Penyu Hijau merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut
tropis. Dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil dan paruhnya yang tumpul. Dinamai
penyu Hijau bukan karena sisiknya berwarna Hijau, tapi warna lemak yang terdapat di bawah
sisiknya berwarna Hijau. Tubuhnya bisa berwarna abu-abu, kehitam-hitaman atau kecoklat-
coklatan. Daging jenis penyu inilah yang paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia terutama
di Bali. Mungkin karena orang memburu dagingnya maka penyu ini kadang-kadang pula
disebut penyu daging. Penyu Hijau dewasa hidup di hamparan lamun dan ganggang. Berat
penyu Hijau dapat mencapai 400 kg, namun di Asia Tenggara yang tumbuh paling besar
sekitar separuh ukuran ini. Penyu Hijau di barat daya kepulauan Hawai kadang kala
ditemukan mendarat pada waktu siang untuk berjemur panas. Anak-anak penyu Hijau (tukik),
setelah menetas, akan menghabiskan waktu di pantai untuk mencari makanan. Tukik penyu
Hijau yang berada di sekitar Teluk Carifornia hanya memakan alga merah. Penyu Hijau akan
kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur setiap 3 hingga 4 tahun sekali. Ketika
penyu Hijau masih muda mereka makan berbagai jenis biota laut seperti cacing laut, udang
remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka
berubah menjadi herbivora dan makanan utamanya adalah rumput laut.
Ukuranya cukup besar antara 1,5 meter dengan berat hingga 398 kg.
Berwarna hijau pada siripnya dan memiliki jaringan lemak yang cukup tebal.
Memiliki 4 pasang lempengan pada bagian karapas.
Memiliki bentuk karapas yang mirip berbentuk hati.
Merupakan hewan herbivora yang biasanya dikonsumsi adalah lamun dan gangang.
Umumnya ketika bertelur kurang lebih hingga 115 butir.
Siklus bertelurnya antara 2 hingga 8 tahun.
Di Indonesia sering di temukan di daerah pantai selatan Jawa barat, Pantai Selatan Bali,
Kalimantan Tengah, Jawa Timur di daerah Alas Purwo, Bengkulu di daerah Retak Ilir Muko
Muko, Pantai Selatan Lombok dan Perairan Nusa Tenggara Timur.
Penyu Hijau (Chelonia Mydas) ini teracam punah karena memang memiliki banyak
predator ataupun penyebab matinya telur telur Penyu Hijau tersebut. Ancaman terbesar dari
Penyu tersebut adalah manusia dan hewan lainya. Di indonesia sendiri manusia merupakan
salah satu musuh terbesar dari Penyu Hijau ini. Maraknya pembangunan di pesisir turut
mempengaruhi lokasi bertelurnya para Penyu ini. Selain itu perburuan cangkang, daging
hingga telur penyu turut mempengaruhi populasi dari hewan ini. Bahkan bali sendiri menjadi
wilayah terbesar yang mengkonsumsi dan memburu Penyu Hijau ini. Perburuan Penyu di
berbagai wilayah indonesia ini menjadi salah satu penyebab hewan ini memiliki status
teranam punah. Untungnya kini sudah berlaku larangan untuk perdagangan hewan yang di
lindungi undang undang. Bahkan konvensi ini berlaku secara internasional dan penyu hijau
masuk dalam kategori apendik I kategori flora fauna yang terancam punah.
Walaupun penyu hijau cukup banyak ketika menetas. Sayangnya yang bertahan hingga
dewasa dan mampu menyeberang ke laut sekurang kurangnya hanya ada 11 ekor dari sekali
melahirkan. Selain itu perburuan telur penyu ini juga sangat mengancam. Sehingga wajar jika
kemudian jenis penyu ini memiliki status yang terancam punah.
KLASIFIKASI ILMIAH
Foto.
Secara khusus penyu sisik Ciri fisik : Ukuran tubuh 70-90 cm, berat 40-90 kg, paruhnya
bengkok, karapaks coklat gelap bertotol-totol.
-Habitat :Lauttropik dekat terumbu karang
-Makanan :Sponge dan Batu Karang Lembut
- Banyak diambil kerapasnya untuk kerajinan
Penyu sisik laut dapat menarik leher mereka ke dalam tempurungnya (the Cryptodira, yang dapat
menarik leher mereka dan melipatnya dibawah spine-nya; dan Pleurodira, yang dapat melipat
leher mereka ke samping.
Kepala
Penyu sisik memiliki kelenjar dekat matanya yang menghasilkan air mata bergaram yang
berfungsi untuk membuang garam berlebih dari tubuhnya yang diambil dari air yang mereka
minum.
penyu sisik memiliki keistimewaan berupa kemampuan penglihatan malam hari yang hebat yang
disebabkan oleh sejumlah besar sel batang pada retina mereka. penyu memiliki penglihatan
warna dengan kekayaan subtipe cone dengan sensitivitas antara hampir Ultraviolet (UV A)
hingga Merah.
Penyu sisik memiliki sebuah mulut lebar yang kokoh. Penyu sisik menggunakan rahangnya
untuk memotong dan mengunyah makanan. Sebagai pengganti gigi, rahang atas dan bawah pada
penyu sisik dilapisi oleh deretan tulang yang keras. Penyu sisik menggunakan lidahnya untuk
membantu mengunyah makanan, tapi mereka tidak dapat, tidak seperti kebanyakan reptil,
menjulurkan lidahnya untuk menangkap makanan.
Tempurung
Tempurung penyu sisik bagian atas disebut carapace. Tempurung bagian bawah yang
membalutnya disebut plastron. Carapace dan plastron tersambung pada sisi-sisi penyu sisik oleh
strukur tulang yang disebut bridges. Lapisan bagian dalam pada penyu sisik terbuat dari sekitar
60 tulang yang meliputi porsi tulang belakang dan rusuk, yang berarti bahwa penyu sisik tidak
dapat merangkak keluar dari tempurungnya. Pada penyu sisik, lapisan luar tempurung dilapisi
oleh sisik-sisik keras yang disebut scute yang merupakan bagian dari kulit luarnya, atau
epidermis. Scute terbuat dari protein berserat yang disebut keratin yang juga membentuk sisik
pada reptil lainnya. Scute ini tumbuh melebihi lapisan-lapisan antara tulang-tulang tempurung
dan menambah kekuatan tempurung. penyu sisik tidak memiliki scute yang keras.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, lapisan luar tempurung adalah bagian dari kulit, masing-
masing scute (atau piring) pada tempurung merupakan sebuah sisik yang termodifikasi.
Tempurung tersebut terdiri dari kulit dengan sisik-sisik yang lebih kecil, sama seperti kulit reptil
lainnya. Penyu sisik tidak berganti kulit dalam satu kali proses, seperti yang dilakukan oleh ular,
tapi secara berlanjut, dalam potongan-potongan yang kecil (terkadang terlihat seperti potongan
plastik tipis).
Anggota badan
Penyu sisik dan memiliki kaki berbentuk dayung (flipper) sebagai pengganti kaki. Penyu
“terbang” dalam air, menggunakan gerakan naik-turun pada kaki dayung depan untuk
menciptakan gaya dorong; kaki belakang tidak digunakan untuk berenang tapi mungkin
digunakan untuk penyeimbang. Penyu jantan biasanya tidak pernah meninggalkan lautan,
sedangkan betina harus naik ke daratan untuk menetaskan telur. Mereka bergerak sangat lamban,
menyeret badan mereka dengan kaki dayungnya. Kaki dayung belakang mereka digunakan untuk
menggali lubang telur dan mengisinya kembali dengan pasir ketika telur-telurnya sudah
ditetaskan.
KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Cheloniidae
Genus : Eretmochelys
Spesies : Eretmochelys imbricata
Nama Lokal : Penyu Sisik
FOTO
Memiliki ukuran tubuh paling kecil dengan panjang rata rata kurang lebih 70 cm.
Berat tubuh termasuk karapaknya kurang lebih rata rata 40 kg.
Memiliki warna saat dewasa umumnya abu abu saat masih kecil memiliki warna kehitaman
dengan ukuran karapak yang sangat kecil kurang lebih 4,2 cm.
Memiliki enam sisik pada bagian karapas yang keras dan dua pasang sisik pada bagian
postocular pada bagian orbital memiliki 3 pasang sisik.
Umumnya saat mendarat di pantai jenis betina akan meninggalkan bekas sedangkan jenis
jantan tidak mudah meninggalkan bekas.
Merupakan jenis karnovira dengan makanan utama seperti kerang, remis, udang dan kepiting.
Bertelur ratarata tiga kali dalam semusim kawin dengan telur yang dihasilkan antara 100
hingga 110 telur
KLASIFIKASIH ILMIAH
Kingdom : Animalia
Filum : Vertebrata
Kelas : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Cheloniidae
Genus : Lepidoochelys
Spesies : Lepidoochelys Oliviceae
Nama Lokal : Penyu Lekang
FOTO
KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordatan
Sub Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudinata
Famili : Dermochelidae
Genus : Dermochelys
Spesies : Dermochelys coriacea
CIRI – CIRI PENYU BELIMBING
Memiliki kulit cangkang berwarna gelap dengan bintik-bintik putih yang tidak sekeras penyu
lain
Sirip depannya panjang
Ukurannya dapat mencapai hingga 180 cm dan berat 500 kg
Merupakan penyu laut terbesar dan salah satu reptil terbesar yang masih hidup.
Penyu Tempayan adalah karnivora. Saat tukik (anak), memakan ubur-ubur, lamun (sea
grass), keong, dan udang. Setelah dewasa memakan kepiting dan kerang (dan krustasea lainnya),
cumi-cumi, gurita, ikan-ikan kecil, anemon laut, dll. Penyu ini menghancurkan mangsa dengan
rahangnya yang besar dan kuat.
Layaknya jenis penyu lainnya, Penyu Tempayan memiliki kemampuan berenang cepat di air
namun bergerak lambat saat di tanah. Penyu jantan hampir tidak pernah meninggalkan air.
Sedangkan penyu betina hanya naik ke pantai (darat) untuk bertelur. Sikulus bertelur
(remigration interval) Penyu Tempayan adalah dua atau tiga tahun. Dalam satu siklus bertelur
antara 3 hingga 5 sarang dengan jumlah telur mencapai 100- 120 butir. Usia matang (dewasa,
siap bereproduksi) Penyu Tempayan berkisar diperkirakan antara 10 sampai 35 tahun. Namun
dari penelitian yang dilakukan Sea Turtle Flagship Program dan dipublikasikan di jurnal
Functional Ecology (2011), seekor Penyu Tempayan betina baru akan bertelur saat berusia 45
tahun.
KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Sauropsida
Ordo : Testudines
Sub Ordo : Cryptodira
Superfamily : Cheloniidea
Spesies : Caretta caretta
FOTO
FOTO
Penyu Pipih (Natator depressus)
FOTO