OLEH:
Rayrie Viyana C
: 11.431.036 / II / B
Megia Tania D
: 11.431.041 / II / B
Erny Purwati
: 11.431.050 / II / B
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan
kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam
menyelesaikan
makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman.
Amin...
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..
Kata Pengantar..
Daftar Isi ..
i
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN.
A. Kelas Conjugatae (Ganggang Gandar)........................
1. Ordo Desmidiales.................................................
3
2. Ordo Zygnemateles...............................................
4
B. Kelas Charophyceae.....................................................
8
8
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Conjugatae merupakan algae berwarna hijau yang mengandung klorofil a dan b dengan
satu inti. Dinding sel kelas Conyugatae terdiri dari selulosa. Uniseluler atau koloni berbentuk
benang yang tidak melekat pada substrat dan sebagian besar dari kelas Conyugatae hidup di
air tawar. Tidak membentuk _oospore maupun gamet flagel (=Acontae). Reproduksi dari
kelas Conyugatae dengan cara kopulasi dua sel, gamet tidak berflagel bersatu menjadi zigot
lalu berkecambah. Anggota Conyugatae meliputi bangsa Desmidiales dan bangsa
Zygnematales.
Charophyceae (Algae Karang).Algae ini hidup pada tanah kapur sejak zaman purba.
Anggota Kelas Charophyceae habitatnya di dalam air. Habitusnya seperti tumbuhan tingkat
tinggi dengan talus berbuku-buku dengan ruas yang panjang, bercabang, bekarang. Pada buku
tumbuh cabang-cabang pendek dan beruas, jumlahnya bias banyak. Dari ketiak tiap cabang
pendek keluar cabang panjang yang serupa talus pokok. Dijumpai rizoid berbentuk benang
bercabang untuk melekatkan pada substrat yang tidak keras seperti pasir, Lumpur, dahandahan lapuk, dsb. Selain itu kelas Charophyceae memiliki kloroplas a dan b dengan hasil
asimilasi berupa tepung. Dinding sel kelas Charophyceae berupa selulosa. Reprokduksi
aseksual
kelas
Charophyceae
dengan
cara
oogami
yang
terletak
pada
oogonium.Charophyceae atau Ganggang Karang merupakan golongan yang terasing, baik ke
bawah maupunke atas. Menurut susunan talusnya kelompok ganggang ini tergolong
organisme yang lebih tinggi tingkat perkembangannya (pembiakan generatif dengan oogami,
tak ada pembiakan aseksual). Dari bentuk talus dan alat-alat perkembangbiakan seksual,
sukar ditemukan hubungannya dengan salah satu golongan Chlorophyceae, tetapi umumnya
masih dianggap berdekatan dengan ganggang hijau itu. Semua warga kelas ini hanya
dimasukkan dalam satu bangsa saja, yaitu Charales yang terbagi dalm beberapa suku
Characeae yang meliputi antara lain Chara fragilis, Chara intermedia, Nitella gracilis,
Tolypella prolifera.
B.
1.
2.
3.
4.
RUMUSAH MASALAH
C.
TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. KELAS CONJUGATAE (GANGGANG GANDAR)
Ciri Ciri Conjugatae :
1.
Organisme yang haploid
2.
Berwarna hijau (mengandung klorofil-a dan b)
3.
Sel-selnya memiliki satu inti
4.
Dinding sel berasal dari selullosa
5.
Acontae (tidak membentuk zoospora maupun gamet yang mempunyai bulu
cambuk)
6.
Bentuk bervariasi dan mayoritas habitatnya di dalam air tawar
7.
ada yang bersel tunggal dan ada yang berkoloni berbentuk benang yang tidak
melekat pada sesuatu alas.
Ordo Desmidiales
Bentuknya beraneka rupa sehingga ganggang ini dinamakan ganggang hias, terutama hidup
dalam rawa rawa yang airnya bereaksi asam. Sel selnya ada yang berbentuk bulan sabit
(Closterium) atau di tengah-tengah berlekuk hingga mempunyai bentuk seperti biskuit atau
bintang, sehingga sel terdiri atas 2 bagian yang setangkup atau simetris di dalam tiap-tiap
bagian itu suatu kloroplas yang besar dengan susunan yang rumit, mempunyai satu atau
beberapa pirenoid. Di tengah tengah sel terdapat satu inti. Beberapa jenis dapat merayap
denganperantaraan benang benang lendir yang dikeluarkan melalui liang liang pada dinding
selnya.
Pembiakan terjadi secara:
a) Aseksual, sel membagi di tengah tengahnya, dan masing masing bagian lalu
menyempurnakan diri. Paa marga marga tertentu sel sel anakan itu tetap berlekatan dan
dengan demikian terbentuklahderetan sel sel
b) Seksual, dengan kopulasi, dua sel berdekatan lalu menyelubungi diri dengan endir. Dinding
di bagian tengah lalu membuka dan protoplas kedua sel itu bersatu disaluran kopulasi yang
membesar dan terjadilah sebuah zigot, yang dindingnya berduri, hingga dengan ini mudah
dikenal dan dibedakan dari sel biasa. Di samping zigot itu terdapat 4 belahan dinding sel dari
kedua sel yang berkopulasi tadi. Pada perkecambahan terjadi pembelahan reduksi sehingga
terbentuk 4 dinding haploid yang bebas, 2 kemudian mengalami degenerasi. Dengan
demikian dari satu zigot paling banyak hanya dapat tumbuh 2 individu baru.
Dari bangsa ini terdapat satu familia yaitu Desmidiaceae, contoh spesienya antara
lain:Closterium moniliforme, Cosmarium botrytis, Desmidium aptoganum.
2.
Ordo Zygnematales
Ciri ciri :
Sel-selnya berbentuk koloni yang berupa benang yang tidak bercabang dan selalu
bertambah panjang karena pembelahan sel secara vegetatif, serta pembentangan sel.
Dinding sel lunak, tidak berlubang-lubang, terdiri atas selullosa dengan selaput pektin
yang karena pembengkakan menjadi agak berlendir.
Tiap sel memiliki satu inti dan satu kloroplas berbentuk pita yang melingkar seperti
spiral, dan menempel pada dinding sel yang mengandung pirenoid- pirenoid.
Pada
Famili Zygnema kloroplas
berbentuk
bintang,
sedangkan
pada
FamiliMougeotia berbentuk pipih.
Pada konjugasi dua koloni yang berlainan jenis kelaminnya lalu berdekatan dan sejajar satu
sama lain. Pada tempat persentuhan antara dua sel lalu terbentuk penonjolan-penonjolan,
sehingga kedua koloni itu sedikit berjauhan lagi. Karena terlarutnya dinding persentuhan ,
tonjolan menjadi saluran kopulasi. Melalui saluran itu protoplas sel-sel pada benang yang
jantan lalu bersifat sebagai gamet jantan dan masuk ke dalam sel-sel pada koloni gamet
betina. Peleburan kedua protoplas itu lalu membulat dan karena kehilangan air sedikit
mengecil dan menjadi suatu zigot dengan beberapa lapis dinding yang tebal berwarna coklat
(pirang), penuh terisi dengan tepung dan minyak. Dalam zigot ini kloroplas yang berasal dari
B.
Anteridium berasal dari satu sel induk yangkemudian membelah-belah menjadi 8 sel, yang
dinamakan oktan. Tiap-tiap oktan lalu membentuk 2 dinding tangensial menjadi 3 sel,
sehingga dengan initerbentuklah 24 sel. Delapn sel yang paling luar pipih, dinamakan sel-sel
dinding (pelindung), 8 sel di tengah-tengah dinamakan sel-sel pemegang (manubrium), 8 lagi
yang paling dalam dinamakan sel-sel pokok. Sel-sel dinding lalu membentuk tonjolantonjolan radial yang tidak sempurna, sehingga sel-sel itu terbagi-bagi dalm ruang-ruang yang
terpisah-pisah tidak sempurna pula. Sel-sel yang di tengah kemudian membentang kea rah
radial. Karena sel-sel dinding tumbuh meluas, dalam alat itu akan terjadi suatui ruangan
dengan sel-sel pemegang dan sel-sel pokok di dalamnya. Sel-sel yang paling dalam lalu
membuat 3-6 sel sekunder, dan dari sel-sel ini ditonjolkan 3-5 sel-sel benang spermatogen
terdiri atas sel-sel berbentuk cakram. Dari setiap sel akhirnya keluar spermatozoid berbentuk
spiral yang mempunyai satu bintik mata, kadang-kadang tanpa plastida dan mempunyai dua
bulu cambuk.
Oogonium mula-mula hanya satu sel telur saja yang penuh terisi dengan tetes-tetes
minyak dan butir-butir tepung, kemudian oogonium itu diselubungi oleh 5 buluh yang terpilin
seperti spiral. Ujung benang-benang selubung oogonium ini merupakan bentuk seperti
mahkota, di antaranya terdapat celah-celah jalan masuknya spermatozoid. Setelah selesai
pembuahan, sel telur membentuk dinding yang tidak berwarna. Dinding benang-benang
pembungkus yang sebelah dalm menebal, warna menjadi pirang, kadang-kadang diperkuat
dengan kapur, sedang dinding luarnya lenyap setelah buah itu jatuh. Pada perkecambahan
zigot terjadi pembelahan reduksi dan terjadilah 4 inti haploid. Dari 4 inti ini yang 3
mengalami degenerasi, sehingga akhirnya dari satu zigot hanya tumbuh satu tumbuhan baru
saja.
Karena sifat-sifatnya sebagai pembentuk kapur, maka Characeae penting peranannya
dalam pembentukan tanah-tanah kapur. Dalam keadaan fosil, Characeae ditemukan pada
lapisan-lapisan
tanah
dari
zaman
Jura.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Reproduksi dari kelas Conyugatae dengan cara kopulasi dua sel, gamet tidak berflagel
bersatu menjadi zigot lalu berkecambah. AnggotaConyugatae meliputi
bangsa Desmidiales dan bangsa Zygnematales.
Contoh spesienya antara lain: Closterium moniliforme, Cosmarium botrytis, Desmidium
aptoganum.
DAFTAR PUSTAKA
http://ernyce-purwa.blogspot.com/2012/04/makalah-taksonomi-tumbuhan.html