Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

HISTOLOGI DAN EMBRIOLOGI HEWAN

PENGAMATAN TERHADAP PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM

OLEH

AGUS NURHUDA
NIM F1071151035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUIAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018
A. TUJUAN
1. Mengamati tahapan perkembangan embrio ayam pada berbagai umur
2. Menggambarkan dan memberi keterangan berdasarkan pengamatan

B. DASAR TEORI
Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal

dari perkembangan.Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual.

Embriologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tahapan-tahapan

perkembangan embrio ayam. ketika satu selsperma membuahi ovum, hasilnya

adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNAdari kedua

orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan

mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular.

Hasil dari proses ini disebut embrio.Pada hewan, perkembangan zigot

menjadi embrio terjadi melalui tahapan yang dikenal sebagai blastula,

gastrula, dan organogenesis (Farsennco, 1992).


Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio.

Proses ini merupakan tahapan perkembangan sel setelah mengalami

pembuahan atau fertilisasi. Embriogenesis meliputi pembelahan sel dan

pengaturan di tingkat sel. Sel pada embriogenesis disebut sebagai sel

embriogenik. Secara umum, sel embriogenik tumbuh dan berkembang

melalui beberapa fase, antara lain sel tunggal (yang telah dibuahi), blastomer,

blastula, gastrula, neurula dan embrio / janin (Campbell, 1987).


Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya. Selama

berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur

berupa kuning telur, albumen, dankerabang telur. Itulah sebabnya telur

unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat


seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat

khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar. (Tullet,1982).


Aves merupakan salah satu hewan amniota karena janinnya mempunyai

selaput embrional yang dinamakan amnion. Tipe telur aves adalah

telolecithal, tetapi karena detoplasmanya banyak sekali maka dinamakan

megalecithal. Bagian yang aktif pada pembelahan sel telur adalah keping

lembaganya (blastodisc). Pembelahan sudah dimulai sewaktu telur melalui

oviduk, di oviduk inilah telur mendapat albumen dan selaput-selaput lainnya.

Albumen kental yang berputar karena telur waktu melalui oviduk jalannya

berputar-putar sehingga albumennya turut berputar-putar, ini disebut sebagai

chalaza yang berfungsi untuk menjaga agar sel telur tetap terletak sentral di

dalam albumen dan keping lembaganya selalu menghadap ke atas. Cangkang

kapur didapat pada bagin posterior dari oviduk, dan rongga udara di antara

selaput cangkang telur mula-mula sempit sekali, tetapi selama pertumbuhan

embrio rongga tersebut makin bertambah besar (Mirzadeh, 2010).


Menurut Nalbandov (1990), telur ayam terdiri dari tiga lapisan, yaitu

bungkus telur primer, yaitu membrana vitelin yang dihasilkan oleh ooplasma.

Bungkus telur sekunder, yaitu bungkus telur yang disusun oleh ovarium yang

terdiri dari sel-sel folikel yang disebut korona radiata dan zona pelusida.

Bungkus telur tersier, yaitu bungkus telur yang dihasilkan dari sekresi

kelenjar-kelenjar pada dinding saluran genitalia betina (oviductus dan uterus).


Bagian dari kuning telur yaitu kantung chorion, dimana membran ekstra

embrio yang paling luar dan yang berbatasan dengan cangkang atau jaringan

induk, merupakan tempat pertukaran antara emrio dan lingkungan

disekitarnya adalah chorion atau serosa. Kantung allantois, dimana kantung


ini merupakan suatu kantung yang terbentuk sebagai hasil evaginasi bagian

ventral usus belakang pada tahap awal perkembangan. Fungsi kantung ini

sebagai tempat penampungan dan penyimpanan urine dan sebagai organ

pertukaran gas antara embrio dengan lingkungan luarnya. Lapisan penyusun

kantung allantois sama dengan kantung yolk, yaitu splanknopleura yang

terdiri atas endoderm di dalam dan mesoderm splank di luar. Kantung

amnion, kantung ini adalah suatu membran tipis yang berasal dari

somatoplura berbentuk suatu kantung yang menyelubungi embrio yang berisi

cairan. Dimana kantung ini berfungsi sebagai pelindung embrio terhadap

kekeringan, penawar goncangan, pengaturan suhu intrauterus, dan anti adhesi

(Adnan, 2010).
Berikut ini Perkembangan embrio dari hari ke hari menurut Affandi, dkk

(2007).
1. Hari Pertama
Asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal. Nampak ada

rongga segmentasi yang berada di bawah area pelucida, terdapat pada

cincin yang berwarna lebih gelap dari sekitarnya.

2. Hari kedua
Nampak jalur pertama pada pusat blastoderm. Diantara extraembrionic

annexis nampak membran vitelin yang memiliki peranan utama dalam

nutrisi embrio.
3. Hari ketiga
Embrio berada di sisi kiri, dikelilingi oleh sistem peredaran darah,

membram viteline menyebar di atas permukaan kuning telur. Kepala dan

badan dapat dibedakan, demikian juga otak. Nampak juga struktur jantung

yang mulai berdenyut.

4. Hari keempat
Perkembangan rongga amniotik, yang akan mengelilingi embrio, yang

berisi cairan amniotik, berfungsi untuk melindungi embrio dan

membolehkan embrio bergerak. Nampak gelembung alantois yang

berperan utama dalam penyerapan kalsium, pernapasan dan tempat

penyimpanan sisa-sisa.

5. Hari kelima
Peningkatan ukuran embrio, embrio membentuk huruf C, kepala bergerak

mendekati ekor. Terjadi perkembangan sayap.


6. Hari keenam
Membram vetiline terus berkembang dan mengelilingi lebih dari separuh

kuning telur. Fissura ada diantara jari kesatu, kedua dan ketiga dari

anggota badan bagian atas dan antara jari kedua dan ketiga anggota badan

bagian bawah. Jari kedua lebih panjang dari jari lain

7. Hari ketujuh
Cairan yang makin mengencer di bagian leher. Nampak jelas memisahkan

kepala dengan badannya. Terjadi pembentukan paruh. Otak nampak ada di

daerah kepala, yang lebih kecil ukurannya dibanding dengan embrio

8. Hari kedelapan
Membram vetillin menyelimuti (menutupi) hampir seluruh kuning telur.

Pigmentasi pada mata mulai nampak. Bagian paruh atas dan bawah mulai

terpisah, demikian juga dengan sayap dan kaki. Leher merenggang dan
otak telah berada di dalam rongga kepala. Terjadi pembukaan indra

pendengar bagian luar

9. Hari kesembilan
Kuku mulai nampak, mulai tumbuh folikel bulu pertama. Alantois mulai

berkembang dan meningkatnya pembuluh darah pada vitellus

10. Hari kesepuluh


Lubang hidung masih sempit. Terjadi pertumbuhan kelopak mata,

perluasan bagian distal anggota badan. Membran viteline mengelilingi

kuning telur dengan sempurna. Folikel bulu mulai menutup bagian bawah

anggota badan. Patuk paruh mulai nampak.

11. Hari kesebelas


Lubang palpebral memiliki bentuk elips yang cenderung menjadi encer.

Alantois mencapai ukuran maksimal, sedangkan vitellus makin menyusut.

Embrio sudah nampak seperti anak ayam.


12. Hari kedua belas
Folikel bulu mengelilingi bagian luar indera pendengar meatus dan

menutupi kelopak mata bagian atas. Kelopak mata bagian bawah menutupi

2/3 atau bahkan ¼ bagian kornea.

13. Hari ketiga belas.


Alantois menyusut menjadi membran Chorioalantois. Kuku dan kali mulai

nampak jelas.

14. Hari keempat belas.


Bulu-bulu halus hampir menutupi seluruh tubuh dan berkembang dengan

cepat

15. Hari kelima belas dan enambelas.


Beberapa morfologi embrio berubah : anak ayam dan bulu halus terus

berkembang. Vitellus menyusut cepat, putih telur mulai menghilang.

Kepala bergerak ke arah kerabang telur (posisi pipping) di bawah sayap

kanan.
16. Hari ketujuh belas
Sistem ginjal dari embrio mulai memproduksi urates (garam dari asam

urat). Paruh yang berada di bagian bawah sayap kanan, menuju rongga

udara (yang ada di dalam telur). Putih telur telah terserap semua

17. Hari kedelapan belas


Permulaan internalisasi vitellin. Terjadi pengurangan cairan amniotik.

Pada umur ini dilakukan transfer dari mesin setter (inkubtor) ke mesin

hatcher dan juga bisa dilakukan vaksin in ovo.

18. Hari kesembilan belas.


Penyerapan vitellin secara cepat. Paruh mulai mematuk selaput/membran

kerabang bagian dalam dan siap untuk menembusnya. Penyerapan vitelis

mulai cepat
19. Hari kedua puluh
Vitelus terserap semua, menutup pusar (umbilicus). Anak ayam menembus

selaput kerabang telur bagian dalam dan bernafas pada rongga udara.

Pertukaran gas terjadi melalui kerabang telur. Anak ayam siap menetas dan

mulai memecah kerabang telur.

20. Hari kedua puluh satu


Anak ayam menggunakan sayap sebagai pemandu dan kakinya memutar

balik, paruh memecah kerabang dengan cara sirkular.

Anak ayam mulai melepaskan diri dari kerabang telur dalam waktu 12 –

18 jam dan membiarkan bulunya menjadi kering.


C. METODOLOGI
1. Waktu dan Tempat
a) Hari / tanggal : Selasa, 6 April 2018
b) Waktu : Pukul 07.00 – 09.00
c) Tempat : Laboratorium Pendidikan Biologi FKIP UNTAN

2. Alat dan Bahan


a) Alat :
1) Inkubator
2) Cawan Petri
3) Gunting, Pinset
4) Gelas Objek
5) Mikroskop
b) Bahan :
1) Telur
2) ayam kampung
3) NaCl fisiologis 0,9%
4) Kertas saring

3. Cara Kerja
a) Dipilih telur ayam kampung yang telah diinkubasi selama 24 jam, 48

jam dan 72 jam


b) Dipecahkan cangkang telur yang telah diinkubasi selama 24 jam dan

tuangkan kedalam cawan petri yang telah diberi NaCl fisiologis 0,9%
c) Dibuat lubang pada kertas saring dengan menggunakan gunting.

Lubang pada kertas disesuaikan dengan besar embrio ayam yang akan

diamati
d) Diletakkan kertas saring diatas bakal embrio sehingga hanya bakal

embrio yang tampak pada lubang kertas saring tersebut


e) Diangkat kertas saring dengan menggunakan pinset sehingga embrio

yang telah dibersihkan ikut bersama kertas saring


f) Dipindahkan embrio ke atas gelas objek dan letakkan dibawah

mikroskop. Kemudia diamati dan gambar bagian bagiannya


g) Dilakukan perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 48

jam dan 72 jam.


D. HASIL PENGAMATAN
1. Hasil Pengamatan

Embrio ayam umur


Keterangan Gambar literatur
1 24 jam
1. Butir

darah
2. Putih telur
3. Kuning

telur

(yolk)

(Sari, 2012)

3 2

(Utami, dkk, 2018)

Embrio ayam umur Keterangan


Gambar literatur
48 jam
1. Butir

darah
2. Putih telur
3. Kuning

telur

(yolk)

(Sari, 2012)

1
2

(Utami, dkk, 2018)

Embrio ayam umur Keterangan


1
Gambar literatur
72 jam
1. Butir

darah
2. Putih telur

(Sari, 2012)
(Utami, dkk, 2018)

2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini tentang Pengamatan Perkembangan

Embrio Ayam yang bertujuan untik mengamati embrio ayam pada

berbagai umur dan menggambarkan dan memberi pengamatan. Bahan

utama yang digunakan ialah telur ayam kampung yang belum dierami

yang bertujuan agar pengeraman dilakukan menggunakan inkubator

selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.

Ayam merupakan hewan vertebrata yang tergolong kedalam

bangsa Aves. Salah satu ciri bangsa Aves adalah memiliki bulu dan

berkembang biak dengan bertelur. Telur di hasilkan oleh ayam betina

di dalam ovarium. Folikel-folikel akan berkembang bergiliran menjadi

sebuah telur yang sebelum keluar di saluran oviduct dibungkus terlebih

dahulu dengan zat kapur. Perkembangan embrio ayam terjadi di luar

tubuh induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan

dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen,

dankerabang telur. Itulah sebabnya telur unggas selalu relatif besar


Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya.

Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan

yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dankerabang telur. Itulah

sebabnya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam

tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan perlu

bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar. Namun,

untuk menggambarkan bagaimana perkembangannya, berikut

dijelaskan ciri-ciri embrio pada ayam berbagai umur. Dalam

perkembangannya, embrio dibantu kantung oleh kuning telur,

amnion, dan alantois. Kantung kuning yang telur dindingnya dapat

menghasilkan enzim. Enzim ini mengubah isi kuning telur sehingga

mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan

alantois berfungsi pembawa sebagai ke oksigen embrio,menyerap zat

asam dari embrio, mengambil yang sisa-sisa pencernaan yang terdapat

dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu

alantois, serta membantu mencerna albumen. Perkembangan embrio

ayam terbagi menjadi beberapa tahap yaitu pada umur 24 jam, umur 48

jam, dan umur 72 jam.

Cara kerja dalam praktikum ini yaitu diinkubasi telur ayam selama

24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Kemudia masing-masing telur tersebut

dipecahkan dan dituang kedalam cawan petri yang telah diberi NaCl

fisiologis 0,9 %. Fungsi dari penggunaan NaCl fisiologis 0,9 % adalah

Untuk mengoptimalkan suhu embrio agar suhunya tetap sama pada


saat ketika embrio berada dalam cangkang. Kemudian dibuat lubang

pada kertas saring dengan ukuran sesuai besar embrio ayam yang akan

diamati. diletakkan kertas saring di atas bakal embrio, kemudian

diangkat kertas saring dengan menggunakan pinset sehingga embrio

yang telah dibersihkan ikut bersama kertas saring. Tahap akhir embrio

dipindahkan ke atas gelas objek dan diletakkan di bawah mikroskop,

kemudian diamatii dan menggambar bagian-bagiannya

Berdasarkan hasil pengamatan, pada embrio berumur 24 jam atau 1

hari terlihat terdapat titik-titik darah, kuning telur dan putih telur, tetapi

belum terlihat perkembangan embrio. Menurut Djuhanda (1981),

embrio pada tingkat pengeraman 24 jam terbentuk bagian-bagian yang

masih sederhana. Struktur embrio yang telah terbentuk yaitu stria

primitiva, mesoderma, proamnion, mesenkin, pulau-pulau darah,

somit, usus depan, notokord, lipatan neural, dan vesikula amnio-

kardiak. Mesoderm telah membentuk 4-5 pasang somit yang keduanya

di kiri-kanan notokhor di bagian tengah embrio. Lipatan neural telah

mendekat satu sama lain. Persatuan lipatan neural pertama-tama terjadi

di muka somit-somit pertama.

Pada hasil pengamatan embrio berumur 48 jam / hari kedua terlihat

titik-titik darah, kuning telur, putih telur, dan juga belum terlihat

perkembangan embrio. Menurut Djuhanda (1981), embrio ayam yang

diinkubasi 48 jam memiliki otak dan sumsum tulang belakang yang

paling terkemuka dari semua organ. Otak ini terbagi menjadi tiga
bagian yang akan mengalami diferensiasi-diferensiasi. Vesikula optik

pada dasarnya menyempit dan memanjang sehingga terbentuklah

tangkai optik yang tumbuh dari arah lateral ke arah ektoderm luar.

Pada hasil pengamatan embrio berumur 72 jam/ hari ketiga terlihat

titik-titik darah yang menggumpal merupakan bakal adanya pembuluh

darah yang terbentuk. Embrio tertutupi oleh lapisan albumin dan yolk

telur terlihat berwarna kehitaman sehingga menyulitkan pengamatan.

Menurut Djuhanda (1981), pada umur 72 jam embrio telah melakukan

torsi pada seluruh panjang tubuhnya. Pada kedua sisi embrio ayam

terbentuk dua selubung yang menandakan adanya pembentukan kaki.

Perkembangan selanjutnya yaitu pembentukan tunas kaki yang

semakin jelas. Penempatan yang tepat dari tunas kaki ini akan

menyebabkan diferensiasi pada beberapa sel tunas kaki menjadi tulang

rawan, sel lain menjadi otot, pembentukan tunas kaki depan menjadi

sayap dan tunas kaki belakang menjadi kaki. Pencerminan

perkembangan dari struktur di bagian tubuh yang berlawanan ini

seluruhnya terpusat pada regulasi morfogenesis dan diferensiasi dalam

perkembangan embrio.

Berdasarkan hasil pengamatan, belum menunjukkan tahapan

perkembangan embrio dengan jelas. Hal tersebut disebabkan beberapa

faktor yang mepengaruhi hasil pengamtan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan embrio ayam adalah suhu, keberhasilan

gastrulasi, dan kondisi lingkungan. Semakin tinggi suhu maka semakin


cepat proses perkembangan embrio ayam berlangsung. Keberhasilan

pada gastrulasi menentukan keberhasilan perkembangan embrio karena

gastrulasi merupakan proses yang paling menentukan dalam

perkembangan embrio. Kondisi lingkungan yang buruk mengganggu

perkembangan embrio ayam. Menurut Vieria (2017) Kekurangan

mineral juga dapat menyebabkan penurunan laju pertumbuhan embrio,

perkembangan organ yang tidak normal, dan kematian embrio.

Berikut merupakan tahapan perkembangan embrio ayam dalam

telur :

Hari ke-1 : Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat

jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan

bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang.

Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi

yang dinamakan zygot blastoderm.

Hari ke-2 : Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas.

Pada umur ini sudah terlihat primitive streake – suatu bentuk

memanjang dari pusat blastoderm yang kelak akan berkembang

menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna

merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi

darah.

Hari ke-3 : Pada hari ke 3 jantung sudah mulai terbentuk dan

berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak, adanya gelembung

bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois.


Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak.

Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi

melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak

bebas.

Hari ke-4 : Pada hari ke 4 mata sudah mulai kelihatan. Mata

tersebut tampak sebagai bintik gelap yang terletak disebelah kanan

jantung. Selain itu jantung sudah membesar.

Hari ke-5 : Pada hari ke 5 embrio sudah mulai tampak lebih jelas.

Kuncup-kuncup anggota badan sudah mulai terbentuk. Ekor dan

kepala embrio sudah berdekatan, dalam fase ini telah terjadi

perkembangan alat reproduksi.

Hari ke-6 :Pada hari ke 6 anggota badan sudah mulai terbentuk.

Mata sudah terlihat menonjol, rongga dada sudah mulai berkembang

dan jantung sudah membesar. Selain itu, dapat dilihat otak,

amnion dan alantois, kantong kuning telur, serta paruhnya.

Hari ke-7 :Pada hari ke 7 paruh anak ayam sudah terlihat seperti

bintik gelap pada dasar mata. Pada fase ini otak dan leher sudah

terbentuk.

Hari ke-8 : Pada hari ke 8 mata dari embrio sudah terlihat sangat

jelas.

Hari ke-9 : Pada hari ke 9 lipatan dan pembuluh darah sudah mulai

bertambah banyak dan terbentuk jari kaki.


Hari ke-10 : Pada hari ke 10 biasanya paruh sudah mulai mengeras

dan folikel bulu embrio sudah mulai terbentuk.

Hari ke-11 : Pada hari ke 11 embrio sudah terlihat seperti ayam.

Pada fase ini embrio menjadi tambah besar sehingga yolk akan

menyusut.

Hari ke-12 : Pada hari ke 12 embrio sudah semakin besar dan

mulai masuk ke yolk sehingga yolk menjadi semakin kecil. Mata

sudah mulai membuka dan telinga sudah terbentuk.

Hari ke-13 : Pada hari ke 13 sisik dan cakar embrio sudah mulai

terlihat sangat jelas.

Hari ke-14 : Pada hari ke 14 punggung embrio sudah terlihat

melengkung atau meringkuk dan bulu hampir menutupi seluruh

tubuhnya.

Hari ke-15 : Pada hari ke 15 kepala embrio sudah mengarah

kebagian tumpul bagian telur.

Hari ke-16 : Pada hari ke 16 embrio sudah mengambil posisi yang

baik didalam kerabang. Sisik, cakar dan paruh sudah semakin

mengeras.

Hari ke-17 : Pada hari ke 17 paruh embrio sudah membalik ke atas.

Hari ke-18 : Pada hari ke 18 embrio sudah tampak jelas seperti

ayam akan mempersiapkan diri akan menetas. Jari kaki, sayap,

dan bulunya berkembang dengan baik.


Hari ke-19 : Pada hari ke 19 paruh ayam sudah siap mematuk dan

menusuk selaput kerabang dalam.

Hari ke-20 : Pada hari ke 20 kantung kuning telur sudah masuk

sepenuhnya kedalam rongga perut. Embrio ayam ini hampir

menempati seluruh rongga di dalam telur, kecuali kantung

udara. Pada fase ini terjadi serangkaian proses penetasan yang

diawali dengan kerabang mulai terbuka. Untuk membuka kerabang

ini, ayam menggunakan paruhnya dengan cara mematuk. Semakin

lama, kerabang akan semakin besar membuka, sehingga dapat

bernafas.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a) Perkembangan embrio ayam terjadi di luar tubuh induknya.

Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh kantung kuning

telur, amnion, dan alantois

b) Digunakan telur ayam yang belum dierami agar bisa dieram

menggunakan inkubator sehingga dalam kondisi terkontrol

c) Struktur embrio ayam yang terlihat pada umur inkubasi 24 jam

yaitu cranial neuropore, pro amnion, neural fold, neural groove,

margin of foregut, notochord, somites, anterior intestinal portal,

primitive streak, area pellucida, dan area opaca.


d) Struktur embrio ayam yang terlihat pada umur inkubasi 33 jam

yaitu cranial neuropore, head fold, prosencephalon,

mesencephalon, rhombencephalon, optic vesicle, foregut, heart,

lateral mesoderm, notochord, somites, primitive streak, area

pellucida, area vasculosa, dan anterior intestinal portal.

e) Struktur embrio ayam yang terlihat pada umur inkubasi 48 jam

yaitu amnion, prosencephalon, mesencephalon, metencephalon,

myelencephalon, optic cup, otic vesicle, branchial arches, heart

tube, lateral fold, lateral mesoderm, vitelline vein/artery,

notochord, somites, posterior intestinal portal, dan tail fold.

f) Struktur embrio ayam yang terlihat pada umur inkubasi 72 jam

yaitu telencephalon, diencephalon, mesencephalon,

metencephalon, myelencephalon, optic cup, otic vesicle, heart,

branchial arches, pharingeal clevt, notochord, somites, wing bud,

posterior intestinal portal, leg bud, tail bud, dan vitteline

vein/artery.

g) Fungsi dari penggunaan NaCl fisiologis 0,9 % adalah Untuk

mengoptimalkan suhu embrio agar suhunya tetap sama pada saat

ketika embrio berada dalam cangkang

h) Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan embrio ayam

adalah suhu, keberhasilan gastrulasi, kondisi lingkungan, dan

kekurangan mineral

2. Saran
Praktikumnya berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Adnan, 2010. Perkembangan Hewan. Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar:

Makassar.

Affandi, dkk. (2007, edisi maret, hal 2-4). Perkembangan Embrio Dari Hari Ke

Hari. Buletin CP.

Campbell. 1987. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta : Erlangga.

Djuhanda, T. 1981. Embriologi Perbandingan. Bandung: Armico.

Fasennco, G.M., R.T. Hardin and F.E. Robinson. 1992. Relationship of hen age

and egg squence position with fertility, hatchbility, viability, and pre

uncubation embryonic development in broiler breeders. Journal of Poultry

Science. Vol. 71:1374--1384.

Mirzadeh, Z., F. Doetsch, K. Sawamoto, H. Wichterle, and A. A. Buylla. 2010

The Subventricular Zone En-face: Wholemount Staining and Ependymal

Flow. Journal of Visualized Experiments. Pritchard. 2013. Parameters for

Production, Health, Fertility, and Longevity Traits in Dairy Cows. Animal:

an International Journal of Animal Bioscience. 7 (1): 34-46.

Nalbandov, A. V. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas.

Jakarta: UI Press.

Tullet, S.G. and F.G. Burton. 1982. ―Factor affecting the weight and water status

of chick and hatch. Journal of British Poultry Science. Vol. 32:361-369.

Vieira, S. L. 2007. Chicken Embrio Utilization of Egg Micronutriens. Journal of

Poultry Science. 9 (1): 01-08.

Anda mungkin juga menyukai