Disusun Oleh :
Nama Kelompok : Kelompok 1B
NPM : 1. Iis Kiki Wiliyani (A1M019002)
2. Dena Aprilia (A1M019006)
3. Friska Intan Wulandari (A1M019020)
4. Indra Kurniawan (A1M019033)
5. Veni Oktaviani (A1M019038)
Hari, tanggal : Jum’at, 26 November 2021
Dosen Pengampu : Dra. Yunita, M.Si
Asisten Dosen : 1. Anggun Diyan Nurhasanah (A1D018009)
2. Khofifah Dwi Utami (A1D018010)
3. Anggie Yovita Maharani (A1D018022)
4. Lia Shafira (A1D018042)
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
PENDAHULUAN
Lalat buah dan atrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular,suatu seri segmen yang
teratur. Segmen ini menusun tiga bagian tubuhutama. Seperti hewan semetris bilateral
lainnya, Drosophila inimempunyai poros anterior dan posterior dan poros dorsopentral.Orang
yang pertama yang menggunakan lalat buah sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas
Hunt Margon (1990) yang berhasilmenemukan penemuan patuan seks. Spesies lalat buah,
2. Pipet tetes
3. Jarum pentul
4. Mikroskop
6. HCl 1 N
E.Cara Kerja
1. Dua tetes NaCl diletakkan di kaca objek
2. Larva diletakkan diatas Nacl
3. Kepala dan badan larva dipisahkan dengan 2 jarurm pentul (yang diambil bagian
kepalanya)
4. Di kaca objek, minyak ditempelkan di tepi hidung kemudian ditetesi dengan asam
asetat, kemudian asam asetatnya dihisap
5. Bagian kepala larva diletakkan diatas asam asetat, dan didiamkan selama 1 menit
6. Satu tetea HCl diteteskan, didiamkan selama 1 menit, kemudian HCl nya dihisap
7. Satu-dua tetes aseto laktik orcein diteteskan dan didiamkan selama 50 menit,
kemudian larutan tersebut dihisap
8. Satu tetes poly vinil diteteskan, kaca objek ditutup, kemudian ditekan dan diamati di
mikroskop
HASIL
(Perbesaran 10 x 1.22) (Perbesaran 4 x 0.10)
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini digunakan kelenjar ludah droshopila yaitu lalat buah adapun
kegiatan nya yaitu yang pertama letakkan 1 tetes Nacl atas kaca objek kemudian letakkan
larva diatas Nacl, pisahkan kepala dari badan larva,dengan dua jarum bentul yang diambil
adalah bagian kepalanya, di kaca objek lain tempelkan minyak dari hidung kemudian tetes
dengan as setat, setelah itu diamkan 1 menit,kemudian teteskan lagi HCL diamkan 1 menit
setelah 1 menit di serap cairan nya menggunakan tisu kemudian teteskan 2 tetes asetat
kemudian tunggu selama 50 menit,kemudian hisap larutan dengan kapas langkah terakhir
teteskan 1 tetes polyvinyl tutup dengan kaca objek kemudian ditekan dan diamti di
mikroskop, maka akan terlihat kromosom raksasa nya
Siklus hidupnya larva, telur menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Larva berwarna
putih, memiliki segmen, bentuknya menyerupai cacing, mulut berwarna hitam dengan bentuk
kait sebagai pembuat lubang. Pada stadium ini aktifitas makan semakin meningkat dan
geraknya relatif cepat. Droshopilla sp pada tahap larva mengalami dua kali molting. Tahap
antara molting satu dengan selanjutnya disebut instar. Larva Droshopilla sp memiliki tiga
tahap instar yang disebut dengan larva instar-1, larva instar-2, dan larva instar-3 dengan waktu
perkembangan berturut-turut selama 24 jam, 24 jam dan 48 jam diikuti dengan perubahan
ukuran tubuh yang makin besar. Larva instar-1 melakukan aktivitas makan pada permukaan
medium dan pada larva instar-2 mulai bergerak ke dalam medium demikian pula pada larva
instar-3. Aktivitas makan ini berlanjut sampai mencapai tahap pre pupa. Sebelum mencapai
tahap ini larva instar-3 akan merayap dari dasar botol medium ke daerah atas yang relatif
kering Selama tahap perkembangan larva, medium mengalami perubahan dalam komposisi
dan bentuk
Kromosom ialah struktur yang berada di dalam sel, berupa deret panjang molekul, terdiri
satu molekul DNA dan berbagai protein,kromosom berisi informasi genetic suatu
organisme,pada drosophila terjadi fase G1 termasuk dalam fase pertumbuhan,fase S
merupakan fase replikasi DNA dan fase G2 merupakan fase persiapan menuju fase
mitotic,fase G1,S,G2 dan fase Mitosis merupakan siklus sel normal
Pada tahap larva sel-sel droshopila tidka bertumbuh dengan mitosis melainkan dengan
pengandaan kromatin dan peningkatan ukuran sel, hanya beberapa bagian organ yang
melakukan mitosis yakni, imaginal disc, histoblast, dan gonad, pemilihan bagian kelenjar
ludah karena bagian ini lembut dan mudah dihancurkan serta mengandung sel yang lebar
dengan kromosom politen besar, pada kelenjar ludah larva drosophila derajat politen sebesar
1024-2048, dan pada kelenjar protoraks sebesar 64-512,menambahkan pertambahan
pertumbuhan, kromosom raksasa merupakan kromoso inerfase yang memiliki ukuran lebih
panjang (100 kali) dari pada kromosom metaphase sehingga dapat dilihat (pada fase interfase)
dimana pada kondisi tersebut semua kromosom lain tidak terlihat.
Jumlah pita pada kromosom raksasa dapat digolongkan menjadi 537 pita untuk kromosom
x, 1032 pita pada kromosom kedua, 1047 pita pada kromosom ketiga, dan 34 pita pada
kromosom keempat,sehingga total pita adalah 2650 untuk satu genome, pada beberapa
penelitian lain disebutkan bahwa jumlah pitanya adalah 3286
Makna pita terang dan pita gelab ditinjau dari struktur fungsinya menurut strukturnya,pita
gelap berisi DNA yang terpadatkan, dan pita terang tidak adalah bagian yang tidak
terkondensasi dan terlihat berwarna terang karena tidak mengalami pemadatan, ditinjau dari
fungsinya bagian pita gelap aktif dalam melakukan traskripsi, sementara bagian mengandung
gen-gen yang aktif dan hamper mengandung semua gen yang ditranskripsikan menjadi bagian
pita tentang yang aktif dalam melakukan replikasi
Pada drosophila kromosom raksasa atau kromosom polytene raksasa ditemukan pada
makhluk hidup yakni di larva beberapa lalat,protozoa dan tanaman sel telapak kaki lalat
dewasa serta inseta seperti collembolan dan jangrik
Fungsi dari kromosom raksasa yaitu mengandung banyak sekali salinan molekul DNA
telah direplikasi beberapa kali sehingga memberikan salinan tambahan DNA untuk transkripsi
sehingga banyak yang dihasilkan,kromosom politen sangat penting untuk proses
perkembangan seperti molting
Table perbedaan kromosom raksasa pada kelenjar ludah dengan kromosom tubuh lainnya
Drosophila memiiki kromosom politen untuk memenuhi kebutuhan sel pada larva yang
membutuhkan banyak protein, protein tersebut digunakan untuk melanjutkan pertumbuhan
drosophila menjadi larva dewasa, kromosom politen mengandung banyak sekali salinan
molekul DNA yang telah direplikasi beberapakali sehingga memberikan salinan tambahan
DNA untuk transkripsi dan produksi protein semakin banyak
Adapun faktor terjadinya kegagalan pada praktikum ini yaitu pemilihan larvanya salah
atau saat pemisahan kepada dari badan terlalu pendek atau kepanjangan dan kurang kuatnya
penekaa pada kaca objek penekanan yang baik akan membuka membrane sel dan mampu
melebarkan lengan-lengan kromosom, kesalahan teknis pada pewarnaan juga mungkin terjadi
sehingga berdampak pada preparat kromosom yang dihasilkan, beberapa kelompok pada saat
melakukan percobaan ini gagal menemukan kromosom raksasa, masalah utama kegagalan
terletak pada sulitnya pengambilan kelenjar ludah larva dalam keadaan yang baik dan kelenjar
ludah yang rusak akibat perlakuan yang salah, selian itu dapat disebabkan karena banyaknya
lemak tubuh dank arena banyaknya cairan ludah pada larva sehingga pencarian kromoso
menjadi sulit dilakukan.kemudian larutan yang digunakan adalah larutan fisiologis yang
berfungsi agar sel kelenjar tetap segar serta tidak rusak da nada juga larutan yang digunakan
sebagi pewarna.
Daftar Pustaka
Aziz,dkk.2019.Jurnal Teknosains.KROMOSOM TUMBUHAN SEBAGAI MARKA
GENETIK.
Vol 13 No2
Nurhidayah,dkk.2019. Biologi dan pembelajaran diera revolusi 4.0. Kendari: Uho Edupress
Suminar, dkk.2019. Jurnal Kultivasi. Hormon etilen dan auksin serta kaitannya dalam
Lampiran
Foto percobaan
No. Percobaan Gambar
3. Kepala dan
badan larva
dipisahkan
dengan 2 jarurm
pentul (yang
diambil bagian
kepalanya)
4. Di kaca objek,
minyak
ditempelkan di
tepi hidung
kemudian
ditetesi dengan
asam asetat,
kemudian asam
asetatnya
dihisap
5. Bagian kepala
larva diletakkan
diatas asam
asetat, dan
didiamkan
selama 1 menit
7. Satu-dua tetes
aseto laktik
orcein
diteteskan dan
didiamkan
selama 50
menit,
kemudian
larutan tersebut
dihisap
9. Hasil