Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK


PADA PAKAN IKAN LELE MASAMO

Disusun Oleh :
LAELATUN NADIFAH
0310057912

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah, selain berpotensi pada sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, dan
pertambangan indonesia juga berpotensi dalam sektor perikanan. Pada sektor
perikanan, selain berpotensi pada perekonomian hasil tangkapan ikan dilaut,
perikanan juga memiliki peluang yang besar dalam kegiatan budidaya perairan
yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Budidaya peairan adalah usaha memproduksi biota untuk meningkatkan
mutu baik mutu kualitas ataupun kuantitasnya sehingga mendapatkan keuntungan
dan dapat dijadikan sebagai kegiatan bisnis. Budidaya ikan yang saai ini banyak
diminati oleh para pembudidaya ikan adalah salah satunya budidaya ikan lele
masamo.

Kegiatan

budidaya

lele

masamo

merupakan

kegiatan

yang

menguntungkan, karena selain dagingnya yang enak, peminatnya banyak, ikan


lele masamo juga tergolong ikan yang mudah dibudidayakan.
Seiring dengan perkembangan budidaya intensif, maka mulai muncul
beberapa kendala baik pada sektor pembenihan maupun pembesaran. Kendala
yang dihadapi antara lain masalah serangan penyakit, pertumbuhan lele yang
lambat, dan menurunnya kualitas lingkungan budidaya. Masalah penyakit antara
lain penyakit yang disebabkan oleh bakteri, jamur, dan virus. Sedangkan masalah
pertumbuhan yang lambat dan menurunnya kualitas lingkungan budidaya terjadi
akibat peningkatan padat penebaran dan jumlah pakan yang diberikan serta
akumulasi limbah yang umum terjadi dalam budidaya intensif. Oleh sebab itu
perlu dilakukan beberapa upaya untuk meningkatkan produksi lele masamo dan
salah satunya adalah melalui penggunaan probiotik.
Menurut Verschuere et al. (2000), probiotik adalah agen mikroba hidup yang
mampu memberikan keuntungan bagi inang dengan memodifikasi komunitas
mikroba atau berasosiasi dengan inang, memperbaiki nilai nutrisi dan
pemanfaatan pakan, meningkatkan respon inang terhadap penyakit, dan
memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya. Berdasarkan pengertian tersebut
maka aplikasi probiotik tidak hanya berfungsi sebagai agen biokontrol untuk
mengurangi serangan penyakit atau bioremediasi untuk memperbaiki kualitas

lingkungan, melainkan dapat pula meningkatkan nilai nutrisi pakan dan laju
penyerapan nutrien sehingga memungkinkan lele mencapai pertumbuhan yang
maksimum. Aplikasi bakteri probiotik dalam perbaikan nutrisi pakan dapat
dilakukan baik melalui pengkayaan pakan alami (Rengpipat et al., 1998a;
Widanarni et al., 2008a) maupun pakan buatan (Rengpipat et al., 1998b;
Rengpipat et al., 2000).
Penambahan Probiotik pada pakan ikan akan mencegah terjadinya gangguan
pada sistem pencernaan pada ikan dan mengefisienkan kuaitas perairan sehingga
kolam yang diberi perlakuan dengan penambahan probiotik dimungkinkan
memliki laju pertumbuhan yang cepat dan memiliki kualitas perairan yang sesuai
karena keberadaan bakteri menguntungkan akan menekan pertumbuhan bakteri
merugikan sehingga keberadaan bakteri merugikan akan berkurang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan sesebarap hal sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan probiotik ?
2. Bagaimana peran probiotik pada ikan lele masamo ?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan probiotik
2. Mengetahui peran probiotik pada ikan lele masamo

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biologi Lele Masamo
2.1.1. Klasifikasi Ikan Lele Masamo (Clarias gariepinus)

Menururt Suyanto (2002), klasifikasi ikan lele adalah :


Kingdom

: Animalia

Sub-kingdom

: Metazoa

Phyllum

: Chordata

Sub-phyllum

: Vertebrata

Klas

: Pisces

Sub-klas

: Teleostei

Ordo

: Ostariophysi

Sub-ordo

: Siluroidea

Familia

: Clariidae

Genus

: Clarias

2.1.2. Morfologi Ikan Lele Masamo (Clarias gariepinus)

Menurut Najiati (1992) bentuk ikan lele yaitu bagian depan badannya
terdapat penampang melintang yang membulat, sedang bagian tengah dan
belakang berbentuk pipih. Kepalanya gepeng melonjong, sangat kaku, tersusun
atas tulang tengkorak (di atas dan di sisi) membentuk pelindung kepala. Kulit
diselimuti oleh lendir yang sangat licin dan mempunyai warna badan hitam pekat.
Ikan Lele Masamo memiliki empat pasang sungut yang berfungsi untuk
mendeteksi mangsa dan sebagai alat bantu renang, ikan lele memiliki tiga buah
sirip tunggal yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip dubur. Ikan Lele Masamo juga
memiliki sirip berpasangan yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi
dengan sirip yang keras dan runcing yang disebut dengan patil. Patil ini berguna
sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak .
2.1.3. Habitat dan Penyebaran
Mahyuddin (2010) menyatakan bahwa Ikan lele banyak ditemukan di Benua
Afrika dan Asia Tenggara. Komoditas perikanan ini terdapat di perairan umum
yang berair tawar. Penyebaran lele di Asia, yaitu negara Indonesia, Thailand,
Filipina, dan Cina. Ikan lele di beberapa negara, khususnya di Asia telah

diternakkan dan dipelihara di kolam, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam,


Malaysia, Laos, Filipina, Kamboja, Birma, dan India. Ikan Lele di Indonesia
secara alami ditemukan di Kepulauan Sunda Besar maupun Kepulauan Sunda
Kecil.
Habitat atau lingkungan hidup ikan lele adalah semua perairan yang bersifat
tawar misalnya sungai, danau, waduk, bendungan, dan genangan air lainnya, yang
aliran airnya tidak terlalu deras atau kencang. Di alam ikan lele memang lebih
menyukai air tenang yang ada perlindungan dengan dasar perairan sedikit
berlumpur, tepian dangkal, dan membuat lubang sebagai sarang untuk
melangsungkan perkawinannya bila telah menginjakkan dewasa. Ikan lele dapat
hidup baik di dataran rendah sampai 500 m di atas permukaan laut, pada suhu air
25 300 C. Sedangkan pada daerah 700 m di atas permukaan laut ikan lele tidak
begitu baik pertumbuhannya, demikian juga pada suhu dingin misalnya di bawah
200 C (Santoso, 1994).
2.1.4. Kebiasaan Makan
Pola makan ikan lele dalam kategori omnivora atau predator (Micha, 1973).
Ikan lele termasuk ikan air tawar yang menyukai genangan air yang agak tenang,
bersifat nocturnal yaitu aktif bergerak dan mencari makan pada malam hari,
sedangkan pada siang hari memilih berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat
yang gelap. Pakan alami yang Baik untuk ikan lele adalah zooplankton seperti
Moina sp., Daphnia sp., cacing sutera, siput-siput kecil dan sebagainya.
Menurut Mahyuddin (2010), ikan lele mempunyai kebiasaan makan didasar
perairan atau kolam. Pakan alami biasanya diberikan sebagai pemberian pakan
ikan lele pada fase larva sampai benih. Ikan lele juga bersifat kanibalisme, yaitu
sifat suka memangsa jenisnya sendiri. Jika kekurangan pakan, ikan lele tidak
segan-segan memangsa kawannya sendiri yang berukuran lebih kecil. Oleh karena
itu jangan sampai terlambat memberinya makan. Sifat kanibalisme juga
ditimbulkan oleh adanya perbedaan ukuran. Lele yang berukuran besar akan
memangsa ikan lele yang berukuran lebih kecil.
2.2. Pengertian Probiotik
Meningkatnya permintaan pasar atas komoditi lele menjadi pendorong
berkembangnya usaha budidaya perikanan. Dengan menggunakan teknologi

budidaya lele pola intensif, para pembudidaya mengaplikasikan budidaya padat


tebar. Budidaya lele intensif dengan menggunakan padat penebaran benih tinggi
yang tentunya harus diimbangi dengan pemberian pakan buatan yang lebih
banyak, Sisa pakan yang tidak termanfaatkan oleh lele ditambah dengan hasil
metabolit lele tersebut yang akan meningkatkan akumulasi bahan organik
diperairan. Semakin banyaknya bahan organik di perairan maka beban yang
diterima perairan untuk melakukan aktifitas purifikasi (pemulihan) secara alami
semakin berat. Sehingga akan terjadi kemunduran kualitas perairan yang juga
akan berpengaruh pada serangan penyakit pada lele yang akan menimbulkan
kerugian.
Penggunan antibiotik untuk mencegah peyakit memiliki dampak buruk
untuk lingkungan serta memberi ancaman keamanan pangan dan kesehatan.
Selain itu, penggunaan antibiotik dapat menimbulkan selective mikroba dan
mengakibatkan terjadinya resistensi berbagai jenis bakteri. Sehingga penggunaan
antibiotik dalam menanganai kasus serangan penyakit tidak akan efektif.
Dalam

mengatasi

kendala

tersebut,

perlunya

penerapak

teknologi

penambahan probiotik pada pakan ikan lele masamo. Menurut Verschuere et al.
(2000), probiotik adalah agen mikroba hidup yang mampu memberikan
keuntungan bagi inang dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi
dengan inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan
respon inang terhadap penyakit, dan memperbaiki kualitas lingkungan
ambangnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka aplikasi probiotik tidak hanya
berfungsi sebagai agen biokontrol untuk mengurangi serangan penyakit atau
bioremediasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan, melainkan dapat pula
meningkatkan nilai nutrisi pakan dan laju penyerapan nutrien sehingga
memungkinkan lele mencapai pertumbuhan yang maksimum. Aplikasi bakteri
probiotik dalam perbaikan nutrisi pakan dapat dilakukan baik melalui pengkayaan
pakan alami (Rengpipat et al., 1998a; Widanarni et al., 2008a) maupun pakan
buatan (Rengpipat et al., 1998b; Rengpipat et al., 2000).
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup sejenis maupun campuran atau
produk fermentasi mikrobiologi, yang dimasukkan ke dalam pakan sebagai
makanan tambahan (feed supplement), dengan tujuan dapat meningkatkan

pertumbuhan lele serta mampu mengatur / memelihara keseimbangan kondisi


mikroflora (mikroorganisme dalam tubuh) serta mengurangi bakteri pathogen
penyebab penyakit di dalam tubuh (usus umumnya) serta memperbaiki kualitas air
buangan (Poernomo, 2004).
Probiotik adalah segala bentuk pakan tambahan berupa sel mikroba hidup
yang menguntungkan bagi hewan inangnya.
2.3. Manfaat Probiotik
Manfaat penambahan probotik pada pakan ikan adalah :
a. Menjaga kesehatan kolam sehingga ikan yang dibudidayakan menjadi lebih
sehat dan lebih tahan terhadap serangan stress maupun penyakit .
b. Merangsang nafsu makan ikan sehingga metabolisme tubuh ikan menjadi lebih
baik.
c. Membantu proses pencernaan dan membuat metabolisme tubuh menjadi lebih
baik.
d. Meningkatkan produktivitas telur pada induk yang siap mijah.
e. Membantu memperbaiki konversi pakan dan penyerapan protein pada pakan
sehingga 80-90% dari jumlah pakan yang diberikan akan dikenversi menjadi
daging.
2.4. Macam Probiotik yang telah dikerjakan
Seiring dengan perkembangan teknologi, kini probiotik memiliki banyak
variasi macam berdasarkan bahan pembuatannya. Macam probiotik tersebut
adalah :
1. Probiotik yang berasal dari limbah kedelai
2. Probiotik yang berasal dari air kelapa
3. Probiotik yang berasal dari bogol pisang
4. EM4, dan lain sebagainya.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum bioteknologi dilakukan pada April 2015 di Laboratorium Air
Tawar dan Payau Slamaran Fakultas Perikanan, Uiversitas Pekalongan untuk
pembuatan probiotik dan pengaplikasian pada ikan Lele masamo. Sedangkan
praktikum pengamatan bakteri yang terkandung pada probiotik dilakukan pada
hari jumat 12 Juni 2015 di UPT. Laboratorium gedung D lantai 3 kampus
Universitas Pekalongan.
3.2. Metode Praktikum
3.2.1 Pembuatan Probiotik
1. Sebelum praktikum dimulai, hal yang perlu dipersiapkan adalah melakukan
persiapan bahan dan alat yang akan digunakan dalam praktikum.
Bahan dan alat tersebut ialah :
a. Bahan : Limbah tempe 1000 cc, EM4 50 cc, molase 250 cc, ragi tempe 1
sendok, air bersih 500 cc, dan dedak 250 gram.
b. Alat : Ember, aerator, selang aerasi, batu aerasi, pengaduk, dan gelas ukur.
2. Masukkan limbah tempe pada air bersih yang berada pada ember, kemudian
tambahkan molase, dedak, EM4 dan ragi tempe. Aduk hingga rata.
3. Aplikasikan aerasi pada ember dan tutup ember menggunakan tutup ember
mengingat bakteri yang digunakan adalah jenis bakteri aerob.
4. Biarkan selama 3 hari.
3.2.2 Pengaplikasian pada ikan lele masamo
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Bersihkan akuarium dengan cara dicuci bersih.
3. Isi akuarium dengan air bersih, alikasikan aerasi. diamkan selama kurang lebih
24 jam.
4. Timbang bobot benih dan ukur pajang tubuh benih.
5. Masukkan ke akuarium dan adabtasikan benih lele pada akuarium.
6. Timbang pakan yang diberikan tiap harinya dengan 3% pakan dari biomassa
ikan.
7. Pada hari berikutnya, berikan pakan ikan pada ikan lele :
Ambil pakan yang telah ditimbang, tambahkan 5 cc probiotik. Diamkan selama
5 menit smpai air probiotik meresap sempurna. Angkat pakan dan anginanginkan selama 5 menit. Masukkan pakan pada akuarium.
Pakan diberikan 2 kali sehari dengan masa pengamatan 1 minggu.
3.2.3 Pengamatan Bakteri pada Probiotik

1. Siapkan alat dan bahan seperti probiotik, akuades, tabung reaksi, gelas ukur,
media agar, api bunsen, kertas saring, corong, pipet tetes, jarum ose, preparet,
cawan petri, dan beaker glass.
2. Saring probiotik dengan kertas saring dan masukkan pada gelas ukur.
3. Ambil akuades dan probiotik masukkan pada tabung reaksi dan beri label :
Tabel 1
: akuades 9 ml + 1 ml probiotik.
Tabel 2
: akuades 8 ml + 2 ml probiotik.
Tabel 3
: akuades 7 ml + 3 ml probiotik.
Tabel 4
: akuades 6ml + 4 ml probiotik.
Tabel 5
: akuades 5 ml + 5 ml probiotik.
4. Ambil preparet dan cover glass, ambil 1 tetes tabung uji I pada preparat dan
tutup dengan cover glass. Letakkan pada meja pengamatan mikroskop. Amati
gambar bakteri.
5. Lakukan pengulangan pada tabung II, III, IV, dan V.
6. Pada tabung I dan V dilakukan pengamatan jumlah bakteri dengan api bunsen
untuk perbandingan bakteri.
7. Bakar jarum ose untuk mensterilkan dari bakteri lain selain sampel, masukkan
pada tabung sampel.
8. Oleskan pada media agar sebagai media tumbuh bakteri.
9. Catat hasil pengamatan.
3.3. Hipotesis
Ho : Penambahan probiotik pada pakan ikan diduga tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ikan lele masamo.
Hi : Penambahan probiotik pada pakan ikan diduga berpengaruh pada
pertumbuhan ikan lele masamo.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil pembuatan probiotik dari kelompok B dengan menggunakan limbah
kedelai menghasilkan probiotik berwarna coklat dan berbau khas probiotik.
Probiotik difermentasi selama 3 hari dari hari pembuatan probiotik dan penutupan
wadah probiotik dengan penambahan aerasi untuk suplai oksigen.
Hasil pada pegamatan aplikasi probiotik pada benih ikan adalah ikan lele
yang berjumlah 10 ekor mengalami kematian yang dikemungkinkan karena faktor
lingkungan yang mempengaruhi kualitas air (suhu ekstrim) sehingga terjadinya
fluktuasi suhu yang menyebabkan ikan stress dan mati.
Pada pengamatan bakteri melalui mikroskop, hampir semua sampel tabel
tabung reaksi yang berisikan sampel memiliki kandungan bakteri yang berentuk
batang. Bakteri pada probiotik tersebut dari kelompok bakteri Lactobacillus sp.
dan Baccilus sp.
4.2. Pembahasan
Probiotik adalah agen mikroba hidup yang mampu memberikan keuntungan
bagi inang dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan
inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan respon
inang terhadap penyakit, dan memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya.
probiotik tidak hanya berfungsi sebagai agen biokontrol untuk mengurangi
serangan penyakit atau bioremediasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan,
melainkan dapat pula meningkatkan nilai nutrisi pakan dan laju penyerapan
nutrien sehingga memungkinkan lele mencapai pertumbuhan yang maksimum.
Aplikasi bakteri probiotik dalam perbaikan nutrisi pakan dapat dilakukan baik
melalui pengkayaan pakan alami.
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup sejenis maupun campuran atau
produk fermentasi mikrobiologi, yang dimasukkan ke dalam pakan sebagai
makanan tambahan (feed supplement), dengan tujuan dapat meningkatkan
pertumbuhan lele serta mampu mengatur / memelihara keseimbangan kondisi
mikroflora (mikroorganisme dalam tubuh) serta mengurangi bakteri pathogen

penyebab penyakit di dalam tubuh (usus umumnya) serta memperbaiki kualitas air
buangan.
Dengan pemberian probiotik, bakteri positif pada sistem pencernaan ikan
lele akan menekan pertumbuhan bakteri negatif karen persaingan hidup dan ruang
sehingga keberadaan bakteri negatif berkurang sehingga sistem pencernaan pada
ikan lele tidak terganggu. Lancarnya sistem pencernaan menyebabkan ikan mudah
menyerap sari makanan yang dikonsumsi dan berakibat pada pertumbuhan ikan
cepat. Selain itu, bakteripada probiotik yang diberikan pada perairan akan
menguraikan nitrogen pada kolam menjadi energi yang kemudian akan
dimanfaatkan sebagai sumber pakan alami alternatif ikan sehingga menghemat
biaya pakan.
Pengaruh lingkungan yang ekstrim seperti fluktuasi suhu yang meningkat
tajam akan mempengaruhi proses metabolisme ikan mengingat setiap suhu naik
10oC maka proses metabolisme ikan akan meningkat 2x lipat. Ketika suhu tidak
sesuai dengan habitat asli ikan, ikan akan banyak mengeluarkan energi untuk
bertahan hidup. Sehingga energi yang didapat dari konsumsi pakan lebih banyak
digunakan untuk energi pertahanan tinggi. Banyaknya aktivitas metabolisme yang
dilakukan makan energi yang dikeluarkan bertambaha sehingga ikan mengalami
stress dan menyebabkan kematian pada ikan sekalipun telah diaplikasikan
probiotik.

BAB V
PENUTUP
4.1. Simpulan
Probiotik adalah agen mikroba hidup yang mampu memberikan keuntungan
bagi inang dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan
inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan respon
inang terhadap penyakit, dan memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya.
probiotik tidak hanya berfungsi sebagai agen biokontrol untuk mengurangi
serangan penyakit atau bioremediasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan,
melainkan dapat pula meningkatkan nilai nutrisi pakan dan laju penyerapan
nutrien sehingga memungkinkan lele mencapai pertumbuhan yang maksimum.
Probiotik berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh ikan lele terhadap
serangan penyakit, mengurangi bakteri merugikan pada sistem pencernaan
sehingga tidak terganggunya dalam penyerapan sari makanan pada sistem
pencernaan untuk diubah menjadi energi dan pertumbuhan ikan. Probiotik juga
berperan dalm mengefisienkan kualitas perairan yang mengurai ammoniak dari
hasil sisa kotoran menjadi zat yang dapat dimanfaatkan sebagai energi dan
menghemat biaya pakan.
4.2. Saran
1. Dalam pengamatan pengaplikasian penambahan probotik pada pakan buatan
perlunya mengelola kualitas perairan yang intensif sehingga hasil pengamatan
dapat lebih optimal.
2. Perlunya kelengkapan peralatan untuk mempermudah mahasiswa dalam
mengaplikasikan dan memberi wawasan lebih mengenai probotik.
3. Sebaiknya mahasiswa diberi bekal berupa buku pedoman mengenai jenis dan
bentuk bakteri yang ada pada probitik sehingga mahasiswa dapat lebih paham
dalam penyerapan informasi baru mengenai teknologi probiotik.

DAFTAR PUSTAKA
Mahyudin, K. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Micha, J.C., 1973. Etude Des Populations Piscicoles De l'Ubangui Et Tentative
De Selection etD'adaptation De Quelques Especes a L'etang De
Pisciculture. Centre Technique Forestiere Tropical,Nogent sur Marne, 100
pp.
Najiati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penerbit Swadaya.
Jakarta.
Purnomo, A. 2004. Teknologi Probiotik Untuk Mengatasi Permasalahan Tambak
Udang dan Lingkungan Budidaya. Makalah disampaikan pada simposium
nasional Perkembangan Ilmu dan Inovasi Teknologi dalam Bidang
Akualuktur. Ssemarang.
Rengpipat S, Rukpratanporn S, Piyatitivorakul S, Menasaveta P. 1998a. Probiotics
in aquaculture: a case study of probiotics for larvae of black tiger shrimp
(Penaeus monodon). Di dalam: Flegel TW, editor. Advances in Shrimp
Biotechnology:177-181.
Rengpipat S, Rukpratanporn S, Piyatitivorakul S, Menasaveta P. 1998b. Effect of
probiotic bacterium on black tiger shrimp Penaeus monodon survival and
growth. Aquaculture 167:301-313.
Rengpipat S, Rukpratanporn S, Piyatitivorakul S, Menasaveta P. 2000. Immunity
enhancement in black tiger shrimp (Penaeus monodon) by a probiont
bacterium (Bacillus S11). Aquaculture 191:271-288.
Santoso, 1997. Teknik penyuntikan sperma pada ikan.
Verschuere L. Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. 2000. Probiotic bacteria as
biological control agents in aquaculture. Microbial Mol Biol rev 64:655671.
Widanarni, Elly, Soelistyowati DT, Suwanto A. 2008a. Pemberian bakteri
probiotik Vibrio SKT-b pada larva udang windu Penaeus monodon melalui
pengkayaan Artemia. Jurnal Akuakultur Indonesia 7:129-137.
Widanarni, Tepu I, Sukenda, Setiawati M. 2009. Seleksi bakteri probiotik

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai