• Agihan umur adalah karasteristik penting pada populasi yang
mempengaruhi natalitas dan mortalitas. • Nisbah antara berbagai kelompok umur dalam populasi menentukan status reproduktif masa kini dan dan memberi indikasi mengenai sesuatu yang dapat diharapkan di masa mendatang. • Biasanya suatu populasi yang cepat mengembang berisi proporsi yang besar individu muda.sedangkan populasi yang stasioner memiliki agian yang lebih merata dalam kelas umur, dan suatu populasi yang makin merigecil memiliki proporsi besar dalam hal individu tua. • . • suatu populasi dapat mengalami perubahan struktur umur tanpa perubahan dalam besarnya. Ada bukti bahwa populasi memiliki suatu agian umur normal atau stabil yang merupakan kecenderungan agihan umur sesungguhnya. • Sekali dicapai agihan umur yang stabil, maka adanya pertambahan natalitas atau mortalitas yang luar biasa mengakibatkan perubahan sementara dan akan kembali ke situasi stabil semula • Umur yang menunjukkan kematangan secara seksual pada makluk hewan dewasa sukar ditentukan, kecuali jika dapat dilakukan pemberian pita atau tanda lain pada hewan yang muda waktu lahir, atau kecuali ada cincin pertumbuhan, seperti yang terdapat pada sisik ikan atau otolith ikan, pada cangkang kerang, atau kriteria lain untuk menentukan umur. • Nisbah umur bernilai praktis dalam pengelolaan satwa liar (Alexander1958), dalam KENDEIGH (1980).Nisbah rendah antara yang muda terhadap yang tua menunjukkan suatu musim reproduksi jelek dan mengingatkan agar tidak mengingatkan agar tidak mengijinkan pemburuan secara berlebihan, karena populasi sedang menurun. • Nisbah rendah antara yang muda yang tua juga terjadi pada populasi berlebihan, tetapi populasi berlebihan dengan yang muda terhadap yang tua terjadi pada kesembuhan diri malapetaka. • Bilamana suatu populasi memantapkan diri, maka kelompok yang berumur muda dan yang berumur tua kurang lebih sama jumlahnya, dan penurunan besarnya populasi terjadi sepanjang hidup. • Dapat diringkaskan bahwa nisbah antara yang muda dan yang tua sering menunjukkan apakah suatu populasi sedang mengembang, mengecil, atau memantapkan diri. • Sebaran adalah gerakan individu makluk atau bentuk kecilnya (misalnya spora, biji, telur, kista, larvae, dan sebagainya) ke dalam atau keluar atau daerah populasi, ialah sebaran ada tiga macam ialah emigrasi ialah gerakan searah ke dalam, dan migrasi adalah gerakan periodik berangkat dan kembali. • • Dinamika sebaran dan pola again adalah salah satu bagian ekologi geografik. Di samping palceoekologi dan pembicaraan mengenai bioma. • Sebaran dapat membantu natalis dan morlatitas dalam memberI bentuk pertumbuhan dan kerapatan pada populasi. Dalam kebanyakan hal beberapa individu atau hasil reproduksi secara tepat masuk kedalam atau meninggalkan populasi. • Sebaran yang lambat laun itu pengaruhnya tidak tampak pada keseluruhan populasi ( terutama pada satuan populasi ukuran besar ), mungkin emigrasi mengimbangi imigrasi atau dengan kata lain hilang serta bertambahnya individu akan diimbangi oleh natalitas dan mortalitas. Dalam kejadian yang lain sebaran masal yangm elibatkan perubahan yang cepat dan mempengaruhi populasi. • Sebaran dipengaruhi oleh hambatan dan vagilitas ialah daya gerak yang ada pada individu atau bentuk kecil individu itu( ODUM 1971). • Sebaran merupakan salah satu cara suatu kawasan baru atau kurang populasi mengalami kolonisasidanemperoleh keseimbangan keserangaman . sebaran jarang diukur dalam ajian populasi. • Dalam kebanyakan kejadian dua anasir ( imigrasi dan emigrasi ) dianggap sama. Dalam teknik tangkap dan tangkap lagi dapat diukur laju hilang dan dimungkinkan memisalkan anatalitas dari imigrasi dan mortalitas dan dari emigrasi( Jack-son 1939 dalam KREBS 1978). • Mengenai cara dan alat sebaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan . dalam lingkungan yang seragam gerakan sebaran memancar kesegalah arah dari daerah asal. • Makin besar kerapatan individu dalam daerah asal , makin cepat daerah yang jauh diserbu dan makin jauh indivudu- individu bergerak. • Cara yang umum untuk terlaksananya sebaran adalah pemencaran dalam jumlah sangat besar misalnyatelur, spora, kista,atau larvae sedemikian hingga mereka tiba di tempak yang sesuaiakan mapan, sedangkan yang tiba di tempat yang tidak layak dapat musnah atau kurang berkembang. • Pemancaran merupakan prosedur yang boros;hal ini terutama terjadi pada hewan akuatik. Karang, udang, ikan adalah contoh terkenal yang memancarkan telur yang telah dibuahi ke segalah arah, tetapi kematian banyak dialam oleh individu yang masih sangat muda itu. • Hal ini dapat dikontraskan dengan burung dan mammalian yang mengembangkan asuhan oleh tetua berderajat tinggi, sehingga telur dihasilkan per tahun hanya setengah lusin ditambah lagi bahwa anakan yang muda dengan hati –hatii memperbedakan habitat yang sesuai. • Meskipun sebaran pemancaran anakan tidak di bawah kendali tetua atau muda, tetapi jarang seara acak benar- benar. • Arus air dan angin dan agen sebaran lainnya dapat menyalurkan telur dan spore dalam arah yang terbatas. Sebaran demikian disebut sebagai angkutan pasif. Disungai, semua yang mengalami angkutan pasif kacuali beberapa hewan , sebarannya langsung ke hilir. Sebaran ini ke hulu sebagai akibat gerakan aktif. • Telur insekta , telur siput, telur ikan dan telur akhlu akuatik lainnya akan tenggelam kecuali jika telur itu diapungkan oleh arus , atau memiliki mekanisme pengapungan, atau dilekatkan pada benda yang mampu mengapung. • Angin atau arus udara bertindak dengan cara agak mengerupai arus air. Tidak hanya yang kecil muda, yang dewasa pun dapat terangkut. • Beberapa jenis lba- laba darat mengembangan mekanisme istimewa insekta dan malahan burungsampai jauh dari arah terbang yang biasanya. Dengan peralatan cuplikan untu tujuh ketinggin 61m,152m, 305m,610m,914m dan 1524m dikaji cacah individu per 1000 m3 udara reratanya diperoleh bahwa yang palig banyak ialah Diptera, lalu Coleoptera, Homoptera, Hymenoptera, Araneida,Hemiptera, dan lainnya untuk siang hari • Beberapa gerakan sebaran ditentukan oleh cara makhluk member tanggapan pada factor-faktor lingkungan .gerakan terarah yang dapat diambil sebagai contoh adalah rheotaksis positif yaitu gerakan hewan yang melawan arus air d sungai. • Cara coba- coba dipergunakan dalam gerakan sebaran oleh makhuk hewan. Mulanya mungkin hewan menuju ke suatu lingkungan, jika ternyata tidak sesuai , mulailah makhuk itu ke jurusan lain untuk mendapatkan lingkungan yang lebih sesuai. • Coba- coba ini dilaksanakan oleh sema jenis hewan. Pada tipe makhluk tingkat tinggi, makhlukbelajar dari pengelaman yang telah diperoleh dan mengarungi percobaan yang salah. Jadi pergerakan secara acakdapat berkembang menjadi pola perlaku berarah. HEWAN LANGKA • Bagon dkk (1990) dalamenguraikan tipe yang berbeda menuliskan bahwa kelimpahan tidak hanya masalah kerapatan dalam suatu yang didiai dan diberi istilah intensitas. • Konsep tersebut juga harus memperlihatkan tentang prevalensi suatu istilah yag artinya adalah tentang cacah dan besarnya daerah yang didiami oleh makhluk yang dimaksudkan di dalam kawasan secara keseluruhan. Istilah praperensi ini seringkali digunakan dalam epideiologi misalnya di dalam statisti miroparasit disebut adanya prevalansiinfeksi ialah proporsi ataupersentasi dalam populasi hospes yang terinfesi oleh suatu parasit spesifik. • Di dalam kasus mikroparasit biasanya cacah individu parasit tidak dapat dihitung sehingga konsep prevolensi ini digunakan. Di sisi lain, tingkat infeksi sering jelas dihubungkan dengan cacah parasit yang terdapat dalam tubuh hospes. • Cacah parasit didalam atau pada tubuh hospes disebut sebagai intesitas infeksi. Selanjutnya yang dimaksud dengan rerata intensitas infeksi adalah rerata cacah parasitper hospes didalam suatu populasi hospes, termasukhospes yang tidak terinfeksi. • Di dunia ini diperkirakan adatiga sampai sepuluh juta spesies hewan serta barangkali 300.000 spesies tumbuhan , yang kebanyakan tidak adadi kebanyakan tempat dan tidak pula adasepanjang waktu;agihan mahkluk mayoritasnya adalah sangat terkelompok. • Dengan membedakan antara prevalensi suatu spesies dan intesitas spesies bersangkutan dapat dimengerti bahwa istilah biasa dan langkah,, kurang memuaskan karna kurang cuantificasi. Satu spesies mungkin terdapat dalam satu agihan yaitu : • Prevader = prevalent dan intensitas tinggi ( tersebar luas dengan kerapatan tinggi ) • Prevalem dan densitas rendah. • Cahaya menempat dengan intensitas tinggi, dan • Cahaya menempat dengan intensitas rendah. • Pernyataan tentang kelangkaan dan kebiasaan tidak ada artinya kecuali jikalau di sertai luas daerah yang dimasudkan misalnya satu meter persegi, satu hektar, satu propinsi satu Negara satu pulau dan satu benua. • Dapat di permasalahkan dan di persoalkan makhluk tumbuhan dan hewan yang paling biasa, yang paling melimpah, serta paling langkah,. • Tumbuhan dan hewan di muka bumi yang paling langkah sekrang telah di buatkan senari secara hati-hati oleh parah konservasionis yang ingin menyelamatkan makhlul- makhluk langkah secara global= ( diseluruh muka bumi trmasuk yang di lautan ) yang mungkin beresiko penuh. Telah di terbitkan oleh suatu bidang international I.U.C.N= ( THE INTERNATIONAL UNION FOR THE CONSERVATION OF NATURE AND NATURAL RESOURCES ) suatu seri BUKU DATA MERAH = ( the red data books ) yang memuat antara lain burung-burung dan mamalia yang langkah, dan yang ada dalam ancaman kepenuhan. • Bumi dapat di bayangkan permukaannya merupakan suatu mosaic lembut terdiri atas kondisi-kondisi dan sumber daya yang menentukan ruang azasi yang berbeda dan merupakan tempat yang layak dihuni untuk berbagai masing-masing spesies dan perincian muka bumi, dalam imaginasi dapat dibayangkan konstruksi peta dunia yng memuat daerah yang layak didiami oleh tiap-tiap spesies. • Didalam daerah inilah spesies dapat mempertahankan suatu populasi asalkan : Dimiliki peluang untuk berkoloni, dan Tidak di kucilkan oleh kompetatior, atau pemangsa, atau parasit. Kelimpahan tumbuhan dan hewan dapat di hubungkan dengan frekuensi dan agihan daerah yan dapat di huni demikian itu. • Suatu spesies dapat menjadi langkah sebab daerah yang dapat di huninya lengkah juga atau terlalu kecil. Kondisi fisiko-kimiawi sendiri yang tidak biasa ada di alam dapat mengandung flora dan fauna yang mengkususkan diri untuk kondisi langkah ini. • Suatu spesies dapat langka sebab tempat yang dapat dihuni hanya sebentar saja bersifat dapat dihuni. Atau tempat yang dapat dihuni itu di luar jangkauan kisaran sebaran. • Suatu spesies dapat langka sebab spesies yang lain menyebabkan tempat itu tidak dapat di huni. Dengan memusnahkan spesies yang pertama menghuninya, dengan pengucilan kompetitif atau dengan pemangsaan atau dengan parasitisme berat. • Kasus (i) sampai (iii) yang tersebut diatas itu berkenaan dengan aspek prevalensi kelimpahan. Semuanya menentukan cacah dan besarnya daerah yang dapat dihuni oleh suatu spesies. Sebaliknya kasus (iv) dan (v) tersebut di bawah menyangkut intensitas atau kerapatan individu dalam daerah yang dapat dihuni. • Suatu spesies dapat langka oleh sebab ketersediaan sumberdaya rendah, misalnya makanan, tempat aman, dan sebagainya. Sebagai contoh ialah sumber makanan vertebrata pemakan dagng kurang melimpah sebagai bermakna pda makanan makluk mangsa; baik burung pemangsa maupun mamalia pemangsa jelas lebih langka dari pada populasi yang mereka mangsa. • Suatu spesies dapat langka sebab keragaman genetic di antara anggotanya membatasi dan menjadikan sempitnya kisaran daerah yang dapat dihuninya. • Suatu spesies dapat langkah sebab plastisitas fenotipik individu didalamnya membatasi kisaran daerah yang dapat dihuninya. • Suatu spesies dapat menjadi langka sebab competitor, pemangsa, parasit atau manusia kolektor menyebabkan populasi spesies itu di bawah aras yang dapat di buat oleh sumberdaya dalam daerah yang dapat dihuni. Makin langka suatu spesies makain mahal di hargai oleh manusia kolektor dan tahu-tahu spesies itu sudah punah oleh kolektor. • Suatu spesies dapat langka sebab keragaman genetic di antara anggotanya membatasi dan menjadikan sempitnya kisaran daerah yang dapat dihuninya. • Suatu spesies dapat langkah sebab plastisitas fenotipik individu didalamnya membatasi kisaran daerah yang dapat dihuninya. • Suatu spesies dapat menjadi langka sebab competitor, pemangsa, parasit atau manusia kolektor menyebabkan populasi spesies itu di bawah aras yang dapat di buat oleh sumberdaya dalam daerah yang dapat dihuni. Makin langka suatu spesies makain mahal di hargai oleh manusia kolektor dan tahu-tahu spesies itu sudah punah oleh kolektor.
• Table no. 5.4.1. suatu lasifikasi tipe kebiasaan dan kelangkaan makluk. [disederhanakan dari Rabinowits, 1981 dalam Begon dkk 1990] • Perubahan dalam kelimpahan dan kelangkaan spesies dengan mudahnya menjadi hal penting, terutama bilamana pertambahan kelimpahan suatu spesies mengancam berubah menjadi pengganggu (digolongkan sebagai penggangu) atau bilamana pengurangan akan menjadi kepunahan akan menjadi perhatian para konservationis. Isikanlah lebih lanjut ke dalam table no. 5.4.1. nama hewan yang ada di Indonesia yang dalam ancaman kepunahan atau dalam keadaan di sebut langka. • Tampak didalam table tersebut bahwa didalam delapan tipe kebiasaan dan kelangkaan hanya satu tipe yang tidak dapat di sebut langka ialah spesies yang kisaran geografik besar, kekhususan habitat lebar, dan populasi local besar. • Semoga ekologi tidak hanya akan mengembangkan tingkatan pemahaman bagaimanakah di tentukan kelimpahan dan kelangkaan makhluk tumbuhan dan hewan ditentukan, akan tetapi juga bagaimanakah kelimpahan dan kelangkaan makhluk tertentu di kendalaikan. STRUKTUR POPULASI
• Perlu lebih dahulu di perkenalkan istilah
agihan pancaran dan sebaran. Individu dalam suatu populasi mungkin diagihkan menurut tiga pola yang luas ialah: (1) Secara acak (2) Seragam, dan (3) Berkelompok (tidak teratur dan tidak teracak). • Agihan acak secara nisbi jarang terdapat didalam. Hanya terdapat di lingkungan yang sangat seragam dan tidak ada ecenderungan berkelompok. • Agihan seragam mungkin terjadi pada keadaan yang menunjukan adanya persaingan antara individu sangat hebat atau antagonism yang positif yang memungkinkan penjarakan yang sama. • Pengelompokan yang berbeda dalam berbagai derajad adalah yang paling biasa terdapat di alam, malah boleh di sebut bahwa individu di alam hampir selalu berkelompok. • Tetapi jika individu-individu suatu populasi itu cenderung membentuk kelompok yang besarnya tertentu, misalnya hewan berpasangan atau klon vegetatif pada tumbuhan, agihan kelompok dapat mendekati acak sifatnya. • Sesungguhnya terdapat di alam agihan yang bertipe : (1) Acak (2) seragam (3) berkelompok secara acak (4) berkelompok secara seragam (5) bergerombol secara kelompok • Menurut pengalaman di ketahui bahwa populasi yang bersifat berkelompok memerlukan teknik pencuplikan yang di rencanakan dengan skema dan memerlukan cuplikan ukuran besar. • Cuplikan yang kecil yang di ambil dari populasi bersifat berkelompok menghasilkan angka terlalu tinggi atau terlalu rendah bila telah dikalikan untuk memperoleh populasi secara keseluruhan. • Penentuan tipe agihan, serta penentuan derajat pengelompokan (jika ada), dan penentuan ukuran besarnya serta parmanen atau tidaknya kelompok adalah penting jika pemahaman sesungguhnya mengenai sifat populasi hendak diperoleh, dan terutama jika kerapatan akan diukur secara benar. • Metode pencuplikan dan analisis dan analisis statistik yang tepat untuk agihan acak atau agihan seragam, mungkin sama sekali tidak tepat diterapkan pada agihan yang berkelompok. • Pengelompokan (=”clumping”) pada populasi merupakan • Tanggap terhadap perbedaan-perbedaan habitat setempat • Tanggapan terhadap perubahan cuaca harian dan musiman • Akibat peristiwa reproduktif atau • Akibat ketertarikan social dalam hewan tingkat tinggi. • Oleh karena itu derajad pengelompokkan pada populasi spesies tertentu tergantung pada sifat habitat spesifik (apakah seragam ataukah bersifat diskontinyu),pada cuaca dan pada factor fisiknya lainnya,pada tipe pola reproduktif yang kararkteristik pada fisik spesies tersebut,dan derajat sosialitas. • Pengelompokkan mungkin mandapat persaingan di antar individu mengenai pakan atau ruang,tetapi hal ini akan diimbangi oleh bertambahnya kelangsungan hidup kelompok • Derajat pengelompokkan, dan juga kerapatan secara keseluruhan,yang berkenaan dengan pertumbuhan yang optimum dan kelangsugan-hidupan populasi ,berbeda menurut kondisi ;dengan demikan maka kurangnya pengelompokkan dan berdesakan secara berlebihan merupakan pembatasan terhadap populasi.Inilah yang dikenal sebagai Prinsip Allee. • Kekuatan yang menimbulkan isolasi atau jarak antara individu,antara pasangan makhluk,atau antara kelompok kecil dalam populasi, barangkali tidak seperti kekuatan yang menimbulkan isolasi itu juga sangat penting,terutama isolasi diddalam rangka penaturan populasi,sebagai misalnya isolasi yang intraspesifik atau isolasi yang interspesifik atau kedua-duanya. • Isolasi biasanya sebagai akibat: • Persaingan antar individu berebut sumber daya yang ketersedianya sedikit. • Antagonisme langsung. • Dalam kedua hal tersebut akan berakibat jadi adanya agihan acak atau seragam sebab tetangga yang berdekatan akan di musnakan atau di usir. • Individu-individu,pasangan-pasangan,atau kelompik familia vertebrata dan avertebrata tingkat tinggi,biasanya membatasi aktifitas makhluk hewan dalam daerah tertentu yang di kenal • sebagai kisaran tempat tinggal atau di sebut daerah jelajah. Jika daerah semacam ini di pertahankan secara aktif,maka daerah ytersebut di namai suatu territorium. Territorialitas tampak lebih menonjol pada makhluk vertebrata dan arthropoda tertentu yang memiliki pola kelakuan reproduktif yang majemuk meliputi pembngunan sarang,meletakan telur,perhatian dan perlindungan terhadap anaknya yang masih muda • Territorialitas mungkin dapat di artikan sebagai suatu mekanisme yang manapun yang aktif menimbulkan jarak antara suatu individu dengan individu yang lain atau antara suatu kelompok dengan kelompok yang lainya. Jadi territorialitas terdapat pada mikroorganisme,tumbuhan dan pada hewan. • Pada hewan yang tinggi mekanisme pengisolasian ini rupanya bersifat karena prilaku(atau di sebut juga dengan behavioral),sedangkan pada hewan bertingkat rendah dan tumbuhan bersifat kimiawi yaitu pelaksaanya dengan bahan anti biotic atau alelopatik • Dapat di ringkaskan bahwa isolasi macam ini dapat mengurangi kompetisi,menghemat energi pada saat rawan,mencegah berdesakan secara berlebihan,mencegah habisnya persedian makanan pada hewan,atau zat hara,air dan cahaya pada tumbuhan. Dengan kata territoralitas cendrung mengatur populasi agar tetap di bawah arah kejenuhan. Dalam hal ini territorialitas ialah suatu fenomenon ekologik umum yang tidak terbatas hanya pada suatu kelompok taxonomic misalnya kelompok burung saja(yang kebetulan banyak di kaji mengenai territorialitas pada burung). PIRAMID EKOLOGI • Dalam menguraikan struktur trofik Odum(1971) dan juga Odum (1983a) menjelaskan konsep piramid ekologi,yang sesungguhnya merupakan perwujutan secara grafik struktur trofik dan fungsi trofik. Komunitas memiliki struktur trofik,ialah interanksi antara fenomena rante makanan (kehilangan energy pada tiap-tiap transfer) dan hubungan antara ukuran tubuh dengan metabolisme. • Struktur ini sering kali merupakan karakteristk suatu ekosistim tipe tertentu(misalnya danau,hutan terumbuh karang,padang rumput dsb). Struktur trofik dapat di ukur dan di deskripsikan melalui standing crop per satuan area per satuan waktu pada urutan aras trofik berurutan. • Piramid ekologi terdiri atas dasar piramid yaitu makhluk produsen dan deretan bertingkat di atasnya yang akan berakhir sebagai apek atau puncak piramid. • Piramid ekologi mungkin dapat di bedakan menjadi 3 tipe umum ialah: • Piramid cacah,yang menggambarkan cacah individu dalam struktur trofik • Piramid biomassa,yang di dasarkan pada bobot kering secara keseluruhan,nilai kalori secara keseluruhan,atau ukuran lain yang menggambarkan keseluruhan jumlah bahan hidup • Piramid energi,yang mempertunjukan laju arus energi dan/atau”produktivitas” pada aras trofik yang berurutan. • Piramid cacah serta piramid biomassa mungkin dapat terbalik (atau sebagian terbalik),dasar piramid lebih kecil dari deretan bertingkat diatasnya jika ukuran tubuh makhluk produsen lebih kecil dari ukuran tubuh makhluk konsumen. • Sedangkan piramid energi selalu harus memiiki bentuk piramid sejati dengan dasar lebih besar dan makin kepuncak makin kecil,dan semua sumber energi dalam sistem dilibatkan. • Colinvaux (1973) menyitir Elton dalam menjelaskan tentang konsep rantai makanan dengan mealui prinsip ukuran besarnya makanan,selanjutnya melalui konsep arus energy yang ada pada tiap-tiap aras trofik untuk kebih lanjut menjelaskan konsep piramid ekologi. Kebanyakan kali tidak dapat dibuat petah uang menggambarkan agihan hewan dalam komunitas,tetapi di mungkinkan pemetaan vegetasi dalam kominitas itu. • Mengapa makhluk hewan sebagai kelompok individu yang di hubungkan oleh kepentingan bersama mengenai makanan,dan dengan memandang bagaimanakah makhluk hewan secara bersama-sama mempergunakan makanan yang dapat di peroleh. • Miller (1982) menggambarkan piramide cacah dengan contoh di suatu perairan misalnya terdapat sebanyak satu juta fitoplankton sebagai makhluk produsen(sebagai dasar piramid cacah) yang mungkin dapat mendukung kehidupan zooplankton sebesar 10.000 ekor sebagai konsumen primer(deretan bertingkat setingkat lebih tinggi dalam urutan piramid cacah tersebut di atas). • Berbagai jenis zooplankton dengan cacah individu sebanyak itu mungkin dapat mendukung kehidupan makhluk konsumen sekunder yang berujud ikan pemakan zooplankton sebanyak 100,yang pada giliranya akan di makan oleh manusia atau makhluk lainya sebagai konsumen tersier. • Piramid biomassa di uraikan dengan penjelasan bahwa dalam memahami konsep piramid biomassa ini terlibat pengukuran biomassa atau keseluruhan bobot kering semua makhluk hidup yang dapat di dukung oleh tiap-tiap aras trofik di dalam rantai makanan. • Biomassasecara normal berkurang pada setiap aras trofik berurutan.Misalnya ada sebidang lading rumput yang mampu menghasilkan 1000 kg rumput kering.dan misalnya dapat di pergunakan untuk menghasilkan 100 kg dagingsapi, yang selanjutnya akan dapat di pergunakan untuk menambah 10 kg berat tubuh seseorang manusia.Tetapi di beberapa ekosistem mungkin produsen yang kecil dapatt umbuh dengan sangat cepat (misalnya algae di dalam ekosistem akuatik). Piramid biomassa mungkin terbalik. Dalam hal itu biomassa makluk produsen, sebab algae di makan secepat algae itu reproduksi. • Dua prinsip penting yang muncul dari konsep rantai makanan ialah : • Pertama:Semua kehidupan dan semua bentuk makanan berawal dari sinar matahari dan tumbuhan hijau. • Kedua: makin pendek sebuah rantai makanan, makin sedikit kehilangan energi yang dapat di gunakan.