OLEH :
1.3. Tujuan
Tujuan dari permasalahan ini merupakan pemaparan dari rumusan masalah yang
telah disampaikan penulis. Tujuan dibuat agar memudahkan pembaca untuk
mengetahui isi dalam penyusunan hal mengenai topik yang akan dibahas. Berikut
tujuan permasalahan yang ingin dicapai dari makalah ini.
1) Mengetahui klasifikasi ikan Tuna(Thunnus sp.)
2) Menjelaskan kebutuhan nutrisi ikan sidat (Thunus sp.)
II. PEMBAHASAN
Klas : Teleostei
Subklas : Actinopterygii
Family : Scombroidae
Ordo : Perciformes
Subordo : Scombridea
Genus : Thunnus
Tuna terdiri atas beberapa spesies diantaranya mata besar (Thunnus obesus),
albakora (T. alalunga), madidihang (T. albacores), sirip biru (T. maccoyii), dan
cakalang (Katsuwonus pelamis). Penyebaran tuna di perairan sangat ditentukan oleh
parameter suhu. Jenis madidihang dan cakalang merupakan spesies yang paling
banyak tertangkap di Indonesia. Berdasarkan Food and Agryculture Organization
(FAO) (2012), madidihang banyak ditemukan di bagian bawah dan di atas lapisan
termokline sehingga penyebaran jenis tuna ini banyak ditemukan di daerah tropis
seperti di Indonesia.
Ikan tuna memiliki badan yang tertutupi oleh sisik kecil memanjang berbentuk
cerutu serta mempunyai dua sirip punggung, sirip depan yang biasanya pendek dan
terpisah dari sirip belakang, mempunyai jari-jari sirip tambahan (finlet) di belakang
sirip punggung dan sirip dubur. Sirip dada terletak agak ke atas, sirip perut kecil, sirip
ekor berbentuk bulan sabit.(Saanin 1984).
Secara global, terdapat 7 spesies ikan tuna yang memiliki nilai ekonomi penting,
yaitu albacore (Thunnus alalunga), bigeye tuna (Thunus obesus), atlantic bluefin tuna
(Thunnus thynnus), pacific bluefin tuna (Thunnus oreintalis), southern bluefin tuna
(Thunnus maccoyii), yellowfin tuna (Thunnus albacares), dan skipjack tuna
(Katsuwonus pelamis). Kecuali pacific bluefin dan southern bluefin tuna, kelima
spesies tuna lainnya hidup dan berkembang di perairan Samudra Pasifik, Atlantik,
dan Hindia. Sejak tahun 2000, total hasil tangkapan dunia dari 7 spesies ikan tersebut
sekitar 4 juta ton/tahun. Perinciannya 65 % berasal dari Samudra Pasifik, 21 % dari
Samudra Hindia dan 14 % dari Samudra Atlantik (Dahuri, 2008).
Tuna adalah salah satu jenis ikan ekonomis penting, selain itu tuna juga jenis ikan
penjelajah yang jauh (highly migration species) dan pemangsa yang tangkas, Ikan
tuna sirip kuning mempunyai nama latin Thunnus albacares. Ikan dengan sirip
punggung kedua yang panjang dan juga pada sirip dubur, dimana beberapa
diantaranya dapat mencapai 20% dari panjang cagak, dengan sirip dada yang pada
umumnya panjang. Warna badan adalah hitam metalik agak kebiru-tuaan hingga
kuning keperakan pada atas perut. Sirip punggung dan sirip dubur juga finlet
berwarna kuning terang (Sumadhiharga, 2009).
Lemak mempunyai peranan penting bagi ikan karena berfungsi sebagai sumber
energi dan asam lemak esensial, memelihara bentuk dan fungsi membran atau
jaringan sel yang penting bagi organ tubuh tertentu, membantu dalam penyerapan
vitamin yang larut dalam lemak dan untuk mempertahankan daya apung. Lemak
dalam satu unit yang sama mengandung energi dua kali lipat jika dibandingkan
dengan protein atau karbohidrat, sehingga lemak dapat menyediakan energi untuk
metabolism. Pakan yang dikonsumsi ikan harus mengandung asam lemak esensial
yang tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan Kebutuhan ikan akan asam lemak esensial
berbeda untuk setiap spesies ikan. Handajani dan Widodo (2010), melaporkan bahwa
koefisien kecernaan asam lemak jenuh menurun, dengan semakin panjangnya rantai
karbonnya dan dengan panjang rantai karbon yang sama koefisien pencernaan
meningkat dengan meningkatnya derajat ketidak jenuhannya.
c. Karbohidrat
Karbohidrat terdiri atas serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN).
Serat kasar sulit dicerna oleh ikan namun tetap diperlukan, yakni untuk meningkatkan
gerak peristaltik usus, sedangkan BETN adalah sekelompok karbohidrat yang
kecernaanya tinggi. Pemberian serat kasar berlebihan menyebabkan gangguan pada
proses penyerapan pakan di dalam usus halus (Furuichi, 1988). Ikan sidat merupakan
ikan karnivora sehingga kebutuhan akan karbohidrat yang diperlukan dalam jumlah
sedikit. Ikan karnivora dapat memanfaatkan karbohidrat optimum pada kadar 10-20
% dalam pakannya dan ikan omnivora pada kadar 30-40 % dalam pakannya.
d. Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik kompleks, biasanya ukuran molekulnya kecil.
Vitamin dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sedikit sehingga keberadaannya
dalam pakan dalam jumlah yang sedikit pula (1–4% dari total komponen pakan). Ada
empat jenis vitamin yang larut dalam lemak yang dibutuhkan oleh ikan yakni vitamin
A, D, E dan K dan sebelas jenis vitamin yang larut dalam air. Kebutuhan vitamin
pada setiap biota laut bervariasi karena dipengaruhi oleh bebrapa faktor seperti umur
atau ukuran, suhu peraiaran, komposisi pakan, dan laju pertumbuhan. Kebutuhan
vitamin E meningkat jika meningkatnya kandungan asam lemak tak jenuh dalam
pakan. Pada teripang membutuhkan vitamin A sebesar 2 mcg dan vitamin B1
sebanyak 1,73.
e. Mineral
Mineral merupakan komponen pakan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yakni
sebagai pembentuk struktur tubuh (rangka), memelihara sistem kaloid (tekanan
osmotik, viskositas) dan regulasi keseimbangan asam basa (Hall, 1989). Disamping
itu mineral juga merupakan komponen penting dari hormon dan aktivator enzim
(kofaktor). Sebagian besar organisme air seperti phytoplankton dan zooplankton
mampu menyerap mineral dari air. Pada phytoplankton di laut yang hidup di
permukaan air mempunyai kandungan trace mineral yang tinggi, sedangkan
kandungan Cd, Cu, dan Zn dengan konsentrasi tinggi ditemukan pada zooplankton.
Teripang atau timun laut memerlukan mineral atau air sekitar 87,03% dari bobot
tubuhnya