Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pisces atau ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)
yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok
vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000
di seluruh dunia. Pisces adalah sebutan umum yang dipakai untuk ikan atau
sebagai nama super kelas, dan nama ini diambil dari bahasa latin. Ichtyes juga
berarti ikan berasal dari bahasa Yunani dan ini dipakai dalam Ichtyoplogy yang
berarti ilmu yang mempelajari tentang ikan. Ikan merupakan hewan yang
tubuhnya ditutupi oleh sisik-sisik yang tersusun dari zat kapur. Permukaan sisik
berlendir untuk memudahkan gerakan ikan di dalam air. Ikan bergerak
menggunakan sirip. Di sisi kanan dan kiri tubuhnya terdapat gurat sisi yang
berfungsi sebagai alat keseimbangan. Gurat sisi juga berfungsi untuk
mengetahui arah arus air dan kedalaman air tempat ikan berenang.
Kelas Pisces merupakan hewan berdarah dingin, bernafas dengan insang,
tubuh ditutupi oleh sisik dan bergerak menggunakan sirip. Hidup di air tawar
dan air asin (laut). Berdasarkan tulang penyusun, kelas ini dibedakan atas ikan
bertulang

sejati

(Osteichthyes)

dan

ikan

yang

bertulang

rawan

(Chondrichythes). Kalau dilihat dari jumlah spesiesnya yang dikatakan


terbanyak dari vertebrata. Penyebaran ikan boleh dikatakan hampir diseluruh
permukaan bumi ditemukan di air tawar maupun air asin.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut:
a. Apa saja klasifikasi Pisces?
b. Bagaimana sisik pada Pisces?
c. Bagaimana warna tubuh Pisces?
d. Apa saja alat gerak pada Pisces?
e. Apa saja ikan berbisa dan beracun?
f. Apa saja ikan bioluminesen?
g. Apa saja organ listrik pada Pisces?
1.3. Tujuan Penulisan
1

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:


Mengetahui klasifikasi Pisces.
Mengetahui sisik pada Pisces.
Mengetahui warna tubuh pada Pisces.
Mengetahui alat gerak pada Pisces.
Mengetahui jenis ikan berbisa dan beracun.
Mengetahui ikan bioluminesen.
Mengetahui organ listrik pada Pisces.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Pisces
Klasifikasi Pisces terbagi menjadi:
1. Kelas Agnatha
Terdiri atas 2 ordo yaitu:

Ordo Myxiniformes. Ciri-cirinya mulut di tepi moncong


dilengkapi dengan 4 pasang tentakel, terdapat beberapa gigi,
kantong insang ada 9-10 pasang, langsung menyerupai binatang
dewasa ketika menetas. Contohnya : Myxinglutinosa.
Ordo Petromyzontiformes. Ciri-cirinya mulut berbentuk bulat
terdapat gigi yang menyerupai parut, celah insang hanya 7
pasang. Contohnya: Petromyzon marinus (lamprey).
2. Kelas Placodermi
Kelas ikan yang memiliki rahang menggantung. Kelas ini diketahui
sudah punah.
Superkelas Pisces
3. Kelas Chondrichthyes (Ikan bertulang rawan)
Kelas Chondrichthyes mencakup 2 sub kelas yaitu:
Subkelas Elasmorbranchi
Elasmobranchi dibedakan atas ordo Lamniformes, Squaliformes,
ordo Squatififormes, ordo Rajiformes. Ordo Squaliformes dan
ordo Lamniformes mencakup semua bangsa ikan hiu. Ordo
squatififormes mencakup bangsa hiu nona. Sedangkan ordo
Rajiformes mencakup jenis-jenis ikan pari. Terdapat beberapa
perbedaan antara ikan hiu dan ikan pari yaitu dalam hal letak
celah insang, perlekatan sirip dada dan wujud dari ekornya.
Subkelas Holocephali
Subkelas Holocephali mencakup jenis ikan langka yang disebut
ikan tikus atau ikan chimaera. Ikan ini tidak mirip dengan ikan
hiu ataupun ikan pari dalam hal bentuk tubuh dan jumlah celah
insangnya. Ciri-cirinya: insang ada 4 pasang, celah insang satu
pasang, tidak mempunyai sisik, tidak berkloaka. Contohnya ikan
Chimaera.
4. Kelas Ostheichthyes (Ikan bertulang rawan)
Subkelas Actinoptreygii
Ciri-cirinya:

Sirip yang berpasangan, tidak memiliki pangkal yang


menonjol di tubuh, sehingga lembar sirip yang ada di luar
tubuh hanya disokong oleh jari-jari sirip.
Sisik-sisik umumnya tilakoid/ganoid.
Ekor bertipe homocercal/bicercal.
Subkelas Sarcopterygii
Subkelas Sarcopterygii terbagi menjadi dua superordo yaitu:
Superordo Crossopterygii
Ciri-cirinya:
Celah insang sebagian besar dari tulang rawan.
Mempunyai satu atau dua gelembung gas yang
berhubungan dengan usus.
Gelembung renang ini berfungsi sebagai paru-paru.
Sirip-sirip tunggal tidak terpisah menjadi sirip punggung,
sirip ekor dan sirip dubur, tetapi bersatu membentuk satu
sirip.
Bentuk sirip yang berpasangan menonjol lobate. Bentuk
tubuh bulat panjang. Tidak mempunyai premaxilla.
Superordo Dipnoi
Ciri-cirinya:
Mempunyai sirip yang berpasangan berbentuk menonjol
(lobate) yang berdaging.
Sisik mempunyai basis tulang endoskeletal yang kuat.
Biasanya lubang hidung berhubungan dengan rongga mulut
pada ikan-ikan paru (lungfishes), kecuali pada ikan lobefins
(Latimeria).
2.2. Sisik Pisces
Sisik diistilahkan sebagai rangka dermis, karena sisik dibuat di dalam
lapisan dermis. Selain itu ada juga ikan yang tidak bersisik, kebanyakan dari
sub-ordo Siluroidea, contohnya ikan Jambal (Pangasius pangasius). Sisik
dibedakan berdasarkan jenis bahan dan bentuknya, sisik dibedakan menjadi:
a. Sisik placoid

Terdapat pada ikan yang bertulang rawan (Chondrichthyes). Bentuknya


hampir mirip dengan dengan bunga mawar dengan dasar yang bulat atau
bujur sangkar. Bagian yang menonjol seperti duri keluar dari epidermis.
b. Sisik cosmoid
Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik ini terdiri dari beberapa
lapis, dari luar:
Vitrodentine (dilapisi semacam enamel).
Cosmine (lapisan kuat dan non-seluler).
Isopedine.
c. Sisik ganoid
Bentuk seperti belah ketupat, misalnya ikan : Polypterus, Lepisostidae,
Acipencoridae, Polyodontidae
Terdiri dari beberapa lapisan, dari luar yaitu:
Ganoine (Terdiri dari garam-garam anorganik)
Lapisan yang seperti lapisan cosmoine
Isopedine
Bentuk seperti belah ketupat, misalnya ikan : Polypterus,
Lepisostidae, Acipencoridae, Polyodontidae.
d. Sisik sikloid
Disebut juga sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis,
transparan, dan lingkaran pada bagian belakang bergigi.
e. Sisik ctenoid
Sisik sisik ctenoid kepipihannya tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel,
transparan, dan tidak mengandung dentine atau enamel. Bagian sisik yang
menempel pada tubuh hanya sebagian.
2.3. Warna Tubuh Pisces
Berbagai warna pada ikan dihasilkan oleh sel pigmen (cromatophore)
yang terletak di dalam kulit ikan. Sel-sel tersebut masing-masing mempunyai
nama yang sesuai dengan jenis pigmen yang dikandungnya: Melanophores,
Erythopores, Xanthophores dan Guanophores atau Iridophores. Melanophores
merupakan sel yang mengandung warna hitam atau coklat-hitam yang dikenal
sebagai melanin. Eryhrophores mengandung pigmen merah sedangkan
Xanthophores mengandung pigmen kuning. Guanophores atau Iridhophores
tidak mengandung pigmen. Sel ini mengandung kristal guanin yang mampu
memantulkan atau memendarkan cahaya ke dalam warna penyusunnya.

Contohnya warna metalik pada ikan mas koki menunjukkan kerja dari
Iridophore.
Fungsi warna pada ikan yaitu sebagai tanda pengenal, mengelabui
mangsanya, dan daya tarik seksual bagi lawan jenisnya.

2.4. Alat Gerak Pisces


Gerakan hewan merupakan tindakan dari hewan untuk berpindah tempat
dengan berbagai cara, termasuk berenang, melompat dan terbang. Hewan
bergerak untuk berbagai alasan, seperti

untuk menemukan makanan,

pasangan, atau tempat tinggal yang cocok, dan untuk menghindari predator.
Untuk hewan kemampuan bergerak sangat penting untuk kelangsungan hidup.
Perbedaan tempat tinggal hewan, jenis makanan, dan cara mempertahankan
diri menyebabkan mekanisme dan alat gerak hewan berbeda-beda.
Salah satu jenis gerakan hewan air adalah berenang, seperti yang
dilakukan oleh ikan. Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan
udara sehingga hewan lebih sulit bergerak di air. Namun sebaliknya, air
memiliki gaya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan udara. Hewan air
mampu bertahan karena adanya gaya angkat. Tubuh hewan air tidak lebih rapat
dari lingkungan perairannya, dan harus mampu untuk mempertahankan
posisinya di air. Meskipun membutuhkan sedikit energi lebih untuk
mempertahankan posisi vertikal, namun bergerak pada posisi horizontal akan
jauh lebih sulit. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur tubuh dan
sistem gerak yang khas. Salah satu bentuk tubuh yang paling banyak dimiliki
oleh hewan air adalah bentuk torpedo, meskipun mekanisne yang digunakan
untuk bergerak berbeda. Bentuk tubuh ini memungkinkan tubuh meliuk dari
sisi ke sisi, seperti yang terjadi pada ikan hiu dan banyak ikan lainnya, atau
gerakan atas dan bawah, seperti pada mamalia laut.
Untuk memudahkan bergerak di dalam air, ikan memiliki bentuk tubuh
yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika bergerak
didalam air.
6

Ekor dan sirip ekor yang lebar berfungsi untuk mendorong gerakan ikan
dalam air. Sirip tambahan digunakan untuk mencegah gerakan yang tidak di
inginkan.
Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertikal. Dan ikan memiliki
susunan otot dan tulang belakang yang flexsibel untuk mendorong ekor ikan di
dalam air.
Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di sekitarnya.
Ada pengecualian, tetapi ini biasanya disebabkan oleh kontraksi otot ikan di
kedua sisinya untuk menghasilkan gelombang lenturan yang berjalan di
sepanjang tubuh ikan dari hidung sampai ke ekor. Vektor gaya yang bekerja
pada air dengan gerakan secara lateral menghasilkan gaya yang mendorong
ikan ke depan.
Sebagian besar ikan menggunakan gerakan lateral pada tubuh dan sirip
ekornya untuk menghasilkan gaya dorong ke depan. Tetapi ada juga yang
bergerak menggunakan sirip pasangan dan sirip tengahnya. Ikan yang bergerak
dengan sirip pasangan dan sirip tengah cocok untuk hidup di terumbu karang.
Tapi jenis ikan ini tidak dapat berenang secepat ikan yang menggunakan tubuh
dan sirip ekornya.
2.5. Ikan Berbisa dan Beracun
Beberapa contoh ikan berbisa dan beracun antara lain:
a. Ikan Batu
Banyak ditemukan di perairan dangkal di daerah tropis. Ikan ini
mempunyai rupa tidak menarik seperti batu. Meskipun demikian, racunnya
dapat menyebabkan shock, kelumpuhan, jaringan tubuh yang mati dan
kematian.
b. Ikan Buntal
Tubuhnya mengandung racun tetrodotoxin (TTX) yang disebut lebih kuat
dari sianida. Jika terkena racun ini, sasaran akan sulit bernapas hingga
meninggal dunia.
c. Ikan Pari
Dalam kondisi terancam ikan pari akan menyabet ekornya yang berduri dan
beracun. Kulit yang robek akibat durinya, akan disusupi racun ke dalam
darah korban.
d. Pfeffers Flamboyant Cuttlefish

Merupakan organisme akuatik kecil yang indah. Berukuran 3,1 inchi (8


cm).
2.6. Ikan Bioluminesen
Bioluminesen merupakan pancaran sinar oleh organisme sebagai hasil dari
oksidasi dari berbagai substrat dalam memproduksi enzim. Susunan substrat
yang sangat stabil disebut dengan lusiferin, dan enzim yang sangat sensitif
sebagai katalisator oksidasi disebut lusiferase.
Bioluminesen dapat diproduksi oleh bakteri, jamur, ataupun binatang
invertebrata lain. Dari sekian banyak hewan bertulang belakang, hanya kelas
Pisces yang mampu memproduksi sinar. Ikan menghasilkan bioluminesen
dengan dua cara, yaitu dihasilkan oleh pori-pori yang bercahaya ataupun organ
Sehingga, cahaya yang terdapat pada antenna ikan angler sebenarnya berasal
dari organ yang bersimbiosis dengan jutaan bakteri yang mengeluarkan
cahanya sendiri. Ikan angler (Melanocoetus johnsoni) merupakan salah satu
jenis ikan unik yang tinggal di laut dalam yang bersuhu antara 3-10 C. Ikan
jenis ini tinggal di kedalaman laut yang tidak bias ditembus oleh sinar
matahari. Fungsi dari antenna ikan angler yang bercahaya yaitu digunakan
untuk menaksir kedalaman laut dimana ikan tersebut tinggal. Fungsi lain yaitu
untuk menarik dan mengecoh perhatian mangsanya, serta untuk menyinari
ligkungan sekitarnya.
2.7. Organ Listrik Pisces
Pada beberapa Elasmobranchii

dan

Teleostei,

otot-otot

tertentu

bemodifikasi sehingga dapat menghasilkan, menyimpan, dan mengeluarkan


muatan listrik. Jumlah ikan yang diketahui mempunyai organ listrik kira-kira
500 spesies yang tergolong dalam tujuh famili Chonrichtheys dan
Osteichthyes.
Pada umumnya arus listrik yang dihasilkan oleh ikan berfungsi sebagai
alat komunikasi, orientasi, dan deteksi terhadap mangsa. Pada beberapa
spesies, organ listrik dipergunakan juga untuk menyerang lawan atau
mempertahankan diri, pada ikan yang menghasilkan voltase yang tinggi dapat
dilemahkan ikan-ikan yang berukuran yang lebih besar.
Pada umumnya organ listrik ini berasal dari otot yang memiliki banyak
bentuk, lokasi, struktur, dan juga faalnya. Organ listrik ini dapat ditemukan
8

pada ekor (misalnya pada ikan pari listrik), di bawah kulit (Teleostei), pada
sirip, di belakang mata (star-gazer), atau pada sebagian besar permukaan tubuh
(belut listrik). Ikan yang hidup pada daerah beriklim sedang mempunyai
voltage yang lebih tinggi dari pada ikan yang hidup pada daerah dingin. Pada
umumnya ikan laut mempunyai voltase tinggi dibanding ikan air tawar,
kecuali belut listrik (Electrophoros) dan ikan lele listrik (Malapterurus
electricus).
Ikan yang dapat menghasilkan kejutan listrik voltase tinggi antara lain
Electrophorus electricus, Torpedo nobilian, Malapterurus electricus. Kejutan
listrik ini digunakan untuk membunuh mangsa dan mempertahankan diri dari
serangan musuh. Sedangkan ikan bervoltase rendah misalnya Mormyrus
rume, Gymnotus carapo, Gymnoranchus niloticus, Raja clavata. Aliran
listrik ini berfungsi sebagai bagian dari sistem electrosensori dan alat
komunikasi antar ikan.
Ikan Raja dan Electrophorus, organ listriknya terletak pada ekor.
Pada Electrophorus electricus (belut

laut),

organ

listriknya

dapat

menghasilkan arus listrik antara 350-650 volt. Ikan ini memiliki ukuran tubuh
hingga panjang 3 meter, termasuk ikan dengan pergerakan lamban dan hidup
pada

daerah

yang

visibiltasnya

rendah

(keruh/gelap).

Pada Torpedo

nobilian yang hidupnya di dasar laut dengan pergerakannya juga lamban,


mengeluarkan arus listrik sampai 220 volt. Malapterurus electricus, hidup di
sungai yang gelap di benua Afrika, panjangnya bisa sampai satu meter dan
dapat mengeluarkan muatan listrik sebesar 350 volt.
Unit fungsional organ listrik adalah electroplaks, berupa sel berinti
banyak. Umumnya sebelah permukaannya datar melipat-lipat kecil; mitokondria terkonsentrasi di bawah selaput ini. Permukaan datar yang sebelahnya
lagi penuh dengan syaraf-syaraf yang masuk. Beratus bahkan beribu-ribu
electroplaks bertumpuk membentuk batang, dan banyak batang-batang terdapat
dalam satu organ.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pisces terbagi menjadi 4 kelas yaitu: Agnatha, Placodermi, Chondrichtyes,
2.
3.
4.
5.

dan Osteichthyes.
Tipe sisik pada Pisces yaitu plakoid, cosmoid, ganoid, sikloid dan ctenoid.
Warna tubuh pada pisces dipengaruhi oleh pigmen.
Alat gerak pada ikan yaitu sirip, ekor, gelembung renang.
Ikan bioluminesen adalah ikan yang mampu memancarkan sinar.

3.2. Saran
Penulisan makalah ini tidaklah sempurna, sehingga kami menanti kritik dan
saran dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo, M.D. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Murad, S. 1978. Sistematik Vertebrata. Bandung: Universitas Padjajaran.

10

Anda mungkin juga menyukai