Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Allah SWT telah menciptakan beranekaragam mahluk hidup di sekitar kita seperti
hewan yang mempunyai karakteristik berbeda. Kita tidak mengetahui secara keseluruhan
mengenai mereka, karena jumlahnya yang sangat banyak. Namun, hanya sebagian kecil
yang kita ketahui mengenai hewan dengan cara mereka hidup. Sebagai contohnya yaitu
bagaimana mereka makan, cara mereka bergerak, cara mereka berinteraksi dengan
lingkungan dan sebagainya. Dengan mempelajari hewan kita mempelajari makna
kehidupan sehingga kita akan senantiasa bersyukur dan mentafakuri ciptaan Tuhan.

Salah satu hewan yang dapat dipelajari yaitu kelompok kelas reptilia. Kelas
Reptilia meliputi kadal dan ular (Ordo Squomata), penyu dan bulus (Ordo Chelonia) dan
tuatara New Zealand (Sphenodom punctatum, Ordo Rhynchocephalia). Berbagai ordo
tersebut merupakan 4 dari 14 ordo Reptilia yang hidup pada masa Mesozoik, masa ketika
Reptilia mendominasi bumi sehingga disebut zaman Reptilia. Sebagai contoh
mempelajari morfologi buaya meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh dan ekor,
anggota tubuh yang berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya
dilengkapi cakar. Kulit yang keras membungkus tubuh dan ekor buaya. Sisik berbaris
melebar secara transversal dengan diantaranya terdapat celah dan kulit yang lunak.
Tengkorak buaya meliputi moncong yang panjang, dan sejumlah tulang rahang.
Sedangkan pada ular tidak dapat mengunyah makanannya menjadi potongan-potongan
dan harus menelan bulat-bulat, bahkan jika mangsa jauh lebih besar daripada diameter
ular. Jantung buaya terdapat pada bagian anteroventral dari toraks; terdiri dari satu sinus
venosus kecil, 2 serambi dan 2 bilik.

Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya


bernafas dengan paru-paru. Pada sistem ekresi kelas reptilia terdapat 2 ginjal berbentuk
bulat pipih pada buaya, yang terletak di rongga tubuh bagian dorsal posterior. Beberapa
jenis reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang yang dilengkapi telinga luar atupun
tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran tidak berkembang. Otak buaya
memiliki 2 lobus olfaktori yang panjang, yang terhubung ke cebral hemispher yang

1
berukuran besar. Di belakang cerebral hemisper terdapat lobus optikus. Berikutnya
cerebellum berbentuk buah pir dan terletak di tengah, yang ukurannya lebih besar dari
pada yang terdapat pada hewan amphibia. Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski
beberapa spesies Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reproduksi terjadi secara
internal, dimana hewan jantan akan melakukan kopulasi untuk memasukkan sperma ke
dalam tubuh betina. Kura-kura adalah salah satu kelompok reptil yang berbeda yang
masih hidup saat ini. Semua kura-kura memiliki batok yang serupa-kotak yang terbuat
dari perisai atas dan bawah yang menyatu pada vertebra, klavikula (tulang leher) dan
rusuk.

Ular adalah lepidosaurus tidak berkaki yang salah satu kerabat terdekatnya adalah
komodo. Kini, beberapa spesies ular masih memiliki panggul dan tungkai vestigial, yang
menjadi bukti nenek moyangnya. Bagi manusia, banyak jenis kadal dan ular yang
menguntungkan manusia karena memakan serangga dan rodentia. Kulit buaya, ular, dan
biawak serta penyu dapat diperdagangkan sebagai bahan baku pembuatan tas, sepatu dan
lain-lainnya. Bagi sebagian orang daging ular dimakan karena dipercaya sebagai obat.
Saat ini terdapat sekitar 8.700 jenis yang tergabung dalam kelas Reptilia dan kelas reptil
sendiri dibagi menjadi 4 ordo. Reptil merupakan salah satu fauna yang terdapat di
wilayah Indonesia. Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara yang memiliki
kekayaan jenis reptil paling tinggi di dunia, lebih dari 600 jenis reptil terdapat di
Indonesia.

2
B. TUJUAN
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Vertebrata.
Mempelajari Karakteristik kelas reptilia.
Mempelajari stuktur eksternal, penutup tubuh, skeleton dan sistem otot kelas reptilia.
Mempelajari sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi dan sistem ekresi
kelas reptilia.
Mempelajari sistem syaraf, alat indra, sistem reproduksi dan cara hidup kelas reptilia.
Mempelajari keunikan, peran beberapa hewan dari kelas reptilia serta klasifikasinya.

C. MANFAAT
Dapat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Vertebrata.
Mengetahui Karakteristik kelas reptilia.
Mengetahui stuktur eksternal, penutup tubuh, skeleton dan sistem otot kelas reptilia.
Mengetahui sistem pencernaan, sistem sirkulasi, sistem respirasi dan sistem ekresi
kelas reptilia.
Mengetahui sistem syaraf, alat indra, sistem reproduksi dan cara hidup kelas reptilia.
Mengetahui keunikan, peran beberapa hewan dari kelas reptilia serta klasifikasinya.

D. RUMUSAN MASALAH
1. Karakteristik kelas reptilia
2. Stuktur eksternal dan penutup tubuh kelas reptilia
3. Skeleton dan sistem otot kelas reptilia
4. Sistem pencernaan dan sistem sirkulasi kelas reptilia
5. Sistem respirasi dan sistem ekresi kelas reptilia
6. Sistem syaraf dan alat indra kelas reptilia
7. Sistem reproduksi dan cara hidup kelas reptilia
8. Keunikan beberapa hewan dari kelas reptilia
9. Peran kelas reptilian bagi manusia
10. Klasifikasi kelas reptilia

BAB ll

PEMBAHASAN

A. KARAKTERISTIK KELAS REPTILIA

Kelas Reptilia meliputi kadal dan ular (Ordo Squomata), penyu dan bulus (Ordo
Chelonia) dan tuatara New Zealand (Sphenodom punctatum, Ordo Rhynchocephalia).

3
Berbagai ordo tersebut merupakan 4 dari 14 ordo Reptilia yang hidup pada masa
Mesozoik, masa ketika Reptilia mendominasi bumi sehingga disebut zaman Reptilia.
Kelas Reptilia merupakan kelompok Vertebrata yang beradaptasi untuk hidup di darat
dan lingkungan kering. Adanya sisik dan kulit yang menanduk mencegah hilangnya
kelembapan tubuh dan membantu hewan untuk hidup di tempat yang kasar. Nama Kelas
Reptilia menunjukkan cara berjalan (Latin: reptum = melata) dan ilmu yang mempelajari
reptilia disebut herpetologi (Yunani: ereptos = reptilian). Reptilia tersebar baik di daerah
tropis maupun subtropis. Pada daerah-daerah yang mendekati kutub dan tempat-tempat
yang lebih tinggi jumlah dan jenisnya makin sedikit. Reptilia menempati bermacam-
macam habitat. Phyton yang besar hanya terdapat di daerah-daerah tropis, hanya terdapat
di rawa-rawa, sungai atau sepanjang pantai; penyu terbesar terdapat di laut dan kura-kura
darat raksasa terdapat di kepulauan. Kadal dan ular umumnya terestrial, tetapi umumnya
ada yang menempati karang-karang atau pohon-pohon (Kurniati, 2017: 66).

Salah satu hewan reptilia


https://www.google.com/searchhewan reptilia 25-03-2017 11.54

Reptil termasuk hewan vertebrata terrestrial, karena dapat dibedakan dari nenek
moyang mereka. Saat reptil bertelur biasanya disimpan di dalam tanah, sehingga dapat
membebaskan reptil dari lingkungan perairan dan menjaga suhu agar tetap hangat.
Setelah mereka berada di darat, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan darat.
proses adaptasi reptil di bantu dengan perlindungan kulit dari tekanan tingggi sirkulasi.
Paru-paru lebih efisien, sistem syaraf termodifikasi. Hidup reptil memiliki 2 dari 3
amniote linier eages yang muncul di paleozoik akhir. Reptil-kadal, ular, buaya menjadi
garis keturunan diapsid panjang, kelompok ini ditandai dengan memiliki tengkorak
dengan 2 pasang bukaan di daerah pipi. Ini adalah kondisi yang berasal dari tengkorak.

4
Bagian tepi dilengkapi otot rahang dan ruang yang tersedia yang memungkinkan otot-
otot rahang mengembung ketika rahang ditutup. Namun pada kura-kura termasuk
turunan yang anapsid, yaitu yang memiliki jenis tengkorak tanpa bukaan sementara
(Raven, 2005: 319).

Reptilia memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Tubuh ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau
kuku; kelenjar dipermukaan kulit sedikit.
b. Memiliki 2 pasang anggota badan, masing-masing dengan bagian 5 jari yang pada
bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap dan
memanjat; anggota badan menyerupai duyung pada penyu, memendek pada kadal,
dan tidak ada anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
c. Kerangka terdiri dari tulang keras; tengkorak dilengkapi organ oksipital.
d. Jantung terdiri dari 4 ruang yang belum terpisah sempurna, 2 serambi dan ventrikel
yang sebagian saling terpisah; 1 pasang berkas aorta, sel darah merah oval bikonkarf
dengan inti.
e. Respirasi dengan paru-paru; pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
f. Terdapat 12 pasang syaraf cranial.
g. Suhu tubuh berubah-ubah sesuai suhu lingkungan (poikolotermis).
h. Fertilisasi internal, menggunakan organ kopulasi; telurnya besar mengandung kuning
telur yang terbungkus cangkang licin atau berkulit; biasanya telur ditetaskan tetapi
pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang di dalam tubuh betina
(Kurniati, 2017: 67).
Reptil seperti kadal dan ular terkadang disebut berdarah dingin karena mereka
tidak menggunakan metabolismenya secara ekstensif untuk mengendalikan suhu tubuh.
Akan tetapi, reptil-reptil itu menggunakan berbagai adaptasi prilaku. Misalnya banyak
kadal yang berjemur di bawah sinar matahari ketika udara sejuk dan berteduh ketika
udara terlalu hangat. Deskripsi yang paling akurat bagi reptil-reptil ini adalah dengan
mengatakan bahwa mereka adalah ektotermik, yang berarti menyerap panas eksternal
sebagai sumber utama panas tubuh. Dengan menghangatkan secara langsung tubuhnya
dengan sinar matahari daripada melalui pemecahan makanan secara metabolik, reptil
eksotermik dapat sintas dengan kurang dari 10% energi makanan yang dibutuhkan oleh
mamalia berukuran sama (Campbell, 2008: 289).
Hewan Reptilia lebih maju dibandingkan amphibia karena memiliki (1) penutup
tubuh yang kering dan bersisik sebagai adaptasi terhadap kehidupan di darat, (2) anggota
tubuh memungkinkan hewan untuk berlari, (3) pemisahan darah bersih dan darah kotor
di jantung, (4) skeleton terdiri dari tulang sejati, (5) telur dilengkapi dengan membran

5
dan cangkang sebagi pelindung embrio sehingga memungkinkan untuk berkembang di
darat. Reptilia tidak memilik sistem pengaturan suhu tubuh (Kurniati, 2017: 67).

Asal usul dan radiasi Reptil tertua ditemukan di bebatuan dari Nova Scotia,
berasal dari akhir priode karbon, sekitar 310 juta tahun lalu. Salah satu kelompok utama
Reptil pertama yang muncul adalah parareptil, yang sebagian besar merupakan herbivor
kuadrupedal besar dan bertubuh kekar. Beberapa para reptil memiliki lempengan pada
kulitnya yang mungkin digunakan untuk mempertahankan diri dari predator. Parareptil
punah sekitar 200 juta tahun lalu, pada pengujung Priode Trias. Ketika parareptil purba
mengalami penurunan, klad reptil purba yang lain, diapsida, berdiversifikasi. Salah satu
karakter turunan yang paling jelas pada diapsida adalah sepasang lubang di kedua sisi
tengkorak, di belakang rongga mata. Dipsida terdiri dari 2 garis keturunan utam. Satu
garis keturunan memunculkan lepidosaurus, yang mencangkup tuatara, kadal dan ular.
Garis keturunan ini juga menghasilkan sejumlah reptil laut termasuk mososaurus raksasa.
Panjang beberapa spesies yang hidup di laut menandingi paus masa kini; semua spesies
reptil laut telah punah (Campbell, 2008: 289).

Fosil Reptilia ditemukan dalam ukuran yang bervariasi, dari kecil sampai besar,
beberapa berukuran sangat besar sehingga menjadi hewan darat yang paling besar yang
pernah ada. Dari reptilia yang pernah ada pada massa sekarang anaconda di Amerika
Selatan dapat tumbuh sampai 990 cm, komodo memiliki panjang tubuh 285 cm dan
penyu belimbing mencapai panjang 210 cm (Kurniati, 2017: 67-68)

B. STUKTUR EKSTERNAL DAN PENUTUP TUBUH KELAS REPTILIA


Morfologi buaya meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh dan ekor, anggota
tubuh yang berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian ujungnya
dilengkapi cakar. Mulutnya yang panjang dilengkapi gigi. Di dekat ujung moncong
terdapat 2 lubang hidung. Mata berukuran besar dan terletak lateral, dengan kelopak atas
dan bawah, serta membran nictatin transparan yang dapat bergerak di bawah kelopak
mata. Telinga berukuran kecil terletak di baawah mata. Anus terletak longitudinal di
belakang pangkal belakang (Kurniati, 2017: 68).

6
Buaya
https://www.google.com/search buaya 25-03-2017 11.10

Kulit yang keras membungkus tubuh dan ekor buaya. Sisik berbaris melebar
secara transversal dengan diantaranya terdapat celah dan kulit yang lunak. Hewan
dengan penutup tubuh terkornifikasi tidak mengalami pergantian kulit, tapi ada proses
pergantian dengan lapisan baru yang juga terkornifikasi berasal dari epidermis di
bawahnya. Buaya dewasa memiliki eksoskeleton berupa keping dermal dari leher sampai
ekor yang terletak di bawah sisik dorsal. Keping dermal ada yang berbentuk segi empat
ada yang oval atau meruncing. Terdapat 3 pasang kelenjar di bagian bawah kepala, di
dalam mulut dan di dalam kloaka (Kurniati, 2017: 69).
Sedangkan penutup tubuh reptilia lainnya, semua reptilia memiliki kulit kering
yang terdiri dari epidermis berlapis dan dermis kompleks. Epidermis menghasilkan
beberapa lapisan sel yang tumbuh ke arah luar, mengalami kornifikasi dan menutup
semua bagian tubuh. Sel-sel epidermis saling melekat dengan kuat sehingga tahan
terhadap gangguan mekanik. Lapisan dermis terdiri dari jaringan ikat dan mengandung
pigmen, pembuluh darah dan syaraf; pada jenis tertentu dilengkapi dengan tulang
dermal. Serat jaringan ikat berupa lapisan kuat yang membatasi permukaan, saling
menumpuk membentuk 45o terhadap sumbu tubuh. Selain itu terdapat serat yang lebih
halus yang melekatkan dermis ke lapisan epidermis. Stuktur dermis dan epidermis
memberikan kekuatan mekanis yang sifatnya elastis sehingga kulit dapat meregang,
seperti yang diperlukan ular jika menelan mangsa yang besar. Pola sisik dermal pada 1
spesies selalu sama, sehingga bentuk dan susunannya digunakan untuk melakukan
klasifikasi (Campbell, 2008: 289).
Ular dan kadal mengalami pergantian kulit 2 6 kali setahun. Pada pergantian
kulit, lapisan epidermis luar mengalami kornifikasi terlepas dan digantikan. sebelumnya,
sel epidermal menghasilkan kutikula di bawah lapisan yang akan lepas. Kemudian
dihasilkan sekret diantara lapisan baru dan lama, sehingga sel-sel di bagian bawah
lapisan epidermis yang akan lepas melarut, dan epidermis lama akan melonggar. Pada
ular, sekret yang dihasilkan menutupi kutikula di bagian mata sehingga dapat
7
mempengaruhi pandangan. Pada ular dan beberapa jenis kadal, selongsong kulit terlepas
secara utuh, tapi ada juga kadal yang melepaskan kulitnya dalam beberapa potongan.
Ujung ekor rattlesnake mengalami kornifikasi lebih berat tidak terlepas pada saat ganti
kulit. Kura-kura tidak mengalami pergantian kulit, tapi permukaan luarnya dapat terlepas
(Campbell, 2008: 289).
Ular dan beberapa jenis kadal memiliki pola motif dan warna yang menarik,
garis-garis atau pita dengan berbagai warna, dengan penanda bintik-bintik, bentuk wajik
atau segi empat. Bunglon dapat berubah warna secara terus menerus. Kontrol pigmen
dalam reptilia ditentukan oleh peranan adrenalin (Campbell, 2008: 289).

C. SKELETON DAN SISTEM OTOT KELAS REPTILIA

Skeleton buaya
https://www.google.com/search buaya 25-03-2017 11.10

Tengkorak buaya meliputi moncong yang panjang, dan sejumlah tulang rahang.
rahang bawah memanjang sampai ke batas posterior tengkorak. Di bagian cranium
terdapat tulang palatal keras, tepat di atas saluran pernafasan. Jika dibandingkan dengan
katak, otot buaya lebih pariatif untuk membantu pergerakan di darat dan di air. Otot di
bagian kepala, leher dan kaki, sudah mengalami diferensiasi yang sempurna (Kurniati,
2017: 69).

Skeleton ular
https://www.google.com/search anatomi ular 25-03-2017 11.10

D. SISTEM PENCERNAAN DAN SISTEM SIRKULASI KELAS REPTILIA

8
Ular tidak dapat mengunyah makanannya menjadi potongan-potongan dan harus
menelan bulat-bulat, bahkan jika mangsa jauh lebih besar daripada diameter ular. Ular
dapat melakukan hal itu karena rahang bawahnya terkait longgar ke tengkorak oleh
ligament elastik yang memungkinkan mulut dan kerongongan membuka sangat lebar.
Setelah menelan mangsanya, yang bisa berlangsung lebih dari satu jam, piton akan
menghabiskan dua minggu atau lebih untuk mencerna santapannya (Campbell, 2008:
36).

Proses piton memakan mangsa


https://www.google.com/search mangsa ular p[oiton 25-03-2017 11.15

Contoh lain pada mulut buaya berukuran besar dapat terbuka lebar dengan
dilengkapi gigi yang digunakan untuk menyerang dan mempertahankan diri, selain itu
juga untuk menarik dan memutar mangsa yang berukuran besar. Lidah tipis terdapat di
dasar rongga mulut. Pada bagian belakang lidah, terdapat lipatan melintang, yang
berhadapan dengan lipatan yang terdapat pada langit-langit mulut; jika kedua lipatan
menempel, maka rongga mulut tertutup ke arah faring, sehingga ketika buaya berada di
dalam air, mulutnya dapat terbuka tanpa adanya air yang masuk ke paru-paru. Di atas
faring terdapat esophagus, berupa saluran panjang menuju lambung. Lambung terdiri
dari fundus yang berukuran bulat berukuran besar, dan pilorus yang berukuran lebih kecil
di sebelah kanannya. Selanjutnya terhubung ke usus halus dan rektum yang menuju
kloaka dan anus. Hati terdiri dari 2 lobus terletak anterior dari lambung. Pankreas
terdapat pada lekukan duodenum dari usus halus. Saluran hati dan pankreas bermuara ke
usus bagian awal. Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan, ekresi dan
sistem reproduksi (Kurniati, 2017: 69-70).

9
Antomi buaya
https://www.google.com/search anatomi buaya 25-03-2017 12.30

Jantung buaya terdapat pada bagian anteroventral dari toraks; terdiri dari satu
sinus venosus kecil, 2 serambi dan 2 bilik. Pada buaya kedua bilik terpisah sempurna,
tetapi tidak demikian pada hewan reptilia lainnya. Darah dari vena mengalir dengan arah
sebagai berikut: (1) sinus venosus, (2) serambi kanan, (3) bilik kanan, (4) arteri
pulmonary ke setiap lobus paru-paru, (5) vena pulmonary dari paru-paru, (6) serambi
kiri, (7) bilik kiri. Selanjutnya darah keluar dari jantung melalui sepasang pembuluh
aorta yang melewati dorsal esophagus; pembuluh bagian bawah bercabang menjadi 2
arteri caroid yang menuju leher dan kepala, sedangkan pembuluh aorta satunya berlanjut
ke arteri subclavian meuju kaki depan. Kedua pembuluh aorta bergabung di bagian
dorsal sebagai aorta dorsal dan bercabang ke berbagai organ di dalam rongga badan dan
ke kaki belakang serta ekor (Kurniati, 2017: 70).

Sistem sirkulasi pada buaya


https:/ww.google.com/search sistem sirkulasi pada buaya 25-03-2017 11.10

Darah kotor mengalir pada (1) vena cava anterior di setiap sisi kepala, leher dan
kaki depan; (2) vena cava posterior yang mengumpulkan darah dari ginjal dan organ

10
reproduksi; (3) vena porta hepatica mengumpulkan darah dari saluran pencernaan yang
bercabang ke kapiler di hati dan berperan sebagai vena hepatik yang pendek; dan (4)
vena epigastrik yang terdapat di setiap sisi rongga perut, mengumpulkan darah dari kaki
belakang, ekor dan tubuh. Keempat vena mengalirkan darah ke sinus venosus (Kurniati,
2017: 70).

E. SISTEM RESPIRASI DAN SISTEM EKRESI KELAS REPTILIA

` Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya


bernafas dengan paru-paru. Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada reptil
memiliki 4 lobi, 2 atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel
kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih
bisa bercampur (Spotila, 2004:152).

Udara masuk ke lubang hidung, melewati bagian atas langit-langit keras menuju
rongga hidung yang terdapat di bawah velum, melewati glottis yang terdapat di belakang
lidah. Glottis terdiri dari 3 tulang kartilago dan pita suara, dan selanjutnya terhubung ke
trakea yang berupa cincin kartilago. Trakea memanjang ke bagian depan toraks,
selanjutnya bercabang menjadi 2 bronchi pendek, menuju ke lobus paru-paru kanan dan
kiri. Paru-paru terdiri dari kapiler pulmonary (Kurniati, 2017: 71).
Pada sistem ekresi kelas reptilia terdapat 2 ginjal berbentuk bulat pipih pada
buaya, yang terletak di rongga tubuh bagian dorsal posterior. Dari setiap ginjal terdapat
ureter yang memanjang ke kloaka (Kurniati, 2017: 71).
Pada semua vertebrata, perkembangan ginjal berawal di sisi anterior mesoderm
pembentuk ginjal (nefrogenik) yang disebut pronefros. Biasanya terbentuk serangkaian
tubula yang berasosiasi dengan segmen-segmen spesifik tubuh. Pronefros dengan segera
digantikan oleh mesonefros pada embrio. Mesonefros berawal dari serangkaian tubula
yang posterior terhadap daerah pronefrik, tetapi dengan segera mengalami modifikasi
berupa pemanjanagan dan konvolusi tubula, disertai oleh hilangnya segmentasi.
Mesonefros yang relatif panjang adalah ginjal fungsional bagi embrio-embrio reptil.
Mesonefros tidak bersegmen, dan membentuk sebuah duktus yang disebut ureter. Yang
menghantarkan urin yang terbentuk di ginjal menuju kloaka atau kandung kermih (Fried,
2006: 200).

F. SISTEM SYARAF DAN ALAT INDRA KELAS REPTILIA


Beberapa jenis reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang dilengkapi telinga
luar atupun tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran tidak berkembang. Mata

11
pada reptil ada yang berkelopak dan ada yang tidak memiliki kelopak mata. Kelopak
mata pada reptil ada yang dapat digerakkan dan ada yang tidak dapat digerakkan dan ada
juga yang berubah menjadi lapisan transparan (Spotila, 2004:156).
Reseptor elektomagnetik mendeteksi berbagai bentuk energi elektomagmnetik,
misalnya cahaya tampak. Fotoreseptor, reseptor elektomagnetik yang mendeteksi energi
dalam bentuk cahaya, sering kali terorganisasi menjadi mata. Beberapa jenis ular
memiliki reseptor inframerah yang sangat sensitif yang mendeteksi panas tubuh mangsa.
Contoh ular beludak dan ular badotan yang memiliki sepasang reseptor inframerah, salah
satunya terletak interior terhadap dan tepat dibawah setiap mata. organ-organ ini cukup
sensitf untuk mendeteksi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh seekor mencit hangat
yang jauh satu meter. Ular menggerakkan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain hingga
radiasi itu dideteksi secara merata oleh kedua reseptor, ini mengindikasikan bahwa
mencit itu lurus di depannya (Campbell, 2008: 263-264).

Otak buaya memiliki 2 lobus olfaktori yang panjang, yang terhubung ke cebral
hemispher yang berukuran besar. Di belakang cerebral hemisper terdapat lobus optikus.
Berikutnya cerebellum berbentuk buah pir dan terletak di tengah, yang ukurannya lebih
besar dari pada yang terdapat pada hewan amphibia. Medulla oblongata terletak di
bawah cerebellum, dan memanjang ke sumsum tulang belakang. Di bagian ventral,
terdapat syaraf optik dilanjutkan infundibulum dan hipofisis. Terdapat 12 pasang cranial
dan syaraf spinal berpasang (Kurniati, 2017: 71-72).
Di lidah terdapat syaraf pengecap, dan di setiap hidung terdapat organ olfaktori.
Pada mata terdapat kelenjar lachrymal yang menjaga kornea tetap lembab. Ketika hewan
berada di permukaan air, telinga buaya memiliki tipe telinga vertebrata darat. setiap
telinga memiliki saluran auditory eksternal yang pendek, yang terdapat di bawah daun

12
telinga. Saluran telinga berlanjut ke membran timpani, di dalamnya terdapat 3 saluran
semisirkuler dan rongga pendengar, dari setiap rongga timpani, terdapat tabung ke
rongga di atas faring di belakang rongga hidung (Kurniati, 2017: 72).

Selaput mata buaya


https://www.google.com/search selaput mata buaya 25-03-2017 11.10

Reptil air seperti buaya memiliki selaput pelindung mata saat mereka menyelam di
dalam air. Selaput ini cukup tipis yang memungkinkan buaya dapat melihat di dalam air
dan matanya terlindungi dari air di sekitarnya. Jenis kadal tuatara yang hidup di benua
amerika malahan memiliki mata ke-3 yang terletak di atap kepalanya. Mata ke-3 ini
kecil, tidak sebesar mata normalnya dan tidak terlalu berkembang (Spotila, 2004:157).

G. SISTEM REPRODUKSI DAN CARA HIDUP KELAS REPTILIA


Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski beberapa spesies Squamata
bersifat vivipar (melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin mereka menggunakan
sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia. Reptil yang berkembang biak dengan
bertelur, embrionya diselubungi oleh membran amniotik (Spotila, 2004:153).

Proses ular saat bertelur


https://www.google.com/searchproses reptil bertelur 25-03-2017 11.45

13
Telur ular menetas
https://www.google.com/searchproses reptil bertelur 25-03-2017 11.45

Reproduksi terjadi secara internal, dimana hewan jantan akan melakukan kopulasi
untuk memasukkan sperma ke dalam tubuh betina. Reproduksi reptil umumnya terjadi
dengan ovipar. Namun beberapa jenis ular akan bereproduksi secara ovovivipar, telur
akan dibiarkan tetap dalam tubuhnya hingga menetas, seteleh menetas barulah anak-anak
ular tersebut akan dilahirkan dari tubuh induknya. Penyu akan bertelur di tempat yang
sama dengan tempat kelahirannya dahulu. Mereka akan berenang ribuan kilometer untuk
mencapai pulau tempat mereka dilahirkan. Buaya akan menimbun telurnya di dalam
tanah atau tumukan sampah daun agar dapat menetas. Yang unik dari telur buaya adalah
jenis kelamin anak-anaknya ditentukan oleh suhu penetasan telur-telur tersebut (Spotila,
2004:156).

Pada buaya yang masih muda, gonad jantan dan betina tampak serupa. Pada
jantan dewasa, 2 testis berbentuk bulat terdapat di dekat batas ventromedial dari ginjal.
Dari setiap testis terdapat sebuah vas deferens menuju kloaka, yaitu di sebelah anterior
dari ureter, yang berlanjut ke penis tunggal yang terdapat pada bagian ventral kloaka,
pada betina dewasa terdapat 2 ovarium yang sama, yang melekat dekat ginjal. Di sebelah
anterior dari setiap ginjal terdapat saluran ovinduk yang berlanjut ke kloaka. Telur dari
ovarium akan masuk ke saluran ovinduk, yang merupakan tempat terjadinya fertilisasi.
Selanjutnya telur yang sudah difertilisasi akan diselaputi albumin, membran dan
cangkang, kemudian di keluarkan dari tubuh betina untuk ditetaskan (Kurniati, 2017:
72).

Binatang yang satu ini memiliki caranya sendiri untuk berkembang biak atau
bereproduksi, untuk musim kawin bagi buaya biasanya akan dimulai pada Juli atau
Agustus. Mereka siap untuk kawin ketika mereka berumur sekitar 8-10 tahun, tapi itu

14
dihitung menurut ukurannya juga. Sehingga banyak faktor yang perlu di lihat saat buaya
melakukan proses perkembangbiakan (Spotila, 2004:157).

Reproduksi Buaya
https://www.google.com/searchproses reproduksi buaya 25-03-2017 11.49

Salah satu hal yang paling menakjubkan tentang reproduksi buaya adalah bahwa
mereka tidak memiliki kromosom pada gen untuk menciptakan pria dan wanita.
Sebaliknya, suhu di sekitar daerah akan menentukan apa jenis kelamin mereka.
Akibatnya muncul biasanya selalu hanya dari satu jenis kelamin atau yang lain (Spotila,
2004:157).

Telur buaya menetas


https://www.google.com/searchproses reptil bertelur 25-03-2017 11.45

15
Buaya hidup di rawa atau sungai, atau di tepi laut. Untuk tempat perlindungan
buaya menggali lubang di tepi sungai. Makanan buaya terdiri dari berbagai hewan dari
semut sampai anjing (Kurniati, 2017: 73)

.
Cara buaya melindungi telurnya
https://www.google.com/searchproses reptil bertelur 25-03-2017 11.45

H. KEUNIKAN BEBERAPA HEWAN DARI KELAS REPTILIA


1. Kura-kura

https://www.google.com/search kura-kura 25-03-2017 11.50

Kura-kura adalah salah satu kelompok reptil yang berbeda yang masih hidup saat
ini. Semua kura-kura memiliki batok yang serupa-kotak yang terbuat dari perisai atas dan
bawah yang menyatu pada vertebra, klavikula (tulang leher) dan rusuk. Sebagian besar
dari 307 spesies kura-kura yang diketahui memiliki batok keras yang memberikan
pertahanan kuat dari predator. Fosil-fosil kura-kura paling awal, berasal dari sekitar 220
juta tahun yang lalu, memiliki batok yang berkembang sepenuhnya. Meskipun ada fosil-
fosil transisi yang belum ditemukan, petunjuk-petunjuk tentang asal usul batok kura-kura
dapat diperoleh dari data molekular. Analisis molekular menyatakan bahwa kura-kura
berkerabat dekat dengan buaya dan arkosaurus lainnya dari priode Trias-organisme-

16
organisme yang memiliki lempengan bertulang di sepanjang tulang belakang dan
terkadang menutupi tubuhnya. Lempengan-lempengan ini mungkin menjadi ekstensif
pada nenek moyang kura-kura, dan lama kelamaan menjadi batok. Apabila kura-kura
tidak berkerabat dekat dengan arkosaurus, maka penemuan fosil-fosil baru akan
diperlukan untuk mengungkapkan asal-usul dari batok kura-kura (Campbell, 2008: 291).

Kura-kura paling awal dapat memasukkan kepalanya ke dalam batok, namun


mekanisme untuk melakukan hal itu telah dievolusikan secara independen pada 2 cabang
kura-kura yang terpisah. Kura-kura berleher samping (pleurodira) melipat lehernya
secara horizontal, sementara kura-kura berleher vertikal (kriptodira) melipat lehernya
secara vertikal. Beberapa kura-kura telah teradaptasi dengan kondisi gurun, dan sebagian
lain menghabiskan hampir sebagian besar waktunya di kolam dan sungai. Ada pula kura-
kura yang telah kembali ke laut. Kura-kura laut atau penyu memiliki batok yang
tereduksi dan tungkai yang membesar yang berfungsi sebagai sirip. Mereka mencangkup
kura-kura terbesar yang masih hidup, yaitu penyu belimbing, yang sanggup menyelam
jauh ke dalam laut. Spesies ini bobot lebih dari 1.500 kg dan memangsa ubur-ubur.
Penyu belimbing dan penyu-penyu lain tergolong hewan yang terancam punah akibat
terjebak di jaring-jaring nelayan serta pembangunan pantai-pantai tempat penyu bertelur
(Campbell, 2008: 291).

Fungsi batok kura-kura


https://www.google.com/search fungsi batok kura-kura 25-03-2017 11.45

17
Stuktur anatomi kura-kura
https://www.google.com/searchproses reptil bertelur 25-03-2017 11.45

Tubuh kura-kura tumbuh membesar di bawah stuktur keras berbentuk oval,


sebuah lapisan bertulang dengan bentuk pipih dan pola tertentu dan saling melekat satu
dan lainnya serta menutupi sisik kornifikasi. Bagian dorsal yang berbentuk cembung
disebut karapas, sedangkan bagian ventral disebut plastron, vertebra toratik dan rusuk
biasanya terhubung dengan karapas. Ada juga kura-kura yang tubuhnya tertutupi kulit
tanpa sisik dengan sel sedikit saja mengalami osifikasi. Kepala, ekor, dan anggota tubuh
kura-kura keluar dari celah antara karapas dan plastron, pada beberapa jenis dapat ditarik
ke dalam karapas. Rahangnya tidak dilengkapi gigi tetapi pada bagian moncong terdapat
lapisan yang mengalami kornifikasi yang dapat digunakan untuk memotong-memotong
makanan. Pada ujung jari terdapat cakar dengan zat tanduk yang bermanfaat pada saat
merayap atu menggali. Pada kura-kura darat, kaki berukuran kecil sedangkan pada kura-
kura laut, kaki menyerupai duyung yang digunkan untuk berenang. Memiliki kandung
kemih untuk tempat ekskresi yang berupa cairan (Kurniati, 2017: 74).

Kura-kura Galapagos
https://www.google.com/searchproses reptil bertelur 25-03-2017 11.45

18
Reptil dari kelompok kura-kura memiliki pelindung tubuh yang kuat dan
menjaganya dari benturan. Pelindung tersebut merupakan modifikasi dari tulang-tulang
kura-kura yang berkembang besar dan saling menempel untuk membentuk pelindung.
Kura-kura raksasa Galapagos memiliki ukuran sangat besar dan dapat hidup hingga
berabad-abad dan bereproduksi ratusan kali (Spotila, 2004:158).
2. Kadal

Kadal
https://www.google.com/search kadal 25-03-2017 12.00

Bentuk tubuh agak variatif, beberapa spesies gilig, beberapa pipih, dan beberapa
lainnya pipih dorsoventral. Kaki ada yang panjang dan ada yang pendek, meruncing atau
rata; pada beberapa jenis mengalami reduksi kaki atau sama sekali menghilang. Kadal
tidak berkaki hidup di darat, dan bergerak seperti cacing. Pada sejumlah kadal yang dapat
lari cepat, ekor yang panjang membantu keseimbangan tubuh, tapi pada jenis yang tidak
banyak bergerak, ekornya pendek. Pada beberapa jenis vertebrata, ekor mengalami
osifikasi. Jika ekor akan dilepaskan, vertebra pada titik tertentu akan saling terpisah, dan
ekor akan terputus. Pada bagian tubuh yang berkurang akan terjadi regenerasi (Kurniati,
2017: 75).
Kulit melekat secara longgar ke tubuh, terdiri dari banyak sisik yang tersusun
berbaris secara longitudinal, transversal, atau diagonal. Pada kebanyakan kadal, sisik
belakang dan samping saling menumpuk, seperti genting rumah. Bentuk setiap sisik ada
yang runcing. Permukaan ventral biasanya juga dilapisi sisik kecil (Kurniati, 2017: 75).
Lidah dapat bergerak bebas pada beberapa jenis, namun ada pula yang gerakan
lidahnya terbatas; pada bunglon lidahnya dapat memanjang sampai keluar dari moncong
untuk menangkap serangga menggunakan mucus di ujung lidahnya. Rahang ada yang
dilengkapi gigi. Kadal memiliki kandung kermih, namun ekskret berbentuk semisolid
seperti pada burung akan dikeluarkan melalui kloaka bersama feses (Kurniati, 2017: 75).
3. Ular

19
Ular hijau
https://www.google.com/search ular 25-03-2017 12.33

Ular adalah lepidosaurus tidak berkaki yang salah satu kerabat terdekatnya adalah
komodo. Kini, beberapa spesies ular masih memiliki panggul dan tungkai vestigial, yang
menjadi bukti nenek moyangnya. Walaupun tidak memiliki kaki, ular cukup lihai
bergerak di darat, dengan melakukan gelombang liukan lateral dari kepala ke ekor. Gaya
yang dikeluarkan melalui pelekukan melawan objek padat mendorong tubuh ular ke
depan. Ular juga bergerak dengan mencengkram tanah menggunakan sisik perut pada
beberapa titik di sejumlah tubuhnya, sementara sisik-sisik pada titik-titik sela terangkat
sedikit dari tanah dan menarik ular ke depan (Campbell, 2008: 291).
Ular merupakan karnivor, dan sejumlah adaptasi membantu hewan ini untuk
berburu dan menelan mangsa. Mereka memiliki indra kimiawi yang tajam. Walaupun
ular tidak memiliki gendang telinga, reptil ini sensitif pada getaran di tanah, yang
membantu mendeteksi pergerakan mangsa. Organ-organ pendeteksi mangsa yang berada
di antara mata dan lubang hidung luar viper, termasuk ular beludak (rattlesnake) sensitif
terhadap perubahan suhu yang sangat kecil, sehingga membuat para pemburu malam
tersebut bisa menemukan lokasi hewan yang bersuhu hangat. Ular yang beracun
menyuntikan toksin melalui sepasang gigi tajam yang berongga atau berceruk. Lidah
yang dijulurkan tidak beracun namun membantu meneruskan bau menuju organ olfaktori
di langit-langit mulut. Tulang rahang yang tersambung longgar dan kulit yang elastik
membuat kebanyakan ular dapat menelan mangsa yang lebih besar daripada diameter
kepala ular (Campbell, 2008: 291).

20
Gigi tajam berongga
https://www.google.com/search gigin ular 25-03-2017 11.10

Tubuh hewan memanjang dan tidak memiliki anggota tubuh, dianggap sebagai
percobaan alam, seperti belut pada kelompok ikan, caecilian pada amphibian, kadal
tidak berkaki, dan ular. Ular yang anggota tubuhnya mengalami vestigial, misalnya pada
kobra dan phyton. Selain tidak memiliki anggota tubuh, ular juga tidak memiliki
sternum, kelopak mata, daun telinga, dan kantung kermih. Sama halnya dengan kadal,
tubuh ular ditutupi sisik yang secara periodik mengalami pergantian kulit yang disebut
eksdisis. pada bagian ventral terdapat satu baris sisik yang lebih lebar dari dagu sampai
anus, dan 1 atau 2 baris di ekor (Kurniati, 2017: 75).
Mata ditutupi kutikula yang transparan. Tidak terdapat membran telinga luar
ataupun lubang telinga. Gigi meruncing kearah belakang, terdapat di rahang dan tulang
di langit-langit rongga mulut; berfungsi untuk menahan makanan ketika ditelan. Ular
berbisa memiliki sepasang gigi yang melekat pada tulang maxilla pada rahang atas, yang
mengeluarkan racun untuk membunuh mangsanya. Terdapat 2 jenis sifat bisa ular, yaitu
haemotoksin dan neurotoksin. Haemotoksin adalah bisa ular yang menyerang darah dan
pembuluh darah. Ular yang racunnya bersifat haemotoksin contohya adalah ular derik.
Neurotoksin adalah bisa ular yang menyerang sistem syaraf, contohnya adalah kobra.
Pada ular kobra gigi taring tidak dapat dilepas, dan jika tidak digunakan dapat di tarik ke
belakang. Lidah ular berbentuk runcing dan lentur, seperti pita bercabang 2, dan jika
tidak digunakan dapat ditarik ke rahang bawah. Lidah membantu penciuman, membawa
stimulus ke organ Jacobson di rongga hidung. Saluran pencernaan berupa tabung lurus
dari mulut sampai anus, semua organ pencernaan berbentuk memanjang, dan paru-paru
kanan mengecil bahkan tidak ada (Kurniati, 2017: 75-76).

I. PERAN REPTILIA BAGI MANUSIA

21
Bagi manusia, banyak jenis kadal dan ular yang menguntungkan manusia karena
memakan serangga dan rodentia. Kulit buaya, ular, dan biawak serta penyu dapat
diperdagangkan sebagai bahan baku pembuatan tas, sepatu dan lain-lainnya. Bagi
sebagian orang daging ular dimakan karena dipercaya sebagai obat. Bisa ular juga dapat
dibuat antivenin sebagai penawar gigitan ular (Kurniati, 2017: 76).

Tas dari kulit buaya


https://www.google.com/search tas kulit buaya 26-03-2017 06.00

Dompet, sepatu dan tas dari kulit ular


https://www.google.com/search kegunaan kulit ular 26-03-2017 06.00

Obat anti bisa ular dari bisa ular


https://www.google.com/search bisa ular 26-03-2017 06.11

22
Black mamba, ular yang sangat berbisa
https://www.google.com/search ular berbisa 25-03-2017 11.45

Ular-ular berbisa banyak ditangkap dan diambil bisanya untuk dijadikan obat
antibisa. Obat antibisa sangat membantu dalam mengobati korban gigitan ular-ular
dengan bisa sangat beracun seperti kobra atau ular derik. Banyak jenis kadal dan kura-
kura kecil dipelihara untuk dijadikan hewan peliharaan. Beberapa jenis kura-kura darat
bahkan memiliki harga jual yang sangat tinggi karena dianggap sebagai hewan
peliharaan eksotis (Spotila, 2004:159).

Kura-kura dijadikan hewan peliharaan


https://www.google.com/search pemeliharaan kura-kura 25-03-2017 11.10

J. KLASIFIKASI KELAS REPTILIA


Saat ini terdapat sekitar 8.700 jenis yang tergabung dalam kelas Reptilia dan
kelas reptil sendiri dibagi menjadi 4 ordo yang anggota-anggotanya adalah sebagai
berikut:
Ordo 1. Chelonia (Testudianata)
tubuhnya lebar terbungkus dalam sebuah kulit; tidak bergigi; rahang berlapis
tanduk; tulang quadrate tidak dapat bergerak; vertebrae thoracalis dan costae umumnya
bersatu dengan shell; ovivar; telur-telur ditaruh dalam lubang yang digali dan ditimbuni
oleh betina (Kurniati, 2017: 76-79).
Subordo 1. Atheca
Famili 1. Dermochelidae: Dermochelys coriaceae (penyu belimbing)

23
penyu belimbing
https://www.google.com/search penyu belimbing 25-03-2017 11.10

Subordo 2. Thecophora
Superfamili 1. Cryptodira
Famili 1. Chelidridae: Chelydra serpentine, Macroclemys temminckii (penyu
alligator)

Chelydra serpentine
https://www.google.com/searcha chelydra serpentine25-03-2017 11.10

Macroclemys temminckii
https://www.google.com/search macroclemys temminckii 25-03-2017 12.50

Famili 2. Dermatemyidae: Dermatemys


Famili 3. Kinosternidae: Sternotherus
Famili 4. Platysternidae: Platysternum megalocephalum

24
Platysternum megalocephalum
https://www.google.com/search platysternum megalocephalum 25-03-2017 12.10

Famili 5. Testudinae: Chrysemys


Famili 6. Chelonidae: Chelonia mydas (penyu hijau); Caretta caretta (penyu
bromo); Eretmochechelys imbricate (penyu sisik).

Chelonia mydas
https://www.google.com/search penyu hijau 25-03-2017 12.14

Eretmochechelys imbricate
https://www.google.com/search penyu sisik 25-03-2017 11.10

Superfamili Pleurodira
Famili 1. Pelomedusidae
Famili 2. Chelyidae: Chelys fimbriatus

Chelys fimbriatus
https://www.google.com/search pemeliharaan kura-kura 25-03-2017 12.12

25
Famili 3. Carettochelyidae: Carettochelys insculpta

Carettochelys insculpta
https://www.google.com/search carettochekys insculpta 25-03-2017 12.33

Ordo 2. Rhynchocephalia
Bentuknya seperti kadal; tulang quadrate tidak dapat bergerak; mandibular
dihubungkan oleh ligament; terdapat costae abdominal; lubang anal transversal; pada
jantan tidak ada organ kopulasi; hanya tinggal 1 spesis. Contoh: Sphenodon punctatum
(tuatara) di Selandia Baru.

Tuatara
https://www.google.com/search tuatara 25-03-2017 12.56

Ordo 3. Squamata
Kulitnya mempunyai sisik-sisik epidermis bertanduk; tulang quadrate dapat
bergerak; organ kopulasi (hemipenis) dobel, lubang anu tranversal (Kurniati, 2017: 76-
79). Pada sisik squamata mengalami pergantian secara periodik yang disebut molting.
sebelum mengelupas, stratum germinativum membentuk lapisan kutikula baru di bawah
lapisan lama. Pada sub ordo serpents, sisiknya terkelupas secara keseluruhan sedangkan
pada sub ordo Lacertelia sisiknya terkelupas sebagian (Zuqistya, 2015: 22).
Subordo 1. Sauria (Lacertilia) (golongan kadal)
Tubuh umumnya langsing; anggota badan 4; kelopak mata umumnya dapat
bergerak; kebanyakan ovovivar, beberapa ovovivivar; makanannya terutama serangga
beberapa spesies herbivora.
Familia Gekkonidae (toke, cicak)
Hemidactylus frenatus (cicak); Gecko vittatus (toke)

26
Hemidactylus frenatus
https://www.google.com/search cicak 25-03-2017 11.14

Familia Iguanidae (iguana)


Familia Agamidae (londok, bunglon)
Draco volans; Dendragama fruhstorferi; Colatus jubatus

Dendragama fruhstorferi
https://www.google.com/search dendragama fruhstorferi 25-03-2017 11.10

Familia Chamaeleontidae: Chamaeleo chaemaleo

Chamaeleo chaemaleo
https://www.google.com/search chamaeleo chaemaleo 25-03-2017 11.10

Familia Scincidae (kadal): Mabuioa multifasciata; Mabuioa rugrifera; Tiliqua gigas;


Lygosoma sanctum.

27
Mabuioa rugrifera
https://www.google.com/search mabuioa rugrifera 25-03-2017 11.12

Familia Varanidae: Varanus salvator (biawak), Varanus komodoensis (komodo)

Varanus salvator
https://www.google.com/search biawak 25-03-2017 12.30

Familia Helodermatidae: Heloderma suspectum (gila monster), kadal berbisa.


Subordo 2. Serpentes (Ophidia) (golongan ular)
Tidak mempunyai anggota badan, kaki, sternum; mandibular dihubungkan oleh
ligament di bagiam anterior; mata tidak bergerak dan ditutupi oleh sisik transparan; tidak
berkelopak mata; lidah ramping tidak bercabang dan dapat menjulur ke luar; giginya
ramping dan berbentuk kerucut.
Familia Typhlopidae: (ular kawat atau ular cacing), Typhlops ater, Typhlops braminis.

Typhlops ater
https://www.google.com/search ular cacing 25-03-2017 12.30

Familia Boidea: Phyton reticulatus (sanca)


Familia Colubridae: Natrix vittatus (ular air)
Familia Elapidae: Bungarus fasciatus (ular welang), Naja hannah (ular senduk)

28
Bungarus fasciatus
https://www.google.com/search bungarus fasciatus 25-03-2017 12.10

Familia Crotalidae (rattle snake), Trimeresurus albolabris (ular hijau), Agkistrodon


rhodostoma (ular tanah)

Agkistrodon rhodostoma
https://www.google.com/search agkistrodon rhodostoma 25-03-2017 11.10

Familia Crocodilia
Tubuhnya panjang; kepala besar dan panjang; rahang-rahangnya kuat di
sekelilingnya dilengkapai gigi berbentuk kerucut; 4 buah kaki pendek dan di ujung-
ujungnya terdapat cakar dengan selaput renang di antara jari-jari kaki; ekor panjang
berat, padat; kulit tebal; ovivar; telur-telurnya diletakkan pada sarang yang dibuat dari
sampah-sampah tanaman (Kurniati, 2017: 79).
Mencangkup hewan reptil yang berukuran paling besar diantara reptil yang lain.
Kulitnya mengandung sisik dari bahan tanduk, di daerah punggung. Sisik tersebut
tersusun teratur kea rah transversal dan mengalami penulangan membentuk perisai
dermal. Sisik pada bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat, dan pada bagian
ventral berbentuk segi empat. Sisik pada ordo ini hampir tidak pernah mengalami
pergantian atau pengelupasan. Kepalanya berbentuk piramida, keras, kuat dan dilengkapi
dengan gigi-gigi yang runcing. Matanay berukuran kecil dan terletak di bagian kepala
yang menonjol ke dorso lateral. Pupil vertical dilengkapi selaput mata. Tertutup oleh
lipatan kulit yang membungkus tulang sehingga hanya nampak seperti celah. Lubang

29
hidungnya terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan dilengkapi suatu penutup dari
otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada saat menyelam. Ekornya panjang dan
kuat. Tungkai belakang berukuran lebih panjang (Zuqistya, 2015: 23).

Familia Crocodylidae: Crocodylus porosus (buaya muara), Tomistoma schlegeli


(senyulong) (Kurniati, 2017: 76-79).

Crocodylus porosus
https://www.google.com/search crocodyylus poroses 25-03-2017 11.10

Tomistoma schlegeli
https://www.google.com/search tomistoma schlegeli 25-03-2017 11.50

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati


paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund Indonesia(2007), keanekaragaman
hayati yang terkandung di hutan Indonesia meliputi 12% spesies mamalia dunia, 7,3%
spesies reptil dan amfibi, serta 17% spesies burung dari seluruh dunia. Reptilia
merupakan sekelompok vertebrata yang menyesuaikan diri di tempat yang kering di
tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk menjaga
banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kasar (Jasin, 1984).
Reptil merupakan salah satu fauna yang terdapat di wilayah Indonesia. Indonesia
menempati peringkat ketiga sebagai negara yang memiliki kekayaan jenis reptil paling
tinggi di dunia , lebih dari 600 jenis reptil terdapat di Indonesia (Bappenas, 1993), Pulau

30
Sumatera memiliki 300 jenis reptil dan amfibi dan 23% diantaranya merupakan jenis
endemik. Reptil merupakan sekelompok vertebrata yang menyesuaikan diri di tempat
yang kering di tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk
menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kasar (Jasin, 1984).
Ular koros (Ptyas korros) saat penelitian ditemukan berada pada semak-semak,
berwarna coklat muda dari ekor sampai kepala. Ular koros bertubuh cukup besar, hingga
2 meter panjangnya. Sisi atas tubuh berwarna coklat muda kekuningan hingga abu-abu
kehitaman. Kadal pohon hijau (Dasia olivacea ditemukan sering kali berada di balik
seresah, batang pohon yang sudah mati, bebatuan, batang pohon). Menurut Das (2010),
ciri-cirinya adalah kadal yang bertubuh gempal, panjang tubuh dari moncong hingga
anus maksimal 115 mm, panjang total hingga ujung ekor mencapai 292 mm (Winata,
2016: 53).
Struktur vegetasi hutan merupakan salah satu bentuk pelindung, yang digunakan
oleh jenis-jenis reptil untuk tempat penyesuaian terhadap perubahan suhu (thermal
cover), sehingga hilangnya vegetasi menyebabkan juga hilangnya sumber pakan dan
tempat berlindung bagi reptil, menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas pakan dapat
mempengaruhi kesejahteraan satwa, sehingga kekurangan pakan dapat menyebabkan
satwa berpindah (migrasi), terutama satwa ektotermal seperti reptil yang pergerakannya
sangat dipengaruhi oleh suhu. Rapatnya vegetasi pada habitat berhutan vegetasi akan
mempengaruhi intensitas sinar matahari yang masuk dan sampai ke lantai hutan
(Alikodra 2002).

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Kelas Reptilia meliputi kadal dan ular (Ordo Squomata), penyu dan bulus (Ordo
Chelonia) dan tuatara New Zealand (Sphenodom punctatum, Ordo Rhynchocephalia).
Berbagai ordo tersebut merupakan 4 dari 14 ordo Reptilia yang hidup pada masa
Mesozoik, masa ketika Reptilia mendominasi bumi sehingga disebut zaman Reptilia.
Sebagai contoh mempelajari morfologi buaya meliputi kepala yang terpisah, leher, tubuh

31
dan ekor, anggota tubuh yang berukuran pendek dengan sejumlah jari yang pada bagian
ujungnya dilengkapi cakar. Kulit yang keras membungkus tubuh dan ekor buaya. Sisik
berbaris melebar secara transversal dengan diantaranya terdapat celah dan kulit yang
lunak. Tengkorak buaya meliputi moncong yang panjang, dan sejumlah tulang rahang.
Sedangkan pada ular tidak dapat mengunyah makanannya menjadi potongan-potongan
dan harus menelan bulat-bulat, bahkan jika mangsa jauh lebih besar daripada diameter
ular. Jantung buaya terdapat pada bagian anteroventral dari toraks; terdiri dari satu sinus
venosus kecil, 2 serambi dan 2 bilik.

Reptilia merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya


bernafas dengan paru-paru. Pada sistem ekresi kelas reptilia terdapat 2 ginjal berbentuk
bulat pipih pada buaya, yang terletak di rongga tubuh bagian dorsal posterior. Beberapa
jenis reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang yang dilengkapi telinga luar atupun
tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran tidak berkembang. Otak buaya
memiliki 2 lobus olfaktori yang panjang, yang terhubung ke cebral hemispher yang
berukuran besar. Di belakang cerebral hemisper terdapat lobus optikus. Berikutnya
cerebellum berbentuk buah pir dan terletak di tengah, yang ukurannya lebih besar dari
pada yang terdapat pada hewan amphibia. Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur) meski
beberapa spesies Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reproduksi terjadi secara
internal, dimana hewan jantan akan melakukan kopulasi untuk memasukkan sperma ke
dalam tubuh betina. Kura-kura adalah salah satu kelompok reptil yang berbeda yang
masih hidup saat ini. Semua kura-kura memiliki batok yang serupa-kotak yang terbuat
dari perisai atas dan bawah yang menyatu pada vertebra, klavikula (tulang leher) dan
rusuk.

Ular adalah lepidosaurus tidak berkaki yang salah satu kerabat terdekatnya adalah
komodo. Kini, beberapa spesies ular masih memiliki panggul dan tungkai vestigial, yang
menjadi bukti nenek moyangnya. Bagi manusia, banyak jenis kadal dan ular yang
menguntungkan manusia karena memakan serangga dan rodentia. Kulit buaya, ular, dan
biawak serta penyu dapat diperdagangkan sebagai bahan baku pembuatan tas, sepatu dan
lain-lainnya. Bagi sebagian orang daging ular dimakan karena dipercaya sebagai obat.
Saat ini terdapat sekitar 8.700 jenis yang tergabung dalam kelas Reptilia dan kelas reptil
sendiri dibagi menjadi 4 ordo. Reptil merupakan salah satu fauna yang terdapat di
wilayah Indonesia. Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara yang memiliki

32
kekayaan jenis reptil paling tinggi di dunia, lebih dari 600 jenis reptil terdapat di
Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H.S. 2002. Pengelolaan Satwaliar Jilid II. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas
Kehutanan IPB.

Fried, George. 2006. Scaums Out Lines Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Jasin. 1984, Sistematik hewan (invertebrata dan vertebrata). Surabaya: Sinar Jaya.

Kurniati, dkk. 2017. Zoologi Vertebrata. Bandung: UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Reaven, Johnson. 2005. Zoology Seven Edition. Avenue of America: Higher Education.

Reece, Campbell. 2008. Biologi Jilid 2 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Reece, Campbell. 2008. Biologi Jilid 3 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.

Spotila, James R. 2004. Sea Turtles: A Complete Guide to Their Biology, Behavior and
Conservation. The Johns Hopkins University Press.

33
Winata, ddk. 2016. Keanekaragaman Reptil di Repong Damar Pekon Pahmungan Pesisir
Barat (Studi kasus Plot Permanen Universitas Lampung). Bandar Lampung: Jurusan
Kehutanan Fakultas Pertanian dan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Jurnal Penelitian. Volume 4 No. 1 halaman
51-60.
Zuqistya, Nila. 2015. Vertebrata. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

34

Anda mungkin juga menyukai