PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pisces adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di
air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling
beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia. Secara
taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya
masih diperdebatkan.
Pisces memiliki beragam jenis yang diklasifikasikan berdasarkan ciri-ciri dari
setiap spesies Pisces. Tubuh ikan berbentuk pipih lateral dan pipih dorsoventral yang
memudahkan gerakannya dalam air. Memiliki anggota gerak yang berupa sirip yang
terdiri atas sepasang sirip dada dan juga sepasang sirip perut, selain itu terdapat juga
sirip anal dan sirip punggung pada bagian depan dan juga belakang yang tidak
berpasangan.
Tubuh ikan ditutupi oleh sisik-sisik yang tersusun atas zat kapur dengan
permukaan sisik yang berlendir berfungsi dalam memberikan kemudahan dalam
gerakan ikan dalam air. Pada sisi kiri kanan tubuh terdapat gurat sisi berfungsi
sebagai alat keseimbangan dan juga sebagai penentu arah arus air serta kedalaman
sewaktu berenang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut:
1. Apa saja klasifikasi pisces?
2. Bagaimana tipe sisik pada pisces?
3. Bagaimana jenis warna tubuh pisces?
4. Apa saja alat gerak pada pisces?
5. Apa saja ikan berbisa dan beracun?
6. Apa yang dimaksud ikan bioluminesen?
7. Apa saja organ listrik pada pisces?
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi Pisces
ordo
Rajiformes.
Ordo
Squaliformes
dan
ordo
Terdapat pada ikan fosil dan ikan primitif. Sisik ini terdiri dari beberapa lapis, dari
luar:
Vitrodentine (dilapisi semacam enamel).
Cosmine (lapisan kuat dan non-seluler).
Isopedine.
3. Sisik ganoid
Bentuk seperti belah ketupat, misalnya ikan : Polypterus, Lepisostidae,
Acipencoridae, Polyodontidae. Terdiri dari beberapa lapisan, dari luar yaitu:
Ganoine (Terdiri dari garam-garam anorganik)
Lapisan yang seperti lapisan cosmoine.
Isopedine
Bentuk seperti belah ketupat, misalnya ikan : Polypterus, Lepisostidae,
Acipencoridae, Polyodontidae.
4. Sisik sikloid
Disebut juga sisik lingkar, karena mempunyai bentuk bulat, tipis, transparan, dan
lingkaran pada bagian belakang bergigi.
5. Sisik ctenoid
Sisik sisik ctenoid kepipihannya tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel,
transparan, dan tidak mengandung dentine atau enamel. Bagian sisik yang
menempel pada tubuh hanya sebagian.
2.3. Warna Tubuh Pisces
Berbagai warna pada ikan dihasilkan oleh sel pigmen (cromatophore) yang
terletak di dalam kulit ikan. Fungsi warna pada ikan yaitu sebagai tanda pengenal,
mengelabui mangsanya, dan daya tarik seksual bagi lawan jenisnya.
Sel-sel pigmen tersebut masing-masing mempunyai nama yang sesuai dengan
jenis pigmen yang dikandungnya yaitu:
a. Melanophores merupakan sel yang mengandung warna hitam atau coklat-hitam
yang dikenal sebagai melanin.
b. Erythrophores mengandung pigmen merah.
c. Xanthophores mengandung pigmen kuning.
d. Guanophores atau Iridhophores tidak mengandung pigmen. Sel ini mengandung
kristal guanin yang mampu memantulkan atau memendarkan cahaya ke dalam
warna penyusunnya. Contohnya warna metalik pada ikan mas koki
menunjukkan kerja dari Iridophore.
Fungsi warna pada ikan yaitu sebagai tanda pengenal, mengelabui mangsanya,
dan daya tarik seksual bagi lawan jenisnya (Rahman, 2009).
2.4. Alat Gerak Pisces
Agar dapat berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain, pisces
menggunakan alat gerak.
Alat gerak pisces berupa otot bersegmen yang disebut miotom. Ikan juga
memiliki sirip untuk berenang, siripnya ada yang berpasangan maupun tunggal. Sirip
pisecs terdiri atas sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sirip anal dan sirip
punggung pada bagian depan dan juga belakang yang tidak berpasangan (Rahman,
2009).
Sirip ekor pada ikan fungsinya adalah sebagai alat kemudi. Ada tiga macam
bentuk sirip ekor ikan yaitu:
a. Homoserkus (bagian atas dan bawah simetris),
b. Heteroserkus (bagian atas lebih besar dari pada bagian bawah), dan
c. Difiserkus (bagian atas dan bawah simetris menyatu ke satu titik).
Pada sirip ikan juga terdapat tulang rangka yang disebut radialia (jari-jari sirip).
2.5. Ikan Berbisa dan Beracun
Pada dasarnya tidak ada hewan di terumbu karang yang benar-benar
mempertimbangkan manusia sebagai mangsa potensialnya kecuali beberapa jenis
ikan hiu seperti tiger shark dan bull shark (Rahman, 2009).
Ada 3 jenis ikan yang sangat membahayakan yaitu ikan-ikan yang menggigit,
ikan yang berbisa dan ikan-ikan yang beracun bila dimakan yaitu:
a. Ikan yang berpotensi menggigit
1) Tiger Shark
Hanya satu jenis hiu dari tiga jenis ikan hiu paling berbahaya yang memasuki
daerah penyelaman di terumbu karang, yakni tiger shark. Bagi semua
penyelam sangat disarankan untuk mengetahui perilaku ikan hiu dan segera
menghindar atau keluar dari air kalau ikan tersebut sudah memperlihatkan
gejala mengancam. Semua jenis ikan ini akan menjadi berbahaya jika
terancam dengan segala bentuk peralatan pembunuh ikan seperti tombak, alat
pancing lainnya.
6
2) Ikan Barakuda
Ikan penggigit lainnya yang juga membahayakan adalah ikan barakuda dan
belut laut. Di perairan yang keruh, objek yang bersinar, seperti gelang bisa
mengecoh barakuda yang menganggapnya itu sebagai ikan kecil yang
kemudian diserang atau digigit.
3) Belut Laut
Gigitan belut laut juga seringkali diakibatkan oleh hal-hal yang mengancam
dirinya. Serangan seringkali terjadi pada saat orang memasukkan tangannya
ke celah batu atau karang yang didiami oleh belut laut, atau tombak
pembunuh belut yang mengancam dirinya atau yang dipegang penyelam.
Walaupun beberapa jenis belut cukup membuat takut penyelam tetapi belut
laut tertentu berukuran besar seringkali menjadi teman penyelam untuk suatu
atraksi bawah laut.
b. Ikan Berbisa
Yang dikategorikan dalam kelompok ini adalah ikan-ikan yang mempunyai
duri yang beracun. Kelompok ikan ini yang paling berbahaya adalah kelompok
ikan Scorpion/Lepu dan kelompok ikan beronang.
1) Ikan Lepu
Salah satu jenis ikan lepu yang yang paling menakutkan bagi manusia adalah
ikan lepu batu. Hampir sebagian besar ikan lepu sangat pandai menyamarkan
dirinya. Beberapa jenis ikan lepu termasuk lepu batu sangat umum diperairan
yang dangkal atau rataan terumbu yang dangkal, dan mereka biasa
menempatkan dirinya diantara batu batuan.
Jenis lepu yang menarik seperti lepu ayam atau lepu kupu-kupu sering
dijadikan permainan bagi penyelam dengan cara tidak menyentuh duridurinya.
2) Ikan Baronang
Kelompok ikan beronang juga memiliki duri beracun yang membahayakan
yakni duri-duri sirip punggungnya dan duri-duri sirip duburnya. Walaupun
racun dari duri ikan ini tidak sefatal duri dari kelompok ikan lepu tetapi samasama menakutkan.
3) Ikan Butana
Kelompok lain yang mempunyai duri berbisa adalah kelompok ikan butana
(surgeonfishes) yang mempunyai duri sangat tajam setajam silet di pangkal
sirip ekornya baik itu sepasang atau 2 pasang yang durinya dapat digerakkan.
oleh
dinoflagelata
berukuran
kecil
yang
dinamakan
dapat
menghasilkan,
menyimpan,
dan
mengeluarkan
muatan
listrik. Jumlah ikan yang diketahui mempunyai organ listrik kira-kira 500 spesies
yang tergolong dalam tujuh famili Chondrichtheys dan Osteichthyes.
Pada umumnya arus listrik yang dihasilkan oleh ikan berfungsi sebagai alat
komunikasi, orientasi, dan deteksi terhadap mangsa. Pada beberapa spesies, organ
listrik dipergunakan juga untuk menyerang lawan atau mempertahankan diri, pada
ikan yang menghasilkan voltase yang tinggi dapat dilemahkan ikan-ikan yang
berukuran yang lebih besar (Rahman, 2006).
Peranan organ listrik pada ikan antara lain:
a. Alat indera penglihat
Selain ikan yang dipersenjatai dengan muatan listrik potensial, ada jenis ikan
lain pula yang menghasilkan sinyal bertegangan rendah dua hingga tiga volt.
Ikan ini memanfaatkan sinyal lemah sebagai alat indera.
Listrik dipancarkan melalui ribuan pori-pori di punggung ikan dalam bentuk
sinyal untuk menciptakan medan listrik di sekitarnya. Benda apa pun dalam
medan ini dibiaskan, sehingga ikan mengetahui ukuran, daya alir dan gerak dari
benda tersebut. Pada tubuh ikan, ada pengindera listrik yang terus menentukan
medan seperti halnya radar.
b. Penerima (Reseptor)
Dalam tubuh ikan terdapat beragam tipe penerima (reseptor). Reseptor kantung
(ammpullary) memeriksa sinyal listrik berfrekuensi rendah yang dipancarkan
oleh ikan lainnya yang tengah berenang atau ulat (larva) serangga. Reseptor ini
begitu peka sehingga dapat menentukan medan magnetik bumi sekaligus
mengumpulkan informasi mengenai buruan ataupun pemangsa.
Reseptor kantung tidak dapat mengindera sinyal berfrekuensi tinggi yang
dipancarkan oleh ikan. Pengindera peka pada pelepasan muatan listrik oleh ikan
itu sendiri dan berguna sebagai peta lingkungkannya.
10
Dengan adanya sistem ini maka ikan-ikan dapat berkomunikasi dan saling
mengingkatkan tentang adanya ancaman. Mereka juga saling bertukar informasi
mengenai jenis, usia, ukuran dan jenis kelamin.
c. Penentu Jenis Kelamin
Setiap jenis ikan listrik memiliki ciri sinyal yang berbeda-beda. Bahkan, bisa ada
perbedaan antar ikan dalam satu jenis. Walaupun demikian, bentuk umum tetap
tidak berubah. Ketika ikan betina berenang melewati ikan jantan maka ikan
betina bisa langsung merasakan dan menanggapi.
d. Penentu Usia
Sinyal listrik juga membawa informasi mengenai usia ikan. Seekor ikan yang
baru menetas membawa tanda berbeda dengan yang dewasa. Sinyal ikan yang
baru menetas mempertahankan ciri itu hingga empat belas hari sejak kelahiran.
Hal ini memainkan peranan penting dalam mengatur hubungan yang rumit
antara induk jantan dan betina. Induk jantan mengenali anaknya dan
melindunginya.
e. Penyampaian Informasi
Ikan jenis listrik menyampaikan informasi dengan cara menyebarkan pesan
melalui frekuensi yang tinggi. Sebagai contoh, Mornydae yang menghantarkan
sinyal listrik dengan frekuensi 10 Hz atau setara dengan 10 getaran per detik
yang dapat ditingkatkan hingga 120 Hz. Mornydae yang sedang diam
memperingatkan lawan akan sebuah serangan. Sikap ini menyerupai gerakan
mengepalkan tangan sebelum bertarung. Pada umumnya, peringatan ini cukup
berpengaruh untuk menakuti lawan. Setelah bertarung, pihak yang terluka
menghentikan kegiatan listriknya dan tidak mengirimkan sinyal selama 30
menit. Ikan yang menenangkan diri atau yang meninggalkan pertarungan juga
tidak bergerak. Maksud itu semua untuk mempersulit lawan untuk menemukan
mereka.
Contoh ikan yang memiliki organ listrik yaitu:
a. Ikan Belalai Gajah
Ikan belalai gajah ditemukan di sekitar sungai Afrika barat dan tengah, ikan
ini berwarna gelap. Ikan ini dilengkapi dengan organ penghasil listrik khusus
11
di ekor yang terdiri dari ribuan kotak seperti sel multi bernukleus disebut
electroplax. Dalam keadaan istirahat, masing-masing sel electroplax memiliki
muatan negatif di dalam dan muatan positif di luar. Ketika organ dirangsang
melalui kontraksi otot, biaya eksternal dibalik sehingga menciptakan arus
listrik lemah. Dengan demikian, ikan ini mampu mendeteksi berbagai tingkat
distorsi dalam bidang. Kemudian dapat membedakan antara predator dan
mangsa.
b. Catfish Electric
Ikan ini merupakan ikan lele air tawar yang berasal dari perairan tropis
Afrika. Dengan kemampuan untuk menghasilkan listrik sampai dengan 350
volt yang kira-kira jumlah yang sama diperlukan untuk menggerakkan
komputer selama 45 menit ikan ini lebih siap untuk menangkal predator.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
12
DAFTAR PUSTAKA
Murad, S. 1978. Sistematik Vertebrata. Bandung: Universitas Padjajaran.
Harvey E.N. 1957. History of Luminescence. Philadelphia: American Philosophical
Society.
13
14