Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PETERNAKAN

“ Bioaktivator ”

OLEH :

NAMA : ARIDHOFFA RAIZA FADHILA

NIM : D1A019187

KELOMPOK : 1B

ASISTEN : DENNI IRAWAN

LABORATORIUM ILMU NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2020
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioaktivator adalah mikroba yang mengaktifkan mikroba lain yang berada di
dalam tanah. Mikroorganisme efektif yang terkandung dalam bioaktivator meliputi
bakteri fotosintetik Lactobacillus sp, Streptomyces sp, Actinomycetes dan ragi (yeast).
Kondisi lingkungan awal harus sesuai agar mikroba tersebut mampu merombak bahan-
bahan organik menjadi molekul lebih kecil. Bioaktivator dapat dibuat dari macam-
macam bahan yang ada di lingkungan serta mudah didapat
Bahan-bahan utama bioaktivator adalah buah atau sayur-sayuran yang sudah
busuk atau sudah tidak baik untuk dimakan. Bioaktivator dicampurkan dengan bahan-
bahan tersebut sehingga bahan yang tidak terpakai tidak dibuang percuma, karena
berfungsi untuk dekomposisi pada tanah. Bioaktivator adalah pengaplikasian dari
teknologi fermentasi atau bioaktivator menggunakan prinsip fermentasi
Bahan utama yang biasa digunakan sebagai bioaktivator diantara lain dengan
memanfaatkan limbah dari buah buahan yang sudah tidak layak konsumsi seperti nanas,
jambu, belimbing, dan masih banyak yang lainnya. Terdapat bahan selain limbah buah
buahan yang dapat digunakan sebagai bioaktivator aitu adalah akar bambu yang biasa
disebut bioaktivator PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria). PGPR (Plant Growth
Promoting Rhizobacteria) merupakan bahan yang mengandung bakteri yang hidup
berkoloni di sekitar perakaran tanaman yang keberadaanya dapat menimbulkan
manfaat yang sangat baik untuk tanaman.

1.2 Tujuan
1. Praktikan dapat membuat bioaktivator dari limbah limbah buah-buahan dan akar.
2. Praktikan dapat mengamati pertumbuhan mikroba yang terdapat dalam
bioaktivator.
1.3 Waktu Pelaksanaan
Praktikum Mikrobiologi Peternakan acara“Teknologi Fermentasi” dilaksanakan
pada, 3 Juni 2020 pukul 14.30 sampai selesai secara daring.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Penambahan bioaktivator akan mempercepat proses pengomposan. Mikro Organisme
Lokal (MOL) dari Rumen sapi mengandung bakteri yang baik untuk mempercepat
pengomposan. Proses pengomposan dapat dipercepat dengan penambahan bioaktivator atau
mikroorganisme untuk mempersingkat waktu dan memperoleh kualitas kompos yang baik.
Bakteri yang terdapat pada bioaktivator mengeluarkan enzim yang dapat mengubah komponen
lignoselulotik terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin, yang bersifat polimer menjadi
monomer sehingga mudah diserap oleh tanaman (Yulianingrum dkk.2020).
Penambahan bioaktivator dapat meningkatkan jumlah populasi bakteri pada tumpukan
sampah sehingga proses dekomposisi bahan organik berjalan cepat dan panas yang dihasilkan
juga semakin tinggi. Bioaktivator dapat dibuat dengan cara mengumpulkan bahan berupa
sampah organic ke dalam bak decomposer. cairan bioaktvator disemprotkan hingga merata ke
seluruh sampah dan komposter ditutup rapat. Perbandingan pertama yaitu variasi waktu
terhadap volum bioaktivator yang ditambahkan, yaitu 11, 14 dan 17 hari dengan penambahan
jumlah bioaktivator yang tetap sebanyak 5 ml. (Mirwan., 2015).
Pada proses pengomposan bahan organik ditambahkan bioaktivator yang
mengandung mikroorganisme yang dapat mereduksi lignin, selulosa, protein, lipid, amilum,
dan mikrorganisme yang dapat memfiksasi nitrogen. Salah satu metode pengolahan limbah
organik, yaitu dengan metode pengomposan yang merupakan suatu metode untuk
mengonversikan bahan-bahan organik menjadi bahan yang sederhana, sehingga pengelolan
limbah organik berjalan secara efektif. Kecepatan laju proses pengomposanan tergantung
dari bahan-bahannya juga tergantung pada keberadan dan kemampuan mikroorganisme
yang ada pada sampah organik (Nurhidayah dan Ahsyam.2020).
Mikroba efektif atau yang dikenal sebagai bioaktivator adalah agen pengaktivasi
berupa jasad renik yang bekerja dalam proses perubahan fisiko-kimia bahan organik tersebut
menjadi molekul molekul berukuran lebih kecil. Bioaktivator merupakan larutan yang
mengandung berbagai macam mikroorganisme. Penggunaan bioaktivator dalam proses
pengomposan berfungsi untuk mempercepat degradasi bahan organik, sehingga diharapkan
mempercepat waktu terbentuknya kompos dengan kriteria yang diinginkan (Widiyaningrum
dan Deasy.2016.
III. MATERI DAN CARA KERJA
3.1 Materi
3.1.1 Bioaktivator Asal Buah – Buahan :
III.1.1.1Alat :
1. Botol Plastik
2. Saringan
3. Gelas Ukur
4. Corong Plastik
III.1.1.2Bahan :
1. Belimbing
2. Larutan gula jawa
3. Air kelapa
3.1.2 Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)
3.1.2.1 Alat :
1. Botol Plastik
2. Saringan
3. Corong Plastik
4. Gelas Ukur
5. Pipet dan Filler
3.1.2.2 Bahan :
1. Akar Bambu (5 - 10%)
2. Larutan Gula Jawa (5 - 10%)
3. Air Kelapa (1%)
4. Urea (1%)
5. Air Matang ± 40 o
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Bioaktivator Asal Buah – Buahan

Buah yang dipilih adalah buah yang bersifat asam dan tidak layak
konsumsi karena mengandalkan adanya BAL pada buah-buahan yang
dalam kondisi demikian.

Kupas dan peras buah tersebut Lalu disaring dan diambil airnya 100 ml
lalu ditampung di beker gelas.

Campurkan air perasan buah-buahan air gula dan air kelapa dengan
perbandingan 1 : 1 : 1.

Masukkan campuran air tersebut ke dalam botol lalu inkubasi selama 7 x


24 jam.

Gas akan muncul dari aktivitas mikroba dalam melakukan metabolisme


semakin hari gas yang dihasilkan akan semakin banyak.

Amati warna, aroma, gas, dan gelembung.


3.2.2 Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR)

Masukkan akarbambu ke dalam botol plastik sebanyak 5 sampai 10%


dari air.

Tambahkan urea sebanyak 1%, air kelapa 1%, dan larutan gula jawa 5 -
10% dari jumlah air yang dimasukkan ke dalam botol plastik.

Air matang ± 40oC dimasukkan ke dalam botol plastik sesuai kebutuhan


yaitu 300 ml.

Inkubasikan selama 7 x 24 jam.

Gas akan muncul dari aktivitas mikroba dalam melakukan metabolisme


semakin hari gas yang dihasilkan akan semakin.

Amati warna gas dan gelembung.


DAFTAR PUSTAKA

Ahsyam, W. (2020). Pemanfaatan Campuran Feses Ternak Sebagai Bioaktivator


Pengomposan Limbah Organik. Jurnal Sanitasi dan Lingkungan, 1(1), 23- 27.

Deasy, A.,& Widiyaningrum,P. (2016). Penggunaan Em4 Dan Mol Limbah Tomat Sebagai
Bioaktivator Pada Pembuatan Kompos. Jurnal life science. 5(1). 18-24.

Yulianingrum, H., Sophiawati, T., & Wahyuni, S. (2020). Dosis Penggunaan Mikro
Organisme Lokal (MOL) Rumen Sapi untuk Pengomposan. Prosiding Seminar
Nasional Kesiapan Sumber Daya Pertanian dan Inovasi Spesifik Lokasi Memasuki
Era Industri 4.0.114-120

Anda mungkin juga menyukai