Anda di halaman 1dari 8

Ciri-ciri Mollusca

Hewan-hewan ini biasanya memiliki karakteristik sebagai berikut :

 Tersusun dari triploblastik selomata


 Sistem ekskresi pada hewan ini salah satunya ditandai dengan adanya organ bernama nefridia, organ ini
yang membedakannya dari sistem ekskresi hewan vertebrata
 Perkembangbiakan hewan ini adalah melalui proses perkawinan (seksual)
 Tubuhnya berstruktur simetris bilateral
 Umumnya bersifat hermafrodit (dalam satu spesies terdapat tanda-tanda kelamin jantan dan betina)
 Memiliki organ yang disebut radula (lidah bergigi)
 Sistem peredaran darah pada hewan ini terbuka

Spesies dan genus hewan mollusca sangat banyak sekali. Setidaknya ada lima kelas dalam klasifikasi
mollusca. Yaitu amphineura, chepalopoda, gastropoda dan pelecypoda.

Dengan spesies yang sangat banyak ini. Hewan mollusca memiliki peranan penting pada interaksi dalam
ekosistem. Peranan mollusca ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan.Selain itu keragaman
spesies hewan mollusca ini juga memberikan sumbangsih besar pada keanekaragaman hayati di
Indonesia..

Berikut ini akan dijabarkan tentang peranan mollusca yang menguntungkan bagi manusia, yaitu :

1. Sumber Makanan Berprotein Tinggi


Pembudidayaan hewan mollusca sebagai sumber makanan sudah lama dilakukan. Bahkan beberapa
hewan mollusca memiliki nilai jual yang lebih tinggi dibandingkan sumber protein populer seperti daging
merah atau ikan. Ada banyak sekali species mollusca yang telah dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi.
Contohnya adalah :

 Kerang Dara (Anadara Sp), hewan bercangkang ini banyak dikonsumsi dalam berbagai olahan masakan.
Bahkan kerang dara merupakan menu wajib di setiap restoran seafood. Hewan ini mengandung protein
tinggi tapi rendah lemak. Kerang dara juga menjadi penyumbang mineral baik dan beberapa vitamin.
 Cumi-cumi (Loligo Sp), hewan ini juga menjadi menu wajib pada setiap restoran seafood. Biasanya ia
sering disandingkan bersama udang, atau bisa disajikan sendiri juga. Banyak jenis dalam klasifikasi
cumi-cumi yang bisa dikonsumsi. Hewan ini juga mengandung banyak protein.
 Bekicot (Achatina Fullica), Budidaya siput sebagai bahan konsumsi memang baru-baru ini
dikembangkan. Reputasi hewan ini sebagai sumber konsumsi memang masih tabu bagi sebagian orang
lain. Hal itu karena sebagian orang menganggap hewan ini jorok. Tapi sebenarnya, kandungan gizi
dalam siput tidak kalah dengan hewan lainnya. Saat ini bahkan sudah outlet restoran yang menjual sate
siput.

2. Sebagai Penghasil Mutiara


Mutiara adalah komoditi yang sangat mahal. Satu butir mutiara nilainya sama dengan batu berharga
seperti permata, intan atau topas. Mutiara sebenarnya adalah benda padat yang diproduksi dalam
jaringan lunak mollusca hidup. Tiram mutiara adalah keluarga hewan mollusca yang menghasilkan
mutiara. Meskipun sebagian besar tiram mutiara merupakan biota laut, tapi ada juga sebagian tiram
mutiara yang habitatnya di air tawar. Biasanya mutiara dari tiram air tawar lebih murah dari tiram mutiara
laut.

Mutiara biasanya dirangkai menjadi perhiasan seperti kalung, giwang dan gelang. Berikut adalah contoh
beberap spesies tiram penghasil mutiara. Umumnya spesies ini berasal dari famili pteriidae, :
 Pinctada maxima, adalah tiram mutiara bibir emas/perak
 Pinctada Margaritifera, tiram mutiara bibir hitam
 Pinctada Fucata, tiram mutiara akoda
 Pteria Penguin, tiram mutiara bersayap

Selain spesies dari keluarga Pteriidae, terdapat juga beberapa mollusca air tawar yang juga
menghasilkan mutiara. Misalnya :

 Margaritifera Margaritifera, adalah bivalvia sejenis remis yang hidup di air tawar
 Hyriopsis cumingii, adalah sejenis remis air tawar yang banyak ditemukan di China
 Cristaria plicata, adalah remis dari keluarga Unionidae

3. Bahan Baku Kosmetik


Beberapa spesies mollusca juga diambil bagian tubuhnya untuk bahan baku kosmetik. Biasanya
bermanfaat untuk mencerahkan dan melembutkan kulit. Contoh spesiesnya yang sering dugunakan
adalah bekicot (Achatina Fullica). Enzim yang terkandung dalam liur siput terbukti mampu melawan
penuaan. Karena itu banyak kosmetik yang menggunakan bahan baku air liur bekicot.

4. Sebagai Bahan Untuk Membuat Kerajinan Tangan


Salah satu ciri-ciri mollusca adalah memiliki cangkang. Cangkang itu bisa terdapat di bagian luar, seperti
kerang dan bekicot. Bisa juga ada di dalam, seperti cumi-cumi. Tergantung kelas dan familinya.
Beberapa spesies memiliki cangkang yang indah. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk membuat kerajinan
tangan. Biasanya di beberapa ekosistem pantai terdapat sanggar yang mengajarkan masyarakat
membuat perhiasan dari cangkang kerang untuk kemudian di jual kepada turis.

(Contoh spesies yang memiliki cangkang indah adalah Nautilus Pompilus. Hewan ini adalah salah satu
spesies purba yang masih tersisa. Hewan ini memiliki fisiologi mirip cumi-cumi. Hanya saja cangkangnya
terdapat di bagian luar. Cangkang Nautilus Pompilus inilah yang banyak dimanfaatkan untuk membjuat
kerajinan tangan.

5. Sebagai Indikasi Pencemaran Air


Sebagian besar Mollusca terdiri dari bivalvia. Dalam ekosistem perairan, hewan ini menyaring makanan
dan menumpuk polutan di sekitar tempat mereka. Lingkungan dengan tingkat polusi tinggi akan
menghasilkan tumbukan polutan yang lebih banyak. Dengan memantau habitat bivalvia di lautan, para
ahli bisa mendeteksi tingkat pencemaran yang terjadi.

Masalah pencemaran laut dan pantai ini sudah menjadi isu klasik sejak dulu. Bivalvia, menumpuk polutan
itu pada satu tempat. Akibatnya kita jadi lebih cepat tanggap terhadap polusi yang telah mencemari
pantai. Dengan kata lain meningkatakan kesadaran kita pada aspek degradasi lingkungan.

6. Bahan Teraso
Teraso adalah bahan penutup (finishing) lantai dan dinding yang banyak digunakan pada villa dan
rumah-rumah mewah. Teraso, selain dibuat dari beberapa jenis batuan juga berasal dari cangkang
beberapa spesies mollusca. Contoh spesies mollusca yang cangkangnya digunakan sebagai bahan
teraso adalah Tridacna sp.

Tridacna Sp yang dalam bahasa Indonesia disebut kima adalah sejenis kerang besar penghuni perairan
laut hangat. Kima berasal dari famili Trinacnidae.

7. Pupuk dan Bahan Makanan Burung Peliharaan


Hasil dekomposisi dari hewan mollusca, baik tubuh maupun cangkangnya mengandung banyak mineral
yang bermanfaat untuk kesuburan tanah. Karena itu wilayah yang merupakan tempat populsi mollusca
yang telah mati bisa bermanfaat sebagai pupuk alami. Penggunaan Mollusca sebagai pupuk ini berasal
dari kelas dan famili mana saja.
Selain itu, beberapa spesies Mollusca juga dimanfaatkan sebagai pakan burung peliharaan. Misalnya
beberapa jenis siput.

Itulah tujuh peranan mollusca yang menguntungkan dalam kehidupan sehari-hari. Hewan-hewan dari
fillum mollusca memang sudah dihargai sejak lama. Pada zaman dahulu, cangkang dari beberapa
spesies mollusca bahkan memiliki manfaat seperti mata uang yang digunakan sebagai alat barter.

PEMBAHASAN

Kelas Bivalvia atau Pelecypoda

Pelecypoda memiliki ciri khas, yaitu kaki berbentuk pipih seperti kapak. Kaki Pelecypoda
dapat dijulurkan dan digunakan untuk melekat atau menggali pasir dan lumpur. Pelecypoda
ada yang hidup menetap dan membenamkan diri di dasar perairan. Pelecypoda mampu
melekat pada bebatuan, cangkang hewan lain, atau perahu karena mensekresikan zat
perekat.

Pelecypoda memiliki dua buah cangkang pipih yang setangkup sehingga disebut juga
Bivalvia. Kedua cangkang pada bagian tengah dorsal dihubungkan oleh jaringan ikat
(ligamen) yang berfungsi seperti engsel untuk membuka dan menutup cangkang dengan
cara mengencangkan dan mengendurkan otot. Cangkang tersusun dari lapisan
periostrakum, prismatik, dan nakreas. Pada tiram mutiara, jika di antara mantel dan
cangkangnya masuk benda asing seperti pasir, lama-kelamaan akan terbentuk mutiara.
Mutiara terbentuk karena benda asing tersebut terbungkus oleh hasil sekresi palisan
cangkang nakreas. Pelecypoda tidak memiliki kepala. Mulutnya terdapat pada rongga
mantel, dilengkapi dengan labial palpus. Pelecypoda tidak memiliki rahang atau radula.
Maka makanannya berupa hewan kecil seperti protozoa, diatom, dan sejenis lainnya.
Insang Pelecypoda berbentuk lembaran sehingga hewan ini disebut
juga Lamellibranchiata (dalam bahasa latin, lamella = lembaran, branchia = insang).
Lembaran insang dalam rongga mantel menyaring makanan dari air yang masuk kedalam
rongga mantel melalui sifon (corong). Sistem saraf Pelecypoda terdiri dari tiga pasang
ganglion yang saling berhubungan. Tiga ganglion tersebut adalah ganglion anterior,
ganglion pedal, dan ganglion posterior. Reproduksi Pelecypoda terjadi secara seksual. Organ
seksual terpisah pada masing-masing individu. Fertilisasi terjadi secara internal maupun
eksternal. Pembuahan menghasilkan zigot yang kemudian akan menjadi larva.

Ciri-ciri umum

Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral.


Pada bagian torsal terdapat:

1. Gigi sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta meluruska kedua katup;
2. Ligament sendi, berfungsi menyatukan katup bagian dorsaldan memisahkan katup sebelah vertal;
3. Umbo, tonjolan cangkang di bagian dorsal.
Kalau dibuat sayatan memanjang dan melintang, tubuh kerang akan tampak bagian-bagian
sebagai berikut:

1.
Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk melindungi seluruh tubuh
kerang.
2. Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh yang lunak. Pada bagian
belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut sifon. Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air,
sedangkan sifon bawah sebagai tempat masuknya air.
3. Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak mengandung pembuluh
darah.
4. Kaki pipih. Bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior.
5. Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang menembus
jantung, alat peredarn, dan alat ekskresi (ginjal).
Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urut dair luar ke dalam sebagai berikut.

1.Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat tanduk yang dihasilkan oleh tepi
mantel; sehingga sering disebut lapisan tanduk, fungsinya untuk melindungi lapisan yang ada di sebelah
dalamnya dan lapisan ini berguna untuk melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air serta
memberi warna cangkang..
2. Prismatic, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal kalsium karbonat yang berbentuk
prisma yang berasal dari materi organik yag dihasilkan oleh tepi mantal.
3. Nakreas, merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas kristal-kristal halus kalsium karbonat.
merupakan lapisan mutiara yang dihasilkan oleh seluruh permukaan mantel. Di lapisan ini, materi
organik yang ada lebih banyak daripada di lapisan prismatic. Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak
terdapat pada tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar, mampu mamancarkan keragaman warna. Lapisan
ini sering disebut sebagai lapisan mutiara.
Kerang-kerangan banyak bermanfaat dalam kehidupan manusia sejak masa
purba. Dagingnya dimakan sebagai sumber protein. Cangkangnya dimanfaatkan sebagai
perhiasan, bahan kerajinan tangan, bekal kubur, serta alat pembayaran pada masa
lampau. Mutiara dihasilkan oleh beberapa jenis tiram. Pemanfaatan modern juga menjadikan
kerang-kerangan sebagai biofilter terhadap polutan.
Peran Bivalvia Dalam Melestarikan Ekosistem Air

Peran Oyster (klass bivalvia) sebagai biofilter secara nyata dapat meminimalkan dampak
negative lingkungan dari aktivitas budidaya udang dan ini sesuai dengan konsep budidaya
ramah lingkungan. Oyster dapat berproduksi secara maksimal dan lestari sesuai daya
dukung lingkungannya tanpa terjadi penurunan mutu lingkungan yang berarti. Moluska
bivalvia akan mengurangi secara nyata konsentrasi N dan P dalam air buangan dari tambak
produksi udang Panaeus monodon. Fakta telah membuktikan bahwa di banyak daerah yang
memiliki banyak tambak budidaya udang, budidaya moluska dapat membantu
meminimalkan dampak negative lingkungan perairan yang diakibatkan dari adanya aktifitas
budidaya udang.

Cara Mambudidayakan Bivalvia

Bivalve dipelihara dalam kurungan bamboo yang ditempatkan di bagian luar pintu
pengeluaran air (outlet) budidaya udang tambak dengan kisaran salinitas 33-36 ppt, pH
5,29-6,19, dan oksigen terlarut 0,151-3,97 mg/L. Hewan moluska ini akan mencapai
panjang rata-rata 57,4 mm dalam waktu 3 bulan. Larva oyster, Crassostrea rhizophorea
dipelihara dalam kurungan kotak yang ditempatkan di pintu keluar tempat pembuangan air
budidaya udang di tambak. Dalam satu kurungan terdapat 3 kotak kecil yang memuat 500
oyster/kotak dan ada 3 kurungan disusun secara parallel. Pertumbuhan oyster diamati dua
kali sebulan. Sampel air diambil dari 3 titik : dari dalam tambak, air buangan keluar dari
petakan tambak dan air buangan yang keluar dari saluran irigasi utama menuju keluar
(perairan umum). Sampel air dianalsa kualitas airnya di laboratorium. Kondisi kualitas air
tambak budidaya udang L. vannamei selama periode 90 hari. Data menunjukkan bahwa
produksi moluska secara nyata berpengaruh terhadap pengurangan dampak lingkungan
yang merugikan dari air buangan tambak. Pengambilan atau penyerapan fosfat, nitrat dan
nitrit dari perairan oleh moluska Nampak sangat nyata. Oyster yang dibudidaya mampu
mengurangi akumulasi konsentrasi fosfat anorganik dalam media yang digunakan untk
budidaya udang vaname intensif selama 3 bulan.

Kesimpulan

Bivalve adalah sekelompok hewan yang mempunyai cangkang katup sepasang. Hewan ini
berkaki pipih seperti mata kapak, hidup di air laut ataupun air tawar. Bivalave sangat
mempunyai peranan penting dalam kehidupan. Diantaranya sebagai sumber protein, sebagai
perhiasan, bahan kerajinan tangan, bekal kubur dan alat pembayaran pada masa lampau
bahkan dibuat sebagai pemanfaatan modern yakni sebagai biofilter terhadap polutan. Fakta
telah membuktikan bahwa di banyak daerah yang memiliki banyak tambak budidaya udang,
budidaya moluska dapat membantu meminimalkan dampak negative lingkungan perairan
yang diakibatkan dari adanya aktifitas budidaya udang.

Dapus :

https://dosenbiologi.com/hewan/peranan-mollusca
Para petani padi tentu sudah tidak asing dengan hama yang satu ini.

Hama tersebut adalah keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck). Keong tersebut
dinamakan keong mas karena cangkangnya yang berwarna keemasan. Keong mas ini berbahaya
karena memakan batang tanaman padi yang masih muda. Tentu saja dengan begitu, petani padi
akan mengalami kerugian yang tidak sedikit. Bahkan padi yang baru ditanam bisa musnah dalam
waktu yang singkat. Keong mas sulit untuk dibasmi secara tuntas. Perkembangan keong mas
sangat cepat, masa telur hingga menetas hanya membutuhkan waktu 4-7 hari. Sedangkan satu
ekor keong mas betina bisa menghasilkan 15 kelompok telur selama satu siklus hidup sekitar 60-
80 hari, dan seekor keong mas dewasa mampu menghasilkan 1000-1200 telur pada tiap
bulannya. Dengan perkembangan dan penyebarannya yang cukup luas dan sangat cepat ini
keong mas masuk dalam kategori hama yang ditakuti petani. Bahkan dalam waktu dua sampai
tiga hari, seratus keong mas dapat menghabiskan satu petak tanaman padi. Sungguh memilukan
bukan ?

http://www.tugutani.info

Ada beberapa cara yang biasa dipakai untuk membasmi hama sawah ini. Petani yang awam
dan toleran terhadap kimia, tentu tidak segan dengan penggunaan moluskisida atau pestisida
untuk moluska. Namun di sisi lain, dalam jangka panjang justru akan menimbulkan dampak
yang negatif. selain kepada tanaman atau petani itu sendiri, terutama terhadap kesehatan dan
kesuburan tanah mereka.
Sebaliknya cara yang mudah dan aman adalah dengan menangkap dan mengumpulkannya.
Selama ini keong mas dikenal sebagai hama pada tanaman padi yang cukup sulit dikendalikan.
Namun jika kita mau kreatif ternyata banyak manfaat yang bisa diperoleh dari keong mas.
Biasanya banyak petani yang menggunakan keong mas ini sebagai makanan ternak dan ikan,
namun ternyata masih ada manfaat lain keong mas yaitu sebagai pupuk organik cair.

Membuat pupuk organik dari keong mas selain membantu mengendalikan hama, juga dapat
mewujudkan pertanian organik yang lebih sehat tentunya. Bagaimana cara pengelolaan hama
keong mas yang dapat memberikan manfaat dalam budidaya tanaman pertanian? Simak ulasan
berikut ini.

Dalam perkembangan teknologi pertanian masa kini, keong mas dapat dijadikan salah satu
pupuk organik cair dengan cara menjadikannya MOL keong mas, dengan bahan baku keong mas
yang diharapkan dapat menghambat atau bahkan menghilangkan perkembangbiakan keong mas
tersebut.

MOL sendiri adalah cairan yang berbahan dari berbagai sumber daya alam yang tersedia
setempat. Berdasarkan kandungan yang terdapat dalam MOL tersebut, maka MOL dapat
digunakan sebagai pendekomposer, pupuk hayati, dan sebagai pestisida organik terutama sebagai
fungisida. Adapun cara pembuatan MOL keong mas adalah dengan cara sebagai berikut:
Bahan baku : keong mas 1 kg, gula merah kg, air cucian beras 4 liter, serta bisa juga
ditambahkan dengan air kelapa sebanyak 2 liter.

Cara membuat:

 Pertama haluskan keong mas dengan cara ditumbuk, kemudian gula merah disisir halus dan
dilarutkan dalam larutan air cucian beras yang telah dicampur dengan air kelapa.
 Setelah itu diaduk hingga merata dan disimpan selama 15-30 hari atau lebih jika menginginkan
hasil yang baik.
 Pembuatan pupuk cair ini dinilai berhasil jika hasil fermentasi mengeluarkan bau harum yang
khas. Jika berbau busuk, bisa ditambahkan kembali irisan gula merah.
 Untuk pembuatan pupuk organik yang lebih banyak, maka dapat dilakukan dengan
melipatgandakan bahan-bahan yang tersedia dengan memperhatikan perbandingannya.

Cara penggunaan:

 Satu liter MOL keong mas bisa dicampur dengan air biasa sekitar 2 liter/tangki.
 Pupuk organik cair ini bisa diaplikasikan dengan penyemprotan pada umur padi 15HST dengan
jarak 2-3 kali seminggu.

Beberapa keunggulan yang bisa didapatkan petani dengan penggunaan pupuk organik ini
yaitu, yang pertama dengan mengaplikasikan pupuk organik keong mas ini tanaman dan buah
akan lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia pada
umumnya.

Selain itu pupuk organik ini mampu menghidupkan organisme tanah sehingga tanah akan
kembali subur. Kemudian keunggulan yang utama adalah pupuk organik ini tidak menimbulkan
efek buruk kepada tanaman atau bahkan petani itu sendiri, serta terhadap lingkungan karena
tidak bercampur dengan bahan kimia.

Sekian dari saya, salam hormat dan semoga bermanfaat !

Daftar pustaka

Ameliawati, M.A. 2013. Kandungan Mineral Makro-Mikro dan Total Karotenoid Telur Keong
Mas (Pomacea canaliculata) dari Kolam Budidaya FPIK. Skripsi. IPB, Bogor.

Budiyono S. 2006. Teknik Mengendalikan Keong Mas pada Tanaman Padi. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian 2(2): 128-133

https://www.kompasiana.com/dyanyulianti/5a96c807ab12ae74141424f2/tak-disangka-ternyata-hama-
ini-bisa-jadi-pupuk-organik

Anda mungkin juga menyukai