Anda di halaman 1dari 3

Kingdom : Animalia

Sub Kingdom : Invertebrata


Phylum : Arthropoda
Classis : Arachnida
Ordo : Xiphosura
Familia : Limulidae
Genus : Limulus
Species : Limulus sp
Belangkas stermasuk dalam kelas
Arachnoidea, biasanya di kenal
dengan nama king crab atau raja
kepiting. Sebagian besar hewan ini telah punah. Mereka adalah hewan air yang disebut
euripterida yang hidup pertama kali dalam zaman Kambrium. Anggota merostomata yang
bertahan hidup sampai saat sekarang hanyalah hewan ini (Limulus sp), tidak mengalami
perubahan evolusi sejak genus pertama timbul di lautan Trias 200 juta tahun yang lalu.

Belangkas adalah sejenis ketam yang hidupnya di laut yang dangkal dan
membenamkan dirinya pada dasar laut yang berlumpur dan berpasir. Hewan ini merupakan
hewan yang aktif pada malam hari. Panjang tubuhnya bisa mencapai 60 cm. Secara umum
tubuhnya dapat dibagi atas cephalothorax dan abdomen yang masing-masing tertutup oleh
karapaks yang berkesinambungan lalu melanjut sebagai ekor yang berbentuk seperti tombak
yang disebut telson. Tidak memiliki antena. Hewan ini bernapas dengan insang buku yang
berasal dari alat-alat tambahan abdominal yang bercabang dua. Bagian anteriornya disebut
juga prosoma sedang bagian posteriornya disebut ophistosoma. Bagian prosoma tidak
bersegmen setengah bundar atau bagian carapacenya berbentuk seperti tapal kuda. Pada
bagian ini khususnya bagian dorsalnya terdapat dua pasang mata yaitu sepasang mata tengah
yang sederhana dan sepasang lagi mata lateral yang majemuk. Pada bagian prosoma disekitar
mulut terdapat enam pasang kaki yang menempel baik itu kaki yang berbulu ataupun tidak.
Bagian ekor dari belangkas bersifat kaku dan mengerucut di bagian ujungnya, namun bagian
pangkalnya bisa digerakkan dan sanggup memberi dorongan kepada belangkas untuk
bergerak lebih cepat. Kemampuan dari ekor belangkas tersebut lantas memunculkan teori
yang menyatakan bahwa bila ekor dari belangkas rusak atau hilang, maka belangkas yang
bersangkutan akan lebih mudah ditangkap oleh pemangsanya. Karena ekornya pula, di dalam
tangga klasifikasi ilmiah, ordo dari belangkas diberi nama Xiphosura yang merupakan bahasa
Yunani dari "ekor pedang".

Jika tubuh belangkas dibalik, akan terlihat kaki-kaki dari belangkas yang bentuknya
mirip kaki kepiting atau laba-laba. Total, belangkas memiliki 6 pasang kaki yang memiliki
fungsinya masing-masing. Pasangan kaki pertama berguna untuk memegang makanan dan
memasukannya ke mulut. Pasangan kaki kedua digunakan untuk berjalan di dasar laut,
sementara 4 pasang sisanya digunakan untuk memberikan daya dorong tambahan saat
belangkas bergerak. Walaupun belangkas bisa berenang dan melayang di air dengan memakai
ekor dan kaki-kakinya, belangkas lebih banyak bergerak dengan cara berjalan dan merayap di
dasarlaut.
Belangkas adalah hewan nokturnal yang berarti mereka aktif beraktivitas pada malam
hari, khususnya pada saat bulan purnama. Selama beraktivitas, belangkas aktif mencari
makanannya yang mencakup hewan-hewan dasar laut seperti cacing laut, kerang, Crustacea,
dan bahkan ikan kecil. Untuk menemukan makanannya, belangkas mengandalkan rambut-
rambut kecil di sekitar mulutnya untuk mencium bau dari calon mangsanya. Karena makanan
dari belangkas memiliki perilaku untuk mengubur diri atau bersembunyi di dalam pasir,
belangkas kerap mengais-ngais dasar laut untuk mendapatkan calon makanannya tersebut.

Saat musim kawin tiba, sejumlah besar belangkas akan bermigrasi ke pantai berpasir
dan perairan dangkal. Pejantan yang tiba lebih dulu di pantai selanjutnya akan berpatroli dan
kemudian mencegat betina yang kebetulan melintas di dekatnya. Tidak jarang seekor betina
bisa dicegat dan melakukan perkawinan dengan belasan pejantan sekaligus. Saat melakukan
perkawinan, betina akan menggali lubang pada dasar pantai dan memasukkan telur-telurnya
ke dalam lubang tersebut, lalu pejantan mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur-telur
yang dikeluarkan oleh betina. Jumlah telur yang dikeluarkan oleh betina bisa mencapai
120.000 butir, namun hanya sedikit yang bisa bertahan hidup hingga dewasa.

Telur-telur belangkas akan menetas setelah 2-5 minggu di mana semakin hangat
suhunya, semakin cepat pula telur-telurnya menetas. Larva belangkas yang baru menetas bisa
tetap berada di dalam pasir selama beberapa minggu berikutnya. Saat pasang naik tiba, larva
akan memasuki fase planktonik di mana larva yang terseret oleh arus pasang selanjutnya
hidup melayang-layang di laut dan mengandalkan cadangan kuning telur sebagai
makanannya. Sekitar seminggu kemudian, larva jatuh ke dasar laut dan memasuki fase
pertumbuhan berikutnya: faseju venil, belangkas fase juvenil memiliki bentuk dan perilaku
yang sangat mirip dengan belangkas dewasa. Selama fase juvenil, belangkas berkali-kali
melakukan pergantian kulit seiring dengan pertumbuhannya. Setiap kali berganti kulit,
ukuran tubuh dari belangkas bertambah 25 - 30 %. Belangkas termasuk hewan yang lambat
bertumbuh dan baru mencapai kematangan seksual pada usia 9 tahun. Usia maksimal dari
belangkas adalah 40 tahun, namun rata-rata belangkas hanya hidup hingga usia 12 tahun.
Panjang maksimal dari belangkas termasuk ekornya adalah 60 cm di mana betina berukuran
sedikit lebih besar ketimbang pejantannya.

Belangkas memiliki sejumlah manfaat penting bagi manusia. Sejak permulaan abad
ke-20, belangkas ditangkap dalam jumlah besar untuk dijadikan umpan sidat dan siput laut
besar. Di luar industri perikanan, darah dari belangkas yang mengandung tembaga digunakan
oleh industri farmasi untuk membuat Limulus Amebocyte Lysate (LAL), senyawa yang
berguna untuk mendeteksi toksin yang dihasilkan oleh bakteri. Cangkang dari belangkas bisa
diolah menjadi aneka produk seperti lensa kontak, krim kulit, penambal luka jahitan kepala,
dan kitosan (chitosan), sejenis pengawet makanan. Di beberapa daerah di Indonesia,
belangkas juga dimakan oleh manusia. Manfaat besar yang didapat manusia dari belangkas di
sisi lain juga berkontribusi besar terhadap keberadaannya di alam liar. Penangkapan
belangkas yang kelewat batas membuat populasi hewan tersebut merosot tajam & mulai
terancam punah. Selain untuk dikonsumsi & dijadikan bahan baku industri, belangkas juga
kerap dibunuh oleh para peternak kerang karena belangkas dianggap sebagai hama yang
memakan kerang. Faktor-faktor lain seperti perusakan habitat & pencemaran juga ikut
berkontribusi terhadap menurunnya populasi belangkas. Tantangan terbesar dari upaya
pelestarian belangkas adalah belangkas termasuk hewan yang sulit berkembang biak dengan
cepat & ada begitu banyak industri yang menggantungkan nasibnya pada belangkas. Sebagai
langkah awal untuk mencegah kepunahan belangkas, para ilmuwan mengamati siklus hidup
belangkas di habitat liarnya secara seksama dengan harapan bisa mendapatkan cara paling
efektif untuk menjaga kelestarian belangkas. Beberapa negara bagian di AS semisal New
Jersey & South Carolina bahkan bertindak lebih ekstrim dengan melarang penangkapan
belangkas sama sekali.

Provinsi jambi sendiri terdapat belangkas yakni di daerah perairan Tanjung Jabung
Barat dan Tanjung Jabung Timur, terutama di Tanjung Jabung Barat belangkas di buru secara
besar-besaran untuk memenuhi kehidupan sehari ataupun di perdagangkan karena manfaat
hewan ini sangat banyak jadi hewan ini di hargai sangat mahal, karena belangkas di buru
secara besar-besaran jadi belangkas merupakan hewan yang terancam punah, jika tidak di
keluarkan peraturan untuk tidak memburu belangkas mungkin untuk beberapa tahun kedepan
kita tidak akan melihat belangkas lagi di perairamn Jambi.

Anda mungkin juga menyukai