Anda di halaman 1dari 2

1.

Ikan Mujair
Ikan Mujair merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, bentuk badan pipih
dengan warna abu-abu, coklat atau hitam (Gambar 2.1). Mujair memiliki bentuk
badan yang pipih dan memanjang, bersisik kecil-kecil bertipe stenoid, tubuh
memiliki garis vertikal, sirip ekor memiliki garis berwarna merah. Warna ikan ini
tergantung pada lingkungan atau habitat yang di huni [1].
Mulutnya agak besar dan mempunyai gigi-gigi yang halus. Letak mulut terminal
atau di ujung tubuh. Posisi sirip perut terhadap sirip dada adalah thoracic. Linea
lateralis tidak sempurna atau terputus menjadi dua bagian. Jumlah sisik pada garis
rusuk bagian atas 18-21 buah dan pada garis rusuk bagian bawah ada 10-15 buah.
Sirip dada dan sirip perut berwarna hitam kemerahan, sedangkan sirip punggung
dan sirip ekor berwarna kemerah-merahan pada ujung-ujungnya [2].

Ciri-ciri khas dari ikan mujair yaitu dagu berwarna kekuning-kuningan


dan tanda tersebut biasanya akan terelihat lebih jelas pada ikan jantan yang sudah
dewasa. Ikan ini memiliki panjang tubuh dua sampai tiga kali dari tinggi
badannya [3].

Berat ikan dapat mencapai 120 sampai 200 gram dalam waktu empat
bulan dengan sedikitnya 80% yang dapat bertahan hidup. Panjang total
maksimum yang dapat dicapai ikan mujair adalah 40 cm. Ikan ini mulai bisa
berkembang biak pada umur 3 bulan, dan setealh itu ikan mujair dapat
berkembang biak setiap 1 bulan sekali [3].

Menurut Setianto (2012), ikan mujair merupakan salah satu sumber


protein yang tinggi, mengandung asam lemak tak jenuh (omega-3,
Eicosapentaenoic acid/EPA, Docosahexanoic acid/DHA) yang berfungsi untuk
perkembangan otak. Selain itu masih banyak lagi kandungan gizi dari ikan mujair
ini, antara lain air 80,0 g, protein 16,0 g, energi 86,0 kalori, lemak 2,0 g, kalsium
20,0 mg, besi 2,0 g, vitamin A 150,0.

2. Ikan Bandeng

Ikan bandeng memiliki nama latin Chanos chanos merupakan ikan


campuran antara air asin dan air tawar atau payau. Ikan ini merupakan satu-
satunya spesies yang ada dalam familia Chanidae. Ikan yang masih muda dan
baru menetas hidup di air laut selama 2-3 minggu, lalu berpindah ke rawa-rawa
bakau yang berair payau, dan kadang kala danau-danau berair asin. Bandeng
kembali ke laut kalau sudah dewasa danberkembang biak. [4]

Ikan bandeng merupakan suatu komoditas perikanan yang memiliki rasa


cukup enak dan gurih sehingga banyak digemari masyarakat di Indonesia. Harga
bandeng presto terjangkau oleh segala lapisan masyarakat. Ikan bandeng
digolongkan sebagai ikan berprotein tinggi serta kandungan kolesterolnya juga
rendah yaitu sekitar 52 mg / 100 g [5]

Ikan bandeng memiliki kandungan gizi yang sangat baik dan digolongkan
sebagai ikan berprotein tinggi dan berlemak rendah. Adapunnilai gizi ikan
bandeng per 100 gram berat ikan mengandung 129 kkal energi, 20 gram protein,
2,8 gram lemak, 150 gram fosfor, 20 gram kalsium, 2 mg zat besi, 50 SI vitamin
A, 0,05 gram vitamin B1 dan 74 gram air [6]

Sumber :

1. Webb A, M. Maughan and M. Knott. 2007. Pest fish profiles Oreochromis


mossambicus-Mozambique tilapia. ACTFR, James Cook University,
Australia. P 12.
2. Said, A. 2000 . Budidaya mujair dan nila. Cibitung, jawa barat. Ganeca
exact.
3. Setianto, D. 2012. Budidaya Ikan Mujair di Berbagai Media Pemeliharaan.
Yogyakarta. Pustaka Baru Press.
4. Gradea, T. A Cladistic Analysis of Fossil and Living Gonorynchiform
Ostariophysan Fishes. F.J : Poyato Ariza, 2006
5. Saparinto, C. 2007. Membuat Aneka Olahan Bandeng. Penebar
Swadaya:Jakarta.
6. Saparinto, C. 2006. Bandeng Duri Lunak.Kanisius. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai