Anda di halaman 1dari 42

AGIHAN UMUR PADA POPULASI DAN SEBARAN

• Agihan umur adalah karasteristik penting pada populasi yang


mempengaruhi natalitas dan mortalitas.
• Nisbah antara berbagai kelompok umur dalam populasi
menentukan status reproduktif masa kini dan dan memberi
indikasi mengenai sesuatu yang dapat diharapkan di masa
mendatang.
• Biasanya suatu populasi yang cepat mengembang berisi proporsi
yang besar individu muda.sedangkan populasi yang stasioner
memiliki agian yang lebih merata dalam kelas umur, dan suatu
populasi yang makin merigecil memiliki proporsi besar dalam hal
individu tua.
• .
• suatu populasi dapat mengalami perubahan struktur umur
tanpa perubahan dalam besarnya. Ada bukti bahwa populasi
memiliki suatu agian umur normal atau stabil yang merupakan
kecenderungan agihan umur sesungguhnya.
• Sekali dicapai agihan umur yang stabil, maka adanya
pertambahan natalitas atau mortalitas yang luar biasa
mengakibatkan perubahan sementara dan akan kembali ke
situasi stabil semula
• Umur yang menunjukkan kematangan secara seksual pada
makluk hewan dewasa sukar ditentukan, kecuali jika dapat
dilakukan pemberian pita atau tanda lain pada hewan yang
muda waktu lahir, atau kecuali ada cincin pertumbuhan, seperti
yang terdapat pada sisik ikan atau otolith ikan, pada cangkang
kerang, atau kriteria lain untuk menentukan umur.
• Nisbah umur bernilai praktis dalam pengelolaan satwa liar
(Alexander1958), dalam KENDEIGH (1980).Nisbah rendah antara
yang muda terhadap yang tua menunjukkan suatu musim
reproduksi jelek dan mengingatkan agar tidak mengingatkan agar
tidak mengijinkan pemburuan secara berlebihan, karena populasi
sedang menurun.
• Nisbah rendah antara yang muda yang tua juga terjadi pada
populasi berlebihan, tetapi populasi berlebihan dengan yang muda
terhadap yang tua terjadi pada kesembuhan diri malapetaka.
• Bilamana suatu populasi memantapkan diri, maka kelompok yang
berumur muda dan yang berumur tua kurang lebih sama jumlahnya,
dan penurunan besarnya populasi terjadi sepanjang hidup.
• Dapat diringkaskan bahwa nisbah antara yang muda dan
yang tua sering menunjukkan apakah suatu populasi
sedang mengembang, mengecil, atau memantapkan diri.
• Sebaran adalah gerakan individu makluk atau bentuk
kecilnya (misalnya spora, biji, telur, kista, larvae, dan
sebagainya) ke dalam atau keluar atau daerah populasi,
ialah sebaran ada tiga macam ialah emigrasi ialah
gerakan searah ke dalam, dan migrasi adalah gerakan
periodik berangkat dan kembali.
•  
• Dinamika sebaran dan pola again adalah salah satu bagian ekologi geografik.
Di samping palceoekologi dan pembicaraan mengenai bioma.
• Sebaran dapat membantu natalis dan morlatitas dalam memberI bentuk
pertumbuhan dan kerapatan pada populasi. Dalam kebanyakan hal beberapa
individu atau hasil reproduksi secara tepat masuk kedalam atau
meninggalkan populasi.
• Sebaran yang lambat laun itu pengaruhnya tidak tampak pada keseluruhan
populasi ( terutama pada satuan populasi ukuran besar ), mungkin emigrasi
mengimbangi imigrasi atau dengan kata lain hilang serta bertambahnya
individu akan diimbangi oleh natalitas dan mortalitas. Dalam kejadian yang
lain sebaran masal yangm elibatkan perubahan yang cepat dan
mempengaruhi populasi.
• Sebaran dipengaruhi oleh hambatan dan vagilitas ialah daya gerak yang ada
pada individu atau bentuk kecil individu itu( ODUM 1971).
• Sebaran merupakan salah satu cara suatu kawasan baru atau kurang
populasi mengalami kolonisasidanemperoleh keseimbangan
keserangaman . sebaran jarang diukur dalam ajian populasi.
• Dalam kebanyakan kejadian dua anasir ( imigrasi dan emigrasi )
dianggap sama. Dalam teknik tangkap dan tangkap lagi dapat diukur
laju hilang dan dimungkinkan memisalkan anatalitas dari imigrasi dan
mortalitas dan dari emigrasi( Jack-son 1939 dalam KREBS 1978).
• Mengenai cara dan alat sebaran ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan . dalam lingkungan yang seragam gerakan sebaran
memancar kesegalah arah dari daerah asal.
• Makin besar kerapatan individu dalam daerah asal , makin cepat
daerah yang jauh diserbu dan makin jauh indivudu- individu
bergerak.
• Cara yang umum untuk terlaksananya sebaran adalah
pemencaran dalam jumlah sangat besar misalnyatelur, spora,
kista,atau larvae sedemikian hingga mereka tiba di tempak
yang sesuaiakan mapan, sedangkan yang tiba di tempat yang
tidak layak dapat musnah atau kurang berkembang.
• Pemancaran merupakan prosedur yang boros;hal ini terutama
terjadi pada hewan akuatik. Karang, udang, ikan adalah
contoh terkenal yang memancarkan telur yang telah dibuahi
ke segalah arah, tetapi kematian banyak dialam oleh individu
yang masih sangat muda itu.
• Hal ini dapat dikontraskan dengan burung dan mammalian
yang mengembangkan asuhan oleh tetua berderajat tinggi,
sehingga telur dihasilkan per tahun hanya setengah lusin
ditambah lagi bahwa anakan yang muda dengan hati –hatii
memperbedakan habitat yang sesuai.
• Meskipun sebaran pemancaran anakan tidak di bawah kendali
tetua atau muda, tetapi jarang seara acak benar- benar.
• Arus air dan angin dan agen sebaran lainnya dapat menyalurkan
telur dan spore dalam arah yang terbatas. Sebaran demikian
disebut sebagai angkutan pasif. Disungai, semua yang
mengalami angkutan pasif kacuali beberapa hewan , sebarannya
langsung ke hilir. Sebaran ini ke hulu sebagai akibat gerakan aktif.
• Telur insekta , telur siput, telur ikan dan telur akhlu akuatik
lainnya akan tenggelam kecuali jika telur itu diapungkan oleh
arus , atau memiliki mekanisme pengapungan, atau dilekatkan
pada benda yang mampu mengapung.
• Angin atau arus udara bertindak dengan cara agak
mengerupai arus air. Tidak hanya yang kecil muda, yang
dewasa pun dapat terangkut.
• Beberapa jenis lba- laba darat mengembangan mekanisme
istimewa insekta dan malahan burungsampai jauh dari arah
terbang yang biasanya. Dengan peralatan cuplikan untu tujuh
ketinggin 61m,152m, 305m,610m,914m dan 1524m dikaji
cacah individu per 1000 m3 udara reratanya diperoleh bahwa
yang palig banyak ialah Diptera, lalu Coleoptera, Homoptera,
Hymenoptera, Araneida,Hemiptera, dan lainnya untuk siang
hari
• Beberapa gerakan sebaran ditentukan oleh cara makhluk
member tanggapan pada factor-faktor lingkungan .gerakan
terarah yang dapat diambil sebagai contoh adalah rheotaksis
positif yaitu gerakan hewan yang melawan arus air d sungai.
• Cara coba- coba dipergunakan dalam gerakan sebaran
oleh makhuk hewan. Mulanya mungkin hewan
menuju ke suatu lingkungan, jika ternyata tidak sesuai
, mulailah makhuk itu ke jurusan lain untuk
mendapatkan lingkungan yang lebih sesuai.
• Coba- coba ini dilaksanakan oleh sema jenis hewan.
Pada tipe makhluk tingkat tinggi, makhlukbelajar dari
pengelaman yang telah diperoleh dan mengarungi
percobaan yang salah. Jadi pergerakan secara
acakdapat berkembang menjadi pola perlaku berarah.
HEWAN LANGKA
• Bagon dkk (1990) dalamenguraikan tipe yang berbeda
menuliskan bahwa kelimpahan tidak hanya masalah
kerapatan dalam suatu yang didiai dan diberi istilah intensitas.
• Konsep tersebut juga harus memperlihatkan tentang
prevalensi suatu istilah yag artinya adalah tentang cacah dan
besarnya daerah yang didiami oleh makhluk yang
dimaksudkan di dalam kawasan secara keseluruhan. Istilah
praperensi ini seringkali digunakan dalam epideiologi
misalnya di dalam statisti miroparasit disebut adanya
prevalansiinfeksi ialah proporsi ataupersentasi dalam populasi
hospes yang terinfesi oleh suatu parasit spesifik.
• Di dalam kasus mikroparasit biasanya cacah individu
parasit tidak dapat dihitung sehingga konsep
prevolensi ini digunakan. Di sisi lain, tingkat infeksi
sering jelas dihubungkan dengan cacah parasit yang
terdapat dalam tubuh hospes.
• Cacah parasit didalam atau pada tubuh hospes disebut
sebagai intesitas infeksi. Selanjutnya yang dimaksud
dengan rerata intensitas infeksi adalah rerata cacah
parasitper hospes didalam suatu populasi hospes,
termasukhospes yang tidak terinfeksi.
• Di dunia ini diperkirakan adatiga sampai
sepuluh juta spesies hewan serta barangkali
300.000 spesies tumbuhan , yang kebanyakan
tidak adadi kebanyakan tempat dan tidak pula
adasepanjang waktu;agihan mahkluk
mayoritasnya adalah sangat terkelompok.
•  
Dengan membedakan antara prevalensi suatu spesies dan
intesitas spesies bersangkutan dapat dimengerti bahwa
istilah biasa dan langkah,, kurang memuaskan karna
kurang cuantificasi. Satu spesies mungkin terdapat dalam
satu agihan yaitu :
• Prevader = prevalent dan intensitas tinggi ( tersebar
luas dengan kerapatan tinggi )
• Prevalem dan densitas rendah.
• Cahaya menempat dengan intensitas tinggi, dan
• Cahaya menempat dengan intensitas rendah.
• Pernyataan tentang kelangkaan dan kebiasaan
tidak ada artinya kecuali jikalau di sertai luas
daerah yang dimasudkan misalnya satu meter
persegi, satu hektar, satu propinsi satu Negara
satu pulau dan satu benua.
• Dapat di permasalahkan dan di persoalkan
makhluk tumbuhan dan hewan yang paling
biasa, yang paling melimpah, serta paling
langkah,.
• Tumbuhan dan hewan di muka bumi yang paling langkah
sekrang telah di buatkan senari secara hati-hati oleh
parah konservasionis yang ingin menyelamatkan makhlul-
makhluk langkah secara global= ( diseluruh muka bumi
trmasuk yang di lautan ) yang mungkin beresiko penuh.
Telah di terbitkan oleh suatu bidang international I.U.C.N=
( THE INTERNATIONAL UNION FOR THE CONSERVATION
OF NATURE AND NATURAL RESOURCES ) suatu seri BUKU
DATA MERAH = ( the red data books ) yang memuat
antara lain burung-burung dan mamalia yang langkah,
dan yang ada dalam ancaman kepenuhan.
• Bumi dapat di bayangkan permukaannya merupakan suatu
mosaic lembut terdiri atas kondisi-kondisi dan sumber daya
yang menentukan ruang azasi yang berbeda dan merupakan
tempat yang layak dihuni untuk berbagai masing-masing
spesies dan perincian muka bumi, dalam imaginasi dapat
dibayangkan konstruksi peta dunia yng memuat daerah yang
layak didiami oleh tiap-tiap spesies.
• Didalam daerah inilah spesies dapat mempertahankan suatu
populasi asalkan :
 Dimiliki peluang untuk berkoloni, dan
 Tidak di kucilkan oleh kompetatior, atau pemangsa, atau
parasit.
 Kelimpahan tumbuhan dan hewan dapat di hubungkan
dengan frekuensi dan agihan daerah yan dapat di huni
demikian itu.
• Suatu spesies dapat menjadi langkah sebab daerah
yang dapat di huninya lengkah juga atau terlalu
kecil. Kondisi fisiko-kimiawi sendiri yang tidak biasa
ada di alam dapat mengandung flora dan fauna
yang mengkususkan diri untuk kondisi langkah ini.
• Suatu spesies dapat langka sebab tempat yang
dapat dihuni hanya sebentar saja bersifat dapat
dihuni. Atau tempat yang dapat dihuni itu di luar
jangkauan kisaran sebaran.
• Suatu spesies dapat langka sebab spesies yang lain menyebabkan tempat itu
tidak dapat di huni. Dengan memusnahkan spesies yang pertama
menghuninya, dengan pengucilan kompetitif atau dengan pemangsaan atau
dengan parasitisme berat.
• Kasus (i) sampai (iii) yang tersebut diatas itu berkenaan dengan aspek
prevalensi kelimpahan. Semuanya menentukan cacah dan besarnya daerah
yang dapat dihuni oleh suatu spesies. Sebaliknya kasus (iv) dan (v) tersebut di
bawah menyangkut intensitas atau kerapatan individu dalam daerah yang
dapat dihuni.
• Suatu spesies dapat langka oleh sebab ketersediaan sumberdaya rendah,
misalnya makanan, tempat aman, dan sebagainya. Sebagai contoh ialah
sumber makanan vertebrata pemakan dagng kurang melimpah sebagai
bermakna pda makanan makluk mangsa; baik burung pemangsa maupun
mamalia pemangsa jelas lebih langka dari pada populasi yang mereka mangsa.
• Suatu spesies dapat langka sebab keragaman genetic di antara anggotanya
membatasi dan menjadikan sempitnya kisaran daerah yang dapat
dihuninya.
• Suatu spesies dapat langkah sebab plastisitas fenotipik individu
didalamnya membatasi kisaran daerah yang dapat dihuninya.
• Suatu spesies dapat menjadi langka sebab competitor, pemangsa, parasit
atau manusia kolektor menyebabkan populasi spesies itu di bawah aras
yang dapat di buat oleh sumberdaya dalam daerah yang dapat dihuni.
Makin langka suatu spesies makain mahal di hargai oleh manusia kolektor
dan tahu-tahu spesies itu sudah punah oleh kolektor.
• Suatu spesies dapat langka sebab keragaman genetic di
antara anggotanya membatasi dan menjadikan sempitnya
kisaran daerah yang dapat dihuninya.
• Suatu spesies dapat langkah sebab plastisitas fenotipik
individu didalamnya membatasi kisaran daerah yang dapat
dihuninya.
• Suatu spesies dapat menjadi langka sebab competitor,
pemangsa, parasit atau manusia kolektor menyebabkan
populasi spesies itu di bawah aras yang dapat di buat oleh
sumberdaya dalam daerah yang dapat dihuni. Makin langka
suatu spesies makain mahal di hargai oleh manusia kolektor
dan tahu-tahu spesies itu sudah punah oleh kolektor.
 
• Table no. 5.4.1. suatu lasifikasi tipe kebiasaan dan kelangkaan
makluk. [disederhanakan dari Rabinowits, 1981 dalam Begon
dkk 1990]
• Perubahan dalam kelimpahan dan kelangkaan spesies dengan
mudahnya menjadi hal penting, terutama bilamana
pertambahan kelimpahan suatu spesies mengancam berubah
menjadi pengganggu (digolongkan sebagai penggangu) atau
bilamana pengurangan akan menjadi kepunahan akan menjadi
perhatian para konservationis. Isikanlah lebih lanjut ke dalam
table no. 5.4.1. nama hewan yang ada di Indonesia yang dalam
ancaman kepunahan atau dalam keadaan di sebut langka.
• Tampak didalam table tersebut bahwa didalam delapan
tipe kebiasaan dan kelangkaan hanya satu tipe yang tidak
dapat di sebut langka ialah spesies yang kisaran geografik
besar, kekhususan habitat lebar, dan populasi local besar.
• Semoga ekologi tidak hanya akan mengembangkan
tingkatan pemahaman bagaimanakah di tentukan
kelimpahan dan kelangkaan makhluk tumbuhan dan
hewan ditentukan, akan tetapi juga bagaimanakah
kelimpahan dan kelangkaan makhluk tertentu di
kendalaikan.
STRUKTUR POPULASI

• Perlu lebih dahulu di perkenalkan istilah


agihan pancaran dan sebaran. Individu dalam
suatu populasi mungkin diagihkan menurut
tiga pola yang luas ialah:
(1) Secara acak
(2) Seragam, dan
(3) Berkelompok (tidak teratur dan tidak
teracak).
• Agihan acak secara nisbi jarang terdapat didalam. Hanya
terdapat di lingkungan yang sangat seragam dan tidak ada
ecenderungan berkelompok.
• Agihan seragam mungkin terjadi pada keadaan yang
menunjukan adanya persaingan antara individu sangat hebat
atau antagonism yang positif yang memungkinkan penjarakan
yang sama.
• Pengelompokan yang berbeda dalam berbagai derajad adalah
yang paling biasa terdapat di alam, malah boleh di sebut
bahwa individu di alam hampir selalu berkelompok.
• Tetapi jika individu-individu suatu populasi itu cenderung
membentuk kelompok yang besarnya tertentu, misalnya
hewan berpasangan atau klon vegetatif pada tumbuhan,
agihan kelompok dapat mendekati acak sifatnya.
• Sesungguhnya terdapat di alam agihan yang
bertipe :
(1) Acak
(2) seragam
(3) berkelompok secara acak
(4) berkelompok secara seragam
(5) bergerombol secara kelompok
• Menurut pengalaman di ketahui bahwa populasi
yang bersifat berkelompok memerlukan teknik
pencuplikan yang di rencanakan dengan skema
dan memerlukan cuplikan ukuran besar.
• Cuplikan yang kecil yang di ambil dari populasi
bersifat berkelompok menghasilkan angka
terlalu tinggi atau terlalu rendah bila telah
dikalikan untuk memperoleh populasi secara
keseluruhan.
• Penentuan tipe agihan, serta penentuan derajat
pengelompokan (jika ada), dan penentuan ukuran
besarnya serta parmanen atau tidaknya kelompok
adalah penting jika pemahaman sesungguhnya
mengenai sifat populasi hendak diperoleh, dan
terutama jika kerapatan akan diukur secara benar.
• Metode pencuplikan dan analisis dan analisis statistik
yang tepat untuk agihan acak atau agihan seragam,
mungkin sama sekali tidak tepat diterapkan pada
agihan yang berkelompok.
• Pengelompokan (=”clumping”) pada populasi
merupakan
• Tanggap terhadap perbedaan-perbedaan habitat
setempat
• Tanggapan terhadap perubahan cuaca harian dan
musiman
• Akibat peristiwa reproduktif atau
• Akibat ketertarikan social dalam hewan tingkat
tinggi.
• Oleh karena itu derajad pengelompokkan pada populasi
spesies tertentu tergantung pada sifat habitat spesifik (apakah
seragam ataukah bersifat diskontinyu),pada cuaca dan pada
factor fisiknya lainnya,pada tipe pola reproduktif yang
kararkteristik pada fisik spesies tersebut,dan derajat sosialitas.
• Pengelompokkan mungkin mandapat persaingan di antar
individu mengenai pakan atau ruang,tetapi hal ini akan
diimbangi oleh bertambahnya kelangsungan hidup kelompok
• Derajat pengelompokkan, dan juga kerapatan secara
keseluruhan,yang berkenaan dengan pertumbuhan yang
optimum dan kelangsugan-hidupan populasi ,berbeda
menurut kondisi ;dengan demikan maka kurangnya
pengelompokkan dan berdesakan secara berlebihan
merupakan pembatasan terhadap populasi.Inilah yang dikenal
sebagai Prinsip Allee.
• Kekuatan yang menimbulkan isolasi atau jarak antara
individu,antara pasangan makhluk,atau antara kelompok
kecil dalam populasi, barangkali tidak seperti kekuatan
yang menimbulkan isolasi itu juga sangat penting,terutama
isolasi diddalam rangka penaturan populasi,sebagai
misalnya isolasi yang intraspesifik atau isolasi yang
interspesifik atau kedua-duanya.
• Isolasi biasanya sebagai akibat:
• Persaingan antar individu berebut sumber daya yang
ketersedianya sedikit.
• Antagonisme langsung.
• Dalam kedua hal tersebut akan berakibat jadi adanya agihan
acak atau seragam sebab tetangga yang berdekatan akan di
musnakan atau di usir.
• Individu-individu,pasangan-pasangan,atau kelompik familia
vertebrata dan avertebrata tingkat tinggi,biasanya membatasi
aktifitas makhluk hewan dalam daerah tertentu yang di kenal
• sebagai kisaran tempat tinggal atau di sebut daerah jelajah. Jika
daerah semacam ini di pertahankan secara aktif,maka daerah
ytersebut di namai suatu territorium. Territorialitas tampak
lebih menonjol pada makhluk vertebrata dan arthropoda
tertentu yang memiliki pola kelakuan reproduktif yang
majemuk meliputi pembngunan sarang,meletakan
telur,perhatian dan perlindungan terhadap anaknya yang masih
muda
• Territorialitas mungkin dapat di artikan sebagai suatu
mekanisme yang manapun yang aktif menimbulkan jarak
antara suatu individu dengan individu yang lain atau
antara suatu kelompok dengan kelompok yang lainya. Jadi
territorialitas terdapat pada mikroorganisme,tumbuhan
dan pada hewan.
• Pada hewan yang tinggi mekanisme pengisolasian ini
rupanya bersifat karena prilaku(atau di sebut juga dengan
behavioral),sedangkan pada hewan bertingkat rendah dan
tumbuhan bersifat kimiawi yaitu pelaksaanya dengan
bahan anti biotic atau alelopatik
• Dapat di ringkaskan bahwa isolasi macam ini dapat
mengurangi kompetisi,menghemat energi pada saat
rawan,mencegah berdesakan secara
berlebihan,mencegah habisnya persedian makanan pada
hewan,atau zat hara,air dan cahaya pada tumbuhan.
Dengan kata territoralitas cendrung mengatur populasi
agar tetap di bawah arah kejenuhan. Dalam hal ini
territorialitas ialah suatu fenomenon ekologik umum yang
tidak terbatas hanya pada suatu kelompok taxonomic
misalnya kelompok burung saja(yang kebetulan banyak di
kaji mengenai territorialitas pada burung).
PIRAMID EKOLOGI
• Dalam menguraikan struktur trofik Odum(1971) dan juga Odum
(1983a) menjelaskan konsep piramid ekologi,yang sesungguhnya
merupakan perwujutan secara grafik struktur trofik dan fungsi trofik.
Komunitas memiliki struktur trofik,ialah interanksi antara fenomena
rante makanan (kehilangan energy pada tiap-tiap transfer) dan
hubungan antara ukuran tubuh dengan metabolisme.
• Struktur ini sering kali merupakan karakteristk suatu ekosistim tipe
tertentu(misalnya danau,hutan terumbuh karang,padang rumput dsb).
Struktur trofik dapat di ukur dan di deskripsikan melalui standing crop
per satuan area per satuan waktu pada urutan aras trofik berurutan.
• Piramid ekologi terdiri atas dasar piramid yaitu makhluk produsen dan
deretan bertingkat di atasnya yang akan berakhir sebagai apek atau
puncak piramid.
• Piramid ekologi mungkin dapat di bedakan menjadi 3 tipe
umum ialah:
• Piramid cacah,yang menggambarkan cacah individu
dalam struktur trofik
• Piramid biomassa,yang di dasarkan pada bobot kering
secara keseluruhan,nilai kalori secara keseluruhan,atau
ukuran lain yang menggambarkan keseluruhan jumlah
bahan hidup
• Piramid energi,yang mempertunjukan laju arus energi
dan/atau”produktivitas” pada aras trofik yang berurutan.
• Piramid cacah serta piramid biomassa mungkin
dapat terbalik (atau sebagian terbalik),dasar
piramid lebih kecil dari deretan bertingkat
diatasnya jika ukuran tubuh makhluk produsen
lebih kecil dari ukuran tubuh makhluk konsumen.
• Sedangkan piramid energi selalu harus memiiki
bentuk piramid sejati dengan dasar lebih besar
dan makin kepuncak makin kecil,dan semua
sumber energi dalam sistem dilibatkan.
• Colinvaux (1973) menyitir Elton dalam menjelaskan tentang
konsep rantai makanan dengan mealui prinsip ukuran besarnya
makanan,selanjutnya melalui konsep arus energy yang ada pada
tiap-tiap aras trofik untuk kebih lanjut menjelaskan konsep
piramid ekologi. Kebanyakan kali tidak dapat dibuat petah uang
menggambarkan agihan hewan dalam komunitas,tetapi di
mungkinkan pemetaan vegetasi dalam kominitas itu.
• Mengapa makhluk hewan sebagai kelompok individu yang di
hubungkan oleh kepentingan bersama mengenai makanan,dan
dengan memandang bagaimanakah makhluk hewan secara
bersama-sama mempergunakan makanan yang dapat di peroleh.
• Miller (1982) menggambarkan piramide cacah dengan contoh di
suatu perairan misalnya terdapat sebanyak satu juta
fitoplankton sebagai makhluk produsen(sebagai dasar piramid
cacah) yang mungkin dapat mendukung kehidupan zooplankton
sebesar 10.000 ekor sebagai konsumen primer(deretan
bertingkat setingkat lebih tinggi dalam urutan piramid cacah
tersebut di atas).
• Berbagai jenis zooplankton dengan cacah individu sebanyak itu
mungkin dapat mendukung kehidupan makhluk konsumen
sekunder yang berujud ikan pemakan zooplankton sebanyak
100,yang pada giliranya akan di makan oleh manusia atau
makhluk lainya sebagai konsumen tersier.
• Piramid biomassa di uraikan dengan penjelasan bahwa dalam
memahami konsep piramid biomassa ini terlibat pengukuran
biomassa atau keseluruhan bobot kering semua makhluk hidup yang
dapat di dukung oleh tiap-tiap aras trofik di dalam rantai makanan.
• Biomassasecara normal berkurang pada setiap aras trofik
berurutan.Misalnya ada sebidang lading rumput yang mampu
menghasilkan 1000 kg rumput kering.dan misalnya dapat di
pergunakan untuk menghasilkan 100 kg dagingsapi, yang
selanjutnya akan dapat di pergunakan untuk menambah 10 kg berat
tubuh seseorang manusia.Tetapi di beberapa ekosistem mungkin
produsen yang kecil dapatt umbuh dengan sangat cepat (misalnya
algae di dalam ekosistem akuatik). Piramid biomassa mungkin
terbalik. Dalam hal itu biomassa makluk produsen, sebab algae di
makan secepat algae itu reproduksi.
• Dua prinsip penting yang muncul dari konsep
rantai makanan ialah :
• Pertama:Semua kehidupan dan semua bentuk
makanan berawal dari sinar matahari dan
tumbuhan hijau.
• Kedua: makin pendek sebuah rantai makanan,
makin sedikit kehilangan energi yang dapat di
gunakan.

Anda mungkin juga menyukai