Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

“SEDIAAN KROMOSOM KELENJAR LUDAH”

Disusun Oleh :
Nama Kelompok : Kelompok 1B
NPM : 1. Iis Kiki Wiliyani (A1M019002)
2. Dena Aprilia (A1M019006)
3. Friska Intan Wulandari (A1M019020)
4. Indra Kurniawan (A1M019033)
5. Veni Oktaviani (A1M019038)
Hari, tanggal : Jum’at, 26 November 2021
Dosen Pengampu : Dra. Yunita, M.Si
Asisten Dosen : 1. Anggun Diyan Nurhasanah (A1D018009)
2. Khofifah Dwi Utami (A1D018010)
3. Anggie Yovita Maharani (A1D018022)
4. Lia Shafira (A1D018042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2021
PENDAHULUAN

Drosophila melanogaster adalah serangga bersayap yang masuk keordo dipetera.


Drosophila ini merupakan jenis serangga yang satu ordodengan drosophila ananase. Spesies
ini umumnya diketahui sebagai lalat buah umum dan merupakan organisme yang paling
banyak digunakan dalam penelitian genetika.Drosophila monogaster merupakan jenis lalat
buah, dimasukkan dalam filum atropoda kelas insekta bangsa dipteral.Jenis
Drosophilamonagaster di Indonesia terdapat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 129 jenis
dari suku drosophila. Drosophila monagaster yang sering ditemukandi Indonesia dan Asia
adalah Drosophila monagaster ananasae, kikawai,malerkotliana, replete, hypocousta dan
imigran.

Lalat buah dan atrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular,suatu seri segmen yang
teratur. Segmen ini menusun tiga bagian tubuhutama. Seperti hewan semetris bilateral
lainnya, Drosophila inimempunyai poros anterior dan posterior dan poros dorsopentral.Orang
yang pertama yang menggunakan lalat buah sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas
Hunt Margon (1990) yang berhasilmenemukan penemuan patuan seks. Spesies lalat buah,

Drosophila melanogaster,sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang


merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Lalat buah adalah serangga yang mudah
berkembang biak. Dari satu perkawinan saja dapatdihasilkan ratusan keturunan, dan generasi
yang baru dapat dikembangbiakkan setiap dua minggu. Karakteristik ini menjadikan lalat
buah menjadi organisme yang cocok sekali untuk kajian-kajian genetika.

Tujuan dan Manfaat


1. Mahasiswa terampil membuat sediaan kromosom kelenjar ludah Drosophila

2. Mahasiswa dapat memanfaatkan sediaan kromosom kelenjar ludah Drosophila sebagai


sumber belajar.
TINJAUAN PUSTAKA
Kromatin adalah penyusun kromosom yang terdiri dari kompleks DNA yang
berasosiasi dengan protein histon. Kromatin berbentuk panjang, tipis, dan terurai sehingga
tidak terlihat di bawah mikroskop cahaya. Kromosom adalah struktur pembawa materi
genetik yang tersusun atas kromatin yang memendek dan menebal . Kromosom terkondensasi
disuatu bagian dan tidak terkondensasi di bagian lainnya. Bagian yang terkondensasi memiliki
banyak salinan sekuen DNA, namun karena berada dalam kondisi terpadatkan, salinan sekuen
DNA ini tidak ikut bertanggung jawab untuk mengekspresikan informasi genetik, bagian ini
disebut dengan heterokromatin. Heterokromatin tidak mengandung gen-gen yang aktif
sehingga tidak melakukan transkripsi. Bagian yang tidak terkondensasi dan berwarna terang
akibat tidak mengalami pemadatan disebut dengan eukromatin. Eukromatin mengandung gen-
gen yang aktif dan hampir mengandung semua gen yang ditranskripsi, sehingga bagian
tersebut menjadi bagian yang aktif melakukan replikasi. Kromosom secara umum terdiri dari
dua bagian utama yaitu sentromer dan lengan kromosom. Sentromer merupakan bagian yang
berfungsi untuk menghubungkan lengan-lengan kromosom.(Aziz,dkk,2019:56)
Berdasarkan letak sentromer, kromosom dibedakan menjadi empat macam, yaitu
metasentris, submetasentris, akrosentris, dan telosentris. Metasentris adalah kromosom
dengan posisi sentromer tepat ditengah-tengah, sehingga dua lengan terlihat sama panjang.
Submetasentris adalah kromosom yang letak sentromernya sedikit menjauhi salah satu lengan
kromosom. Akrosentris adalah kromosom yang letak sentromernya berada pada bagian
subterminal (di dekat ujung kromosom), sehingga salah satu lengan kromosom terlihat sangat
pendek sedangkan lengan yang lain sangat panjang. Telosentris adalah kromosom dengan
posisi sentromer pada ujung kromosom, sehingga kromosom hanya terdiri dari satu lengan.
Tersebut terdiri dari tiga pasang kromosom autosom dan satu pasang kromosom
gonosom (kromosom seks). Kromosom politen adalah kromosom raksasa yang ukurannya
mencapai 100 kali kromosom biasa pada tubuh Drosophila melanogaster atau sekitar 200-600
mikron. Panjang kromosom politen bisa mencapai 2000 mikron, karena ukurannya yang besar
kromosom politen dapat langsung diamati di bawah mikroskop cahaya . Kromosom politen
merupakan hasil dari proses endomitosis dan endoreduplikasi. Endomitosis merupakan
replikasi yang menghasilkan banyak kromosom yang bergabung, tidak terpisah satu sama
lain. Endoreduplikasi merupakan suatu keadaan duplikasi kromosom terus menerus tanpa
disertai pembelahan sel pada fase mitotic.(Lubis,dkk,2019:108)
Siklus sel normal berlangsung melalui fase G1, S, G2, dan fase mitosis. Fase G1
merupakan fase pertumbuhan. Fase S merupakan fase replikasi DNA. Fase G2 merupakan
fase persiapan menuju fase mitotic (Campbell dkk. 2010: 247). Terjadi pengecualian pada
siklus sel kromosom politen yaitu fase mitotic tidak dilalui setelah fase S, sehingga
menyebabkan terjadinya replikasi DNA secara terus menerus. Hal tersebut menyebabkan
penggandaan rantai untai kromosom homolog yang saling bersinapsis dan membentuk
kromosom politen dengan ukuran yang sangat besar disertai lengan kromosom yang banyak.
Kromosom politen memiliki lima lengan panjang dan satu lengan pendek. Lengan
tersebut terdiri atas lengan terpanjang yaitu kromosom X, sepasang lengan 2, sepasang lengan
3, dan satu lengan 4. Lengan 2 diberi notasi 2R (right arm) dan 2L (left arm). Lengan 3 diberi
notasi 3R (right arm) dan 3L (left arm). Kromosom X, 2R, 2L, 3R, dan 3L mengalami
duplikasi sebanyak 20 kali. Kromosom 4 sulit dibedakan karena ukurannya sangat kecil.
Kromonemata merupakan untaian DNA dengan RNA korespondennya serta protein
histon. Kromosenter adalah tempat bersatunya lima lengan panjang. Bagian yang terlihat
menggembung dan tidak menggulung adalah daerah yang aktif melakukan transkripsi disebut
dengan puff. Band merupakan bagian yang disebut pita gelap, mengandung heterokromatin,
sedikit mengandung gen, dan tidak aktif melakukan transkripsi. Interband merupakan bagian
yang disebut pita terang, mengandung eukromatin, banyak mengandung gen, dan aktif
melakukan transkripsi.(Margareta,dkk,2017:36)
Proventrikulus, tubulus malphigi, dan rektum. Tumbuhan tertentu juga memiliki
kromosom politen, seperti Pisum sativum. Beberapa lalat dewasa juga memiliki kromosom
politen pada sel-sel di telapak kakinya. Dua kelompok serangga seperti Collembola dan
jangkrik memiliki sel yang mengandung kromosom dengan ukuran besar seperti kromosom
politen. Kromosom dengan penampilan serupa juga terjadi pada tahap pengembangan
makronukleus protozoa dan di embrio tangkai pada tanaman berbunga. Banyak sekali salinan
molekul DNA yang telah direplikasi beberapa kali sehingga memberikan salinan tambahan
DNA untuk transkripsi dan produksi protein semakin banyak.
Kromosom politen digunakan sebagai model dalam berbagai penelitian kromosom.
Kromosom politen juga dapat diaplikasikan untuk mengidentifikasi perubahan struktur
kromosom, mengetahui perbedaan evolusi antar spesies, mengetahui peristiwa transkripsi
akibat adanya ekspresi gen, dan mengetahui perubahan lingkungan terhadap kromosom.
Drosophila melanogaster
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : iptera
Famili : rosophilidae
Genus : rosophila
Spesies : Drosophila melanogaster
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah, dimasukkan dalam filum
antropoda kelas insekta diptera, anak bangsa cyclophorha (pengelompokan lalat yang pupanya
terdapat kulit instar 3, mempunyai jaws hooks), seri acaliptra (imago menetas dengan keluar
dari bagian anterior pupa), suku drosophilidae, jenis drosophila melanogeser di Indonesia
terdapat sekitar 600 jenis, pulau jawa sekitar 120 jenis dari suku drosophilidae. Drosophila
melanogester yang sering ditemukan di Indonesia adalah drosophila melannoogaster
ananasae, kikawai, malerkotliana, repleta, hypocausta, imigran dll.(Nurhidayah,dkk,2019:11)
Lalat buah antrophoda lainya mempunyai konstruksi modular, suatu sri segmen yang
teratur. Segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama. Yaitu: kepala, thoraks, dan abdomen.
Seperti hewan simetris bilateral lainnya, drosophila ini mempunyai poros anterior dan
posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada drosophila,
determinan sitoplasmik yang udah ada di dalam telur memberikan informasi posisional untuk
penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi, setelah fertilisasi, informasi dengan
benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.
(Nursantari,dkk,2015:78)
Drosophila melanogaster sebagai salah satu serangga yang memiliki peranan yang
sangat penting dalam perkembangan ilmu genetika serta dijadikan model organisme diploid di
laboratorium karena ukuran kecil, mempunyai siklus hidup pendek, jumlah keturunan yang
dihasilkan sangat banyak, murah biaya serta perawatannya. Adapun ciri-ciri dari lalat buah ini
yaitu memiliki tubuh bewarna kuning atau coklat, dan memiliki mata yang bewarna merah.
Lalat buah ini merupakan hewan yang habitatnya kosmopolitan, artinya bisa hidup dimana
saja sesuai dengan habitatnya.Drosophila melanogaster siklus hidup terpendek lalat buah
berlangsung selama 7 hari yaitu pada suhu 28 °C. Pada suhu 30 °C (panas) umur lalat yaitu 11
hari. Dibawah kondisi suhu 25 °C perkembangannya 8,5 hari, dibawah 18 °C perkembangan
lalat memakan waktu 19 hari, dan dibawah 12 °C mencapai 50 hari. Metamorphosis lalat buah
tergantung pada faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan faktor makanan yang
tersedia. Drosophilla adalah genus dari lalat yang berukuran kecil dan ditemukan pada buah-
buahan. Siklus kehidupan Drosophilla melanogaster terdiri dari 4 tahapan yaitu telur, larva,
pupa dan dewasa. Pada salah satu fasa kehidupanya yaitu pada fasa larva instar ke-3, larva
lalat pada fasa ini berwarna bening, berukuran cukup besar (0,5-1cm) dan telah memiliki
organ tubuh yang lengkap.(Suminar,dkk,2019:152)
Kromosom politen adalah kromosm berukuran besar (raksasa) yang umum dimiliki
oleh serangga bersayap dua (dipteran) seperti genus Drosophilla sp. Pada mulanya kromosom
politen merupakan kromosom normal akan tetapi mengalami pembelahan DNA (pada fase S)
tanpa diimbangi pembelahan sentromer dan pembelahan sel (fase M) sehingga DNA pada
kromosom tersebut menjadi melimpah dan terlihat berukuran lebih besar akibat terbentuknya
puff. Kromosom Politen pada umumnya ditemukan pada fasa larva serangga karena
kromosom yang terbentuk akibat replikasi berulang DNA ini dapat mendukung pertumbuhan
larva agar menjadi lebih cepat. Kecepatan pertumbuhan ini merupakan akibat dari
melimpahnya jumlah salinan gen dalam sel sehingga kecepatan kerja enzim menjadi
meningkat.
Drosophila melanogaster merupakan objek yang sering digunakan dalam penelitian
Genetika karena mudah dikembangbiakkan dan juga mudah didapatkan di alam bebas.
Drosophila melanogaster biasanya ditemukan pada buah-buahan yang sudah ranum. Hal ini
dikarenakan makanan lalat buah adalah jamur yang tumbuh pada buah. Biasanya dalam
melakukan pengamatan tentang Drosophila melanogaster dibuat sebuah medium untuk
pemeliharaan Drosophila tersebut. Sehingga memudahkan melakukan pengamatan tentang
lalat buah khususnya mengenai siklus lalat buah. Karena tanpa suatu medium, setiap fase pada
siklus hidup Drosophila melanogaster sulit diamati. Siklus hidup Drosophila melanogaster
relatif singkat. Hanya sekitar 2 minggu. Siklus hidupnya dimulai dari telur, satu hari
kemudian menjadi larva dan pada tahap larva mengalami empat kali pergantian kulit (instar),
tiga hari kemudian larva akan menjadi pupa. Setelah delapan hingga sebelas hari, pupa akan
berubah menjadi imago. Imago inilah yang disebut lalat buah dewasa. Beberapa waktu
kemudian imago akan bertelur kembali. Siklus hidup Drosophila melanogaster disebut
metamorposis sempurna. Berdasarkan uraian di atas maka diadakan sebuah percobaan untuk
mengamati siklus hidup Drosophila melanogaster. Mengamati setiap fase hidup Drosophila
melanogaster lebih mendetail. Serta perbedaan antara Drosophila melanogaster jantan dan
betina.
Drosophila melanogaster adalah jenis serangga bersayap yang masuk ke dalam ordo
Diptera, (bangsa lalat). Spesies ini umumnya dikenal sebagai lalat buah dalam pustaka-
pustaka biologi eksperimental (walaupun banyak jenis lalat-lalat buah lainnya) dan
merupakan organisme model yang paling banyak digunakan dalam penelitian genetika,
fisiologi, dan evolusi sejarah kehidupan. Drosophila melanogaster populer karena sangat
mudah berbiak (hanya memerlukan waktu dua minggu untuk menyelesaikan seluruh daur
kehidupannya), mudah pemeliharaannya, serta memiliki banyak variasi fenotipe yang relatif
mudah diamati. Lalat buah mempunyai empat stadium metamorfosis, yaitu telur, larva, pupa,
dan imago.
Perbedaan Drosophila melanogaster Jantan dan betina. Ukuran tubuh lebih kecil
ukuran tubuh lebih besar sayap lebih pendek sayap lebih panjang ujung abdomen lebih tumpul
dan berwarna lebih hitam ujung abdomen runcing dan berwarna lebih coklat mempunyai sisir
kelamin pada kaki belakang tidak mempunyai sisir kelamin Drosophila melanogaster dewasa
memiliki kapasitas reproduksi yang besar. Seekor Drosophila melanogaster betina dapat
menghasilkan ±3000 keturunan dan seekor Drosophila melanogaster jantan dapat menjadi
parental dari ±10000 keturunan. Drosophila melanogaster betina mempunyai organ
penyimpan sperma yang memungkinkan Drosophila melanogaster betina menghasilkan
beberapa ratus telur setelah sekali perkawinan. Siklus hidup Drosophila melanogaster seperti
kupu-kupu dan banyak insekta lainnya, Drosophila melanogaster mengalami metamorfosis
sempurna, yang berarti siklus hidupnya terdiri dari fase telur, larva, pupa, dan imago atau
Drosophila melanogaster dewasa. Tahapan larva masih dibagi lagi menjadi larvar instar 1,
larva instar 2, dan larva instar 3. Setelah menetas larva akan mengalami 3 tahapan yaitu, larva
instar 1, larva instar 2, dan larva instar 3. Larva instar 1 muncul setelah telur menetas,
selanjutnya larva instar 1 akan berubah menjadi larva instar 2 sehari kemudian, dan setelah 2
hari larva instar 2 berkembang menjadi larva instar 3. Larva akan terus makan hingga
ukurannya membesar. Kecepatan makan dan geraknya akan bertambah seiring dengan
perkembangan larva. Selama makan, larva akan membuat saluran-saluran pada medium.
Aktivitas membuat saluran pada medium dapat dijadikan indikator apakah larva tumbuh dan
berkembang dengan baik. Larva makan dengan mulut yang terdapat pada bagian ventral
segmen kepala dan bernapas menggunakan spirakel anterior. Pada tahap akhir larva, larva
instar 3 akan mencapai panjang 4,5 mm. Tubuh larva terdiri dari 12 segmen: 1 segmen kepala,
3 segmen thorax, dan 8 segmen abdomen. Karena tubuhnya yang transparan beberapa organ
dalam larva dapat dilihat. Lemak tubuh larva, usus yang terpilin, gonad (organ seks) dan
tabung Malpighian kuning merupakan organ-organ yang dapat dilihat. Gonad pada
Drosophila melanogaster jantan lebih besar dari pada gonad pada Drosophila melanogaster
betina, sehingga kelamin larva Drosophila melanogaster dapat dikenali.
Drosophila memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di
tubuh bagian belakang. Betina memiliki ukuran panjang sekitar 2,5 dan yang jantan lebih
kecil di bandingkan dengan yang betina, pada bagian jantan bagian tubuh belakang lebih
gelap. Dan untuk lalat buah yang liar memiliki mata berwarna merah.
Alasan menggunakan lalat buah adalah karena lalat buah memiliki paanjang hanya
beberapa milimeter, lalat buah Drosophila melanogaster tampak seperti makhluk kecil yang
biasa-biasa saja. Namun ia telah menjadi salah satu kuda pekerja dalam penelitian bidang
genetika. Seperti kacang ercis, lalat buah menghasilkan banyak keturunan mereka
berkembang biak dengan cepat. Telur lalat buah berkembang menjadi lalat dewasa yang dapat
bertelur dalam waktu kira-kira dua minggu. Kaarena itu, dalam setahun kita dapat
mempelajari lebih dari 20 generasi lalat yang berurutan. Selain itu, lalat buah memiliki
kromosom yang berukuran sangat besar di kelenjar ludahnya dan mereka hanya punya empat
pasang kromosom, sehingga pewarisannya lebih mudah dipelajari.
D.Alat dan Bahan

No Nama Alat dan Gambar


. Bahan
1. Kaca objek

2. Pipet tetes

3. Jarum pentul

4. Mikroskop

5. Larutan Nacl 0,9%

6. HCl 1 N

7. Asam Asetat 45%


8. Poly-vinil

9. Aseto Laktik Orcein

E.Cara Kerja
1. Dua tetes NaCl diletakkan di kaca objek
2. Larva diletakkan diatas Nacl
3. Kepala dan badan larva dipisahkan dengan 2 jarurm pentul (yang diambil bagian
kepalanya)
4. Di kaca objek, minyak ditempelkan di tepi hidung kemudian ditetesi dengan asam
asetat, kemudian asam asetatnya dihisap
5. Bagian kepala larva diletakkan diatas asam asetat, dan didiamkan selama 1 menit
6. Satu tetea HCl diteteskan, didiamkan selama 1 menit, kemudian HCl nya dihisap
7. Satu-dua tetes aseto laktik orcein diteteskan dan didiamkan selama 50 menit,
kemudian larutan tersebut dihisap
8. Satu tetes poly vinil diteteskan, kaca objek ditutup, kemudian ditekan dan diamati di
mikroskop

HASIL
(Perbesaran 10 x 1.22) (Perbesaran 4 x 0.10)

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini digunakan kelenjar ludah droshopila yaitu lalat buah adapun
kegiatan nya yaitu yang pertama letakkan 1 tetes Nacl atas kaca objek kemudian letakkan
larva diatas Nacl, pisahkan kepala dari badan larva,dengan dua jarum bentul yang diambil
adalah bagian kepalanya, di kaca objek lain tempelkan minyak dari hidung kemudian tetes
dengan as setat, setelah itu diamkan 1 menit,kemudian teteskan lagi HCL diamkan 1 menit
setelah 1 menit di serap cairan nya menggunakan tisu kemudian teteskan 2 tetes asetat
kemudian tunggu selama 50 menit,kemudian hisap larutan dengan kapas langkah terakhir
teteskan 1 tetes polyvinyl tutup dengan kaca objek kemudian ditekan dan diamti di
mikroskop, maka akan terlihat kromosom raksasa nya

Siklus hidupnya larva, telur menetas menjadi larva dalam waktu 24 jam. Larva berwarna
putih, memiliki segmen, bentuknya menyerupai cacing, mulut berwarna hitam dengan bentuk
kait sebagai pembuat lubang. Pada stadium ini aktifitas makan semakin meningkat dan
geraknya relatif cepat. Droshopilla sp pada tahap larva mengalami dua kali molting. Tahap
antara molting satu dengan selanjutnya disebut instar. Larva Droshopilla sp memiliki tiga
tahap instar yang disebut dengan larva instar-1, larva instar-2, dan larva instar-3 dengan waktu
perkembangan berturut-turut selama 24 jam, 24 jam dan 48 jam diikuti dengan perubahan
ukuran tubuh yang makin besar. Larva instar-1 melakukan aktivitas makan pada permukaan
medium dan pada larva instar-2 mulai bergerak ke dalam medium demikian pula pada larva
instar-3. Aktivitas makan ini berlanjut sampai mencapai tahap pre pupa. Sebelum mencapai
tahap ini larva instar-3 akan merayap dari dasar botol medium ke daerah atas yang relatif
kering Selama tahap perkembangan larva, medium mengalami perubahan dalam komposisi
dan bentuk

Kromosom ialah struktur yang berada di dalam sel, berupa deret panjang molekul, terdiri
satu molekul DNA dan berbagai protein,kromosom berisi informasi genetic suatu
organisme,pada drosophila terjadi fase G1 termasuk dalam fase pertumbuhan,fase S
merupakan fase replikasi DNA dan fase G2 merupakan fase persiapan menuju fase
mitotic,fase G1,S,G2 dan fase Mitosis merupakan siklus sel normal

Pada tahap larva sel-sel droshopila tidka bertumbuh dengan mitosis melainkan dengan
pengandaan kromatin dan peningkatan ukuran sel, hanya beberapa bagian organ yang
melakukan mitosis yakni, imaginal disc, histoblast, dan gonad, pemilihan bagian kelenjar
ludah karena bagian ini lembut dan mudah dihancurkan serta mengandung sel yang lebar
dengan kromosom politen besar, pada kelenjar ludah larva drosophila derajat politen sebesar
1024-2048, dan pada kelenjar protoraks sebesar 64-512,menambahkan pertambahan
pertumbuhan, kromosom raksasa merupakan kromoso inerfase yang memiliki ukuran lebih
panjang (100 kali) dari pada kromosom metaphase sehingga dapat dilihat (pada fase interfase)
dimana pada kondisi tersebut semua kromosom lain tidak terlihat.

Pembentukan kromosom raksasa karena terjadi replikasi kromosom berulang hingga 10


kali tanpa pembelahan sel (endomitosis) dan menghasilkan seikat kromosom yang pararel,
sebelum membentuk kromosom politen, sel Drosophila yang bersifat diploid (mengandung 2
set kromosom yang masing-masing tersusun atas 4 kromosom) saat bereplikasi 4 kromosom
tersebut saling menyatu atau agregasi membentuk satu kromosom politen dengan banyak
lengan melalui endoreplikasi, bagian tengah tempat kromosom beregregasi disebut
chemocenter, lengan kromosom raksasa terdiri atas satu kromosom x, sepasang lengan
2,sepasang lengan 3 dan satu lengan 4 lengan 2 diberi 2R(right arm) dan 2L (left arm) lengan
3 diberi notasi 3R (right arm0 dan 3L 9left arm). Kromosom x,2R,2L,3R DAN 3L mengalami
duplikasi sebanyak 20 kali, kromosom 4 sulit dibedakan karena ukuran nya sangat kecil

Jumlah pita pada kromosom raksasa dapat digolongkan menjadi 537 pita untuk kromosom
x, 1032 pita pada kromosom kedua, 1047 pita pada kromosom ketiga, dan 34 pita pada
kromosom keempat,sehingga total pita adalah 2650 untuk satu genome, pada beberapa
penelitian lain disebutkan bahwa jumlah pitanya adalah 3286

Penampakan kromosom raksasa kromosom raksasa berukuran besar,memiliki lengan


kromosom berjumlah 4 yang bentuknya linear dan berkumpul dalam cromocenter,pada tiap
lengan kromosom terlihat struktur garis-garis yang memiliki membentuk pita terang dan pita
gelap, selain itu, terdapat struktur yang tidak kompak dan melebar atau menggelembung yang
disebut dengan puff

Makna pita terang dan pita gelab ditinjau dari struktur fungsinya menurut strukturnya,pita
gelap berisi DNA yang terpadatkan, dan pita terang tidak adalah bagian yang tidak
terkondensasi dan terlihat berwarna terang karena tidak mengalami pemadatan, ditinjau dari
fungsinya bagian pita gelap aktif dalam melakukan traskripsi, sementara bagian mengandung
gen-gen yang aktif dan hamper mengandung semua gen yang ditranskripsikan menjadi bagian
pita tentang yang aktif dalam melakukan replikasi

Pada drosophila kromosom raksasa atau kromosom polytene raksasa ditemukan pada
makhluk hidup yakni di larva beberapa lalat,protozoa dan tanaman sel telapak kaki lalat
dewasa serta inseta seperti collembolan dan jangrik

Fungsi dari kromosom raksasa yaitu mengandung banyak sekali salinan molekul DNA
telah direplikasi beberapa kali sehingga memberikan salinan tambahan DNA untuk transkripsi
sehingga banyak yang dihasilkan,kromosom politen sangat penting untuk proses
perkembangan seperti molting

Table perbedaan kromosom raksasa pada kelenjar ludah dengan kromosom tubuh lainnya

Perbedaan Kromosom raksaa Kromosom biasa


Ukuran Bisa mencapai 2000 mikron Sekitar 200-600 mikron
Jumlah lengan 5 2
pembelahan Pada tahap s dari Hanya terjadi pada tahap
interfase,baik kromosom mitosis
maupun kromomer
membelah
Jumlah DNA Bisa 100x lebih banyak dari Lebih sedikit
kromosom biasa

Drosophila memiiki kromosom politen untuk memenuhi kebutuhan sel pada larva yang
membutuhkan banyak protein, protein tersebut digunakan untuk melanjutkan pertumbuhan
drosophila menjadi larva dewasa, kromosom politen mengandung banyak sekali salinan
molekul DNA yang telah direplikasi beberapakali sehingga memberikan salinan tambahan
DNA untuk transkripsi dan produksi protein semakin banyak
Adapun faktor terjadinya kegagalan pada praktikum ini yaitu pemilihan larvanya salah
atau saat pemisahan kepada dari badan terlalu pendek atau kepanjangan dan kurang kuatnya
penekaa pada kaca objek penekanan yang baik akan membuka membrane sel dan mampu
melebarkan lengan-lengan kromosom, kesalahan teknis pada pewarnaan juga mungkin terjadi
sehingga berdampak pada preparat kromosom yang dihasilkan, beberapa kelompok pada saat
melakukan percobaan ini gagal menemukan kromosom raksasa, masalah utama kegagalan
terletak pada sulitnya pengambilan kelenjar ludah larva dalam keadaan yang baik dan kelenjar
ludah yang rusak akibat perlakuan yang salah, selian itu dapat disebabkan karena banyaknya
lemak tubuh dank arena banyaknya cairan ludah pada larva sehingga pencarian kromoso
menjadi sulit dilakukan.kemudian larutan yang digunakan adalah larutan fisiologis yang
berfungsi agar sel kelenjar tetap segar serta tidak rusak da nada juga larutan yang digunakan
sebagi pewarna.

Daftar Pustaka
Aziz,dkk.2019.Jurnal Teknosains.KROMOSOM TUMBUHAN SEBAGAI MARKA
GENETIK.

Vol 13 No2

Lubis,dkk.2019.Choristoma kartilaginosa pada lidah: kasus langka. Vol 49 no 2

Margaretha,dkk.2017. GENETIKA. Jakarta: Erlangga

Nurhidayah,dkk.2019. Biologi dan pembelajaran diera revolusi 4.0. Kendari: Uho Edupress

Nusantari,dkk.2015. GENETIKA. Yogyakarta: CV Budi Utama

Suminar, dkk.2019. Jurnal Kultivasi. Hormon etilen dan auksin serta kaitannya dalam

pembentukan tomat tahan simpan dan tanpa biji . Vol 19 no 3.

Lampiran
Foto percobaan
No. Percobaan Gambar

1. Dua tetes NaCl


diletakkan di
kaca objek

2. Larva diletakkan diatas


Nacl

3. Kepala dan
badan larva
dipisahkan
dengan 2 jarurm
pentul (yang
diambil bagian
kepalanya)

4. Di kaca objek,
minyak
ditempelkan di
tepi hidung
kemudian
ditetesi dengan
asam asetat,
kemudian asam
asetatnya
dihisap

5. Bagian kepala
larva diletakkan
diatas asam
asetat, dan
didiamkan
selama 1 menit

6. Satu tetea HCl


diteteskan,
didiamkan
selama 1 menit,
kemudian HCl
nya dihisap

7. Satu-dua tetes
aseto laktik
orcein
diteteskan dan
didiamkan
selama 50
menit,
kemudian
larutan tersebut
dihisap

8. Satu tetes poly


vinil diteteskan,
kaca objek
ditutup,
kemudian
ditekan dan
diamati di
mikroskop

9. Hasil

Anda mungkin juga menyukai