Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATA KULIAH

TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN MANAJEMEN


PEMBERIAN PAKAN IKAN

Oleh ;

Asnawar_O27120069
Baso Febriansyah_O27120067

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


JURUSAN PERIKANA DAN KELAUTAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan tuna merupakan salah satu komoditas ekspor andalan dari Indonesia.

Salah satu jenis ikan tuna yang hasil tangkapannya paling banyak adalah tuna sirip

kuning (Thunnus albacares) dan sirip biru (Thunnus thynnus). Potensi tuna di

Indonesia ataupun di dunia tidak dapat diketahui secara pasti karena ikan ini ikan

beruaya jauh yang melintasi batas negara. Untuk itu bila eksploitasi tuna

dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan pengelolaannya yang bisa

mengakibatkan penurunan populasinya, maka dari itu ada beberapa daerah yang

membudidayakan ikan tuna seperti di daerah Bali yang menggunakan keramba

jaring apung (Shadiq et al.,2015)

Formulasi pakan merupakan suatu perhitungan jumlah bahan baku yang akan

di pakai dalam pembuatan pakan ikan. Untuk menyusun formulasi pakan ikan

yang perlu di perhatikan yaitu kandungan zat gizi yang di butuhkan oleh ikan.

Karakteristik pakan yang baik yaitu mengikuti standar pakan ikan yang mencakup

kadar protein, lemak, abu, air dan lain-lain. Serta juga parameter untuk

mengetahui karakteristik pakan yaitu seperti daya apung, daya larut dan tingkat

kekerasan pakan (Rizki dkk. 2021)

Menurut Murtidjo (2001) menyatakan Pakan yang berkualitas mengandung

70% protein, 15% karbohidrat, 10% lemak dan 5% vitamin, air dan mineral. Dari

Suryaingsih (2010) menyatakan bahwa kualitas pakan tidak hanya sebatas pada

nilai gizi yang dikandungnya melainkan pada sifat fisik pakan seperti
kelarutannya, ketercernaanya, warna, bau, rasa dan anti nutrisi yang dikandung

oleh pakan tersebut. Kualitas pakan juga dipengaruhi oleh bahan baku yang

digunakan. Pemilihan bahan baku yang baik dapat dilihat berdasarkan indikator

nilai gizi yang dikandungnya; digestibility (kecernaannya) dan biovaibility (daya

serap). Pakan yang berkualitas akan mendukung tercapainya tujuan produksi yang

optimal.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui

kebutuhan protein untuk pakan ikan Tuna.

1.3 Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu bisa mengetahui kebutuhan protein

untuk pakan ikan tuna.


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pakan Buatan

Pakan merupakan komponen penting di dalam budidaya ikan. Biaya terbesar

yang digunakan dalam budidaya ikan diperuntukkan untuk pakan. Pakan sebagai

sumber energi dipergunakan ikan untuk energi basal, beraktivitas, reproduksi, dan

pertumbuhan. Bahan baku yang digunakan untuk membuat pakan harus memiliki

kandungan nutrisi yang sesuai dengan ikan yang dibudidayakan. Memilih bahan

baku pakan harus juga memperhatikan kandungan nutrisi bahan baku tersebut.

Pakan buatan adalah pakan ikan yang dibuat dari campuran bahan-bahan yang

tersedia di alam, yang mudah didapat, diolah serta dibuat dalam bentuk tertentu

seperti binder sehingga ikan bisa memakannya dengan mudah dan lahap (Rihi,

2019).

Pakan juga merupakan sumber nutrisi yang penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan organisme akuatik. Penggunaan pakan bergizi terbaik akan

mendorong pertumbuhan biota tersebut dan membuatnya lebih optimal. Selain itu,

nutrisi pakan juga berperan penting dalam mengontrol sistem metabolisme biota

perairan, membantu menjaga sistem imun biota terhadap penyakit infeksi (Rusydi

et al., 2017). Pakan berperan sebagai pengatur perkembangan dan pemeliharaan

tubuh, sumber energi, produksi dan proses tubuh. Zat gizi yang harus ada dalam

pakan adalah protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air (Subekti,

2009).
Pembuatan pakan sederhana dengan memanfaatkan bahan baku yang berada di

lingkungan sekitar, tahapan pembuatan pakan terdiri dari pemilihan bahan baku

yang akan di gunakan, menghitung kebutuhan bahan baku pakan ikan sesuai

dengan kebutuhan ikan, melakukan penepung, melakukan penimbangan,

pencampuran bahan, melakukan uji coba secara fisik, kimia dan biologis pakan

( Amrullah, et al., 2018).

2.2 Klasifikasi Ikan Tuna

Klasifikasi ikan tuna (Thunnus thynnus) yaitu Kerajaan : Animalia, Filum :

Chordata, Kelas : Actinopterygii, Ordo : Perciformes, Famili : Skombride, Genus

: Thunnus, Spesies : Thunnus thynnus (ITIS, 2022).

Tuna sirip biru Atlantik (Thunnus thynnus) adalah spesies ikan tuna sirip biru

dari keluarga Scombridae. Ikan ini juga dikenal sebagai tuna sirip biru utara

(terutama jika memasukkan sirip biru Pasifik sebagai subspesies), tuna sirip biru

raksasa (untuk seekor ikan yang beratnya melampaui 150 kilogram atau sekitar

330 pounds) dan sebelumnya juga dinamakan tunny.

2.3 Morfologi Ikan Tuna

Tuna sirip biru selatan adalah ikan besar berbentuk memanjang seperti

torpedo, bersirip langsing dan agak pendek. Tubuhnya dilapisi sisik kecil. Warna

tubuhnya adalah hitam kebiruan pada punggungnya dan putih keperakan pada
bagian sisi dan bawah tubuh, dengan warna kuning terang pada sirip ekor

spesimen dewasa.

2.4 Habitat dan Penyebaran

Jenis tuna menyebar luas di seluruh perairan tropis dan subtropis. Penyebaran

jenis tuna tidak dipengaruhi oleh perbedaan garis bujur tetapi dipengaruhi oleh

garis lintang. Distribusi ikan tuna di laut sangat ditentukan oleh berbagai faktor,

baik faktor internal dari ikan itu sendiri maupun faktor eksternal dari lingkungan.

Faktor internal meliputi jenis, umur dan ukuran, serta tingkah laku. Perbedaan

genetis ini menyebabkan perbedaan dalam morfologi, respon fisiologis, dan daya

adaptasi terhadap lingkungan. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, di

antaranya adalah parameter oseanografis seperti suhu, salinitas, densitas dan

kedalaman lapisan thermoklin, arus dan sirkulasi massa air, oksigen dan

kelimpahan makanan

Potensi ikan tuna yang terbesar di Indonesia memang diperkirakan berada di

Laut Flores dan Selat Makassar, dengan luas area penangkapan sekitar 605 ribu

km². Alat tangkap yang banyak digunakan adalah pancing huhate (pole and line),

pancing ulur (hand line), pancing rawai (long line) dan pukat cincin (purse seine).

Sebaran ikan tuna sirip biru menurut Sumadiharga (2009), merupakan tersebar

luas di seluruh dunia, yaitu dari perairan tropis sampai sub tropis. Pada dasarnya

penyebaran ikan tuna sangat luas yakni meliputi 3 samudera, yaitu samudera

pasifik, atlantik dan hindia.

Ikan tuna hidup di perairan yang bersuhu antara 17-31 derajat selsius dengan

optimal suhu antara 19-23 derajat selsius (Yaichiro, 1955). Pada daerah
penangkapan suhunya berkisar 14-27 derajat selsius sedangkan suhu optimalnya

yaitu 21-22 derajat selsius atau suhu permukaan sampai kedalaman 100m kira kira

sekitar 20 derajat selsius (Tambunan, 1964).

2.5 Kebiasaan Makan

Pada umumnya Ikan tuna biasanya memakan berbagai ikan ikan kecil, cumi

cumi, udang dan kepiting. Ikan ini merupakan pemburu yang handal, dengna

matanya yang besar dan indra penciumanya yang tajam untuk mencari

mangsanya. Kapasitas maksimum isi perut ikan tuna sirip kuning adalah 7 %

dari berat tubuh mereka, dan setiap harinya mengonsumsi makanan 15 % dari

berat tubuh mereka (Sumadiharga, 2009).

2.6 Kebutuhan Protein

Kebutuhan nutrisi untuk benih ikan tuna harus memiliki kadar protein yang

tinggi, karena tergolong hewan karnivora. Konsentrasi pemberian pakan buatan

pada fase benih 10-15% dari biomasa dan diberikan 2 kali/hari, nutrisi yang

dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan benih yaitu berkisar protein kasar

60% dan lipid 18% (Biswas et al.,2009). Jumlah protein yang dibutuhkan ikan

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain :ukuran ikan, suhu air, jumlah pakan

yang dimakan, kesediaan dan kualitas pakan alami dan protein. Lingkungan juga

sangat mempengaruhi protein yang dibutuhkan (Sudjiharno, 1999).


BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Dari data di atas maka dapat di simpulkan bahwa kebutuhan

protein ikan tuna tidak kurang dari 40%

3.2 Saran

Penulisan pembuatan makalah di perbaiki lagi


DAFTAR PUSTAKA

Shadiq J., Sudarsana A. 1P., Wisnawa S. IG. 2015. Pemeliharaan Induk Ikan Tuna
Sirip Kuning (Thunnus albacares) Dalam Keramba Jaring Apung
Akuakultur Vol. 13 No. 2 : 117-120
Rizki E. P., Raudhatus, S. Selly, R,S.,Fitria, T, F., Efano, I, S.2021. Karakteristik
Fisik Pakan Ikan Buatan dengan Substitusi Manure Ayam. Jurnal
Ilmu Perikanan Air Tawar (clarias). Vol 2 (1)
Suryaingsih, 2010. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.
Rihi A. P. 2019. Pengaruh Pemberian Pakan Alami dan Buatan terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Dumbo
(Clarias gariepinus Burchell.) di Balai Benih Sentral Noekele
Kabupaten Kupang. Bioedu. Vol. 4 (2) : 56-62
Biswas B. K., Ji S., Biswas A.K., Seoka M., Kim Y., Kawasaki K., Takii K. 2009.
Dietary protein and lipid requirements for the Pacific bluefin tuna
Thunnus orientalis juvenile. Aquaculture 288 hal 114-119.
doi:10.1016/j.aquaculture.2008.11.019

Anda mungkin juga menyukai