Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PETERNAKAN

“PROBIOTIK”

Oleh :

Nama : YUDA AL SARI

NIM : D1A020095

Kelas :D

Asisten : Ahmad Nasihin

LABORATORIUM ILMU DAN NUTISI MAKANAN TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO
2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Praktikum adalah kegiatan belajar yang berbentuk pengamatan terhadap


percobaan atau pengujian di laboratorium yang diikuti dengan analisis dan
penyimpulan terhadap hasil pengamatan tersebut. Berikut merupakan panduan
untuk mengikuti praktikum.
Probiotik diartikan sebagai suplemen pakan yang berisi mikrobia hidup
(direct feed microbials) baik bakteri , kapang dan khamir yang dapat
menguntungkan bagi inangnya dengan jalan memperbaiki keseimbangan
mikrobia dalam saluran pencernaan (Fuller, 1992).
Asinan kubis (Sauerkraut) dapat diartikan sebagai kubis asam dan secara
luas dikonsumsi di Eropa Tengah dan Selatan serta Amerika Serikat. Meskipun
berarti kubis asam namun dalam pembuatannya menggunakan garam sehingga
sering juga disebut asinan kubis. Dalam proses fermentasi asinan kubis, garam
akan menyebabkan cairan yang mengandung nutrisi dari sayuran kubis akan
keluar dan dapat dimanfaatkan oleh bakteri asam laktat. Selain itu garam juga
berperan menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk maupun patogen
(Enwa, 2014).
Kefir merupakan salah satu jenis susu fermentasi yang dibuat dengan
menggunakan starter granula kefir. Kefir memiliki kekentalan seprti krim serta
memiliki rasa asam dan beralkohol.
1.2 tujuan
a. membuat dan mengamati bakteri probiotik untuk pakan (asinan
kubis)
b. membuat dan mengamati bakteri probiotik untuk pangan (kefir).

1.3 Waktu dan tempat


Pelaksanaan praktikum sementara pada tanggal 19 maret
2021. Acara praktikum dan asistensi dilaksanakan pada google meet,
google classroom, dan whatsapp. Praktikan mengerjakan di rumah
masing- masing.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asinan Kubis
Sauerkraut dapat diartikan sebagai kubis asam dan secara luas dikonsumsi
di Eropa Tengah dan Selatan serta Amerika Serikat. Meskipun berarti kubis asam
namun dalam pembuatannya menggunakan garam sehingga sering juga disebut
asinan kubis. Dalam proses fermentasi asinan kubis, garam akan menyebabkan
cairan yang mengandung nutrisi dari sayuran kubis akan keluar dan dapat
dimanfaatkan oleh bakteri asam laktat. Selain itu garam juga berperan
menghambat pertumbuhan mikroba pembusuk maupun patogen (Enwa, 2014).
Lebih lanjut dinyatakan bahwa salah satu keuntungan dari sauerkraut
adalah bakteri asam laktat (BAL) yang terdapat di dalamnya. Pandey dan Garg
(2013), menyatakan bahwa sauerkraut merupakan salah satu makanan fermentasi
yang mempunyai daya cerna yang lebih baik dan biasanya dimakan bersama
makanan lain untuk meningkatkan selera.
Beberapa isolat BAL terlibat selama proses fermentasi sauerkraut seperti
Leuconostoc mesenteroides dan Lactobacillus plantarum. Selain itu ada beberapa
mikroba lain yang juga ikut berperan yaitu Micrococcus flavus, Bacillus subtilis dan
Pseudomonas sp (Pandey dan Garg, 2013). Breidt, et al. (2013) menyatakan
bahwa BAL yang berperan dalam pembuatan sauerkraut adalah Leuconostoc
mesenteroides, Lactobacillus brevis, dan Lactobacillus plantarum.

II.2 Kefir
Kefir merupakan salah satu jenis susu fermentasi yang dibuat dengan
menggunakan starter granula kefir. Kefir memiliki kekentalan seprti krim serta
memiliki rasa asam dan beralkohol.
Cara pembuataanya adalah dengan fermentasi susu segar dari sapi,
kambng, domba, dengan kultor kefir ( kefir grain yaitu koloni bakteri yang
bersimbiotik Bersama sama dengan unsur lain membentik jaringan padat) yang
terdiri dari bakteri asam laktat dan jenis yeast, antara lain streptococcus,
lactobacillus sp, dan jenis yeast yang memfermentasikan laktosa.
Bahan baku yang lazim digunakan dapam pembuatan kefir adalah susu
segar utuh (whole milk) atau susu skim. Pembuatan kefir dengan bahan susu skim
dimaksudkan agar kefir dihasilkan rendah lemak dan dapat dikonsumsi oleh
konsumen yang menghindari lemak.
III. MATERI DAN CARA KERJA
3.1 Materi
3.1.1 Asinan kubis
No. Alat Bahan
1. Toples dan tutupnya Kubis
2. Plastik laundry Garam grosok
3. Pisau dan teleman Air
4. saringan

3.1.2 kefir
No. Alat Bahan
1. Toples dan tutupnya Susu (200 ml)
2. Sendok Biji kefir (5% w/V)
3. saringan

III.2 cara kerja


3.2.1 Asinan Kubis

Kubis dipotong tipis- tipis sebanyak 500 g


Bahan dimasukan ke dalam toples

Tambahkan garam grosok sebanyak 5 %, lalu daduk rata

air dimasukan kedalam plastic laundry sebagai pembeban

Beban ditaruh diatas irisan kubis hingga permukaanya tertutup


rapat

Toples ditutup dengan tutupnya, kemudian disimpan 2 x 24 jam

Air yang diperolehbdigunakan sebagai probiotik dengan


populasi 106- 109 sel/ml

3.2.2 kefir

200 ml susu sapi/ susu kambing yang telah dipasteurisasi, kemudian


dituang kedalam toples
Biarkan sampai suhu turun mendekati suhu ruang.

Biji kefir ditambahkan kedalam susu dengan konsentrasi 5%,


kemudian diitutup rapat

Kefir diinkubasi pada suhu ruang selama 1 x 24 jam

Setelah diinkubasi selesai, susu kefir disaring untuk memisahkan biji


kefir dengan larutannya

Susu kefir siap diamati bau, kekentalan, warna, dan rasa secara
organoleptik/ sensori

DAFTAR PUSTAKA

Safitri M. F., Swarastuti A. (2011). Kualitas Kefir Berdasarkan Konsentrasi Kefir : Vol. 2 No. 2
– Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan
Sumarsih S, Sulistiyanto, sutrisno C.I., Rahayu E.S. (2012). Peran Probiotik Bakteri Asam
Laktat Terhadap Produktivitas Unggas. : Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol. 10 No. 1 –
Juni 2012

Yusmarini., Pato, U., Johan, V. S., Fitriani, S., ., R., & Zelviani, P. F. (2019). KARAKTERISTIK
ASINAN KUBIS YANG DIBUAT DENGAN PENAMBAHAN ISOLAT Lactobacillus plantarum
1. Jurnal Teknologi Pangan, 13(1).

Anda mungkin juga menyukai