Disusun Oleh :
LAELATUN NADIFAH
0310057912
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah, selain berpotensi pada sektor pertanian, perkebunan, pariwisata, dan
pertambangan indonesia juga berpotensi dalam sektor perikanan. Pada sektor
perikanan, selain berpotensi pada perekonomian hasil tangkapan ikan dilaut,
perikanan juga memiliki peluang yang besar dalam kegiatan budidaya perairan
yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Budidaya peairan adalah usaha memproduksi biota untuk meningkatkan
mutu baik mutu kualitas ataupun kuantitasnya sehingga mendapatkan keuntungan
dan dapat dijadikan sebagai kegiatan bisnis. Budidaya ikan yang saai ini banyak
diminati oleh para pembudidaya ikan adalah salah satunya budidaya ikan lele
masamo.
Kegiatan
budidaya
lele
masamo
merupakan
kegiatan
yang
lingkungan, melainkan dapat pula meningkatkan nilai nutrisi pakan dan laju
penyerapan nutrien sehingga memungkinkan lele mencapai pertumbuhan yang
maksimum. Aplikasi bakteri probiotik dalam perbaikan nutrisi pakan dapat
dilakukan baik melalui pengkayaan pakan alami (Rengpipat et al., 1998a;
Widanarni et al., 2008a) maupun pakan buatan (Rengpipat et al., 1998b;
Rengpipat et al., 2000).
Penambahan Probiotik pada pakan ikan akan mencegah terjadinya gangguan
pada sistem pencernaan pada ikan dan mengefisienkan kuaitas perairan sehingga
kolam yang diberi perlakuan dengan penambahan probiotik dimungkinkan
memliki laju pertumbuhan yang cepat dan memiliki kualitas perairan yang sesuai
karena keberadaan bakteri menguntungkan akan menekan pertumbuhan bakteri
merugikan sehingga keberadaan bakteri merugikan akan berkurang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan sesebarap hal sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan probiotik ?
2. Bagaimana peran probiotik pada ikan lele masamo ?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan probiotik
2. Mengetahui peran probiotik pada ikan lele masamo
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Biologi Lele Masamo
2.1.1. Klasifikasi Ikan Lele Masamo (Clarias gariepinus)
: Animalia
Sub-kingdom
: Metazoa
Phyllum
: Chordata
Sub-phyllum
: Vertebrata
Klas
: Pisces
Sub-klas
: Teleostei
Ordo
: Ostariophysi
Sub-ordo
: Siluroidea
Familia
: Clariidae
Genus
: Clarias
Menurut Najiati (1992) bentuk ikan lele yaitu bagian depan badannya
terdapat penampang melintang yang membulat, sedang bagian tengah dan
belakang berbentuk pipih. Kepalanya gepeng melonjong, sangat kaku, tersusun
atas tulang tengkorak (di atas dan di sisi) membentuk pelindung kepala. Kulit
diselimuti oleh lendir yang sangat licin dan mempunyai warna badan hitam pekat.
Ikan Lele Masamo memiliki empat pasang sungut yang berfungsi untuk
mendeteksi mangsa dan sebagai alat bantu renang, ikan lele memiliki tiga buah
sirip tunggal yaitu sirip punggung, sirip ekor, sirip dubur. Ikan Lele Masamo juga
memiliki sirip berpasangan yaitu sirip dada dan sirip perut. Sirip dada dilengkapi
dengan sirip yang keras dan runcing yang disebut dengan patil. Patil ini berguna
sebagai senjata dan alat bantu untuk bergerak .
2.1.3. Habitat dan Penyebaran
Mahyuddin (2010) menyatakan bahwa Ikan lele banyak ditemukan di Benua
Afrika dan Asia Tenggara. Komoditas perikanan ini terdapat di perairan umum
yang berair tawar. Penyebaran lele di Asia, yaitu negara Indonesia, Thailand,
Filipina, dan Cina. Ikan lele di beberapa negara, khususnya di Asia telah
mengatasi
kendala
tersebut,
perlunya
penerapak
teknologi
penambahan probiotik pada pakan ikan lele masamo. Menurut Verschuere et al.
(2000), probiotik adalah agen mikroba hidup yang mampu memberikan
keuntungan bagi inang dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi
dengan inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan
respon inang terhadap penyakit, dan memperbaiki kualitas lingkungan
ambangnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka aplikasi probiotik tidak hanya
berfungsi sebagai agen biokontrol untuk mengurangi serangan penyakit atau
bioremediasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan, melainkan dapat pula
meningkatkan nilai nutrisi pakan dan laju penyerapan nutrien sehingga
memungkinkan lele mencapai pertumbuhan yang maksimum. Aplikasi bakteri
probiotik dalam perbaikan nutrisi pakan dapat dilakukan baik melalui pengkayaan
pakan alami (Rengpipat et al., 1998a; Widanarni et al., 2008a) maupun pakan
buatan (Rengpipat et al., 1998b; Rengpipat et al., 2000).
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup sejenis maupun campuran atau
produk fermentasi mikrobiologi, yang dimasukkan ke dalam pakan sebagai
makanan tambahan (feed supplement), dengan tujuan dapat meningkatkan
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum bioteknologi dilakukan pada April 2015 di Laboratorium Air
Tawar dan Payau Slamaran Fakultas Perikanan, Uiversitas Pekalongan untuk
pembuatan probiotik dan pengaplikasian pada ikan Lele masamo. Sedangkan
praktikum pengamatan bakteri yang terkandung pada probiotik dilakukan pada
hari jumat 12 Juni 2015 di UPT. Laboratorium gedung D lantai 3 kampus
Universitas Pekalongan.
3.2. Metode Praktikum
3.2.1 Pembuatan Probiotik
1. Sebelum praktikum dimulai, hal yang perlu dipersiapkan adalah melakukan
persiapan bahan dan alat yang akan digunakan dalam praktikum.
Bahan dan alat tersebut ialah :
a. Bahan : Limbah tempe 1000 cc, EM4 50 cc, molase 250 cc, ragi tempe 1
sendok, air bersih 500 cc, dan dedak 250 gram.
b. Alat : Ember, aerator, selang aerasi, batu aerasi, pengaduk, dan gelas ukur.
2. Masukkan limbah tempe pada air bersih yang berada pada ember, kemudian
tambahkan molase, dedak, EM4 dan ragi tempe. Aduk hingga rata.
3. Aplikasikan aerasi pada ember dan tutup ember menggunakan tutup ember
mengingat bakteri yang digunakan adalah jenis bakteri aerob.
4. Biarkan selama 3 hari.
3.2.2 Pengaplikasian pada ikan lele masamo
1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Bersihkan akuarium dengan cara dicuci bersih.
3. Isi akuarium dengan air bersih, alikasikan aerasi. diamkan selama kurang lebih
24 jam.
4. Timbang bobot benih dan ukur pajang tubuh benih.
5. Masukkan ke akuarium dan adabtasikan benih lele pada akuarium.
6. Timbang pakan yang diberikan tiap harinya dengan 3% pakan dari biomassa
ikan.
7. Pada hari berikutnya, berikan pakan ikan pada ikan lele :
Ambil pakan yang telah ditimbang, tambahkan 5 cc probiotik. Diamkan selama
5 menit smpai air probiotik meresap sempurna. Angkat pakan dan anginanginkan selama 5 menit. Masukkan pakan pada akuarium.
Pakan diberikan 2 kali sehari dengan masa pengamatan 1 minggu.
3.2.3 Pengamatan Bakteri pada Probiotik
1. Siapkan alat dan bahan seperti probiotik, akuades, tabung reaksi, gelas ukur,
media agar, api bunsen, kertas saring, corong, pipet tetes, jarum ose, preparet,
cawan petri, dan beaker glass.
2. Saring probiotik dengan kertas saring dan masukkan pada gelas ukur.
3. Ambil akuades dan probiotik masukkan pada tabung reaksi dan beri label :
Tabel 1
: akuades 9 ml + 1 ml probiotik.
Tabel 2
: akuades 8 ml + 2 ml probiotik.
Tabel 3
: akuades 7 ml + 3 ml probiotik.
Tabel 4
: akuades 6ml + 4 ml probiotik.
Tabel 5
: akuades 5 ml + 5 ml probiotik.
4. Ambil preparet dan cover glass, ambil 1 tetes tabung uji I pada preparat dan
tutup dengan cover glass. Letakkan pada meja pengamatan mikroskop. Amati
gambar bakteri.
5. Lakukan pengulangan pada tabung II, III, IV, dan V.
6. Pada tabung I dan V dilakukan pengamatan jumlah bakteri dengan api bunsen
untuk perbandingan bakteri.
7. Bakar jarum ose untuk mensterilkan dari bakteri lain selain sampel, masukkan
pada tabung sampel.
8. Oleskan pada media agar sebagai media tumbuh bakteri.
9. Catat hasil pengamatan.
3.3. Hipotesis
Ho : Penambahan probiotik pada pakan ikan diduga tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan ikan lele masamo.
Hi : Penambahan probiotik pada pakan ikan diduga berpengaruh pada
pertumbuhan ikan lele masamo.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil pembuatan probiotik dari kelompok B dengan menggunakan limbah
kedelai menghasilkan probiotik berwarna coklat dan berbau khas probiotik.
Probiotik difermentasi selama 3 hari dari hari pembuatan probiotik dan penutupan
wadah probiotik dengan penambahan aerasi untuk suplai oksigen.
Hasil pada pegamatan aplikasi probiotik pada benih ikan adalah ikan lele
yang berjumlah 10 ekor mengalami kematian yang dikemungkinkan karena faktor
lingkungan yang mempengaruhi kualitas air (suhu ekstrim) sehingga terjadinya
fluktuasi suhu yang menyebabkan ikan stress dan mati.
Pada pengamatan bakteri melalui mikroskop, hampir semua sampel tabel
tabung reaksi yang berisikan sampel memiliki kandungan bakteri yang berentuk
batang. Bakteri pada probiotik tersebut dari kelompok bakteri Lactobacillus sp.
dan Baccilus sp.
4.2. Pembahasan
Probiotik adalah agen mikroba hidup yang mampu memberikan keuntungan
bagi inang dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan
inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan respon
inang terhadap penyakit, dan memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya.
probiotik tidak hanya berfungsi sebagai agen biokontrol untuk mengurangi
serangan penyakit atau bioremediasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan,
melainkan dapat pula meningkatkan nilai nutrisi pakan dan laju penyerapan
nutrien sehingga memungkinkan lele mencapai pertumbuhan yang maksimum.
Aplikasi bakteri probiotik dalam perbaikan nutrisi pakan dapat dilakukan baik
melalui pengkayaan pakan alami.
Probiotik merupakan mikroorganisme hidup sejenis maupun campuran atau
produk fermentasi mikrobiologi, yang dimasukkan ke dalam pakan sebagai
makanan tambahan (feed supplement), dengan tujuan dapat meningkatkan
pertumbuhan lele serta mampu mengatur / memelihara keseimbangan kondisi
mikroflora (mikroorganisme dalam tubuh) serta mengurangi bakteri pathogen
penyebab penyakit di dalam tubuh (usus umumnya) serta memperbaiki kualitas air
buangan.
Dengan pemberian probiotik, bakteri positif pada sistem pencernaan ikan
lele akan menekan pertumbuhan bakteri negatif karen persaingan hidup dan ruang
sehingga keberadaan bakteri negatif berkurang sehingga sistem pencernaan pada
ikan lele tidak terganggu. Lancarnya sistem pencernaan menyebabkan ikan mudah
menyerap sari makanan yang dikonsumsi dan berakibat pada pertumbuhan ikan
cepat. Selain itu, bakteripada probiotik yang diberikan pada perairan akan
menguraikan nitrogen pada kolam menjadi energi yang kemudian akan
dimanfaatkan sebagai sumber pakan alami alternatif ikan sehingga menghemat
biaya pakan.
Pengaruh lingkungan yang ekstrim seperti fluktuasi suhu yang meningkat
tajam akan mempengaruhi proses metabolisme ikan mengingat setiap suhu naik
10oC maka proses metabolisme ikan akan meningkat 2x lipat. Ketika suhu tidak
sesuai dengan habitat asli ikan, ikan akan banyak mengeluarkan energi untuk
bertahan hidup. Sehingga energi yang didapat dari konsumsi pakan lebih banyak
digunakan untuk energi pertahanan tinggi. Banyaknya aktivitas metabolisme yang
dilakukan makan energi yang dikeluarkan bertambaha sehingga ikan mengalami
stress dan menyebabkan kematian pada ikan sekalipun telah diaplikasikan
probiotik.
BAB V
PENUTUP
4.1. Simpulan
Probiotik adalah agen mikroba hidup yang mampu memberikan keuntungan
bagi inang dengan memodifikasi komunitas mikroba atau berasosiasi dengan
inang, memperbaiki nilai nutrisi dan pemanfaatan pakan, meningkatkan respon
inang terhadap penyakit, dan memperbaiki kualitas lingkungan ambangnya.
probiotik tidak hanya berfungsi sebagai agen biokontrol untuk mengurangi
serangan penyakit atau bioremediasi untuk memperbaiki kualitas lingkungan,
melainkan dapat pula meningkatkan nilai nutrisi pakan dan laju penyerapan
nutrien sehingga memungkinkan lele mencapai pertumbuhan yang maksimum.
Probiotik berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh ikan lele terhadap
serangan penyakit, mengurangi bakteri merugikan pada sistem pencernaan
sehingga tidak terganggunya dalam penyerapan sari makanan pada sistem
pencernaan untuk diubah menjadi energi dan pertumbuhan ikan. Probiotik juga
berperan dalm mengefisienkan kualitas perairan yang mengurai ammoniak dari
hasil sisa kotoran menjadi zat yang dapat dimanfaatkan sebagai energi dan
menghemat biaya pakan.
4.2. Saran
1. Dalam pengamatan pengaplikasian penambahan probotik pada pakan buatan
perlunya mengelola kualitas perairan yang intensif sehingga hasil pengamatan
dapat lebih optimal.
2. Perlunya kelengkapan peralatan untuk mempermudah mahasiswa dalam
mengaplikasikan dan memberi wawasan lebih mengenai probotik.
3. Sebaiknya mahasiswa diberi bekal berupa buku pedoman mengenai jenis dan
bentuk bakteri yang ada pada probitik sehingga mahasiswa dapat lebih paham
dalam penyerapan informasi baru mengenai teknologi probiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Mahyudin, K. 2010. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Micha, J.C., 1973. Etude Des Populations Piscicoles De l'Ubangui Et Tentative
De Selection etD'adaptation De Quelques Especes a L'etang De
Pisciculture. Centre Technique Forestiere Tropical,Nogent sur Marne, 100
pp.
Najiati, S. 1992. Memelihara Lele Dumbo di Kolam Taman. Penerbit Swadaya.
Jakarta.
Purnomo, A. 2004. Teknologi Probiotik Untuk Mengatasi Permasalahan Tambak
Udang dan Lingkungan Budidaya. Makalah disampaikan pada simposium
nasional Perkembangan Ilmu dan Inovasi Teknologi dalam Bidang
Akualuktur. Ssemarang.
Rengpipat S, Rukpratanporn S, Piyatitivorakul S, Menasaveta P. 1998a. Probiotics
in aquaculture: a case study of probiotics for larvae of black tiger shrimp
(Penaeus monodon). Di dalam: Flegel TW, editor. Advances in Shrimp
Biotechnology:177-181.
Rengpipat S, Rukpratanporn S, Piyatitivorakul S, Menasaveta P. 1998b. Effect of
probiotic bacterium on black tiger shrimp Penaeus monodon survival and
growth. Aquaculture 167:301-313.
Rengpipat S, Rukpratanporn S, Piyatitivorakul S, Menasaveta P. 2000. Immunity
enhancement in black tiger shrimp (Penaeus monodon) by a probiont
bacterium (Bacillus S11). Aquaculture 191:271-288.
Santoso, 1997. Teknik penyuntikan sperma pada ikan.
Verschuere L. Rombaut G, Sorgeloos P, Verstraete W. 2000. Probiotic bacteria as
biological control agents in aquaculture. Microbial Mol Biol rev 64:655671.
Widanarni, Elly, Soelistyowati DT, Suwanto A. 2008a. Pemberian bakteri
probiotik Vibrio SKT-b pada larva udang windu Penaeus monodon melalui
pengkayaan Artemia. Jurnal Akuakultur Indonesia 7:129-137.
Widanarni, Tepu I, Sukenda, Setiawati M. 2009. Seleksi bakteri probiotik
DOKUMENTASI