Anda di halaman 1dari 24

JENIS – JENIS IKAN DAN REFERENSINYA

A. Ikan laut

 Ayam-ayam

Ayam-ayam (Abalistes stellaris), dikenal pula sebagai ikan etong, jebong, atau
kambing-kambing adalah ikan laut komsumsi populer yang biasa diolah sebagai ikan
bakar. Ikan ini biasa ditemukan di perairan hangat kawasan Indo-Pasifik, mulai dari
Laut Merah sampai Samudera Pasifik bagian barat. Ukuran rata-rata adalah 40 cm,
tetapi dapat mencapai 60 cm (jantan). Sirip punggung memiliki 25-27 jari-jari
sedangkan di sirip anal terdapat 24-26 jari-jari. Sisiknya cenderung besar di dekat
sirip perut. Ikan ini memiliki patil di bagian belakang tubuhnya.

Sifat hidup demersal (hidup di laut dasar) dan amphidromous (bermigrasi dari
perairan asin dan perairan tawar). Hidup menyukai terumbu karang dekat hewan
spons atau alga laut, serta dasar berpasir. Ikan ini biasa tertangkap jaring yang lalu
dijual segar atau dikeringkan menjadi ikan asin. Jenis ikan lain yang mirip dan diberi
nama sama adalah Abalistes stellatus dan A. filamentosus.

Gambar 1. Ayam-ayam

 Bandeng ("Chanos chanos")

Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan
ini merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam suku Chanidae (bersama
enam genus tambahan yang dilaporkan pernah ada namun sudah punah) [1]. Dalam
bahasa Bugis dan Makassar dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa Inggris
milkfish) Mereka hidup di Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan cenderung
berkawanan di sekitar pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda
dan baru menetas hidup di laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa
bakau berair payau, dan kadangkala danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali
ke laut kalau sudah dewasa dan bisa berkembang biak.

Ikan muda disebut nener (IPA : nənər ) dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan
dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan
tumbuh dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25–30 cm) bandeng
dijual dalam keadaan segar atau sudah dibekukan. Bandeng diolah dengan cara
digoreng, dibakar, dikukus, dipindang, atau diasap.
Gambar 2. Ikan Bandeng

 Barakuda, alu-alu

Barakuda adalah ikan dalam kelas Actinopterygii yang dikenal berwujud


menyeramkan dan berukuran tubuh besar, yaitu sampai panjang enam kaki dan lebar
satu kaki.[2] Tubuhnya panjang dan ditutupi oleh sisik yang halus. Ikan ini dapat
ditemukan di samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia. Barakuda adalah anggota
genus Sphyraena, satu-satunya genus dalam familia Sphyraenidae.

Gambar 3. Ikan Barakuda

 Baronang

Baronang (Siganus Sp.) adalah sekelompok ikan laut yang masuk dalam keluarga
Siginidae. Ikan ini dikenal oleh masyarakat dengan nama yang berbeda-beda satu sama
lain sesuai spesiesnya, seperti di Kepulauan Seribu dinamakan kea-kea, di Jawa Tengah
dengan nama biawas dan nelayan-nelayan di Pulau Maluku menamakan dengan sebutan
samadar. Baronang ditemukan di perairan dangkal laguna di wilayah Indo-Pasifik dan
timur Laut Tengah. ikan ini dalam bahasa inggris disebut rabbitfish karena prilaku
makannya yang memakan tumbuh-tumbuhan (rumput laut) secara rapi seperti dipangkas
mesin rumput kecil. Baronang merupakan salah satu ikan yang menjadi favorit bagi para
pemancing di laut.

Gambar 4. Ikan Baronang

o Baronang angin (Siganus javus)


o Baronang batik (Siganus vermiculatus)
o Baronang kalung (Siganus virgatus)
o Baronang kunyit
o Baronang lada (Siganus stellatus)
o Baronang susu (Siganus canaliculatus)
o Baronang tompel (Siganus guttatus)
 Belanak

Belanak (Moolgarda seheli, sinonim Valamugil seheli (Forsskål, 1775); suku


Mugilidae) adalah sejenis ikan laut tropis dan subtropis yang bentuknya hampir
menyerupai bandeng. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai blue-spot mullet atau blue-
tail mullet.
Ikan belanak secara umum bentuknya memanjang agak langsing dan gepeng. Sirip
punggung terdiri dari satu jari-jari keras dan delapan jari-jari lemah. Sirip dubur berwarna
putih kotor terdiri dari satu jari-jari keras dan sembilan jari-jari lemah. Bibir bagian atas
lebih tebal daripada bagian bawahnya ini berguna untuk mencari makan di
dasar/organisme yang terbenam dalam lumpur (kriswantoro dan Sunyoto, 1986). Ciri lain
dari ikan belanak yaitu mempunyai gigi yang amat kecil, tetapi kadang-kadang pada
beberapa spesies tidak ditemukan sama sekali.

Gambar 5. Ikan Belanak

 Buntal

Tetraodontidae adalah sebuah famili dari ikan muara dan laut yang berasal dari ordo
Tetraodontiformes..[1] Secara morfologi, ikan-ikan serupa yang termasuk dalam famili ini
serupa dengan ikan landak yang memiliki tulang belakang luas yang besar (tidak seperti
tulang belakang Tetraodontidae yang lebih tipis, tersembunyi, dan dapat terlihat ketika
ikan ini menggembungkan diri). Nama ilmiah ini merujuk pada empat gigi besar yang
terpasang pada rahang atas dan bawah yang digunakan untuk menghancurkan cangkang
krustasea dan moluska, mangsa alami mereka. Ikan buntal secara umum dipercayai
sebagai vertebrata paling beracun kedua di dunia setelah katak racun emas. Organ-organ
dalam seperti hati dan kadang kulit mereka sangat beracun bagi sejumlah hewan jika
dimakan, namun daging beberapa spesies ikan ini dijadikan sebagai makanan di Jepang
(disebut 河豚, diucapkan fugu), Korea (disebut bok), dan Tiongkok (disebut 河豚 he2
tun2) dan disiapkan oleh juru masak yang tahu bagian tubuh mana yang aman dimakan
dan seberapa banyak kadarnya.

Tetraodontidae terdiri dari sedikitnya 121 spesies ikan buntal yang terbagi dalam 20
genera.[1] Ikan ini banyak ragamnya di perairan tropis dan tidak umum dalam di perairan
zona sedang dan tidak ada di perairan dingin. Mereka memiliki ukuran kecil hingga
sedang, meski beberapa spesies memiliki panjang lebih dari 100 sentimeter (39 inchi).

Gambar 6. Ikan Buntal


 Cakalang

Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah ikan berukuran sedang dari familia
Skombride (tuna). Satu-satunya spesies dari genus Katsuwonus. Cakalang terbesar,
panjang tubuhnya bisa mencapai 1 m dengan berat lebih dari 18 kg. Cakalang yang
banyak tertangkap berukuran panjang sekitar 50 cm. Nama-nama lainnya di antaranya
cakalan, cakang, kausa, kambojo, karamojo, turingan, dan ada pula yang menyebutnya
tongkol. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai skipjack tuna.

Gambar 7. Ikan Cakalang

 Coelacanth

Coelacanth (artinya "duri yang berongga", dari perkataan Yunani coelia, "κοιλιά"
(berongga) dan acanthos, "άκανθος" (duri), merujuk pada duri siripnya yang
berongga) IPA: [ˈsiːləˌkænθ] adalah nama ordo (bangsa) ikan yang antara lain terdiri
dari sebuah cabang evolusi tertua yang masih hidup dari ikan berahang. Coelacanth
diperkirakan sudah punah sejak akhir masa Cretaceous 65 juta tahun yang lalu,
sampai sebuah spesimen ditemukan di timur Afrika Selatan, di perairan sungai
Chalumna tahun 1938. Sejak itu Coelacanth telah ditemukan di Komoro, perairan
pulau Manado Tua di Sulawesi, Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar dan taman
laut St. Lucia di Afrika Selatan. Di Indonesia, khususnya di sekitar Manado, Sulawesi
Utara, spesies ini oleh masyarakat lokal dinamai ikan raja laut. Coelacanth terdiri
dari sekitar 120 spesies yang diketahui berdasarkan penemuan fosil.

Gambar 8. Ikan Coelacanth

 Cucut atau hiu

Ikan Hiu adalah sekelompok (superordo Selachimorpha) ikan dengan kerangka


tulang rawan yang lengkap [1] dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan
menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada
spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai
tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari
kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air.[1] Mereka mempunyai
beberapa deret gigi yang dapat digantikan.
Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan. Hiu pigmi,
Euprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya
22 cm, hingga hiu paus, Rhincodon typus, ikan terbesar yang mampu tumbuh hingga
sekitar 12 meter dan yang, seperti paus, hanya memakan plankton melalui alat
penyaring di mulutnya. Hiu banteng, Carcharhinus leucas, adalah yang paling
terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini
ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta

Gambar 9. Ikan Hiu

o Cucut ronggeng (Eusphyra blochii)


o Cucut tokek, cucut kembang (Stegostoma fasciatum)
o Hiu banteng (Carcharhinus leucas)
o Hiu harimau (Galeocerdo cuvier)
o Hiu martil (Sphyrna spp.)
o Hiu paus, cucut geger-lintang (Rhincodon typus)
o Megalodon
 Ikan giru, Clownfish

Ikan giru atau lebih dikenal dengan sebutan ikan badut adalah ikan dari anak suku
Amphiprioninae dalam suku Pomacentridae.[1] Ada dua puluh delapan spesies yang
biasa dikenali, salah satunya adalah genus Premnas, sementara sisanya termasuk
dalam genus Amphiprion.[2] Mereka tersebar di lautan Pasifik, Laut Merah, lautan
India, dan karang besar Australia.[3]
Di alam bebas mereka bersimbiosis dengan anemon laut.[3] Anemon akan melindungi
Ikan badut dari pemangsa dan Ikan badut akan membersihkan Anemon dengan
memakan sisa - sisa makanan Anemon.[3] Ikan badut berwarna kuning, jingga,
kemerahan atau kehitaman. Spesies terbesar mencapai panjang 18 cm, sementara yang
terkecil hanya 6 cm.

Gambar 10. Ikan giru

o Giru gelang-putih (Amphiprion percula)


 Haring

Haring atau herring merupakan ikan pelagik kecil yang menjadi makanan predator
yang lebih besar darinya; sebagian besar ikan haring termasuk keluarga Clupeidae.
Mereka sering bergerak dalam kawanan besar di sekitar bagian laut yang dangkal
(seperti gosong pasir atau gunung bawah laut) dan dekat pantai. Spesies yang paling
berlimpah jumlahnya dan penting secara komersial adalah yang termasuk dalam
genus Clupea, utamanya terdapat di perairan beriklim sedang dan dangkal pada
Samudra Pasifik Utara dan Atlantik Utara, termasuk Laut Baltik, serta lepas pantai
barat dari Amerika Selatan. Ada tiga spesies Clupea yang telah dikenali, dan memberi
kontribusi sekitar 90% dari seluruh penangkapan ikan haring dalam perikanan. Yang
paling banyak dari semuanya adalah haring atlantik, kontribusinya lebih dari separuh
dari seluruh penangkapan haring. Ikan-ikan yang disebut haring juga ditemukan di
India, di Laut Arab, Samudera Hindia dan Teluk Benggala.
Ikan haring memainkan peran penting dalam sejarah perikanan laut di Eropa,[2] dan di
awal abad ke-20 penelitian atas ikan-ikan tersebut menjadi dasar bagi evolusi ilmu
perikanan.[3][4] Ikan berminyak[5] ini juga mempunyai sejarah panjang sebagai suatu
ikan makanan yang penting, dan seringkali diasinkan, diasapkan, atau diasamkan.

Gambar 11. Ikan haring

o Haring atlantik (Clupea harengus)


 Hilsa (Tenualosa ilisha)

Hilsa (bahasa Bengali: ইলিশ Ilish) adalah ikan yang paling populer bagi orang
Bengali. Ikan ini merupakan nasional Bangladesh dan sangat populer di Bengali
Barat, Tripura, Assam, dan India. Di Gujarat, ikan Hilsa disebut Modenn (untuk ikan
jantan) atau Palva (untuk ikan betina). Setiap tahun, sejumlah besar ikan ini ditangkap
di delta Padma-Meghna-Jamuna di Teluk Benggala. Hilsa adalah ikan laut namun
meletakkan telur-telurnya di sungai. Setelah dilahirkan, ikan Hilsa muda (disebut
Jatka) akan berenang kembali ke laut. Ketika itulah, mereka ditangkap. Hilsa yang
ditemukan di Bengali Barat rasanya leihi enak dan dieskpor ke beberapa negara. Ikan
Hilsa memiliki banyak tulang kecil.
Sebagai ikan yang bermigrasi (fenomena ini tidak biasa di perairan tropis), hilsa
menghabiskan sebagian besar hidupnya di laut, namun bermigarsi sejauh 1,200 km
melalui sungai-sungai di Asia Selatan untuk bertelur. Di India, sungai Rupnarayan,
Gangga dan Godawari terkenal sebagai tempat bertelur Hilsa. Hilsa juga ditemukan di
sungai-sungai di Pakista selatan, tepatnya di provinsi Sindh.
Hilsa juga dapat ditangkap di laut, namun rasanya tidak seenak yang ditangkap di
sungai.

Gambar 12. Ikan hilsa

 Injel

Injel adalah ikan dari ordo perciformes dari famili Pomacanthidae. Mereka
ditemukan di terumbu karang dangkal di daerah tropis kebanyakan di samudera
Pasifik barat, juga di samudera Atlantik dan Hindia. Famili ini terdiri dari tujuh
genera dan sekitar 86 spesies.
Dengan warnanya yang terang dan tajam, tubuh memipih, ikan injel merupakan salah
satu penghuni terumbu karang yang mencolok. Mereka sangat mirip ikan kepe-kepe,
famili berkaitan yang juga tampil mencolok. Ikan injel berbeda dari kepe-kepe karena
ikan injel memiliki duri preoperkulum (bagian dari tutup insang). Ciri ini juga
menjelaskan asal nama famili Pomacanthidae yang berasal dari bahasa Yunani poma
yang berarti "tutup" dan akantha yang berarti "duri".
Banyak spesies ikan injel memiliki perpanjangan mirip bendera dari sirip punggung
dan sirip anus yang lembut. Ikan ini memiliki mulut kecil dan sirip dada yang relatif
besar dan sirip ekor yang membulat atau mirip bulan sabit. Spesies terbesar, injel
kelabu, Pomacanthus arcuatus, dapat mencapai panjang 60 cm; sementara itu,
anggota genus Centropyge tidak melebihi panjang 15 cm. Ikan injel lainnya rata-rata
panjangnya 20 sampai 30 cm . Spesies kecil populer untuk akuarium, sedangkan
spesies terbesar kadang-kadang dicari sebagai ikan konsumsi; akan tetapi ada laporan
tentang keracunan ciguatera yang diakibatkan oleh memakan ikan injel.
Spesies besar juga juga cukup pemberani dan tampaknya tanpa rasa takut; mereka
diketahui mendekati penyelam. Sementara mayoritas ikan ini mudah beradaptasi di
tempat peliharaah, beberapa merupakan pemakan spesialis yang sulit dipelihara.
Kebiasaan makan dapat didefinisikan dengan ketat pada genus tertentu, contohnya
pada genus Genicanthus yang memakan zooplankton serta Centropyge yang
menyukai alga filamen. Spesies lain berfokus pada invertebrata bentik dengan spons,
tunikata, bryozoa, dan hidroid menjadi makanan pokoknya.
Banyak ikan injel terbatas hidup di terumbu karang dangkal, jarang menyelam lebih
dalam daripada 50 m. Spesies Centropyge abei diketahui hidup di kedalaman 150 m.
Injel adalah hewan diurnal dan bersembunyi di antara celah-celah karang pada malam
hari. Beberapa spesies bersifat soliter dan membuat pasangan kawin yang sangat
teritorial; spesies lain membentuk harem di mana seekor jantan mendominasi
beberapa betina. Saat masih muda, beberapa spesies mungkin hidup sebagai ikan
pembersih.
Hal yang umum pada banyak spesies injel adalah perubahan warna dramatis yang
dikaitkan dengan kedewasaan. Contohnya jantan muda injel elok, Genicanthus bellus,
memiliki garis hitam lebar dan tidak berbeda dari betina; saat dewasa, garis jingga
yang terang muncul di sisi dan punggungnya. Meski berhubungan dengan tingkat
sosial, perubahan warna ini tidak terbatas hanya terjadi pada jantan; semua spesies
ikan injel diketahui bersifat hermafrodit protogini. hal ini berarti jika jantan dominan
pada suatu harem hilang, seekor betina akan berubah menjadi seekor ikan jantan yang
fungsional.
Sebagai ikan yang bertelur pelagis, ikan injel menghasilkan banyak telur kecil
mengapung ke air yang kemudian menjadi bagian dari plankton. Telur mereka
mengapung dengan bebas terbawa arus hingga menetas, di mana banyak darinya
dimakan oleh pemakan plankton.
Ikan injel ratu, yang barangkali merupakan spesies injel terindah, tumbuh hingga
45 cm. Bersisik biru dan kuning neon, bertanda ungu dan jingga mengkilat, ternyata
tidak mencolok, dan sebernarnya bersembunyi dengan baik serta sangat pemalu.
Gambar 13. Injel

 Julung-julung (juga di air tawar)

Julung-julung (suku Hemiramphidae) adalah sekelompok ikan penghuni permukaan


(zona epipelagik) yang tersebar luas menghuni perairan hangat dunia. Terdapat dua
anak suku, yang pertama adalah Hemiramphinae, khusus menghuni lautan, dan
Zenarchopterinae, yang menghuni perairan darat dan estuarin. Julung-julung
memiliki ciri khas yang menjadi petunjuk penting: rahang bawahnya meruncing ke
depan, lebih panjang daripada rahang atasnya.
Cara reproduksinya bervariasi, mulai dari ovipar (telur dibuahi di luar tubuh),
ovovivipar (telur dibuahi di dalam tubuh dan dierami di dalam tubuh sampai
menetas), maupun vivipar (larva disuplai energinya oleh induk melalui struktur
menyerupai plasenta). Embrio di dalam uterus juga menunjukkan perilaku
kanibalisme pada beberapa spesies.
Julung-julung merupakan sumber pangan pada sejumlah tempat, meskipun nilainya
tidak terlalu tinggi. Beberapa jenisnya merupakan ikan akuarium. Di alam, julung-
julung merupakan mangsa bagi ikan hiu, ikan todak, serta makerel. Beberapa spesies
julung-julung air tawar adalah endemik di Pulau Sulawesi.

Gambar 14. Julung-julung

 Kakap

Kakap adalah keluarga ikan laut dasaran yang hidup secara berkelompok di dasar-
dasar karang atau terumbu karang. Mempunya ciri tubuh yang bulat pipih dengan
sirip memanjang sepanjang punggung. Jenis ikan kakap yang banyak ditemui di
Indonesia adalah jenis Kakap merah (L. campechanus) beberapa jenis yang lain yang
juga banyak di temui adalah Kakap kuning, Kakap hitam dan lain-lain.
Kakap merah merupakan fauna khas provinsi Kepulauan Riau dikarenakan provinsi
ini merupakan tempat tinggal banyak kakap dan kakap sendiri sering dijadikan bahan
makanan khas yaitu Asam pedas.

Gambar 15. Kakap


o Kakap hitam
o Kakap kuning
o Kakap merah (Lutjanus campechanus)
o Kakap putih
 Kedukang

Kedukang, kedukan,[3] keropak,[5] atau ikan duri (Hexanematichthys sagor) adalah


sejenis ikan manyung yang biasa didapati di tepi pantai berlumpur dan kuala sungai.
Ikan berharga murah ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti kadukang,
dukang, badukang, bedukang, pedukang, atau babukan (aneka dialek bahasa Melayu);
dan juga kedapang waru (Jw.). Sementara dalam bahasa Inggris ikan ini disebut
Sagor catfish, Sagor sea-catfish, atau Sunda sea-catfish.
Ikan bertubuh sedang, licin tak bersisik; panjang hingga 45 cm. Kepala memipih datar
ke arah moncong, dengan tiga pasang sungut; sepasang yang paling panjang di
antaranya berada di rahang atas, ujungnya mencapai pertengahan sirip dada atau lebih.
Sisi atas kepala dengan keping-keping tulang serupa perisai yang berpola kasar
permukaannya, dengan lekuk fontanel yang memanjang di tengah dahi di antara dua
mata. Taju kepala belakang membundar, dan pelat pangkal di muka duri punggung
serupa sayap kupu-kupu. Gigi bentuk kerucut dan tersusun dalam barisan melintang
pada empat pelat yang berderet di langit-langit mulut (palatum); pelat gigi yang
sebelah depan (pelat maksilar) melengkung sempit dari sisi ke sisi.[7]
Sirip punggung dan kedua sirip dada masing-masing dengan duri (patil) yang
bergerigi dan berbisa; sirip lemak di punggung bagian belakang berukuran sedang. [7]
Rumus sirip punggung (dorsal) I, 7 (satu jari-jari keras [duri] + 7 jari-jari lunak); sirip
dada (pectoral) I, 11; sirip perut (ventral) 6; dan sirip dubur (anal) 18-19.[8]
Sisi atas dan samping tubuh berwarna abu-abu gelap kecokelatan atau kebiruan, sisi
bawah putih susu; biasanya dengan (10 atau lebih) garis-garis melintang putih
keperakan, kebiruan, atau kehijauan. Semua siripnya berwarna kusam kehitaman,
hanya bagian lunak dari sirip punggung yang berwarna terang.

Gambar 16. Kedukang

 Kerapu

Kerapu adalah ikan anggota sejumlah genus dalam anaksuku Epinephelinae, suku
Serranidae dalam seri Perciformes.
Dalam bahasa Inggris, "kerapu" disebut grouper atau groper, yang dipercaya berasal
dari nama garoupa, yang diperkirakan dari bahasa Portugis. Ada yang mengatakan
bahwa nama Portugis ini berasal dari salah satu bahasa asli Amerika Selatan.
Jenis- jenis kerapu :

o Kerapu bebek, kerapu tikus (Chromileptes altivelis)


o Kerapu harimau (Epinephelus fuscoguttatus)
o Kerapu kayu (Epinephelus tauvina)
o
o Kerapu sunuk, kerapu merah (Plectropomus leopardus)

Gambar 17. Kerapu

 Kembung

Kembung adalah nama sekelompok ikan laut yang tergolong ke dalam marga
Rastrelliger, suku Scombridae. Meskipun bertubuh kecil, ikan ini masih sekerabat
dengan tenggiri, tongkol, tuna, madidihang, dan makerel. Di Ambon, ikan ini dikenal
dengan nama lema atau tatare, di Makassar disebut banyar atau banyara. Dari sini
didapat sebutan kembung banjar.
Kembung termasuk ikan pelagis kecil yang memiliki nilai ekonomis menengah,
sehingga terhitung sebagai komoditas yang cukup penting bagi nelayan lokal.
Kembung biasanya dijual segar atau diproses menjadi ikan pindang dan ikan asin
yang lebih tahan lama. Ikan kembung yang masih kecil juga sering digunakan sebagai
umpan hidup untuk memancing cakalang.

Tubuh ramping memanjang, memipih dan agak tinggi, 1 : 3,7–6 dibandingkan dengan
panjang tubuh FL (fork length). Sisi dorsal gelap, biru kehijauan hingga kecoklatan,
dengan 1–2 deret bintik gelap membujur di dekat pangkal sirip punggung; sisik
ventral keperakan.[1]

Sisik-sisik yang menutupi tubuh kembung berukuran kecil dan seragam. Sirip
punggung dalam dua berkas, diikuti oleh 5 sirip kecil tambahan (finlet). Jumlah finlet
yang sama juga terdapat di belakang sirip anal, duri pertama sirip anal tipis dan kecil
(rudimenter). Sepasang lunas ekor berukuran kecil terdapat di masing-masing sisi
batang ekor. Di depan dan belakang mata terdapat pelupuk mata berlemak (adipose).

Gambar 18. Kembung

o Kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta)


o Kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)
o Kembung (Rastrelliger faughni)
 Kod
Ikan Kod ialah salah satu jenis ikan dari genus Gadus, famili Gadidae yang hidup di
samudera. Terdapat berbagai jenis kod. Kod merupakan spesies yang penting untuk
pemancingan profesional. Ikan kod merupakan salah satu jenis ikan yang banyak
dimakan. Hati ikan kod diproses untuk memproduksi minyak hati kod. Bersama
dengan ikan haddock dan plaice, kod merupakan salah satu ikan yang umum
dijadikan fish and chips.
Ikan kod telah diperdagangkan semenjak masa bangsa Viking. Ikan kod termasuk
jenis ikan yang sangat mudah berkembang biak. Dalam sekali bertelur, induk betina
bisa menghasilkan jutaan telur. Hal ini menyebapkan populasi ikan ini melimpah di
lautan.
Ikan kod dari genus Gadus memiliki tiga sirip punggung dan dua sirip anus yang
membulat. Sirip pelvis berukuran kecil dengan ujung yang memanjang dan berada di
bawah penutup insang. Matanya berukuran sedang. Kod memiliki garis putih yang
memanjang sepanjang tubuhnya dari insang hingga ekor. Berat rata-rata ikan kod
adalah antara 5–12 kg, namun spesimen berukuran 100 kg pernah ditangkap. Kod
Pasifik umumnya berukuran lebih kecil dari Kod Atlantik, dan berwarna lebih gelap.

o Kod atlantik (Gadus morhua)


o Kod pasifik (Gadus macrocephalus)
o Kod greenland (Gadus ogac)

Gambar 19. Kod

 Ikan kodok

Ikan kodok, famili Antennariidae, adalah spesies pada ordo Lophiiformes. Ikan
kodok dapat ditemui hampir di seluruh samudra tropis dan subtropis di seluruh dunia,
dengan pengecualian di Laut Tengah.[1] Mereka adalah ikan kecil, memiliki panjang
10–20 cm.

o Ikan-kodok maluku (Histiophryne psychedelica)

Gambar 20. Ikan Kodok

 Kuro, kurau

Kuro (atau kurau) adalah nama umum bagi sekelompok ikan laut yang tergolong ke
dalam suku Polynemidae[1]. Menyebar di perairan tropis hingga ugahari, umumnya
ikan-ikan ini berwarna keperakan dan biasa hidup bergerombol. Jenis-jenis kuro bisa
ditemukan pada saat air pasang tetapi tidak terlalu tinggi, dan biasanya pada kondisi
air yang lumayan jernih.

Terdiri dari delapan marga dan sekitar 38 spesies, jenis-jenisnya antara lain meliputi
senangin (Eleutheronema tetradactylum), senohong (Leptomelanosoma indicum),
sumbal (Polydactylus plebeius), dan masih banyak lagi. Kuro merupakan ikan
tangkapan nelayan yang penting, sekaligus populer sebagai ikan pancingan. Dalam
bahasa Inggris ikan-ikan ini dikenal sebagai Threadfin.

Gambar 21. Kurau

o Senangin (Eleutheronema tetradactylum)


o Senangin kuning (Eleutheronema tridactylum)
o Senohong (Leptomelanosoma indicum)
o Sumbal (Polydactylus plebeius)
 Kepe-kepe

Kepe-kepe adalah kelompok ikan laut tropis yang berwarna mencolok dari famili
Chaetodontidae; ikan bendera dan ikan koral juga termasuk ke dalam famili ini.
Kebanyakan ditemukan di terumbu karang di samudra Pasifik, Hindia dan Atlantik,
ikan kepe-kepe terdiri atas sekitar 120 spesies dalam 10 genera[1]. Sejumlah pasangan
spesies ada di samudera Pasifik dan Hindia, anggota-anggota dari genus yang besar,
Chaetodon, dan taksonomi mereka seringkali dirasa rancu oleh apakah spesies dari
genus ini dianggap spesies atau subspesies. Penelitian baru-baru ini dengan
menggunakan data sekuensi DNA menjawab banyak dari pertanyaan ini. Banyak
subgenera juga telah diusulkan untuk membagi-bagi Chaetodon, dan sekarang
menjadi jelas bagaimana seharusnya genus tersebut dibagi-bagi jika hal itu
diinginkan.[2]

Kepe-kepe tampak seperti versi kecil dari ikan injel (Pomacanthidae), namun tidak
seperti ikan injel, kepe-kepe tidak memiliki duri preoperkulum pada tutup insang.
Beberapa anggota genus Heniochus mirip Moorish Idol (Zanclus cornutus) dari famili
monotipik Zanclidae. Di antara "Perciformes" yang parafiletik, ikan injel mungkin
tidak terlalu jauh berkerabat dengan kepe-kepe, sedangkan Zanclidae tampak lebih
jauh.

Gambar 22. Kepe-Kepe

 Kuda laut
Kuda laut adalah jenis ikan yang hidup di laut dari genus Hippocampus dan famili
Syngnathidae. Hewan dengan ukuran yang bervariasi antara 16 mm (untuk spesies
Hippocampus denise) sampai 35 cm ini dapat ditemukan di perairan tropis dan
menengah di seluruh dunia. Kuda laut merupakan satu-satunya spesies yang jantannya
dapat hamil.

Sirip dorsal pada kuda laut terletak pada bagian bawah sedangkan sirip pektoralnya
terletak pada bagian kepala, di dekat insang. Beberapa spesies kuda laut berwarna
transparan sebagian, sehingga tidak mudah terlihat.

Populasi kuda laut terancam karena penangkapan yang berlebihan. Kuda laut
dimanfaatkan pada herbologi tradisional Tiongkok dan sebanyak 20 juta kuda laut
telah ditangkap setiap tahunnya untuk keperluan ini. Impor ekspor kuda laut diatur
dalam CITES sejak 15 Mei 2004.

Gambar 23. Kuda Laut

 Kuwe
 Layang
 Layang adalah nama sejenis ikan yang termasuk marga Decapterus, suku
Carangidae. Ikan-ikan berukuran kecil hingga sedang ini merupakan ikan konsumsi
yang cukup penting, dipasarkan dalam keadaan segar atau diolah sebagai ikan
pindang, ikan asin, dan lain-lain.


Gambar 24. Kuwe
o Layang anggur, malalugis (Decapterus kurroides)
o Layang benggol (Decapterus russeli)
o Layang biru (Decapterus macarellus)
o Layang deles (Decapterus macrosoma)
o Layang ekor merah (Decapterus tabl)

Layur (Trichiurus lepturus)


Layur (Trichiurus lepturus) adalah ikan perairan laut yang mudah dikenal dari
bentuknya yang panjang dan ramping. Ikan ini tersebar di perairan tropika maupun
sedang. Jenis yang ditemukan di Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik diketahui
merupakan populasi yang berbeda.
Ukuran tubuhnya dapat mencapai panjang 2 m, dengan berat maksimum tercatat 5 kg
dan usia dapat mencapai 15 tahun. Kegemarannya pada siang hari berkeliaran di
perairan dangkal dekat pantai yang kaya plankton krustasea. Pada waktu malam ikan
ini mendekat ke dasar perairan.
Layur mudah dijumpai di tempat penjualan ikan di Indonesia. Selain diolah sebagai
ikan asin, layur juga menjadi umpan pancing. Orang Jepang menyebutnya tachiuo dan
memakannya mentah (sebagai sashimi) atau dibakar. Orang Korea menyebutnya
galchi dan mengolahnya dengan digoreng atau dibakar. Ikan ini disukai karena
dagingnya yang kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah dilepas
tulangnya.

Gambar 25. Layang

 Lemadang (Coryphaena hippurus)

Ikan lemadang (Coryphaena hippurus; bahasa Inggris: Mahi-mahi) adalah jenis ikan
yang hidup di perairan Indonesia dan menjadi salah satu komoditi dari perairan
Indonesia. Lemadang ini merupakan ikan berukuran cukup besar dengan ukuran saat
masih muda sekitar 30 cm dan saat dewasa mencapai 200 cm. Lemadang juga
merupakan nama kapal perang Indonesia iaitu KRI Lemadang.

 Lepu

Lepu adalah sekelompok spesies ikan laut yang beracun yang tergabung dalam genus
Pterois, Parapterois, Brachypterois, Ebosia atau Dendrochirus dari keluarga
Scorpaenidae. Lepu merupakan spesies predator. Ketika berburu, mereka akan
menyudutkan buruannya dengan sirip besarnya dan dengan refleks cepatnya mereka
menekan buruannya sekaligus. Lepu dikenal karena durinya yang panjang dan
memiliki warna merah, coklat, oranye, kuning, hitam atau putih berselang-seling.
Kelompok ikan ini diklasifikasikan sebagai sebuah subfamili (Pteroinae) atau sebuah
suku di bawah Scorpaeninae (Pteroini).
Habitat Lepu berada di bebatuan karang wilayah Indo-Pasifik. Beberapa spesies juga
ditemukan di pantai timur Atlantik dari Long Island sampai Florida.

Gambar 26. Lepu

o Lepu angin (Scorpaena guttata)


o Lepu ayam (Pterois volitans)
o Lepu tembaga (Synanceja horrida)
 Makerel
Makerel atau makarel (dari bahasa Inggris, mackerel) adalah sebutan bagi
sekelompok ikan laut yang terdiri dari beberapa marga anggota famili Scombridae.
Dalam peristilahan bahasa Inggris, sebutan mackerel juga mencakup kelompok ikan
tenggiri dan kembung.

Makerel adalah ikan pelagis, umumnya hidup jauh di laut lepas, meski beberapa
jenisnya juga bisa didapati di perairan teluk yang tak jauh dari pantai. Jenis-jenis ikan
ini tersebar di pelbagai lautan tropis dan ugahari. Sebagian jenisnya mampu
menyelam hingga kedalaman lebih dari 1.000 meter. Beberapa spesies makerel yang
lebih besar, seperti makerel sirip biru (bluefin mackerel), dapat menaikkan suhu
darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka
dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam.

Makerel adalah ikan yang memiliki nilai komersial sedang. Ikan ini cocok digunakan
sebagai makanan dihidangkan dengan saus cabe atau saus tomat. Sebagaimana sarden,
makerel juga sering dikalengkan.

Gambar 27. Makerel

 Manyung

Ikan manyung adalah ikan laut yang biasa ditangkap dan diolah sebagai ikan asin
yang disebut jambal roti. Ikan ini adalah anggota bangsa ikan berkumis
(Siluriformes), famili Ariidae.

Gambar 28. Manyung

 Pari

Ikan pari atau ikan peh adalah jenis ikan laut yang memiliki 560 spesies dan
tergolong dalam 13 famili.
Gambar 29. Ikan pari

 Salmon, ikan salem

Salmon adalah jenis ikan dari famili Salmonidae. Ikan lain yang berada dalam satu
famili dengan salmon adalah Trout. Perbedaan kedua jenis ikan tersebut antara lain:
salmon bermigrasi, sedangkan trout hidup menetap. Salmon hidup di Samudra
Atlantik dan Samudra Pasifik.

Secara umum, salmon adalah spesies anadromous, yaitu spesies yang bermigrasi
untuk berkembang biak. Salmon lahir di perairan air tawar, bermigrasi ke laut, lalu
kembali ke air tawar untuk bereproduksi. Ada kepercayaan bahwa salmon selalu
kembali ke tempat ia dilahirkan untuk berkembang biak. Penelitian menunjukkan
demikian, namun mengapa hal itu terjadi dan bagaimana salmon dapat menyimpan
memori tersebut masih merupakan misteri.

Gambar 30. Salmon

 Sarden
o Sardinella, lemuru dan tembang

Sarden merupakan ikan laut yang terdiri dari beberapa spesies dari famili Clupeidae.
Ikan ini mampu bertahan hingga kedalaman lebih dari 1.000 meter. Ikan ini cocok
digunakan sebagai makanan dihidangkan dengan saus cabe atau saus tomat. Beberapa
spesies mackerel yang lebih besar, seperti mackerel sirip biru (bluefin mackerel),
dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini
menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat bertahan dalam
kondisi yang beragam. Sarden adalah ikan yang memiliki nilai komersial sedang.
Gambar 30. Sarden

 Selar
o Selar bentong (Selar crumenophthalmus)
o Selar jalu-jalu (Selar boops)
o Selar kuning (Selaroides leptolepis)
o Selar batang (Alepes kleinii)
o Selar bulat (Alepes djedaba)
o Selar papan (Alepes vari)
o Selar ubur-ubur (Alepes melanoptera)
o Selar como (Atule mate)
o Selar tetengkek (Megalaspis cordyla)

Selar adalah nama umum bagi beberapa jenis ikan pelagis bertubuh kecil hingga
sedang dari suku Carangidae

 Setuhuk, marlin; dan layaran


o Setuhuk biru, setuhuk loreng (Makaira mazara)
o Setuhuk hitam (Makaira indica)
o Setuhuk putih (Kajikia audax)
o Ikan tumbuk (Tetrapturus angustirostris)
o Jangilus, layaran indo-pasifik (Istiophorus platypterus)
o Layaran atlantik (Istiophorus albicans)
o Todak, ikan pedang (Xiphias gladius)

Iklan layaran adalah dua jenis ikan di dalam genus Istiophorus yang tinggal di
perariran hangat samudra-samudra dunia. Kebanyakn berwarna biru keabu-abuan dan
memiliki sirip punggung tegak yang mirip dengan layar kapal. Ciri penting lainnya
adalah moncong yang memanjang, menyerupai moncong ikan todak. Ikan ini adalah
ikan tercepat, bisa berenang hingga kecepatan 110 kilometer per jam.[2] [3]
Sirip punggungnya biasanya terlipat saat berenang, namun bisa naik apabila ikan
layaran merasa terancam atau sedang bersemangat, membuatnya terlihat lebih besar
daripada ukuran sebenarnya. Siasat ini juga dapat diamati saat makan, ketika
sekelompok ikan layaran menggunakan sirip layar mereka untuk "menggembala"
sekelompok ikan atau cumi.
Ikan ini bisa mengubah tubuhnya menjadi biru muda dengan garis-garis kuning
hingga membuat bingung mangsa dan memberi isyarat kepada ikan layaran lainnya.
Gambar 31. Ikan Layaran

 Tenggiri

Tenggiri adalah nama umum bagi sekelompok ikan yang tergolong ke dalam marga
Scomberomorus, suku Scombridae. Ikan ini merupakan kerabat dekat tuna, tongkol,
madidihang, makerel dan kembung. Tenggiri banyak disukai orang, diperdagangkan
dalam bentuk segar, ikan kering, atau diolah menjadi kerupuk, siomay, dan lain-lain.

o Tenggiri laki, tenggiri fajar (Acanthocybium solandri)


o Tenggiri melayu (Scomberomorus commerson)
o Tenggiri papan (Scomberomorus guttatus)

Gambar 32. Tenggiri

 Ikan terbang

Exocoetidae atau torani dan seringkali disebut sebagai ikan terbang adalah famili
ikan laut yang terdiri atas sekitar 50 spesies yang dikelompokkan dalam 7 hingga 9
genera. Ikan terbang ditemukan di semua samudra utama, terutama di perairan tropis
dan subtropis di samudera Atlantik, Pasifik dan Hindia. Ciri utamanya yang paling
menonjol adalah sirip dadanya yang besar, memungkinkan ikan ini meluncur terbang
secara singkat di udara, di atas permukaan air, untuk lari dari pemangsa. Peluncuran
mereka biasanya sejauh sekitar 50 meter, namun mereka dapat menggunakan
dorongan pada tepi gelombang hingga dapat mencapai jarak setidaknya 400m.

Gambar 33. Ikan Terbang

 Terubuk

Terubuk (ilmiah: Tenualosa toli, internasional: toli shad) adalah ikan penghuni
perairan estuarin yang ditangkap untuk dimakan daging dan telurnya.
Ikan yang mempunyai sifat hermafrodit proandri ini menjalani siklus hidup dalam
waktu kurang dari dua tahun (18 bulan). Pada tahun pertama kehidupannya akan
dilalui sebagai jantan (disebut pias) dan pada tahun kedua akan berganti kelamin
menjadi betina (sebagai terubuk). Ikan ini diketahui berpijah sepanjang tahun di
sekitar muara Sungai Siak.
Ikan pemakan planktonini populasinya sangat menurun bahkan sedikit sekali yang
dapat ditangkap oleh nelayan. Hal ini sangat dimungkinkan karena telah mengalami
tekanan ganda, yaitu akibat penangkapan secara terus-menerus terhadap terubuk guna
diambil gonad matangnya ("telur") dan kecenderungan degradasi lingkungan
(terutama disebabkan oleh serbuk kayu) pada daerah habitat utama ikan tersebut[1].
Pulau Bengkalis mendapat julukan "Kota Terubuk" karena banyak orang mencari
masakan telur ikan tersebut di kota itu. Negeri Sarawak di Malaysia juga terkenal
dengan ikan teruboknya.
Sebenarnya, ada paling sedikit tiga jenis ikan bermiripan yang disebut terubukk[2]:
 Tenualosa toli
 Tenualosa macrura
 Hirsa kalee
Semuanya merupakan anggota famili Clupeidae dan penghuni perairan tropika hangat
di Samudera Hindia sampai Nusantara, dan menyukai wilayah perairan payau.

Gambar 34. Terubuk

 Teri

Ikan teri atau ikan bilis adalah sekelompok ikan laut kecil anggota suku
Engraulidae. Nama ini mencakup berbagai ikan dengan warna tubuh perak kehijauan
atau kebiruan.

Walaupun anggota Engraulidae ada yang memiliki panjang maksimum 23 cm, nama
ikan teri biasanya diberikan bagi ikan dengan panjang maksimum 5 cm. Moncongnya
tumpul dengan gigi yang kecil dan tajam pada kedua-dua rahangnya. Mangsa utama
ikan teri ialah plankton.

Gambar 35. Teri

 Tongkol

Tongkol, tongkol como, tongkol komo, atau tongkol kurik (Euthynnus affinis)
adalah sejenis ikan laut dari suku Scombridae. Terutama menjelajah di perairan
dangkal dekat pesisir di kawasan Indo-Pasifik Barat, tongkol merupakan salah satu
jenis ikan tangkapan yang penting bagi nelayan. Dalam perdagangan internasional
dikenal sebagai kawakawa, little tuna, mackerel tuna, atau false albacore.
Ikan yang berukuran sedang; panjang maksimum sekitar 100 cm FL (fork length),
namun umumnya hanya sekitar 60 cm. Punggung berwarna biru gelap metalik,
dengan pola coret-coret miring yang rumit mulai dari pertengahan sirip punggung
pertama ke belakang; sisi badan dan perut putih keperakan, dengan bercak-bercak
khas berwarna gelap di antara sirip dada dan sirip perut, yang tidak selalu ada. Tanpa
sisik, kecuali di wilayah corselet dan gurat sisi.[3]

Gigi-gigi kecil dan mengerucut, dalam satu baris. Sisir saring berjumlah 29-34 pada
lengkung insang yang pertama. Sirip punggung pertama dengan XI hingga XIV jari-
jari keras (duri), terpisahkan dari sirip punggung kedua hanya oleh suatu celah
sempit, yang lebih sempit daripada lebar mata. Duri-duri di awal sirip punggung
pertama jauh lebih panjang daripada duri-duri di belakangnya, membuat tepi atas sirip
depan ini melengkung dalam. Sirip dada pendek, ujungnya tidak mencapai celah di
antara kedua sirip punggung. Terdapat dua tonjolan (flaps) di antara kedua sirip
perut. Sirip-sirip kecil (finlet) 8-10 buah di belakang sirip punggung kedua, dan 6-8
buah di belakang sirip dubur.

Gambar 36. Tongkol

o Tongkol abu-abu (Thunnus tonggol)


o Tongkol como (Euthynnus affinis)
o Tongkol krai (Auxis thazard)
o Tongkol lisong (Auxis rochei)
 Tuna

Tuna adalah ikan laut pelagik yang termasuk bangsa Thunnini, terdiri dari beberapa
spesies dari famili skombride, terutama genus Thunnus. Ikan ini adalah perenang
andal (pernah diukur mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang
memiliki daging berwarna putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah
tua. Hal ini karena otot tuna lebih banyak mengandung myoglobin daripada ikan
lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih besar, seperti tuna sirip biru Atlantik
(Thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di atas suhu air dengan aktivitas
ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang lebih dingin dan dapat
bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar, tuna adalah ikan
yang memiliki nilai komersial tinggi.

Tuna memiliki bentuk tubuh yang sedikit banyak mirip dengan torpedo, disebut
fusiform, sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong meruncing. Sirip
punggung (dorsal) dua berkas, sirip punggung pertama berukuran relatif kecil dan
terpisah dari sirip punggung kedua. Di belakang sirip punggung dan sirip dubur (anal)
terdapat sederetan sirip-sirip kecil tambahan yang disebut finlet. Sirip ekor bercabang
dalam (bercagak) dengan jari-jari penyokong menutup seluruh ujung hipural. Di
kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat dua lunas samping berukuran kecil;
yang pada beberapa spesiesnya mengapit satu lunas samping yang lebih besar. Tubuh
kebanyakan dengan wilayah barut badan (corselet), yakni bagian di belakang kepala
dan di sekitar sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal dan agak besar.
Bagian tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang
(vertebrae) antara 31–66 buah.[1]

Aspek yang luar biasa dari fisiologi tuna adalah kemampuannya untuk menjaga suhu
tubuh lebih tinggi daripada suhu lingkungan. Sebagai contoh, tuna sirip biru dapat
mempertahankan suhu tubuh 75-95 °F (24-35 °C), dalam air dingin bersuhu 43 °F
(6 °C). Namun, tidak seperti makhluk endotermik seperti mamalia dan burung, ikan
tuna tidak dapat mempertahankan suhu dalam kisaran yang relatif sempit.[2]

Tuna mampu melakukan hal tersebut dengan cara menghasilkan panas melalui proses
metabolisme. Rete mirabile, jalinan pembuluh vena dan arteri yang berada di
pinggiran tubuh, memindahkan panas dari darah vena ke darah arteri. Hal ini akan
mengurangi pendinginan permukaan tubuh dan menjaga otot tetap hangat. Ini
menyebabkan tuna mampu berenang lebih cepat dengan energi yang lebih sedikit.

Ada lebih dari 48 spesies tuna. Marga Thunnus sendiri memiliki 9 spesies:

 Thunnus alalunga (Bonnaterre, 1788), albakora, 105 sentimeter (41 in)


 Thunnus albacares (Bonnaterre, 1788), madidihang atau tuna jabrig.
 Thunnus atlanticus (Lesson, 1831), tuna sirip hitam.
 Thunnus maccoyii (Castelnau, 1872), tuna sirip biru selatan.
 Thunnus obesus (Lowe, 1839), tuna mata besar.
 Thunnus orientalis (Temminck & Schlegel, 1844), tuna sirip biru Pasifik.
 Thunnus thynnus (Linnaeus, 1758), tuna sirip biru Atlantik.
 Thunnus tonggol (Bleeker, 1851), tongkol abu-abu.
 Thunnus karasicus (Lesson, 1831), tuna karasik.

Di samping itu, masih ada beberapa anggota marga lain dari familia Scombridae yang
juga digolongkan sebagai tuna:

 Allothunnus fallai (Serventy, 1948).


 Auxis rochei (Risso, 1810), tongkol lisong.
 Auxis tongolis (Bonnaterre, 1788).
 Auxis thazard (Lacepede, 1800), tongkol krai.
 Euthynnus affinis (Cantor, 1849), tongkol como.
 Euthynnus alletteratus (Rafinesque, 1810).
 Euthynnus lineatus (Kishinouye, 1920).
 Gymnosarda unicolor (Rüppell, 1836).
 Katsuwonus pelamis (Linnaeus, 1758), cakalang.
 Thunnus lineaus (Temminck & Schlegel, 1844).
Gambar 37. Tuna

B. Ikan air tawar

 Arapaima
 Arwana, arowana, ikan naga
o Arwana asia (Scleropages formosus)
 Baung (Hemibagrus spp.)
o Baung kuning (H. planiceps)
o Baung kunyit (H. wyckii)
o Baung putih, baung sungai (H. nemurus)
o Baung burai, (Pseudomystus stenomus)
o Baung duri, (Leiocassis poecilopterus)
o Baung layar, (Bagrichthys hypselopterus)
o Baung lebang, (Pseudomystus fuscus)
o Baung tikus, (Bagroides melapterus)
 Belida, lopis (Chitala lopis)
 Belut
o Belut sawah (Monopterus albus)
 Betok, pepuyu (Anabas testudineus)
 Betutu, bakut, gabus bodoh (Oxyeleotris marmorata)
 Cupang dan kerabatnya
o Betta channoides
o Betta enisae
o Betta imbelis
o Betta mandor
o Betta miniopinna
 Gabus dan kerabatnya (Channa spp.)
o Gabus, haruan (Channa striata)
o Bogo, bogo benguk (C. gachua)
o Kehung, kesung, bujuk (C. lucius)
o Kerandang, serandang (C. pleurophthalma)
o Toman (C. micropeltes)
 Gupi (guppy), suwadakar, ikan seribu (Poecilia reticulata)
 Gurami, gurame, gurameh, kalui (Osphronemus goramy)
 Jeler
o Jeler kecil (Nemacheilus chrysolaimos)
 Kapar, selincah, beloncah (Belontia hasselti)
 Ketoprak (Pristolepis fasciata); juga disebut patung, empatung.
 Sepatung, empatung, patung (Pristolepis grootii)
 Lais
 Lele dan kerabatnya (Clarias spp.)
o Lele dumbo (C. gariepinus)
o Lele jawa (C. batrachus)
o Lele kembang (C. teijsmanni)
o Limbat, lembat, lele panjang (C. nieuhofii)
o Wiru, lele hitam (C. meladerma)
 Lundu sekerabat (Mystus spp.)
o Keting (M. gulio)
o Senggiringan (M. singaringan)
 Ikan Mas dan kerabatnya
o Mas, koi (Cyprinus carpio)
o Keperas (Anematichthys apogon)
o Tawes (Barbonymus gonionotus)
o Tengadak, kepiat (Barbonymus schwanenfeldii)
o Kowan, grasscarp (Ctenopharyngodon idella)
o Hampal, adungan (Hampala macrolepidota)
o Masik (Labiobarbus fasciatus)
o Wadon gunung, umbu-umbu (L. leptocheilus)
o Jelawat (Leptobarbus hoevenii)
o Bilis (Mystacoleucos padangensis)
o Genggehek (M. marginatus)
o Kelabau (Osteochilus melanopleura)
o Nilem (Osteochilus vittatus)
o Bantak (Osteochilus waandersi)
o Paedocypris progenetica, ikan terkecil di dunia
o Wader bintik-dua, wader, beunteur (Puntius binotatus)
o Dokun (P. lateristriga)
o Brek (P. orphoides)
o Ikan sumatra (P. tetrazona)
o Puntius trifasciatus
o Lunjar padi (Rasbora argyrotaenia)
o Kancra (Tor soro)
o Semah (T. douronesis)
o Tambra (T. tambra)
o Garing (T. tambroides)
 Ikan Pelangi/Rainbowfish :
o Ikan pelangi merah (Glossolepis incisus)
o Ikan pelangi boesemani (Melanotaenia boesemani)
o Ikan pelangi mungil (Melanotaenia praecox)
o Ikan pelangi Kurumoi (Melanotaenia parva)
o Ikan pelangi biru (Melanotaenia lacustris)
o Ikan pelangi sawiat (Melanotaenia fasinensis)
o Ikan pelangi ajamaru (Melanotaenia ajamaruensis)
 Louhan
 Patin dan kerabatnya (Pangasius spp.)
o Patin (P. nasutus)
o Patin raksasa mekong, (Pangasianodon gigas)
o Jambal siam (P. hypophthalmus)
 Piranha
 Sapu-sapu
 Sepat sekerabat (Trichogaster spp.)
o Sepat mutiara (T. leerii)
o Sepat rawa (T. trichopterus)
o Sepat siam (T. pectoralis)
 Sidat
 Tambakan, tembakang, biawan (Helostoma temminckii)
 Tapah (Wallago spp.)
 Tilapia
o Mujair (Tilapia mossambica)
o Nila (T. nilotica)

Anda mungkin juga menyukai