Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FLAGELLATA dan DIATOMAE

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Botani Tumbuhan Rendah

Dosen Pengampu :Drs. Anak Agung Oka, M.Pd dan Triana Asih,M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 2

Ari Purnama Sari (17320003)

Nadiyah (17320014)

Thio Andika Permana (17320041)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa kami
juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baikmateri maupun fikiran, makalah ini
berjudul “Flagellata dan diatome”.

Tidak lupa kami ucapan terima kasih kepada tim dosen mata kuliah botani
tumbuhan rendah, teman-teman dan semua pihak yang telah terlibat dan memberikan
bantuan dalam bentuk moril maupun materil dalam proses penyusunan makalah ini,
sehingga dapat selesai tepat waktu.

Penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik
dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami butuhkan. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat serta bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Metro, 15 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Divisi Thallophyta (Tumbuhan Talus) ................................................. 2


2.2 Anak Divisi Algae................................................................................ 3
2.3 Kelas Flagellata.................................................................................... 4
2.3.1 Ciri-ciri flagellata .................................................................... 4
2.3.2 Perkembangbiakan Flagellata ................................................. 4
2.3.3 Pembagian Ordo Flagellata ..................................................... 5
2.3.4 Peranan Flagellata ................................................................... 9
2.4 Kelas Diatomae .................................................................................... 10
2.4.1 Ciri-Ciri Diatomae .................................................................. 11
2.4.2 Perkembangbiakan Diatomae ................................................. 11
2.4.3 Pembagian Ordo Diatomae ..................................................... 12
2.4.4 Peranan Diatomae ................................................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 15


3.2 Saran ................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Flagellata dalam bahasa Latin diambil dari kata flagell yang berarti cambuk.Ciri
khas dari kelas flagellata ini adalah alat geraknya yang berupa cambuk getar (Sudewa,
2010). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena
mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat bantu untuk menangkap
makanan (Haeckel’s, 1904 dalam Verda, 2010).

Diatom adalah suatu kelompok besar dari alga plankton yang termasuk paling
sering di temui kebanyakan diatom adalah bersel tunggal walaupun beberapa membentuk
rantai atau koloni sel diatom dilapisi dinding sel unik yang terbuat dari silika diatom
memilii klorofil dan mampuberfotosintesis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah ciri-ciri dari flagellata?
2. Bagaimanakah cara perkembangbiakan flagellata?
3. Apa sajakah yang termasuk dalam pembagian ordo flagellata?
4. Apa sajakah peranan flagellata?
5. Bagimanakah cara perkembang biakan diatomeae?
6. Apa sajakah yang termasuk dalam pembagian ordo diatomeae?
7. Apa sajakah peranan diatomeae?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri flagellata.
2. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan flagellata.
3. Untuk mengetahui yang termasuk dalam pembagian ordo flagellata.
4. Untuk mengetahui peranan flagellata.
5. Untuk mengetahui cara perkembangbiakan diatomeae.
6. Untuk mengetahui dalam pembagian ordo diatomeae.
7. Untuk mengetahui peranan diatomeae.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Divisi Thallophyta (Tumbuhan Talus) Algae

Divisi ini meliputi tumbuh-tumbuhan yang memiliki sebagai ciri utama tubuh
yang berbentuk talus. Yang disebut talus ialah tubuh tumbuhan yang belum dapat
dibedakan dalam 3 bagian utamanya, yang disebut akar, batang, dan daun. Tubuh
tumbuhan yang telah dapat dibedakan dalam ke 3 bagaian tersebut dinamakan kormus.
Tumbuhan berkormus disebut Cormophyta. Tubuh yang berupa talus itu mempunyai
struktur dan bentuk dengan variasi yang sangat besar, dari yang terdiri atas satu sel
dengan variasi yang sangat besar, dari yang terdiri atas satu sel berbentuk bulat sampai
yang sangat besar, dari yang terdiri atas satu sel berbentuk bulat sampai yang terdiri atas
banyak sel dengan bentuk yang kadang-kadang telah mirip dengan kormusnya tumbuhan
tinggi. Sel yang menyusun tubuh telah memperlihatkan diferensiasi yang jelas, dalam
protoplasmanya tampak nyata satu inti atau lebih dan plastid dengan bentuk yang
beraneka ragam.

Perkembangan terjadi baik dengan cara vegetatif atau aseksual maupun secara
generatif atau seksual. Pembentukan spora dalam organ-organ yang dinamakan
sporangium umum terjadi pada warga divisi ini.Berbeda dengan pada Schizophyta yang
sporanya hanya merupakan alat untuk mengatasi kala yang buruk, pada Thallophyta spora
itu benar-benar merupakan alat reproduksi, yaitu sebagai calon-calon individu baru.

Perkembangbiakan seksual terjadi melalui peleburan gamet-gamet yang terbentuk


dalam organ-organ yang disebut gametangium. Sifat gamet yang beraneka ragam,
demikian pula gametangiumnya, menyebabkan perbedaan-perbedaan pula dalam
terjadinya peleburan seI-sel kelamin itu. Istilah-istilah yang bertalian dengan cara
perkembangan-biakan Seksual pada tumbuhan talus seperti misalnya: isogami,
anisogaml, gametangiogami, dan oogami; mencerminkan adanya perbedaan-perbedaan
tersebut.

Terlepas dari adanya keanekaragaman mengenai gamet dan gametangium,


demikian pula mengenai spora dan sporangiumnya, seluruh warga divisi Thallophyta
mempunyai ciri khas yang sama, ialah: bahwa baik sporangium maupun gametangiumnya
hanya terdiri atas sebuah sel saja. Jadi organ-organ tersebut belum mempunyai dinding

2
yang terdiri atas lapisan seI-sel steril, dindingnya hanyalah dinding sel yang merupakan
organ tersebut.

Mengenai cara hidupnya dapat ditemukan 3 cara yang berbeda, yaitu yang hidup
secara autrotof, dapat mengadakan asimilasi dengan fotosintesis, ada yang hidup secara
heterotrof, dan ada yang dengan suatu simbiosis.

Berdasar cirri-ciri utama yang mengangkut cara hidupnya itu, divisi Thallophyta
dibedakan dalam 3 anak divisi, yaitu:

1. Ganggang (Algae)

2. Cendawan atau jamur (Fungi)

3. Lumut kerak (Lichenes).

2.2 Anak Divisi: ALGAE (Tumbuhan Ganggang)

Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar
maupun air laut, setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab atau basah.
Yang hidup di air ada yang bergerak aktif ada yang tidak. Jenis-jenis yang hidup bebas di
air, terutama yang tubuhnya bersel tunggal dan dapat bergerak aktif yang merupakan
penyusun plankton, tepatnya fitoplankton. Yang melekat pada sesuatu yang ada didalam
air, misalnya batu atau kayu. disebut bentos. Jenis-jenis yang dapat bergerak aktif
mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu-bulu cambuk atau flagel. Flagel pada
ganggang berjumlah satu atau lebih. Jika jumlahnya lebih dari satu, flagel itu dinamakan
isokon bila sama panjangnya, heterokon bila panjangnya tidak sama. Flagel yang menurut
arah gerak terdapat dibagian belakang disebut flagel yang opistokon. Selain daripada itu,
pada ganggang spora dan gametnya pun lazimnya dapat bergerak aktif itu disebut
zoospore atau spora kembara. Spora dan gamet suatu jenis ganggang seringkali sama
bentuk dan ukurannya, dan hanya berbeda dalam jumlah flagelnya.

Walaupun tubuh ganggang menunjukkan keanekaragaman yang sangat besar,


tetapi semua selnya selalu jelas mempunyai inti dan plastid, dan dalam plastidanya
terdapat zat-zat warna derivate klorofil, yaitu klorofil-a atau klorofil-b atau kedua-
keduanya. Selain derivate-derivat klorofil terdapat pula zat-zat warna lain, dan zat warna
Iain inilah yang justru kadang-kadang menonjol dan menyebabkan kelompok-kelompok
ganggang tertentu diberi nama menurut tadi. Zat-zat warna tersebut berupa fikosianin

3
(berwarna biru), fikosantin (berwarna pirang), fikoeritrin (bewarna merah). Di samping
itu juga bisa ditemukan zat-zat warna santofil, dan karatin.

Terutama karena adanya derivate-derivat klorofil itu tumbuhan ganggang dapat


berasimilasi dengan fotosintesis, jadi ganggang itu bersifat autotrof. Ganggang biru
heterotrof, yang hidup sebagai parasit dan bersifat pathogen jarang terdapat. Cephaleuros
virescens yang menimbulkan penyakit pada tanaman termasuk dalam perkecualian itu.

Di antara tumbuhan ganggang ada yang dalam daur hidupnya memperlihatkan


pergiliran keturunan (metagenesis). Bila keturunan yang haploid (gametofit)
dibandingkan dengan keturunan yang diploid (Sporofit), dapat kita temukan hal-hal
berikut.

Gametofit sama bentuk dan ukurannya dengan sporofit, misalnya pada ganggang
hijau Cladophora glomerata. Gametofit lebih kecil dari pada saprofit terdapat pada
ganggang pirang Laminaria cloustoni dan gametofit lebih besar dari pada sporofit
terdapat pada ganggang pirang Cutleria multifida. Gametofit dan sporofit ada yang hidup
bebas satu sama lain, seperti terdapat pada Cladophora, ada gametofit yang menumpang
pada saprofit atau sebaliknya sporofit menumpang pada gametofit.

2.3 Kelas Flagellata


2.3.1 Ciri-Ciri Flagellata
 Bergerak dengan bulu cambuk (flagelum)
 Memiliki velikel
 Bersifat mikroskopis
 Uniseluler atau berkoloni
 Memiiki mitokondria atau tidak
 Hidup secara parasit atau simbiosis mutualisme
 Tidak dapat membentuk sista
 Hidup di air tawar dan air laut
 Bentuk tubuh yang tetap tanpa rangka luar, tubuhnya dilindungi oleh suatu
selaput yang fleksibel yang disebut dengan pellicle, disebelah luarnya
terdapat selaput plasma

2.3.2 Perkembangbiakan Flagellata


Flagellata memperbanyak diri dengan cara:

4
a) Aseksual, yaitu dengan membelah menurut proses bujur, misalnya pada Dunaliella.
Selnya mempunyai 2 bulu cambuk dan kloroplas berbentuk piala yang mengandung
pirenoid. Sebelum membelah pirenoid melebar melintang, dan kedua bulu cambuknya
saling berjauhan. Pirenoid, kloroplas, lalu mengadakan lekukan, selnya membelah dan
terjadilah dua individu baru, masing-masing dengan satu bulu cambuk lagi, dan satu di
antara sel anakan yang tidak mendapat stigma lalu membentuk stigma juga.

b) Seksual, dengan isogamete, hanya pada beberapa golongan saja, yaitu Volvocales dan
Dinoflagellata.

Flagellata terdapat dalam semua perairan sampai dalam samudera, dan kadang-
kadang amat banyaknya; 1 cc air dapat mengandung 50 juta individu. Kecepatan bergerak
Flagellata tidak seberapa besar. Dinoflagellata dalam 12 jam hanya mencapai jarak 10m.

Falagellata dibagi dalam beberapa bangsa berdasarkan warna kromatofora,


jumlahnya dan susunan bulu cambuk, dan macam-macam zat-zat cadangan. Bulu cambuk
pada Flagellata dapat sama panjang (isokon), dapat berbeda panjangnya (heterokon), atau
hanya satu dan terletak kearah belakang (opistokon).

2.3.3 Pembagian Ordo Flagellata


a) Bangsa Chrysomonadales.

SeI-selnya mempunyai klorofil dan karotin, flagella 2, heterokon, yang


panjangnya dengan rambut-rambut yang mengkilap. Padanya sering ditemukan dua sista
dalam plasma yang berkersik dan terdiri atas dua bagian yang tidak sama besar. Yang
besar berbentuk mangkuk, yang kecil seperti tutupnya. Hasil asimilasi dan zat makanan
cadangan berupa minyak lemak dan leukosin. Beberapa marga di antaranya ialah:

 Syncrypta, sel-selnya merupakan koloni yang berbentuk peluru.


 Dinobryon, hidup dalam air tawar, sel-selnya dikelilingi oleh benda berbentuk
piala dan terdiri atas selulosa.
Dari yang hidup dalam air laut, di antaranya:
 Coccolithinae, mempunyai selaput dari kapur.
 Silicoflagellata, yang dinding selnya berkersik.

b) Bangsa Heterochloridales.

5
SeI-selnya mempunyai klorofil-a dan banyak xantofil, oleh karena itu berwarna
kuning-coklat, sangat menyerupai Chrysomonadales. Heterochloridales berflagel 2,
heterokon, yang panjang dengan rambut-rambut mengkilat. Sista dalam plasma,
dindingya terdiri atas dua bagian yang berbentuk cawan. Hasil asimilasi dan zat makanan
cadangan berupa minyak Ieukosin. Hidup dalam air tawar. Beberapa contoh yang
tergolong dalam bangsa ini ialah Ankylonoton pyreniger, Chloromeson agile, dan
Myxochloris.

c) Bangsa Cryptomonadales

Mempunyai flagel berbentuk pita, tanpa sista. Cadangan makanan berupa tepung.
Beberapa jenis tampak berwarna merah, diduga karena kromotofora mengandung
flkosianin dan fikoeritrin.

d) Bangsa Dinoflagellatae

Kromatofora banyak, berwarna kuning coklat, mengandung karotenoid dan


klorofil. Hasil asimilasi berupa tepung atau minyak. Flagel dua, berbentuk pita, keluar
dari sisi perut dalam suatu saluran. Yang satu menunjuk ke belakang, yang lain berbentuk
spiral dalam saluran yang melintang. Kebanyakan Dinoflagellata hidup dalam air laut dan
bersama dengan Coccolithinae dan Diatomeae merupakan penyusun Fitoplankton yang
utama.

Dari golongan ini dapat kita sebut:

Suku Gymnodiniceae: sel-sel telanjang, tanpa perubahan bentuk yang ada


kaitannya dengan metabolisme. Kadang-kadang mempunyai kulit tipis yang terdiri atas
selulosa.

Suku Peridiniaceae mempunyai panser selulosa, yang tersusun atas papan-papan


segi banyak yang tumbuh di tengah. Papan-papan itu penuh dengan pori-pori, yang
menjadi jalan untuk keluarnya plasma. Jadi papan juga terdapat bagian-bagian seperti
sayap yang memudahkan organisme melayang dalam air. Beberapa anggota
Dinoflagellatae antara lain adalah Cetarium tripos, Peridium divergens, dan Noctiluca
miliaris yang dapat berbahaya.

6
Cetarium tripos

e) Bangsa Euglenales

Hidup dalam air tawar, seI-selnya telanjang, bentuk bulat memanjang. Pada
bagian muka terdapat satu bulu cambuk dengan rambut-rambut mengkilat pada satu sisi
saja. Kromatofor berwarna hijau, mengandung klorofiI-a dan b, dan sebagai hasil
asimilasi terdapat paramilon yang menyerupai zat tepung. Euglenales hidup dalam air
tawar, dalam koIam atau tempat-tempat yang berlumpur. Contoh jenis yang termasuk di
dalamnya ialah Euglena viridis dan Euglena gracilis.

Struktur Euglena Viridis

f) Bangsa Protochlorides

Flagellata yang berwarna hijau, hidup dalam air tawar, kloroplas berbentuk tong,
mengandung klorofiI-a dan b, dengan pirenoid dan tepung. Organisme ini mempunyai

7
bintik mata merah, satu bulu cambuk yang Opistokon tanpa rambut-rambut mengkilat.
Contoh Pedinomonas tuberculata.

g) Bangsa Volvocales

Warna hijau benar, mempunyai klororfiI-a dan b, 2-8 bulu cambuk yang isokon,
apical, jarang di samping, dan hampir selalu mempunyai rambut-rambut mengkilat pada
bulu cambuknya.Kloroplas pada bagian belakang sel berbentuk piala atau pot dengan
pirenoid yang mengandung tepung.Dinding sel terdiri atas selulosa dan bergantung pada
macam dan tingkat perkembangannya terkadang tercampur dengan hemiselulosa,
pentosan, dan pectin.Volvocales berkembang biak secara aseksual (pembelahan sel) dan
seksual, hidup dalam air tawar, terpencar amat luas dan merupakan salah satu penyusun
plankton.

Dalam Volvocales termasuk antara lain:

Suku Polyblepharidaceae, seI-selnya telanjang, berkembang biak aseksual


dengan pembelahan membujur seI-selnya, misalnya pada Polyblepharides. Yang lebih
tinggi tingkatan perkembanganya dapat berkembang biak secara seksual. SeI-sel yang
vegetative berubah menjadi sel kelamin atau pecah menjadi sejumlah gamet yang
mempunyai bulu cambuk, yang lalu berpasangan-pasangan dan bersatu membentuk zigot.
Zigot pada waktu perkecambahan membelah tinggi lagi menjadi 4 sel kembara yang
haploid.

Suku Clamydomonadaceae, mempunyai dinding sel yang terdiri atas selulosa.


Perkembang-biakan vegetative dengan seI-sel kembara.Protoplas sel induk membelah
membujur berulang-ulang sampai menjadi 2- 16, misalnya Chlamydomonas angulosa.
Pada Chlamydomonas seriata, pembelahan muIa-mula miring, tetapi dengan pergeseran
tempat kedua bagian itu lalu kelihatan seakan-akan pembelahannya melintang.

Gonium merupakan koloni berbentuk meja, terdiri atas 4-16 sel dengan semua
bulu cambuk ke suatu arah.Perkembangbiakan aseksual. Tiap sel induk mengadakan
pembelahan berulang-ulang membentuk 2-16 zoospora selama masih dalam induk,
zoospora tersusun seperti mangkuk. Keluarnya dari sel induk tidak terpisah-pisah,
melainkan tetap terkumpul dan merupakan suatu bidang datar, misalnya pada Gonium
sociale.

Pandorina, membentuk koloni berbentuk peluru atau bola, terdiri atas 16 sel,
dengan bulu-bulu cambuk yang menghadap keluar, misalnya pada Pandorina morum.

8
Endorina, membentuk koloni yang berupa peluru kosong yang terdiri atas 32 sel.

Volvox, selnya mempunyai kloroplas, satu bintik mata dan dua bulu
cambuk.Sebanyak 256-1024 sel atau lebih membentuk kumpulan yang berbentuk peluru
yang terisi dengan lendir. SeI-sel dalam kelompok itu protoplasmanya bersambungan,
dan diantara seI-sel itu tampak adanya pembagian pekerjaan. Ditambah dengan adanya
polaritas mengenai pembagian sel-sel untuk berkembang biak, maka koloni Volvox yang
berbentuk peluru ini tidak dianggap sebagai koloni, melainkan sebagai suatu individu
yang bersel banyak. (bandingkan dengan dalam Zoologi disebut stock).

Volvox berkembang biak secara:

a. Aseksual, suatu sel dalam kelompok membelah-belah, yang mula-mula


merupakan kumpulan yang mendatar, kemudian berbentuk mangkuk dan
akhirnya berbentuk peluru dan baru dapat keluar dari induknya, jika induk peluru
itu telah pecah.
b. Seksual dengan oogami. Telur berwarna hijau dan terjadi dari sel vegetative yang
membesar.Spermatozoid berasal dari seI-sel vegetatif lainnya.Zigot membentuk
dinding, mengalami waktu istirahat, lalu berkecambah setelah mengadakan
pembelahan reduksi.Sel-sel lainnya dari suatu koloni yang tidak berguna untuk
perkembang-biakan lalu binasa.

Di antara FlageIlatae ada yang tidak berwarna, misalnya Protomonadinae, termasuk


di dalamnya Trypanosoma yang hidup dalam darah serta usus manusia dan hewan, dan
menimbulkan penyakit tidur.

2.3.4 Peranan Flagellata

Flagellata yang bersifat holozoik berperan sebagai predator, memangsa


organisme uniseluler atau ganggang, bakteri, dan microfungi, sehingga Flagellata
memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas.
Flagellata yang bersifat saprofitik memainkan peran baik sebagai herbivora dan
konsumen dalam tingkatan dekomposer dari rantai makanan. Sebagai komponen dari
mikro dan meiofauna, Flagellata berperan sebagai phytoplankton dan zooplankton di
dalam lingkungan perairan yang berfungsi sebagai sumber pakan alami organisme lain,
misalnya ikan dan udang.

Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam rantai makanan komunitas


akuatik sangat penting. Flagellata dapat digunakan sebagai sumber Protein Sel Tunggal

9
(PST), misalnya Euglena viridis dan Euglena oxyuris yang saat ini mulai dikembangkan
untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat dunia tanpa memerlukan lahan yang luas
dan waktu panen yang singkat dalam jumlah besar.

Beberapa flagellata bersifat parasit dan merugikan, misalnya Giardia lamblia dan
Trichomanas faginalis.Giardia lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan
bagian proksimal yeyunum dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu.Infeksi
Giardia menyebabkan diare disertai steatore karena gangguan absorpsi lemak dan
gangguan absorpsi karoten, folat, dan vitamin B12.Trichomonas faginalis merupakan
flagellata parasit pada saluran urogenital yang dapat menyebabkan beberapa penyakit
pada saluran reproduksi maupun ekskresi. Contohnya yaitu vaginisitis, prostasitis,
urethritis. Banyak parasit yang mempengaruhi kesehatan manusia atau ekonomi dari
flagelata. Mereka termasuk Giardia yang relatif jinak dan trypanosomes yang lebih
merusak dan Leishmaniases. Flageiata adalah konsumen utama produksi primer dan
sekunder dalam ekosistem perairan memakan bakteri dan protista lain dan memastikan
daur ulang membatasi nutrisi.

2.4 Kelas DIATOMAE (Ganggang Kersik)

Diatomeae atau Bacillariophyta adalah jasad renik bersel satu yang masih dekat
dengan Flagellata. Bentuk sel macam-macam, semuanya dapat dikembalikan ke dua
bentuk dasar yaitu bentuk yang bilateral dan yang sentrik. Dinding sel mempunyai
susunan yang khusus. Dinding sel terdiri atas pektin dengan suatu panser yang terdiri atas
kersik di sebelah luarnya. Panser kersik itu tidak menutup seluruh sel (sebab dengan
demikian pembelahan sel akan terganggu), melainkan terdiri atas dua bagian yang
merupakan wadah (hipoteka) dan tutupnya (epiteka). Oleh sebab itu sel dari bawah dan
atas kelihatan berbeda-beda.Batas pertemuan tutup dan wadah yang terletak di samping
dinamakan ikat pinggang. Permukaan kedua bagian panser itu mempunyai susunan yang
rumit, yang mempunyai liang-Iiang yang halus sebagai jalan untuk keluarnya lendir. Pada
pembusukan atau pemijaran, rangka kersik tetap, tetapi dengan pembubuhan asam
fluoride semua dindingnya akan terlarut.

10
Struktur Diatommeae wadah(hipote) dan tutup(epiteka)

Sel Diatommeae mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning-coklat yang


mengandung klorofil-a, karotin, santofil, dan karotinoid lainnya yang sangat menyerupai
fikosastin.Beberapa jenis Diatomeae tidak mempunyai zat warna, dan hidup sebagai
saprofit.

Dalam seI-sel Diatomeae terdapat pirenoid, tetapi tidak dikelilingi oleh tepung.
HasiI-hasil asimilasi ditimbun diluar kromatofora, berupa tetes-tetes minyak dalam
plasma (sering dalam vakuola), dan di samping minyak kadang-kadang juga leukosin.

2.4.1 Ciri-Ciri Diatomae


 Umumnya uniseluler (bersel tunggal) dan hidup bebas. Namun ada beberapa
anggota koloni dalam berbagai bentuk vilamen.
 Tipe sel eukeriotik, karena sudah memiliki selaput inti.
 Bersifat autrotof karena mampu melakukan fotosintesis.
 Tubuh bersifat simetris birateral atau simetris radial.
 Memiliki diding sel yang kaku yang terbuat dari zat pektin dan silika.
 Memiliki pigmen fotosintesis yaitu krolofil a dan krolofil c serta santofil seperti
fukosantin, diatosantin an diadinosantin.
 Cadangan makanan disimpan dalam bentuk minyak.
 Merupakan alga yang sebagian besar berhabitat di air tawar dan air laut.

2.4.2 Perkembangbiakan Diatomae

Pada Diatomeae perkembangbiakannya terjadi dengan:

11
a) Membelah, mula-mula protolas membesar, tutup dan wadahnya lepas pada ikat
pinggangnya. Sel lalu membelah. Masing-masing bagian pada dua sel-sel anakan
itu lalu membuat wadahnya, sehingga dari tiap pembelahan terjadi dua idnividu,
yang satu sama dengan sel induk, yang kedua lebih kecil. Yang kecil itupun dapat
membelah, hingga nanti tercapai suatu minimum, sel lalu mati.
b) Pembentukan auksospora. Sebelum suatu sel mencapai minimum, panser
dilepaskan, protoplas tumbuh menjadi sebesar sel normal, baru kemudian
membuat panser lagi.
c) Seksual melalui oogami, seI-sel dengan reduksi membuat gamet yang haploid
(sel telur dan spermatozoid). Jadi sel-sel Diatomeae adalah diploid. Diatomeae
hidup dalam air tawar maupun dalam air Iaut, tetapi juga di atas tanah-tanah yang
basah, terpisah-pisah atau membentuk koloni. Yang hidup di atas tanah tahan
kala yang buruk (kekeringan) sampai beberapa bulan.

2.4.3 Pembagian Ordo Diatomae

Diatomeae dibagi dalam dua bangsa, yaitu Centrales dan Pennales.

1. Bangsa Centrales

Hidup dalam laut, merupakan salah satu penyusun ptankton. Memiliki alur yang
memusat (central) pada permukaan cawannya, panser bulat dengan tonjolan yang radial
atau konsentris. Hal ini berkaitan dengan cara hidupnya yakni supaya memudahkan untuk
melayang didalam air, terdapat alat-alat melayang yang berupa duri atau sayap, atau
dengan perantara lendir perkembangbiakannya dengan cara membelah diri, oogami, serta
pembentukan auksospora. Untuk perkembangbiakan seksual, suatu sel vegetative
mengadakan pembelahan reduksi sehingga terbentuk 4 inti yang haploid, tiga di
antaranya binasa, sehingga tinggal satu inti saja yang lalu merupakan inti telur dan sel
seluruhnya sekarang merupakan suatu oogami. Pada sel lainnya, ke 4 inti yang haploid itu
tetap dan akhirnya dari satu sel vegetative menjadi suatu anteridium.Setelah tutup sel
membuka, spermatozoid dapat bergerak bebas menuju ke suatu ooganium.Setelah terjadi
pembuahan, zigot lalu membentuk kulit dari pectin (perizonium), kedua inti sel kelamin
bersatu dan akhirnya keluarlah auksospora, tumbuh menjadi besar, dan melepaskan diri
dari selubung oogoniumnya.

Perizonium akhirnya pun pecah dan mulai membentuk wadah dan tutupnya lagi,
dan kemudian sel pertama ini dapat membelah-belah seperti biasa pada Diatomeae.

12
Dalam pembiakan secara seksual sering juga terjadi hal-hal yang menyimpang
dari yang telah diuraikan di atas, misalnya dengan dibentuknya buluh kopulasi, untuk
jalannya gamet. Ada juga ya ng dari 4 inti hasil pembelahan reduksi itu yang 3
mengalami degenarasi, sehingga induk sel hanya mengeluarkan 1 gamet, dan dari dua sel
induk hanya terjadi 1 zigot saja. Ada yang mengadakan autogami (kedua gamet dalam
satu sel induk mengadakan perkawinan sendiri). Ada lagi yang membentuk auksospora
tanpa perkawinan lebih dulu.

Untuk menentukan hubungan kekerabatannya, adanya tingkat yang mempunyai


bulu-bulu cambuk amat penting, karena dengan ini dapat ditarik kesimpulan, bahwa
Flagellata terutama Chrysomonadales adalah nenek moyangnya Diatomeae.

Diatomeae fosil ditemukan dalam lapisan-lapisan tanah dari zaman Kapur, zaman
Tersier dan terutama dari zaman Diluvium. Tanah dengan sisa-sisa Diatomeae disebut
terra silicea atau kiezelguhr (tanah kersik), yang antara lain dipergunakan untuk
pembuatan dinamit, dan saringan air yang bebas kuman.

2. Bangsa Pennales

Alga kersik yang memiliki alur kearah yang menyirip (pinnae), berbentuk batang,
seperti perahu atau pahat. Organisme ini bergerak merayap maju mundur, yang mungkin
karena pergeseran antara alas dan arus plasma ekstraseluler pada rafe. Organisme ini pula
biasanya melekat pada tumbuhan-tubuhan air. Perkembangbiakan seksual isogami.
Contoh: pinnularia dan navicula.

Frustulia rhombiodes Asterionella formosa

13
Meridion circulare Pinnulariaepiscopalis

2.4.4 Peranan Diatomae

Peranan diatome sangat penting dalam ekosistem perairan karena merupakan


produsen dalam rantai makanan yakni: sebagai penghasil bahan organik dan oksigen pada
ekosistem air tawar, diatom mengambil alih khususnya cyanophyta dan chlorophyta.
Diatomae yang hidup dilautan mempunyai bagian yang pemting dalam kehidupan, yaitu
sebagai sumber makanan protista tak berwarna atau hewan-hewan kecil sehingga dapat
memperpanjang organisme lainnya.

Tanah diatom yang digunakan untuk isolator dinamit, dibentuk oleh navicula sp yang
mati. Sel- sel navicula akan mengendap membentuk tanah diatom yang banyak
digunakan untuk bahan isolasi, bahan penggosok, bahan dasar kosmetik, bahan
penyekat,dan bahan pembuatan saringan.

Cangkang diatom juga bersifat menyerap bunyi, sehingga dapat digunakan sebagai
bahan dalam alat pengedap suara. Selain itu dimanfaatkan dalam pembuatan cat, pernis,
piringan hitam, dan wadah untuk kotak baterai. Karena kerasnya, juga dipakai dalam
bahan pelicin dan bahan pengampelas.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Flagellata terdapat dalam semua perairan sampai dalam samudera, dan kadang-
kadang amat banyaknya; 1 cc air dapat mengandung 50 juta individu. Kecepatan bergerak
Flagellata tidak seberapa besar. Dinoflagellata dalam 12 jam hanya mencapai jarak 10m.
Falagellata dibagi dalam beberapa bangsa berdasarkan warna kromatofora, jumlahnya
dan susunan bulu cambuk, dan macam-macam zat-zat cadangan. Bulu cambuk pada
Flagellata dapat sama panjang (isokon), dapat berbeda panjangnya (heterokon), atau
hanya satu dan terletak kearah belakang (opistokon).

Flagellata yang bersifat holozoik berperan sebagai predator, memangsa organisme


uniseluler atau ganggang, bakteri, dan microfungi, sehingga Flagellata memainkan
peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas.

Diatom merupakan alga uniseluler yang tersebar luas di perairan air tawar dan air
laut, maupun ditanah- tanah lembab. Jumlah diatom sangat banyak, karena jumlahnya
sangat banyak, diatom yang berperan sebagai salah satu fitoplankton menjadi komponen
produsen penting di perairan laut.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulis jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis lebih fokus
dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih
banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

15
GLOSSARIUM

Anisogami : penggabungan antara gamet laki laki dan perempuan morfologis yang
berbeda yang dapat bersifat motil dan immotil.

Auksospora: reproduksi seksual dengan cara membentuk sel khusus.

Holozoik : suatu sifat makhluk yang mengambil makanan dari lingkungan sekitar dalam
bentuk padat.

Holozoik: protozoa yang memakan mikroorganisme yang ada di sekitarnya.

Isogamy : penggabungan dua gamet motil yang secara morfologis identic dan berbeda
secara fisiologis.

Kromatofora : sel-sel yang mengandung banyak pigmen dan pemantul cahaya.

Oogami: bentuk anisogami dimana penggabungan gamet betina besar immotile (telur)
terjadi dengan gamet jantan kecil motil (sperma).

Pirenoid: struktur pada kloroplas ganggang yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Artikelsiana. 2015. Pengertian Flagellata, Ciri-Ciri, Klasifikasi dan Reproduksi.


http://www.artikelsiana.com/2015/05/flagellata-pengertian-ciri-ciri-klasifikasi-
reproduksi.html?m=1 diakses pada tanggal 09 oktober 2018.

Asih, Triana dan Oka,Anak Agung. 2018. Botani Tumbuhan Rendah. Metro : Cv Laduny
Alifatama.

Biologijk. 2017. Bacillariophyte (Diatom).


https://www,biologijk.com/2017/11/pengertian-ciri-struktur-klasifikasi-reproduksi-
contoh-dan-peranan-bacillariophyta-diatom.html?m=0 diakses pada tanggal 10
oktober 2018.

Tjitrosomo, Siti Sutarmi. 2009. Botani Umum 3. Bandung: Angkasa.

17

Anda mungkin juga menyukai