882864/d010102 - Tembolok - Mirip

Anda mungkin juga menyukai