Anda di halaman 1dari 10

d.

Ikan Bawal

Ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) adalah komoditas perikanan yang memiliki
nilai ekonomi tinggi dan banyak diminati oleh masyarakat. Pakan merupakan salah satu dari
beberapa komponen penting dalam kegiatan budidaya. Biaya pakan dapat mencapai 60-80%
dari biaya produksi. Harga pakan akan mempengaruhi biaya produksi dan keuntungan yang
diperoleh dari usaha budidaya sehingga diperlukan bahan baku pakan ikan yang berkualitas,
murah dan lebih efisien. Penambahan pakan dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pakan
ikan. Pakanberkualitas memiliki nutrisi seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan
mineral. Pakan alternatif yang dapat digunakan, salah satunya adalah temulawak berperanan
sebagai pakan aditif. Penambahan temulawak dalam pakan mempengaruhi peningkatan nafsu
makan. Kandungan curcumin dan zat minyak atsiri diduga menjadi penyebab percepatan
pengosongan lambung, sehingga timbul rasa lapar dan merangsang nafsu makan.

Pertumbuhan terjadi karena penambahan jaringan dari pembelahan sel mitosis yang terjadi
karena kelebihan energi dan input protein yang berasal dari pakan. Pertumbuhan dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sangat tergantung
pada kondisi tubuh ikan, misalnya kemampuan ikan untuk memanfaatkan energi dan protein
yang tersisa setelah metabolisme untuk pertumbuhan. Sementara itu, faktor eksternal seperti
faktor lingkungan dan pakan sangat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Kedua faktor ini akan
menyeimbangkan keadaan tubuh ikan selama pemeliharaan dan mendukung pertumbuhan
ikan.

Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan tepung temulawak pada ikan bawal air
tawarsebanyak 10 % yang dikombinasikan dengan pakan komersial dapat meningkatkan
pertumbuhan dan efisiensi pakan. Rata-rata pertumbuhan tambaqui berkisar dari 1,05 hingga
1,35. Tingkat pertumbuhan yang tinggi pada setiap perlakuan menunjukkan bahwa jumlah
nutrisi yang terkandung cukup dalam pakan. Hal ini disebabkan jika kandungan nutrisi pakan
mampu memenuhi kebutuhan dasar ikan dan pemeliharaan membran sel tubuh, maka dapat
memacu pertumbuhan benih ikan dengan baik. Curcuma yang diberikan memiliki berbagai
manfaat bagi tubuh ikan, terutama untuk kesehatan dan pertumbuhan. Kandungan curcumin
dan minyak atsiri dalam temulawak berfungsi sebagai antibiotik, juga dapat menetralisir
racun, meningkatkan sekresi empedu sehingga dapat meningkatkan nafsu makan pada ikan
karena curcumin dan minyak atsiri dapat meningkatkan kerja sistem pencernaan dan
digunakan sebagai penguat pertumbuhan dan meningkatkan pencernaan. Fungsi lain dari
temulawak adalah sebagai antibakteri, dimana antibakteri ini dapat melisiskan racun yang
menempel pada dinding usus, sehingga penyerapan nutrisi lebih baik dan dapat memicu
pertumbuhan.
e. Ikan Sidat

Ikan Sidat dikenal dengan nama lokal Pelus di Pulau Jawa. Di Indonesia bisa ditemukan 7
jenis Ikan Sidat dari 18 jenis yang ada di dunia. Yaitu Sidat yang bersirip dorsal pendek
(Anguilla bicolor dan Anguilla bicolor pacifica), dan 5 spesies Sidat dorsal panjang (Anguilla
borneensis, Anguilla marmorata, Anguilla celebensensis, Anguilla megastoma dan Anguilla
interioris). Namun yang populer dan punya potensi besar untuk dikembangkan mempunyai
ada 2 jenis,yaitu Anguilla bicolor dan Anguilla marmorata. Jenis Anguilla bicolor
mempunyai ciri badannya berwarna cokelat kehitaman,polos dan kepalanya tumpul. Sidat
dewasa yang pernah ditemukan panjangnya mencapai 110 cm dengan bobot 3 kg. Sidat ini
sering juga disebut dengan Sidat Anjing, Banyak ditemukan di  pantai pulau Jawa,
(Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Cilacap, Jember). Anguilla Marmorata , mempunyai ciri
badannya transparan, cokelat kemerahan, dan memiliki bintik hitam pada ekor. Memiliki
garis gelap pendek di badannya serta bentuk badan yang buntek. Saat berenang, gerakannya
kurang lincah. Jenis ini merupakan jenis sidat terbesar dengan ukuran maksimum yang
pernah ditemukan. Panjangnya dapat mencapai 200 cm dengan bobot 27 kg. Sering juga
disebut dengan Sidat Kembang. Sumber bibit umumnya di luar pulau Jawa seperti Sulawesi
dan Kalimantan,bibit terbaik banyak ditemukan di Poso.

Secara sepintas Ikan Sidat mirip dengan Belut. Memiliki tubuh bulat memanjang dengan
mata kecil. Yang membedakan adalah, Ikan Sidat mempunyai sirip didekat kepalanya,
sehingga mirip seperti telinga. Belut hidup didaerah berlumpur, sedangkan Sidat habitatnya
dalam air yang jernih, banyak mengandung oksigen yang terlarut. Ikan Sidat merupakan ikan
yang unik. Ikan Sidat mampu hidup dalam air laut, air payau dan air tawar sepanjang proses
kehidupannya. Ikan Sidat termasuk dalam golongan  ikan katadromik, yaitu memijah di laut
dalam, namun ketika telur menetas menjadi larva, larva mengalami metamorphosis menjadi
elver atau glass eel, maka glass eel akan beruaya ke muara sungai yang memiliki salinitas
lebih rendah. Glass eel akan bertumbuh menjadi yellow eel yang selanjutnya berubah
menjadi silver eel, dan bermigrasi kearah hulu sungai kedaerah air tawar. Ikan Sidat 
bermigrasi ke laut setelah mengalami kematangan gonad dan memijah dipalung laut dalam.
Ikan Sidat akan memijah sekali seumur hidup dan akan mati setelah memijah, karena Ikan
sidat menggunakan seluruh energinya untuk reproduksi , atau termasuk hewan smelparous.
Ikan Air Payau

a. Ikan Kerapu Macan

Kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) adalah sejenis kerapu yang menghuni perairan
Indo-Pasifik. Bersama-sama dengan kerapu kertang, ikan ini merupakan ikan tangkap yang
populer di Nusantara. Ikan yang berstatus terancam punah karena rusaknya habitat ini
menghuni perairan terbuka, laut dangkal, kawasan pasang-surut, terumbu karang, dan laguna
pantai.

Ikan kerapu macan memiliki bentuk tubuh memanjang agak membulat dengan mulut
berukuran lebar. Posisi mulut serong keatas dan bibir bawah menonjol keatas.Tinggi ikan
kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus ) lebih panjang dari panjang kepalanya. Area
interorbitalnya datar atau sedikit cekung, bagian Preoperculumnya membulat dan bergerigi
halus, ujung bagian atas operculumnya cembung, ujung bagian depan tulang preorbital
menekuk cukup dalam ke arah lubang hidung dan rahang bagian atas memanjang dari
posterior sampai mata. Ikan kerapu macan memiliki sirip dorsal (punggung), sirip anal
(perut), sirip pektoral (dada), sirip caudal (ekor) dan garis lateral (gurat sisi). Pada ikan ini
terdapat sekitar 10 - 12 buah Gill rakers di bagian atas dan 17 - 21 pada bagian bawah (tapi
pada dasarnya sulit untuk dihitung). Ikan kerapu macan memiliki 11 jari keras dan 14 atau 15
jari lunak duri sirip dorsal (jari keras ketiga atau keempat biasanya terpanjang), 3 jari keras
dan 8 jari lunak sirip anal, dan sirip pectoral sekitar 18-20 serta bentuk sirip caudal (ekor)
membundar. Warna tubuh ikan ini coklat pucat kekuningan, tubuh, kepala, dan sirip ditutupi
dengan bintik-bintik coklat kecil, yang mana bagian bercak lebih gelap dari area tubuh
lainnya.

b. Ikan Belanak
Belanak (Crenemugil seheli); adalah sejenis ikan laut tropis dan subtropis di suku Mugilidae
yang bentuknya hampir menyerupai bandeng. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai blue-
spot mullet atau blue-tail mullet.

Belanak tersebar di perairan tropis dan subtropis (FAO, 1974 dalam Adrim et al., 1988), juga
ditemukan di air payau dan kadang-kadang di air tawar (Iversen, 1976). Di kawasan Pasifik
belanak ditemukan di Fiji, Samoa, New Caledonia dan Australia. Sedangkan di Asia, banyak
ditemukan di Indonesia, India, Filipina, Malaysia dan Srilangka.

Ikan belanak secara umum bentuknya memanjang agak langsing dan gepeng. Sirip punggung
terdiri dari satu jari-jari keras dan delapan jari-jari lemah. Sirip dubur berwarna putih kotor
terdiri dari satu jari-jari keras dan sembilan jari-jari lemah. Bibir bagian atas lebih tebal
daripada bagian bawahnya ini berguna untuk mencari makan di dasar/organisme yang
terbenam dalam lumpur (kriswantoro dan Sunyoto, 1986). Ciri lain dari ikan belanak yaitu
mempunyai gigi yang amat kecil, tetapi kadang-kadang pada beberapa spesies tidak
ditemukan sama sekali.

c. Ikan bandeng

Ikan bandeng (Chanos chanos) adalah ikan pangan populer di Asia Tenggara. Ikan ini
merupakan satu-satunya spesies yang masih ada dalam suku Chanidae (bersama enam genus
tambahan yang dilaporkan pernah ada namun sudah punah).[1] Dalam bahasa Bugis dan
Makassar dikenal sebagai ikan bolu, dan dalam bahasa Inggris milkfish)

Mereka hidup di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik dan cenderung berkawanan di sekitar
pesisir dan pulau-pulau dengan terumbu koral. Ikan yang muda dan baru menetas hidup di
laut selama 2–3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa bakau berair payau, dan kadang kala
danau-danau berair asin. Bandeng baru kembali ke laut kalau sudah dewasa dan bisa
berkembang biak.

Ikan muda disebut nener (IPA : nənər ) dikumpulkan orang dari sungai-sungai dan
dibesarkan di tambak-tambak. Di sana mereka bisa diberi makanan apa saja dan tumbuh
dengan cepat. Setelah cukup besar (biasanya sekitar 25–30 cm) bandeng dijual dalam
keadaan segar atau sudah dibekukan. Bandeng diolah dengan cara digoreng, dibakar,
dikukus, dipindang, atau diasap.
Bandeng disukai sebagai makanan karena rasanya gurih, rasa daging netral (tidak asin seperti
ikan laut) dan tidak mudah hancur jika dimasak. Dari sisi harga, bandeng termasuk ikan kelas
menengah ke atas. Dalam perayaan Tahun Baru Imlek, hidangan bandeng menjadi bagian
tradisi wajib bagi warga Tionghoa asli Jakarta dan sekitarnya.[2] Ada dua hal yang kurang
disukai orang dari ikan bandeng yaitu: dagingnya 'berduri' dan kadang-kadang berbau
'lumpur'/'tanah'.

d. Ikan Kerong-kerong

Ikan Kerong-kerong (Terapon jarbua) memiliki beberapa julukan lain, seperti ikan ikan
target. Hal ini karena corak ikan tersebut yang tampak seperti papan target. Corak itu akan
terlihat lebih jelas lagi jika dilihat dari sisi atas. Ya, corak inilah yang menjadikan ikan target
sebagai salah satu ikan hias yang menarik.

Di dalam habitat aslinya yakni perairan air payau, ikan kerong-kerong bisa tumbuh dengan
ukuran sampai 36 cm. Memang cukup besar untuk diletakkan di dalam sebuah aquarium.
Namun saat ini, kebanyakan jenis ikan target yang dipelihara memiliki ukuran setengah dari
yang hidup di alam liar.

Manfaat dan khasiat ikan kerong-kerong adalah sebagai berikut:

1. Menjaga Kesehatan Kulit


2. Menormalkan Kadar Gula
3. Meringankan Gejala Edema
4. Mencegah Jantung Koroner
5. Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
6. Manfaat Ikan Kerong-Kerong dapat Mencegah Gejala Stroke
7. Mencegah Gangguan Metabolisme
8. Ikan Kerong-Kerong Memenuhi Kebutuhan Omega 6
9. Memperlancar Sistem Pencernaan
10. Meningkatkan Energi
e. Ikan goby

Jenis ikan air payau terakhir adalah ikan goby (Acanthogobius flavimanus) adalah jenis ikan
yang akan terlihat sangat cantik dan menggemaskan jika dimasukkan ke aquarium rumah.
Bentuk tubuhnya yang unik seperti torpedo dan warnanya yang indah, benar-benar
membuatnya terlihat sedap dipandang mata.

Keunggulan lain dari ikan goby ini terletak pada karakteristiknya yang sedikit pendiam dan
tidak senang mengganggu ikan-ikan lain. Jadi, sangat cocok untuk disandingkan dengan
berbagai ikan hias lainnya dalam satu aquarium.

Keanekaragaman Ikan Gobi

Hasil inventarisasi ikan di tiga sungai Luwuk Banggai diperoleh 131 spesimen, meliputi 26
spesimen dari sungai Salodik, 29 spesimen dari Sungai Kintom, dan 76 spesimen dari sungai
Simpong. Spesimen dari Sungai Simpong, spesies Sicyopus zosterophorus mendominasi dari
Famili Oxudercidae, sedangkan Redigobius sp. (Gobiidae) mendominasi di Sungai Kintom.
Dilihat dari lebar badan sungai, Sungai Simpong merupakan sungai terbesar di antara yang
lain dengan air yang cukup tinggi dibandingkan dengan sungai lainnya. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa Famili Oxudercidae / Sicydiinae mendominasi di semua habitat, sebagian
besar adalah Lentipes mekonggaensis dan Sicyopus zosterophorus.
Ikan Air Laut

a. Ikan Tongkol

Ikan tongkol mudah diperoleh karena ikan tersebut menyebar di seluruh pantai Indonesia.
Ikan tongkol berasal dari jenis ikan scombried (ikan pelagis) yang hidup membentuk
gerombolan.
Ikan tongkol berwarna agak gelap dan langsing, panjang ikan tongkol rata-rata sekitar 60 cm.
Bagian punggung tongkol berwarna biru gelap metalik dengan pola garis-garis. Tongkol lebih
banyak dikonsumsi masyarakat Jawa dan Sumatera.
Selain digoreng, ikan tongkol mudah ditemui dengan olahan gulai, cabe hijau, rica hingga
pindang asem.
Tongkol (Euthynnus affinis) adalah golongan ikan tuna kecil dengan ciri badan memanjang,
tidak memiliki sisik dengan tektur sirip punggung keras. Ikan ini termasuk dalam famili
Scombridae bergenur Euthynnus ini mempunyai ukuran tubuh cukup besar, kulit berwarna
abu-abu, dan berdaging tebal berwarna merah tua. Ikan tongkol termasuk jenis ikan pelagis
yang hidup di lapisan atas perairan. Ikan tongkol juga sering di juluki sebagai ikan perenang
cepat dengan daerah sebaran meliputi seluruh daerah lapisan pantai Indonesia dan Indonesia
Pasifik. Tongkol merupakan salah satu jenis ikan tangkapan yang penting bagi nelayan.
Dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kawakawa, little tuna, mackerel tuna, atau
false albacore[3]. Ikan tongkol merupakan salah satu ikan konsumsi yang memiliki harga
ekonomis tinggi

b. Ikan Cakalang

Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah ikan berukuran sedang dari familia Scombridae
(tuna). Satu-satunya spesies dari genus Katsuwonus. Cakalang terbesar, panjang tubuhnya
bisa mencapai 1 m dengan berat lebih dari 18 kg. Cakalang yang banyak tertangkap
berukuran panjang sekitar 50 cm. Nama-nama lainnya di antaranya cakalan, cakang, kausa,
kambojo, karamojo, turingan, dan ada pula yang menyebutnya tongkol. Dalam bahasa Inggris
dikenal sebagai skipjack tuna.
Tubuh berbentuk memanjang dan agak bulat (fusiform), dengan dua sirip punggung yang
terpisah. Sirip punggung pertama terdiri dari XIV-XVI jari-jari tajam. Sirip punggung kedua
yang terdiri dari 14-15 jari-jari lunak, diikuti oleh 7-9 sirip tambahan berukuran kecil (finlet).
Sirip dubur berjumlah 14-15 jari-jari, diikuti oleh 7-8 finlet. Sirip dada pendek, dengan 26-27
jari-jari lunak. Di antara sirip perut terdapat dua lipatan kulit yang disebut taju interpelvis.
Busur (lengkung) insang yang pertama memiliki 53-63 sisir saring.[1]
Bagian punggung berwarna biru keungu-unguan hingga gelap. Bagian perut dan bagian
bawah berwarna keperakan, dengan 4 hingga 6 garis-garis berwarna hitam yang memanjang
di samping badan. Tubuh tanpa sisik kecuali pada bagian barut badan (corselet) dan gurat
sisi. Pada kedua sisi batang ekor terdapat sebuah lunas samping yang kuat, masing-masing
diapit oleh dua lunas yang lebih kecil.
Cakalang dikenal sebagai perenang cepat di laut zona pelagik. Ikan ini umum dijumpai di laut
tropis dan subtropis di Samudra Hindia, Samudra Pasifik, dan Samudra Atlantik. Cakalang
tidak ditemukan di utara Laut Tengah. Hidup bergerombol dalam kawanan berjumlah besar
(hingga 50 ribu ekor ikan). Makanan mereka berupa ikan, krustasea, cephalopoda, dan
moluska. Cakalang merupakan mangsa penting bagi ikan-ikan besar di zona pelagik,
termasuk hiu.

c. Ikan Tuna

Tuna adalah ikan laut pelagik yang termasuk bangsa Thunnini, terdiri dari beberapa spesies
dari famili skombride, terutama genus Thunnus. Ikan ini adalah perenang andal (pernah
diukur mencapai 77 km/jam). Tidak seperti kebanyakan ikan yang memiliki daging berwarna
putih, daging tuna berwarna merah muda sampai merah tua. Hal ini karena otot tuna lebih
banyak mengandung myoglobin daripada ikan lainnya. Beberapa spesies tuna yang lebih
besar, seperti tuna sirip biru Atlantik (Thunnus thynnus), dapat menaikkan suhu darahnya di
atas suhu air dengan aktivitas ototnya. Hal ini menyebabkan mereka dapat hidup di air yang
lebih dingin dan dapat bertahan dalam kondisi yang beragam. Kebanyakan bertubuh besar,
tuna adalah ikan yang memiliki nilai komersial tinggi.
Tuna memiliki bentuk tubuh yang sedikit banyak mirip dengan torpedo, disebut fusiform,
sedikit memipih di sisi-sisinya dan dengan moncong meruncing. Sirip punggung (dorsal) dua
berkas, sirip punggung pertama berukuran relatif kecil dan terpisah dari sirip punggung
kedua. Di belakang sirip punggung dan sirip dubur (anal) terdapat sederetan sirip-sirip kecil
tambahan yang disebut finlet. Sirip ekor bercabang dalam (bercagak) dengan jari-jari
penyokong menutup seluruh ujung hipural. Di kedua sisi batang ekor masing-masing terdapat
dua lunas samping berukuran kecil; yang pada beberapa spesiesnya mengapit satu lunas
samping yang lebih besar. Tubuh kebanyakan dengan wilayah barut badan (corselet), yakni
bagian di belakang kepala dan di sekitar sirip dada yang ditutupi oleh sisik-sisik yang tebal
dan agak besar. Bagian tubuh sisanya bersisik kecil atau tanpa sisik. Tulang-tulang belakang
(vertebrae) antara 31–66 buah.[1]
Aspek yang luar biasa dari fisiologi tuna adalah kemampuannya untuk menjaga suhu tubuh
lebih tinggi daripada suhu lingkungan. Sebagai contoh, tuna sirip biru dapat mempertahankan
suhu tubuh 75-95 °F (24-35 °C), dalam air dingin bersuhu 43 °F (6 °C). Namun, tidak seperti
makhluk endotermik seperti mamalia dan burung, ikan tuna tidak dapat mempertahankan
suhu dalam kisaran yang relatif sempit.[2]
Tuna mampu melakukan hal tersebut dengan cara menghasilkan panas melalui proses
metabolisme. Rete mirabile, jalinan pembuluh vena dan arteri yang berada di pinggiran
tubuh, memindahkan panas dari darah vena ke darah arteri. Hal ini akan mengurangi
pendinginan permukaan tubuh dan menjaga otot tetap hangat. Ini menyebabkan tuna mampu
berenang lebih cepat dengan energi yang lebih sedikit.

d. Ikan Makarel

Ikan yang sering ditemui di supermarket dalam bentuk kalengan ini juga berasal dari keluarga
yang sama dengan kembung. Ikan yang lebih banyak tinggal di laut dalam ini, dikenal dengan
kandungan asam lemak omega 3 dan omega 6 yang tinggi.

Ikan makarel memiliki tubuh langsing dengan bentuk menyerupai silinder dan berwarna
keperakan seperti tuna, walau dengan ukuran jauh lebih kecil. Sebagian literatur menyebut, di
beberapa negara makarel tidak spesifik pada satu jenis ikan tetapi bisa juga mencakup
tenggiri dan kembung.

Selain diolah dengan bumbu saos tomat, cabe dan bawang seperti sarden, makarel bisa diolah
menjadi rica-rica, sambal balado, atau pepes.
e. Ikan Baronang

Ikan ini merupakan ikan laut dangkal pemakan tumbuh-tumbuhan. Dikenal sebagai ikan
Samadar di Maluku dan Biawas di Jawa Tengah, panjang baronang dewasa mencapai 20-45
cm. Bentuk tubuhnya melebar dan memipih dengan sisik-sisik kecil sesuai jenisnya.
Beberapa jenis baronang di antaranya baronang tompel, angin, susu, batik, kea-kea dan lada.

Yang perlu menjadi perhatian yaitu punggung ikan baronang dilengkapi duri tajam beracun
yang tertanam di bawah kulit. Racun dari duri ini tidak mematikan tetapi bisa menimbulkan
keracunan cukup parah. Sekalipun berduri, daging ikan baronang cukup aman dikonsumsi.

Daging Baronang yang dibakar bahkan disebut para pemancing lebih sedap dibanding kakap
merah. Selain dibakar, ikan baronang bisa dimasak dengan bumbu pepes, rica, saus asam
manis, bumbu kuning, atau diolah menjadi nugget atau schotel.

Anda mungkin juga menyukai